DISUSUN OLEH:
DOSEN PEMBIMBING :
1
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
2
COVER……………………...…………………………………….................1
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................
..3
BAB I
A. Latar Belakang...................................................................................4
B. Tujuan Penulisan..........................................................................4
C. Manfaat.........................................................................................5
D, Tempat dan waktu........................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................
I. Konsep Gangguan Kebutuhan Nutrisi
A. Pengertian...................................................................................6
B. Anatomi Fisiologi..........................................................................6
C. Etiologi.......................................................................................11
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi...........................................12
E. Patifisiologi.................................................................................13
F. Manifestasi Klinis.......................................................................13
G. Pemeriksaan Diagnostik............................................................14
H. Penatalaksanaan.......................................................................14
II. Konsep Asuhan Keperawatan ......................................................15
A. Pengkajian ...........................................................................15
B. Diagnosa ..............................................................................15
C. Intervensi .............................................................................17
D. Implementasi .......................................................................20
E. Evaluasi................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh,
pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim,
pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Metabolisme
merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses
metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun) dan
katabolisme (pemecah).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan
metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Secara umm faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah
faktor fisiologis untu kebutuhan metabolisme bassal, faktor
patologis seperti adanya penyakit tertentu yang menganggu
pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosio-
ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini sebagai pembelajaran tentang
bagaimana proses oksigenasi dan asuhan keperawatan demi
terciptanya perawat yang sesuai dengan dasar-dasar tugas
sebagai seorang perawat.
a) Tujuan Umum
Penulis mampu memberikan asuhan keperawatan
sekaligus mengamati dan mendapatkan pengalaman yang
nyata pada klien “Ny.M” dengan mual muntah di RSUD Siti
Fatimah
b) Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan keperawatan dengan gang-
guan kebutuhan oksigenasi, penulis mampu :
1. Memahami tentang konsep dasar kebutuhan manusia
dengan kebutuhan gangguan oksigenasi klien Ny.M
dengan mual muntah di RSUD.
2. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada klien
Ny.M Dengan musl muntah di RSUD siti Fatimah.
3. Merumuskan diangnosa keperawatan pada klien Ny.M
dengan mual muntah di RSUD siti Fatimah .
4. Menyusun intervensi keperawatan pada klien Ny. M
dengan mual muntah di RSUD siti Fatimah.
5. Melaksanakan implementasi keperawatan pada klien
Ny. M dengan mual muntah di RSUD siti Fatimah.
4
6. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada Ny.M
dengan mual muntah di RSUD siti Fatimah.
C. Manfaat
a) Manfaat bagi rumah sakit
Memberikan masukaan bagi tim kesehatan di RSUD dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
kebutuhan nutrisi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Anatomi Fisiologi
Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan
dan mempersiapkannya untuk diasimilasi tubuh. Saluran pencernaan
6
terdiri atas bagian-bagian berikut:
1. Mulut
7
2. Faring
8
3. Lambung
9
Berfungsi membekukan susu atau membentuk kasein kasinogen
yang dapat larut.
4. Usus halus
10
5. Usus besar
c. Etiologi
Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya gangguan pada
kebutuhan nutrisi, antara lain.
a. Intake nutrisi
b. Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
c. Gangguan menelan dan sakit gigi
d. Anoreksia
e. Nausea dan vomiter (mual dan muntah)
f. Obstruksi saluran cerna
g. Diabetes Mellitus (DM)
h. Malabsorbsi nutrien
11
i. Stres dan depresi
j. Kanker
k. Pertumbuhan
l. Gaya hidup dan kebiasaan
m.Kebudayaan dan kepercayaan, seperti orang asia yang lebih
memilih padi sebagai makanan pokok.
n. Sumber ekonomi
o. Kelemahan fisik, seperti atritis (kelainan pada sendi)
p. Tinggal sendiri, karena seseorang yang hidup sendirian sering
tidak peduli pada makanan apa saja yang sehat dan
bergizi untuk dimasak dan dimakan
12
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat .
Anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau
karena efek samping obat.
g. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang
dan persepsi individu tentang diet merupakan pengaruh yang
kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi
banyak orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan
daging menyimbulkan kekuatan).
e. Patofisiologi
Kondisi fisiologis yang mempengaruhi status nutrisi
termasuk tingkat aktivitas, keadaan penyakit, kemampuan daya
beli dan menyiapkan makanan serta prosedur dan pengobatan
yang dilakukan. Bergantung pada tingkat aktivitas, maka nutrisi
dan kilokalori diperlukan untuk meningkatkan, sehingga tingkat
aktivitas akan meningkat atau menurun. Sementara, status
penyakit dan prosedur atau pengobatan yang dilakukan
mempunyai dampak pada asupan makanan, pencernaan,
absorbsi, metabolisme dan ekskresi.
Beberapa kondisi fisiologis dapat menyebabkan menurunnya
zat makanan tertentu, dan suatu saat akan meningkat. Penyakit
ginjal dapat menurunkan kebutuhan protein oleh karena protein
di ekskresi oleh ginjal. Penyakit-penyakit fisik biasanya
meningkatkan kebutuhan zat makanan. Biasanya terjadi pada
penyakit-penyakit saluran cerna.
Gangguan fisik dapat terjadi di sepanjang saluran
pencernaan yang menyebabkan menurunnya asupan nutrisi.
Gangguan absrobsi, gangguan tranportasi, atau penggunaan
yang tidak sepantasnya. Luka pada mulut dapat menyebabkan
menurunnya asupan nutrisi akibat nyeri saat makan. Diare
dapat menurunkan absorbsi nutrisi karena didorong lebih
cepat. Terhadap penyakit pada kandung empedu, di mana
kandung empedu tidak berfungsi secara wajar, empedu yang
berfungsi untuk mencerna lemak menjadi tidak efektif.
f. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala :
1. Gigi tidak lengkap dan ompong
2. Nafsu makan menurun
3. Lesu
4. Tidak semangat
13
5. Bb berkurang/ lebih dari normal
6. Perut terasa kembung
7. Sulit menelan
8. Mual muntah
9. Berkurangnya indar apengecapan mengakibatkan
penurunan terhadap rasa manis, asin, pedas,asam dan pahit
10. Oesepagus kerongkonagna mengalami pelebaran
11. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun
12. Gerakan usus menurun/gerak vanistaltic lemah dan
biasanya menimbulkan konstitasi.
g. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik adalah pemeriksaan yang biasa
dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan nutrisi adalah
sebagai berikut
1. Kadar Total Limfosit
2. Di Bumin Serum
3. Zat besi
4. Trasfesin Serum
5. Kreasimin
6. Hemoglobin
7. Hematokisit
8. Keseimbangan Nitrogen
9. Tes Antigen Kulit
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan
risiko status nutrisi buruk meliputi penurunan hemogloblin dan
nenutoksit. Penurunan nilai limfosit penurunan albumen serum
<3.5 gr/dg dan peningkatan/penurunan kadar kolesterol
(Mubarak, 2008)
h. Penatalaksanaan
a. menstimulasi nafsu makan
1) berikan makanan yang sudah dikenal yang memang
disukai klien yng disesuaikan dengan kondisi klien.
2) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menyenangkan atau tidak
menurunkan nafsu makan klien yang anoreksik
3) Hindari terapi yang tdia menyenangkan atau tidak nyaman
sesaat sebelum atau setelah makan
4) Berikam lnkungan rapi dan bersih yang bebas dari
pengelihatan dan bau yang tidak enak.balutan kotor,pispot
yang telah dipakai, set irigasi yang tidak tertutup atau
14
bahkan piring yang sudah dipakai dapat memberikan
pengaruh negative pada nafsu makan .
5) Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan
sebelum waktu makan:istirahat bila mengalami keletihan.
6) Kurangi stress psikologo
7) Berikan oral hygien sebelum makan
a) Membamtu klien makan
b) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai
dengan kondisi (kozier.2011,hlm 782-783)
b. Nutrisi internal
Metode pemberian makanan alternatif untuk
memastikan kelengkapan nutrisi . meliputi metode enteral juga
di sebut sebagai nutrisi enteral total di berikan apabila klien
mengalami gangguan pada saluran pencernaan dari stanspor
makanan ke usu halus .
c. Nutrisi parental
Nutrisi parental juga di sebut juga sebagai nutrisi ( TPN )
atau hiperlarimentasi intra vena . jika saluran gastroinstentinal
tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam fungsuhnya
atau karena kemampuan penyerapannya terganggu . nutrisi
parental di berikan secara intra vena seperti melalui kateter
vena , sentral vena .
( kozier 2011 )
B. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit Nutrisi
Definisi : Asuhan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme.
15
Penyebab :
1. Kurangnya asupan makanan
2. Ketidakmampuan menelan makanan
3. Ketidakmampuan mencerna makanan
4. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
5. Peningkatan kebutuhan metabolisme
6. Faktor ekonomi (mis. Finansial tidak mencukupi)
7. Faktor psikologis
Penyebab :
1. Asupan enteral
2. Intoleransi makanan
3. Imbilitas
4. Makanan kontaminan
5. Malnutrisi
6. Pembedahan
7. Efek agen farmatologi (mis. Narkotik,/opiat, antibiotik,
laksatif, anastesia)
8. Proses penuaan
16
9. Kecemasan
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Luaran
NO Intervensi keperwatan
keperwatan keperawatan
17
selang nasogastrik
6. Monitor asupan
makanan
7. Monitor berat
badan
8. Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
1. Lakukan oral
hygiene sebelum
makan, jika perlu
2. Fasilitas
menentukan
pedoman diet (mis.
Piramida
makanan)
3. Sajikan makanan
secara menarik
dan suhu yang
sesuai
4. Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi
5. Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
6. Berikan suplemen
makanan, jika
perlu
7. Hentikan
pemberian makan
melalui selang
nasogatrik jika
asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
1. Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
2. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi
18
pemberian
medikasi sebelum
makan (mis.
Pereda nyeri,
antiemetik) jika
perlu
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
Terapeutik
1. Lakukan oral
hygiene sebelum
makan, jika perlu
2. Fasilitas
menentukan
pedoman diet (mis.
19
Piramida
makanan)
3. Sajikan makanan
secara menarik
dan suhu yang
sesuai
4. Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi
5. Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
6. Berikan suplemen
makanan, jika
perlu
7. Hentikan
pemberian makan
melalui selang
nasogatrik jika
asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
1. Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
2. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
medikasi sebelum
makan (mis.
Pereda nyeri,
antiemetik) jika
perlu
2. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika
perlu
20
D. Implementasi Keperawatan
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaa dari perencanaa
keperawatan yag telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan klien secara optimal.pelaksaan adalah pengelolahan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah di susun tahap
perencanaan.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dengan langkah akhir dalam proses
keperawatan.evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus
menerus dengan melibatkan klien,perawat, dan anggota tim
kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang
kesehatan,patofisologi, dan strategi evaluasi. Tujuan evaluasi adalah
untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan .
21
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. ANAMNESA
Identitas
a. Identitas Pasien
Nama / Inisial : Ny. “M”
Umur : 52 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Sugih Waras Desa Tanjung Dalam
Status Perkawinan : Menikah
Suku Bangsa : Indonesia
No.Registrasi : 19-00-xx-xx
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama ( Pada saat pengkajian )
Pasien mengeluh mual dan muntah lebih dari 7 kali per hari
sejak 1 minggu yang lalu sehinga keluarganya membawa
pasien ke rsud untuk mendapatkan penanganan
22
Pasien mengatakan mual dan muntah lebih dari 7 kali sehari sejak
1 minggu yang lalu serta tidak nafsu makan. Selain itu, setiap
memasukkan makanan akan dimuntahkan kembali. Berat badan
pasien turun 6 kg dari 79 kg ke 73 kg.
Genogram
5. Riwayat AlergI
Alergi (obat-obatan,makanan,plester,zat warna) :
Pasien mengatakan tidak ada alergi apapun
1. Jenis
Nasi, ikan, sayuran,
Makanan dan Bubur dan susu
buah, dan air putih
Minuman
23
Frekuensi
makan Makan : 3×1 hari Makan : ½ porsi / hari
dan Minum 7 gelas /hari Minum : 4x1 hari
minum
Cara
Oral Oral
Pemenuhan
BB sebelum : 79 kg
BB setelah : 73 kg
b. Pola Eliminasi
c. Defekasi
Normal Normal
24
8 x/hari 5 x/hari
d. eliminasi urine
b. Eliminasi urine
Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan
e. Persona higynie
Di Rumah : Pasien mengatakan selama dirumah menjaga
kebersihan 3 x/hari.
25
Di Rumah sakit : Pasien mengatakan di RS klien
membersihkan diri dengan bantuan keluarga
D. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
1. Riwayat psokologi
Status emosi : Pasien tampak gelisah
Konsep diri : Pasien tampak tidak menerima keadaan
2. Riwayat interaksi sosia l: Pasien tampak tidak bersikap ramah dengan yang
lain.
3. Riwayar spritual : Pasien beragama islam dan percaya kepada Allah
SWT.
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. ROS ( review of system ) / observasi dan pemeriksaan fisik
Keadaan umum : ( ) baik ( ) sedang ( √ ) lemah
Tanda – tanda vital :
TD :118/78 mmHg
Tinggi badan : 160 cm
Suhu : 36,4℃
Pulse : 78 x / menit
RR : 20 x/ menit
Berat badan sebelum : 79 kg
Berat badan setelah : 69 kg
Kedaan kulit
Warna : putih
Turgor : kering
Kelembaban : kering
Edema : tidak ada
Kelainan : tidak ada
26
Bentuk : (√ ) normal ( ) tidak , jelaskan :
Gangguan penciuman : ( ) ya ( √ ) tidak , jelaskan :
Mulut : ( √ ) bersih ( ) kotor ( ) berbau
Mukosa : ( ) lembab (√ ) kering ( ) stomatitis
Keadaan bibir : ( ) lembab (√ ) kering
Warna lidah : putih pucat
b. Leher
Bentuk : simetris
Pembesaran tonsil : tidak ada
Nyeri waktu menelan : tidak ada
3. Dada
a. Inspeksi :Normal
b. Palpasi : Normal
c. Perkusi : ( ) timpani (√ ) datar ( ) pekak
d. Auskultasi : Pola nafas teratur
4. Abdomen
a. Inspeksi : simetris
b. Auskultasi : normal simetris, terdengar bunyi bising usus 26 kali/ menit
c. Perkusi : perut pasien kembung
d. Palpasi : perut pasien teraba keras
5. Genetalia
a. Kebersihan : (√ ) bersih ( ) kotor
b. Alat bantu ( ) kateter dan lain – lain: tidak ada
c. Kandung kemih
Membesar : ( ) ya ( √ ) tidak
Nyeri tekan : ( ) ya ( √ ) tidak
Pendengaran : ( ) ya (√ ¿tidak, lain-lain
7. Ekstremitas
Ekstermitas atas : pasien merasakan nyeri tubuh bagian atas
terpasang infus pada bagian tangan kanan .
Ekstremitas bawah : pasien dapat menggerakkan tubuh bagian bawah
dengan baik.
27
Lain – lain : tidak ada
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Data Penunjang
Tanggal : 05 juli 20222
Jenis pemeriksaan :
Hasil : baik
Kesen :
Khusus pemeriksaan Lab.
Tanggal : 5 juli 2022
2. Therapi
Tanggal/ shift :
G. ANALISA DATA
28
Do :
- S : 36,4^C
Ketidakmampuan mencerna
- RR : 20 x/menit
makanan
- TD : 118/70 mmHg
↓
Ketidakmampuan
Berad badan sebelum :
mengabsorbsi nutrisi
79
Berat badan setelah : 73
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
29
I. CATATAN PERKEMBANGAN
30
P : intervensi dilanjutkan
1,2,3
P : intervensi di lanjutkan
BAB IV
PENUTUP
31
A. Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat
dicapai jika terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi
berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang
rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka
akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.
B. Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat enting untuk
diupayakan. Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat
dilakukan dengan cara makan-makanan yang seimbang 4 sehat 5 sempurna
dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap individu. Hal tersebut
harus dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh manusia bisa
terserang penyakit akibat imune tubuh yang menurun.
DAFTAR PUSTAKA
32
A. Aziz alimul H,2009. Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan jilid 2. Jakarta: Salemba Medika
Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1
Jakarta: EGC
Tarwoto wartonah, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawata. Jakarta: Salemba Medika
Wahid Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chaygtin, S.Kep, 2007. “Kebutuhan
Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktek” Gresik
Standar diagnosa keperawatan indonesia = definisi dan indikator diagnostik,
edisi I Jakarta = DPP PPNI
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia = definisi dan indikator
diagnostik, edisi I Jakarta = DPP PPNI
Standar Luaran Keperawatan Indonesia = definisi dan indikator diagnostik,
edisi I Jakarta = DPP PPNI
33