Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR MANUSIA DENGAN GANGGUAN

KEBUTUHAN NUTRISI PADA “NY.M” DI RSUD SITI FATIMAH PROVINSI


SUMATERA SELATAN

DISUSUN OLEH:

1. GUSTRIA SALSABILA 8. ABEL LILESTA


2. ANGGI AMELIANI 9.AGUSTIN V.R SIANTURI
3. AISYAH NOFITRI 10. ANDINI AZAHRA
4. ANDINI RAHMAH 11. ANGELLYNA
5. FUJA LAURA 12. FANI CHIKA
6.ADHA ALDHICA .W 13. ENGGA PUTRI
7. FEDZEL ALBAROKAH 14. EFIS DANIATI

DOSEN PEMBIMBING :

SUSANTI S.ST,. M.Kep

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMIK KEPERAWATAN KESDAM II/SRIWIJAYA TAHUN
AKADEMIK 2021/2022

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Klinik Keperawatan Dasar di RSUD Siti Fatimah Az-Zahra


Palembang” disusun oleh Saniyyah Mei Sanyana NIM. 01.21.0099 telah
diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Palembang, Agustus 2022


Mengetahui,
Pembimbing Institusi

Susanti, S.St. M.Kep

DAFTAR ISI

2
COVER……………………...…………………………………….................1
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................

..3
BAB I
A. Latar Belakang...................................................................................4
B. Tujuan Penulisan..........................................................................4
C. Manfaat.........................................................................................5
D, Tempat dan waktu........................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................
I. Konsep Gangguan Kebutuhan Nutrisi
A. Pengertian...................................................................................6
B. Anatomi Fisiologi..........................................................................6
C. Etiologi.......................................................................................11
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi...........................................12
E. Patifisiologi.................................................................................13
F. Manifestasi Klinis.......................................................................13
G. Pemeriksaan Diagnostik............................................................14
H. Penatalaksanaan.......................................................................14
II. Konsep Asuhan Keperawatan ......................................................15
A. Pengkajian ...........................................................................15
B. Diagnosa ..............................................................................15
C. Intervensi .............................................................................17
D. Implementasi .......................................................................20
E. Evaluasi................................................................................20

BAB III TINJAUAN KASUS .....................................................................21


A. Anamnesa…….………………………………...……...............21
B. Riwayat Kesehatan..............................................................21
C. Riwayat Keperawatan Klien……………....……… .........….. 22
D. Riwayat Psikososial…………………....………....…..............25
E. Pemeriksaan Fisik……………………………....… .......…....25
F. Pemeriksaan Penunjang…………………....……….......…...27
Analisa Data………………………………....…………...........28
G. Intervensi Keperawatan…………………....………...............29
H. Implementasi Keperawatan.....................................,...........30
BAB III ……………………………………........……....…………….............32
A. Kesimpulan.........................................................................32
B. Saran..................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................33

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh,
pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim,
pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Metabolisme
merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses
metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun) dan
katabolisme (pemecah).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan
metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Secara umm faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah
faktor fisiologis untu kebutuhan metabolisme bassal, faktor
patologis seperti adanya penyakit tertentu yang menganggu
pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosio-
ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini sebagai pembelajaran tentang
bagaimana proses oksigenasi dan asuhan keperawatan demi
terciptanya perawat yang sesuai dengan dasar-dasar tugas
sebagai seorang perawat.
a) Tujuan Umum
Penulis mampu memberikan asuhan keperawatan
sekaligus mengamati dan mendapatkan pengalaman yang
nyata pada klien “Ny.M” dengan mual muntah di RSUD Siti
Fatimah
b) Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan keperawatan dengan gang-
guan kebutuhan oksigenasi, penulis mampu :
1. Memahami tentang konsep dasar kebutuhan manusia
dengan kebutuhan gangguan oksigenasi klien Ny.M
dengan mual muntah di RSUD.
2. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada klien
Ny.M Dengan musl muntah di RSUD siti Fatimah.
3. Merumuskan diangnosa keperawatan pada klien Ny.M
dengan mual muntah di RSUD siti Fatimah .
4. Menyusun intervensi keperawatan pada klien Ny. M
dengan mual muntah di RSUD siti Fatimah.
5. Melaksanakan implementasi keperawatan pada klien
Ny. M dengan mual muntah di RSUD siti Fatimah.

4
6. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada Ny.M
dengan mual muntah di RSUD siti Fatimah.

C. Manfaat
a) Manfaat bagi rumah sakit
Memberikan masukaan bagi tim kesehatan di RSUD dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
kebutuhan nutrisi.

b) Bagi institusi pendidikan


Sebagai penyambung ilmu asuhan keperawatan klien
dengan mual muntah sehingga dapat menambah referensi dan
acuan dalam memahami asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan kebutuhan nutrisi.

D. Tempat dan waktu


Melakukan praktik klinik keperawatan dasar Di RSUD SITI
FATIMAH PROVINSI SUMATERA SELATAN di mulai dari rabu 13 Juli
sampai dengan 06 Agustus 2022.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Gangguan Kebutuhan Nutrisi


a. Definisi
Nutrisi adalah zat kimia organik yang ditemukan dalam makanan
dan diperoleh untuk pengguanaan fungsi tubuh. (Alfiansyah, 2016).
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat
makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan
digunakan dalam aktivitas tubuh. Istilah lain dari nutrisi dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang makanan. Fungsi utama nutrisi adalah
memberi energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur tubuh dan
jaringan, membentuk struktur kerangka dan jaringantubuh, serta
mengatur fungsi dan berbagai proses kimi di dalam tubuh. Masalah
nutrisi rat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. (Tarwoto & Wartonah,
2015).

b. Anatomi Fisiologi
Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan
dan mempersiapkannya untuk diasimilasi tubuh. Saluran pencernaan

6
terdiri atas bagian-bagian berikut:
1. Mulut

Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan


dan terdiri atas dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu
ruang di antara gusi, bibir, pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga
mulut. Di dalam mulut, makanan mengalami proses mekanis
melalui pengunyahan yang akan membuat makanan dapat hancur
sampai merata, dibantu oleh enzim amylase yang akan memecah
amilium yang terkandung dalam makanan menjadi maltose.
Proses mengunyah ini merupakan kegiatan
terkoordinasi antara lidah, gigi, dan otot-otot mengunyah. Di
dalam mulut, juga terdapat kelenjar saliva yang menghasilkan
saliva untuk proses pencernaan dengan cara mencerna hidrat
arang, khususnya amylase, melicinkan bolus sehingga mudah
ditelan, menetralkan, serta mengecerkan bolus.
Kelenjar tersebut terdiri atas: kelenjar parotis,
merupakan kelenjar penghasil saliva terbesar yang terletak di
sebelah kiri dan kanan bagian depan agak ke bawah; kelenjar
submandibularis, merupakan penghasil saliva nomer dua setelah
kelenjar parotis, terletak dibawah sisi tulang rahang; dan kelenjar
sublingualis, penghasil saliva terkecil, letaknya di bawah lidah.
Dalam proses sekresi, saliva dipengaruhi oleh beberapa
factor, di antaranya factor mekanis (seperti adanya benda bolus
dalam mulut), factor psikis (seperti bila mencium atau mengingat
makanan yang enak), dan factor kimiawi (seperti bila makanan
terasa asam atau asin).

7
2. Faring

Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang


terletak di belakang hidung, mulut, dan laring. Faring terbentuk
kerucut dengan bagian terlebar di bagian atas hingga vertebra
servikal keenam. Faring langsung berhubungan dengan
esophagus, sebuah tabung yang memiliki otot dengan panjang
kurang lebih 20-25 cm dan terletak di belakang trakea, di depan
tulang punggung, kemudian masuk melalui toraks menembus
diafragma yang berhubungan langsung dengan abdomen serta
menyambung dengan lambung.
Esophagus merupakan bagian yang berfungsi
menghantarkan makanan dari faring menuju lambung. Esophagus
berbentuk seperti silinder yang berongga dengan panjang kurang
lebih 2 cm dengan kedua ujungnya dilindungi oleh sfingter. Dalam
keadaan normal, sfingter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila
ada makanan masuk ke dalam lambung. Keadaan ini bertujuan
untuk mencegah gerakan balik sisi ke porgan bagian atas, yaitu
esophagus. Proses penghantaran makanan dilakukan dengan
cara peristaltic, yaitu lingkaran serabut otot di depan makanan
mengendor dan yang di belakang makanan berkontraksi.

8
3. Lambung

Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang


etrdiri atas bagian atas (disebut fundus), bagian utama dan
bagian bawah berbentuk horizontal (antrum pilorik). Lambung
berhubungan dengan esophagus melalui orifisium atau kardia dan
dengan duodenum melalui orifisium pilorik. Lambung terletak di
bawah diafragma dan di depan pancreas, sedangkan limpa
menempel pada sebelah kiri fundus.
Lambung memiliki fungsi, yaitu fungsi motoris serta
fungsi sekresi dan pencernaan. Fungsi motoris lambung adalah
sebagai reservoir untuk menampung makanan sampai dengan
sedikit demi sedikit dan sebagai pencampur adalah memecah
makanan menjadi partikel-partikel kecil yang dapat bercampur
dengan asam lambung. Fungsi sekresi dan pencernaan adalah
mensekresi pepsin dan HCI yang akan memecah protein menjadi
pepton, amylase memecah amilium menjadi maltose. Lipase
memecah lemak menjadi asam lemak, dan gliserol membentuk
B12 yaitu di ileum, dan mensekresi mucus yang bersifat protektif.
Makanan berada pada lambung selama 2-6 jam, kemudian
bercampur dengan getah lambung (cairan asam bening tak
berwarna) yang mengandung 0.4 % HCl untuk mengasamkan
semua makanan serta bekerja sebagai antiseptic dan
desinfektan. Dalam getah lambung terdapat beberapa enzim
diantaranya pepsin, dihasilkan oleh pepsinogen serta berfungsi
mengubah makanan menjadi bahan yang lebih mudah larut.

9
Berfungsi membekukan susu atau membentuk kasein kasinogen
yang dapat larut.

4. Usus halus

Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang


kurang lebih 2,5 m dalam keadaan hidup. Kemudian akan
bertambah panjang menjadi kurang lebih 6m pada orang yang
telah meninggal, akibatnya adanya relaksasi otot yang telah
kehilangan tonusnya. Usus halus terletak di daerah umbilicus dan
dikelilingi oleh usus besar yang memanjang dari lambung hingga
katup ileo kolika.
Usus halus terdiri atas 3 bagian, duodenum dengan panjang
kurang lebih 25 cm, jejunum dengan panjang kurang lebih 2m dan
illeum dengan panjang kurang lebih 1m atau 3/5 akhir dari usus.
Lapisan dinding dalam usus halus mengandung berjuta-juta vili
kira-kira sebanyak 4,5 juta, yang membentuk mukosa menyerupai
beludru. Pada permukaan setiap villi terdapat tonjolan yang
menyerupai jari-jari, yang disebut mikrovili. Villi bersama-sama
dengan mikrovilli dan valvula kaniventes menambah luasnya
permukaan sekresi dan absorpsi serta menghalangi agar isinya
tidak terlalu cepat berjalan sehingga absorpsi lebih banyak terjadi.
Pada dinding usus halus, khususnya mukosa, terdapat
beberapa nodula jaringan limpe yang disebut kelenjar soliter,
berfungsi sebagai perlindungan terhadap infeksi. Di dalam ileum,
nodula ini membentuk tumpukan kelenjar yang terdiri atas 20-30
kelenjar soliter.
Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan
mengabsorpsi di dalam usus halus, yaitu pada duodenum, dan di
sini terjadi absorpsi besi, kalsium dengan bantuan vitamin B,
vitamin A,D,E, dan K dengan bantuan empedu dan asam folat.

10
5. Usus besar

Usus besar atau juga disebut sebagai kolon, merupakan


sambungan dari usus halus yang dimulai dari katup ileokolik atau
ileosaekal yang merupakan tempat lewatnya makanan. Usus
besar memiliki panjang kurang lebih 1,5 m. kolon terbagi atas
asenden, transversum, desende, sigmoid, dan berakhir di rectum
yang panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar. Dimulai dari
kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal. Tempat kolon
asenden membentuk belokan tajam di abdomen atas bagian
kanan disebut fleksura hepatis, sedang tempat kolon transversum
membentuk belokan tajam di abdomen atau bagian kiri disebut
fleksura lienalis.
Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi air
(kurang lebih 90%), elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa.
Kapasitas absorpsi air kurang lebih 5000cc/hari. Flora yang
terdapat dalam usus besar berfungsi untuk menyintesis vitamin K
dan B serta memungkinkan pembusukan sisa-sisa makanan.

c. Etiologi
Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya gangguan pada
kebutuhan nutrisi, antara lain.
a. Intake nutrisi
b. Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
c. Gangguan menelan dan sakit gigi
d. Anoreksia
e. Nausea dan vomiter (mual dan muntah)
f. Obstruksi saluran cerna
g. Diabetes Mellitus (DM)
h. Malabsorbsi nutrien

11
i. Stres dan depresi
j. Kanker
k. Pertumbuhan
l. Gaya hidup dan kebiasaan
m.Kebudayaan dan kepercayaan, seperti orang asia yang lebih
memilih padi sebagai makanan pokok.
n. Sumber ekonomi
o. Kelemahan fisik, seperti atritis (kelainan pada sendi)
p. Tinggal sendiri, karena seseorang yang hidup sendirian sering
tidak peduli pada makanan apa saja yang sehat dan
bergizi untuk dimasak dan dimakan

d. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi


Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi, antara
lain:
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan
bergizi dapat mempengaruhi pola konsusmsi makan. Hal
tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga
dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
b. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa
bertambah dengan cepat hal ini sehubungan dengan factor
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia
tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.
c. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar
di bandingkan dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR
1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.
d. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas
permukaan tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka
semakin besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan
metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status
gizi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan
pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat
dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mampu
mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan
masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
f. Status kesehatan

12
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat .
Anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau
karena efek samping obat.
g. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang
dan persepsi individu tentang diet merupakan pengaruh yang
kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi
banyak orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan
daging menyimbulkan kekuatan).

e. Patofisiologi
Kondisi fisiologis yang mempengaruhi status nutrisi
termasuk tingkat aktivitas, keadaan penyakit, kemampuan daya
beli dan menyiapkan makanan serta prosedur dan pengobatan
yang dilakukan. Bergantung pada tingkat aktivitas, maka nutrisi
dan kilokalori diperlukan untuk meningkatkan, sehingga tingkat
aktivitas akan meningkat atau menurun. Sementara, status
penyakit dan prosedur atau pengobatan yang dilakukan
mempunyai dampak pada asupan makanan, pencernaan,
absorbsi, metabolisme dan ekskresi.
Beberapa kondisi fisiologis dapat menyebabkan menurunnya
zat makanan tertentu, dan suatu saat akan meningkat. Penyakit
ginjal dapat menurunkan kebutuhan protein oleh karena protein
di ekskresi oleh ginjal. Penyakit-penyakit fisik biasanya
meningkatkan kebutuhan zat makanan. Biasanya terjadi pada
penyakit-penyakit saluran cerna.
Gangguan fisik dapat terjadi di sepanjang saluran
pencernaan yang menyebabkan menurunnya asupan nutrisi.
Gangguan absrobsi, gangguan tranportasi, atau penggunaan
yang tidak sepantasnya. Luka pada mulut dapat menyebabkan
menurunnya asupan nutrisi akibat nyeri saat makan. Diare
dapat menurunkan absorbsi nutrisi karena didorong lebih
cepat. Terhadap penyakit pada kandung empedu, di mana
kandung empedu tidak berfungsi secara wajar, empedu yang
berfungsi untuk mencerna lemak menjadi tidak efektif.

f. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala :
1. Gigi tidak lengkap dan ompong
2. Nafsu makan menurun
3. Lesu
4. Tidak semangat

13
5. Bb berkurang/ lebih dari normal
6. Perut terasa kembung
7. Sulit menelan
8. Mual muntah
9. Berkurangnya indar apengecapan mengakibatkan
penurunan terhadap rasa manis, asin, pedas,asam dan pahit
10. Oesepagus kerongkonagna mengalami pelebaran
11. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun
12. Gerakan usus menurun/gerak vanistaltic lemah dan
biasanya menimbulkan konstitasi.

g. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik adalah pemeriksaan yang biasa
dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan nutrisi adalah
sebagai berikut
1. Kadar Total Limfosit
2. Di Bumin Serum
3. Zat besi
4. Trasfesin Serum
5. Kreasimin
6. Hemoglobin
7. Hematokisit
8. Keseimbangan Nitrogen
9. Tes Antigen Kulit
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan
risiko status nutrisi buruk meliputi penurunan hemogloblin dan
nenutoksit. Penurunan nilai limfosit penurunan albumen serum
<3.5 gr/dg dan peningkatan/penurunan kadar kolesterol
(Mubarak, 2008)

h. Penatalaksanaan
a. menstimulasi nafsu makan
1) berikan makanan yang sudah dikenal yang memang
disukai klien yng disesuaikan dengan kondisi klien.
2) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menyenangkan atau tidak
menurunkan nafsu makan klien yang anoreksik
3) Hindari terapi yang tdia menyenangkan atau tidak nyaman
sesaat sebelum atau setelah makan
4) Berikam lnkungan rapi dan bersih yang bebas dari
pengelihatan dan bau yang tidak enak.balutan kotor,pispot
yang telah dipakai, set irigasi yang tidak tertutup atau

14
bahkan piring yang sudah dipakai dapat memberikan
pengaruh negative pada nafsu makan .
5) Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan
sebelum waktu makan:istirahat bila mengalami keletihan.
6) Kurangi stress psikologo
7) Berikan oral hygien sebelum makan
a) Membamtu klien makan
b) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai
dengan kondisi (kozier.2011,hlm 782-783)
b. Nutrisi internal
Metode pemberian makanan alternatif untuk
memastikan kelengkapan nutrisi . meliputi metode enteral juga
di sebut sebagai nutrisi enteral total di berikan apabila klien
mengalami gangguan pada saluran pencernaan dari stanspor
makanan ke usu halus .
c. Nutrisi parental
Nutrisi parental juga di sebut juga sebagai nutrisi ( TPN )
atau hiperlarimentasi intra vena . jika saluran gastroinstentinal
tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam fungsuhnya
atau karena kemampuan penyerapannya terganggu . nutrisi
parental di berikan secara intra vena seperti melalui kateter
vena , sentral vena .
( kozier 2011 )

2. Konsep Dasar Keperawatan Teori


A. Pengkajian
a. Aktivitas / istrirahat
b. Identitas pasien
c. Keluhan pasien / keluhan utama
d. Riwyat kesehatan
e. Pola kongniktif , persepsi
f. Pola eliminasi
g. Pengkajian fungsional gordon
h. Pemeriksaan fisik
i. Pem penunjang

B. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit Nutrisi
 Definisi : Asuhan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme.

15
 Penyebab :
1. Kurangnya asupan makanan
2. Ketidakmampuan menelan makanan
3. Ketidakmampuan mencerna makanan
4. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
5. Peningkatan kebutuhan metabolisme
6. Faktor ekonomi (mis. Finansial tidak mencukupi)
7. Faktor psikologis

Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Berat badan menurun minimal 10% di
bawah rentang ideal

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif
1. Cepat kenyang setelah makan 1. Bising usus hiperaktif
2. Kram/nyeri abdomen 2. Otot pengunyah
lemah
3. Nafsu makan menurun 3. Otot menelan lemah
4. Membran mukosa pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok berlebihan
8. Diare

b. Disfungsi Motilitas Gastrointestinal


 Definisi : Peningkatan, penurunan, tidak efektif, atau
kurangnya aktivitas peristalitik gastrointestinal.

 Penyebab :
1. Asupan enteral
2. Intoleransi makanan
3. Imbilitas
4. Makanan kontaminan
5. Malnutrisi
6. Pembedahan
7. Efek agen farmatologi (mis. Narkotik,/opiat, antibiotik,
laksatif, anastesia)
8. Proses penuaan

16
9. Kecemasan

Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif objektif
1. Mengugkapkan flatus 1. Suara peritaltik berubah
2. Nyeri/kram abdomen (tidak ada,hipoaktif, atau
hiperaktif)

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif objektif

1. Merasa mual 1. Residu


lambung
meningkat/menurun
2. Muntah
3. Regurgitasi
4. Pengosongan
lambung cepat
5. Distensi abdomen
6. Diare
7. Feses kering dan
sulit keluar
8. Feses keluar

C. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Luaran
NO Intervensi keperwatan
keperwatan keperawatan

1 Defisit Nutrisi Setelah Manajemen Nutrsi


melakukanintervensi Observasi
keperawatan selama 1. Identifikasi status
3x 24 jam,maka nutrisi
diharapkan status 2. Identifikasi alergi
nutrisi membaik, dan inoleransi
dengan kriteria 3. Identifikasi
hasil : makanan yang
1. Porsi disukai
makanan 4. Identifikasi
yang kebutuhan kalori
dihabiskan dan jenis nutrien
2. Berat badan 5. Identifikasi
3. Indeks massa perlunya
tubuh (IMT) penggunaan

17
selang nasogastrik
6. Monitor asupan
makanan
7. Monitor berat
badan
8. Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
1. Lakukan oral
hygiene sebelum
makan, jika perlu
2. Fasilitas
menentukan
pedoman diet (mis.
Piramida
makanan)
3. Sajikan makanan
secara menarik
dan suhu yang
sesuai
4. Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi
5. Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
6. Berikan suplemen
makanan, jika
perlu
7. Hentikan
pemberian makan
melalui selang
nasogatrik jika
asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
1. Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
2. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi

18
pemberian
medikasi sebelum
makan (mis.
Pereda nyeri,
antiemetik) jika
perlu
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu

2 Disfungsi Setelah dilakukan Manajemen Nutrsi


Motilitas intervensi Observasi
Gastrointestinal keperawatan selama 1. Identifikasi status
3x 24 jam,maka nutrisi
motilitas 2. Identifikasi alergi
gastrointestinal dan inoleransi
membaik, dengan 3. Identifikasi
kriteria hasil : makanan yang
1. Nyeri disukai
2. Kram 4. Identifikasi
abdomen kebutuhan kalori
3. Suara dan jenis nutrien
peristaltik 5. Identifikasi
perlunya
penggunaan
selang nasogastrik
6. Monitor asupan
makanan
7. Monitor berat
badan
8. Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium

Terapeutik
1. Lakukan oral
hygiene sebelum
makan, jika perlu
2. Fasilitas
menentukan
pedoman diet (mis.

19
Piramida
makanan)
3. Sajikan makanan
secara menarik
dan suhu yang
sesuai
4. Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi
5. Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
6. Berikan suplemen
makanan, jika
perlu
7. Hentikan
pemberian makan
melalui selang
nasogatrik jika
asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
1. Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
2. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
medikasi sebelum
makan (mis.
Pereda nyeri,
antiemetik) jika
perlu
2. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika
perlu

20
D. Implementasi Keperawatan
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaa dari perencanaa
keperawatan yag telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan klien secara optimal.pelaksaan adalah pengelolahan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah di susun tahap
perencanaan.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dengan langkah akhir dalam proses
keperawatan.evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus
menerus dengan melibatkan klien,perawat, dan anggota tim
kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang
kesehatan,patofisologi, dan strategi evaluasi. Tujuan evaluasi adalah
untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan .

21
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY “M”

Di RSUD SITI FATIMAH PROVINSI SUMATERA SELATAN

Tanggal MRS : 08 Juli 2022 Jam : 15.00


WIB

Tanggal Pengkajian : 15 Juli 2022

Ruang / Kelas : Paviliun akasia / II

A. ANAMNESA
Identitas
a. Identitas Pasien
Nama / Inisial : Ny. “M”
Umur : 52 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Sugih Waras Desa Tanjung Dalam
Status Perkawinan : Menikah
Suku Bangsa : Indonesia
No.Registrasi : 19-00-xx-xx

b. Identitas penanggung jawab


Nama : Tn “Y”
Umur : 38 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl.Sugih Waras Desa Tanjung Dalam
Hubungan dengan Pasien : Anak Kandung

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama ( Pada saat pengkajian )
 Pasien mengeluh mual dan muntah lebih dari 7 kali per hari
sejak 1 minggu yang lalu sehinga keluarganya membawa
pasien ke rsud untuk mendapatkan penanganan

2. Riwayat Penyakit saat ini ( Jabaran dari keluhan utama)

22
 Pasien mengatakan mual dan muntah lebih dari 7 kali sehari sejak
1 minggu yang lalu serta tidak nafsu makan. Selain itu, setiap
memasukkan makanan akan dimuntahkan kembali. Berat badan
pasien turun 6 kg dari 79 kg ke 73 kg.

3. Riwayat Penyakit Yang pernah di derita


 Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit maag

4. Riwayat Penyakit yang pernah diderita keluarga


 Pasien mengakatan tidak ada penyakit yang diderita keluarga

Genogram

5. Riwayat AlergI
Alergi (obat-obatan,makanan,plester,zat warna) :
 Pasien mengatakan tidak ada alergi apapun

Reaksi Alergi : tidak ada

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

C. RIWAYAT KEPERAWATAN KLIEN


1. Pola aktivitas sehari-hari (Activity Daily Living (ADL))
a. Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan (makan dan
minuman)

Kondisi Di Rumah Di Rumah Sakit


Pasien mengatakan
Selera Makan Pasien mengatakan
selera makan
selera makan baik
berkurang
Diet Khusus
Tidak ada Diet lunak

1. Jenis
Nasi, ikan, sayuran,
Makanan dan Bubur dan susu
buah, dan air putih
Minuman

23
Frekuensi
makan Makan : 3×1 hari Makan : ½ porsi / hari
dan Minum 7 gelas /hari Minum : 4x1 hari
minum
Cara
Oral Oral
Pemenuhan

Penurunan Sensasi Kecap : ( √ ) Mual ( √ ) Muntah ( )


Stomatitis

Jumlah Muntah : 710 cc

Frekuensi Muntah : > 7 x / hari

Perubahan BB 6 bulan terakhir : ( ) Tidak ada ( √ ) ada , 6


kg
(peningkatan /
penurunan )

BB sebelum : 79 kg

BB setelah : 73 kg

Kesulitan menelan ( disfagia ) : ( √ ) tidak ( ) ya

Gambaran diet dalam sehari

Makan pagi : bubur dan susu

Makan siang : bubur dan susu

Makan malam : bubur dan susu

Pantangan / alergi : ( √ ) tidak ada ( ) ada

Jelaskan : Pasien mengatakan tidak ada pantangan/alergi

Masalah keperawatan : Defisit Nutrisi

b. Pola Eliminasi

Kondisi Di Rumah Di Rumah sakit


Frekuensi defekasi dan
eliminasi urine

c. Defekasi
Normal Normal

24
8 x/hari 5 x/hari
d. eliminasi urine

Konsistensi feses Padat Padat

Kesulitan defekasi dan


eliminasi urine
a. Defekasi
Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan

b. Eliminasi urine
Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan

Lain – lain : tidak ada

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

c. Pola aktivitas fisik


Di Rumah : Klien mengatakan selama dirumah klien dapat
menjalankan aktivitas dengan baik tanpa hambatan
Di Rumah sakit : Tidak beraktivitas
Kemampuan pergerakan sendi : ( ) bebas ( √ ) terbatas
Penggunaan alat bantu : tidak ada alat bantu
Keluhan saat aktivitas : ( √ ) tidak ada ( ) ada
Alasan : tidak ada keluhan
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

d. Pola istrirahat dan tidur


Kebiasaan : 4 jam / hari
Lain – Lain : Pasien mengatakan sering terbangun
dari tidurnya dikarenakan mual dan
muntah yang dirasakannya
Masalah keperawatan : Gangguan Pola Tidur

e. Persona higynie
Di Rumah : Pasien mengatakan selama dirumah menjaga
kebersihan 3 x/hari.

25
Di Rumah sakit : Pasien mengatakan di RS klien
membersihkan diri dengan bantuan keluarga

D. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
1. Riwayat psokologi
Status emosi : Pasien tampak gelisah
Konsep diri : Pasien tampak tidak menerima keadaan
2. Riwayat interaksi sosia l: Pasien tampak tidak bersikap ramah dengan yang
lain.
3. Riwayar spritual : Pasien beragama islam dan percaya kepada Allah
SWT.

E. PEMERIKSAAN FISIK
1. ROS ( review of system ) / observasi dan pemeriksaan fisik
Keadaan umum : ( ) baik ( ) sedang ( √ ) lemah
Tanda – tanda vital :
 TD :118/78 mmHg
 Tinggi badan : 160 cm
 Suhu : 36,4℃
 Pulse : 78 x / menit
 RR : 20 x/ menit
 Berat badan sebelum : 79 kg
 Berat badan setelah : 69 kg
Kedaan kulit
Warna : putih
Turgor : kering
Kelembaban : kering
Edema : tidak ada
Kelainan : tidak ada

2. Pemeriksaan kepala dan leher


a. Kepala
Bentuk kepala :
Bola mata : (√ ) normal ( ) eksopthalamus ( ) srabismus ( ) lainnya ...
Kelopak mata : ( ) lesi (√ ) cekung ( ) edema ( ) lainnya ..
Konjungtiva : ( ) anemia (√ ) an – anemia
Sklera : ( ) ikhterus ( √ ) anikterus
Pupil : ukuran Normal 0,3 mm reflek : ( √ ) isokor ( ) anisokor
Fungsi penglihatan : normal
Penggunaaan alat bantu : tidak ada
Fungsi pendengaran : normal
Bentuk : simetris kanan dan kiri
Kebersihan : bersih
Nyeri telinga : ( ) ya ( √ ) tidak , jelaskan
Penciuman atau hidung

26
Bentuk : (√ ) normal ( ) tidak , jelaskan :
Gangguan penciuman : ( ) ya ( √ ) tidak , jelaskan :
Mulut : ( √ ) bersih ( ) kotor ( ) berbau
Mukosa : ( ) lembab (√ ) kering ( ) stomatitis
Keadaan bibir : ( ) lembab (√ ) kering
Warna lidah : putih pucat

b. Leher
Bentuk : simetris
Pembesaran tonsil : tidak ada
Nyeri waktu menelan : tidak ada

3. Dada
a. Inspeksi :Normal
b. Palpasi : Normal
c. Perkusi : ( ) timpani (√ ) datar ( ) pekak
d. Auskultasi : Pola nafas teratur

4. Abdomen
a. Inspeksi : simetris
b. Auskultasi : normal simetris, terdengar bunyi bising usus 26 kali/ menit
c. Perkusi : perut pasien kembung
d. Palpasi : perut pasien teraba keras

5. Genetalia
a. Kebersihan : (√ ) bersih ( ) kotor
b. Alat bantu ( ) kateter dan lain – lain: tidak ada
c. Kandung kemih
Membesar : ( ) ya ( √ ) tidak
Nyeri tekan : ( ) ya ( √ ) tidak
Pendengaran : ( ) ya (√ ¿tidak, lain-lain

6. Anus dan rektum


Pembesaran vena : ( ) ya (√ ) tidak
Atresia ani : ( ) ya (√ ) tidak
Pradangan : ( ) ya (√ ) tidak lain – lain :

7. Ekstremitas
Ekstermitas atas : pasien merasakan nyeri tubuh bagian atas
terpasang infus pada bagian tangan kanan .
Ekstremitas bawah : pasien dapat menggerakkan tubuh bagian bawah
dengan baik.

27
Lain – lain : tidak ada

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Data Penunjang
Tanggal : 05 juli 20222
Jenis pemeriksaan :
Hasil : baik
Kesen :
Khusus pemeriksaan Lab.
Tanggal : 5 juli 2022

Pemeriksaan Hasil Nilai normal

Leukosit pada dewasa 21.030 5.000-10.000 /mm3


12 – 15 g/dl
HB 6,8
150 – 450.000 /mm3
Trombosit 191.000
35 – 47
Ht (Hemotokrit) 20
3,9 – 5
Eritrosit 2,2

2. Therapi
Tanggal/ shift :

Cara Golongan Keterangan /


Jam Nama obat Dosis
pemberian obat indikasi
Appeton Memenuhi
200 ml
08.00 weight Oral Nutrisi
again
Cepat
Albucare 3x2
10.00 Oral sembuhkan
kapsul
luka
Tanggal :
Gizi/ diet : diet lunak

G. ANALISA DATA

DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN

Ds : Pasien mengatakan Ketidakmampuan menelan


muntah cairan, makanan makanan Defisit Nutrisi
selalu dimuntahkan, BB ↓
turun

28
Do :
- S : 36,4^C
Ketidakmampuan mencerna
- RR : 20 x/menit
makanan
- TD : 118/70 mmHg

Ketidakmampuan
Berad badan sebelum :
mengabsorbsi nutrisi
79
Berat badan setelah : 73

Daftar Masalah Keperawatan :

1. Defisit Nutrisi b/d ketidakmampuan menelan makanan d/d pasien


mengatakan menegeluh mual muntah makanan sellalu di muntahkan
berat badan sebelum 79 berat badan sesudah menjadi 73

H. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Luaran keperawatan Intervensi


keperawatan Keperawatan

Defisit Nutrisi berhubungan setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi


dengan ketidakmampuan keperawatan selama 3x24 jam Observasi
menelan makanan dibuktikan maka status nutrisi membaik -Identifikasi alergi dan
dengan berat badan menurun dengan kriteria hasil: Intoleransi makanan
1. Porsi makanan yang -Monitor asupan makanan
dihabiskan meningkat -Monitor berat badan
2. BB membaik -Monitor hasil pemeriksaan
3. induks masa tubuh laboratorium
membaik Teraupetik
-Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai

-Berikan makanan tinggi kalori


dan tinggi protein
Edukasi
-anjurkan posisi duduk,jika
mampu
-ajarkan diet yang di
programkan
Kolaborasi
-Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
di butuhkan jika perlu

29
I. CATATAN PERKEMBANGAN

NOMOR DX IMPLEMENTASI EVALUASI

D.0019 1. memonitor adanya mual dan muntah S : pasien mengatakan


15 Juli 2022 Respons:Pasien mengatakan masih mengeluh mual atau
merasa mual dan muntah terus muntah lebih kurang 7 x
16.20IB
menerus perhari
2. monitor berat badan
Respons:Pasien mengatakan BB O:
menurun 6 KG - Berat badan menurun 6
3. monitor jumlah kalori yang di kg
konsumsi sehari-hari - TD : 118/78 mmhg
Respons:pasien mengatkan - RR: 20x/menit
mengkonsumsi makanan yang di - N: 80x/menit
beriakan - T: 36,4 ^C
4. berikan suplemen - Spo :100
Respona:Pasien mengatakan mual Terlihat muntah muntah
belum teratasi
5. sediakan makanan yang sesuai
A: masalah belum teratasi
pasien
Respons:pasien mangatakan sedikit
demi sedikit memaksa makan P : intervensi di lanjutkan
1,2,4,5

D.0019 1. monitor adanya mual dan muntah S : pasien mengatakan


16 Juli 2022 Respons:pasien mengatakan mual masih terdapat mual dan
20.10 WIB dan muntah berkurang muntah
2. monitor berat badan
Respons:pasien mengatakan BB O:
masih 76 - pasien tampak mulai
3. berikan suplemen nafsu makan
Respons:pasien mengatakan mulai TD : 124/74 mmhg
nafsu makan RR : 20 x/menit
4. sediakan makanan yang sesuai porsi N : 84 x/menit
Respons:pasien mengatakan dapat T : 36.8 C
menghhabiskan 1 porsi makanan Spo2 : 100

A : masalah belum teratasi

30
P : intervensi dilanjutkan
1,2,3

D.0019 1. Memonitor adanya mual dan muntah S : pasien mengatakan muat


18 Juli 2022 Respons:pasien mengatakan mual muntah teratasi
10.50 IB dan muntah mulai teratasi sebagian
2. Memonitor berat badan O :nafsu makan dudah
Respons: BB pasen tetap 73 kg teratasi
3. Sediakan makanan yang sesuai - BB 73 kg
porsi - TD : 112/80 mmHg
Respons:pasien mengatakan dapat - RR: 20x/menit
menghabiskan 1 porsi makanan
A : masalah di hentikan

P : intervensi di lanjutkan

BAB IV
PENUTUP

31
A. Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat
dicapai jika terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi
berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang
rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka
akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.
B. Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat enting untuk
diupayakan. Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat
dilakukan dengan cara makan-makanan yang seimbang 4 sehat 5 sempurna
dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap individu. Hal tersebut
harus dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh manusia bisa
terserang penyakit akibat imune tubuh yang menurun.

DAFTAR PUSTAKA

32
 A. Aziz alimul H,2009. Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan jilid 2. Jakarta: Salemba Medika
 Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1
Jakarta: EGC
 Tarwoto wartonah, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawata. Jakarta: Salemba Medika
 Wahid Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chaygtin, S.Kep, 2007. “Kebutuhan
Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktek” Gresik
 Standar diagnosa keperawatan indonesia = definisi dan indikator diagnostik,
edisi I Jakarta = DPP PPNI
 Standar Intervensi Keperawatan Indonesia = definisi dan indikator
diagnostik, edisi I Jakarta = DPP PPNI
 Standar Luaran Keperawatan Indonesia = definisi dan indikator diagnostik,
edisi I Jakarta = DPP PPNI

33

Anda mungkin juga menyukai