Anda di halaman 1dari 16

ELIMINASI BOWEL

DosenPembimbing:

Sabirin B. Syukur
Disusun Oleh:

RAHMAT ADITYA MUJARAHA

WARDIYANTO POLAPA

ANASTIA PUTRI

FATMA MOHAMAD

PUTRI ELISA SALSA DILA DJENAAN

SITI RAHMATIA A. HUSAIN

SRI FAHRIN KATILI

TENSA PUSPITAWATI MASIU

Mar'atul Jannah Blongkod

C 2020

PRODI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

TAHUN AJARAN 2020/2021

1
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang“ Eliminasi
Bowel “ denganbaik. Makalah ini disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Keperawatan Dasar 1.
Makalahinitelah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami ingin mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Ns. Sabirin B. Syukur, M.kep selaku dosen pembimbing dan koordinator
yang telah memberikan bimbingan dan materi kepada kami dalam menyelesaikan makalah
ini.Dan juga rekan-rekan yang ikut membantu dalam penulisan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan baik isi maupun bentuk
penulisannya, karena keterbatasan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang kiranya dapat kami gunakan sebagai masukan untuk
perbaikan dimasa yang akan datang. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Gorontalo, 18 Mei 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………… 1

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….. 2

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………. 4

A. Latar Belakang ………………………………………………………………….. 4


B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………. 4
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………………... 4
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………... 5

A. Pengertian Eliminasi Fekal.......................................................................................5


B. Anatomi dan Fisiologi Feses.....................................................................................5
C. Teori Keperawatan Menurut Virginia Henderson ....................................................................6
D. Proses Defekasi........................................................................................................8
E. Karakteristik Feses Normal.....................................................................................8
F. Susunan Feses..........................................................................................................8
G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Defekasi..........................................................8
H. Masalah-Masalah Umum Pada Eliminasi Feses......................................................10
I. Asuhan Keperawatam ..............................................................................................11
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………....... 15

A. Kesimpulan ………………………………………………………………………... 15
B. Dokumentasi.............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………... 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Eliminasi fekal adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh berupa bowel (feses).
Pengeluaran feses yang sering, dalam jumlah besar dan karakteristiknya normal biasanya
berbanding lurus dengan rendahnya insiden kanker kolorektal (Robinson& Weigley, 1989).
Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga disebut bowel movement.
Frekwensi defekasi pada setiap orang sangat bervariasi dari beberapa kali perhari sampai 2 atau 3
kali perminggu. Banyaknya feses juga bervariasi setiap orang. Ketika gelombang peristaltik
mendorong feses kedalam kolon sigmoid dan rektum, saraf sensoris dalam rektum dirangsang
dan individu menjadi sadar terhadap kebutuhan untuk defekasi. Eliminasi yang teratur dari sisa-
sisa produksi usus penting untuk fungsi tubuh yang normal. Perubahan pada eliminasi dapat
menyebabkan masalah pada gastrointestinal dan bagian tubuh yang lain. Karena fungsi usus
tergantung pada keseimbangan beberapa faktor, pola eliminasi dan kebiasaan masing-masing
orang berbeda. Klien sering meminta pertolongan dari perawat untuk memelihara kebiasaan
eliminasi yang normal. Keadaan sakit dapat menghindari mereka sesuai dengan program yang
teratur. Mereka menjadi tidak mempunyai kemampuan fisik untuk menggunakan fasilitas toilet
yang normal ; lingkungan rumah bisa menghadirkan hambatan untuk klien dengan perubahan
mobilitas, perubahan kebutuhan peralatan kamar mandi. Untuk menangani masalah eliminasi
klien, perawata harus mengerti proses eliminasi yang normal dan faktor-faktor yang
mempengaruhi eliminasi Eliminasi produk sisa pencernaan yang teratur merupakan aspek
penting untuk fungsi normal tubuh. Perubahan eliminasi dapat menyebabkan masalah pada
sistem gas trointestinal dan system tubuh lainnya.

1.2 RumusanMasalah
1. Apa itu Pencernaan normal dan eliminasi ?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi eliminasi ?
3. Apa saja Teori Keperawatan Menurut Virginia Henderson ?
4. Apa saja masalah defekasi yang umum ?
5. Apa itu diversi usus ?
6. Bagaimana proses keperawatan eliminasi fekal ?
1.3 Tujuanpenulisan
1. Mengetahui pencernaan normal dan eliminasi.
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi eliminasi.
3. Mengetahui Teori Keperawatan Menurut Virginia Henderson
4. Mengetahui masalah defekasi yang umum.
5. Mengetahui diversi usus.
6. Mengetahui proses keperawatan dan eliminasi fekal.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ELIMINASI FEKAL

Eliminasiadalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel
(feses).Secara normal, makanan&cairan masuk kedalam mulut, dikunyah (jika padat) didorong
ke faring oleh lidah dan ditelan dengan adanya refleks otomatis, dari esofagus kedalam lambung.
Pencernaan berawal dimulut dan berakhir diusus kecil walaupun cairan akan melanjutkannya
sampai direabsorpsi di kolon.

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI ELIMINASI FESES

 Saluran gas trointestinal bagian atas


Makanan yang masuk akan dicerna secara makanik dan kimiawi di mulut dan di lambung
dengan bantuan enzim, asam lambung. Selanjutnya makanan yang sudah dalam bentuk
chime di dorong ke usus halus.
 Saluran gas trointestinal bagian bawah
Saluran gas trointestinal bawah meliputi usus halus dan usus besar.
Usus halus terdiri dari deudonum, jejunum, dan ileum yang panjangnya kira-kira 6 meter
dan diameter 2,5 cm.Usus besar terdiri dari secum, kolon, dan rectum yang kemudian
bermuara pada anus. Panjang usus besarkira-kira 1,5 meter dan diameter kira-kira 6
cm.Usus menerima zat makanan yang sudah berbentuk chime (setengah padat) dari
lambung untuk mengabsorbsi air, nutrient, dan elektrolit. Usus sendiri mengsekresi
mucus, potassium, bikarbonat, dan enzim.Chime bergerak karena adanya peristaltic usus
dan akan berkumpul menjadi feses si usus besar. Dari makan sampai mencapai rectum
normalnya diperlukan waktu 12 jam. Gerakan kolon terbagi menjadi 3 bagian :
1) Haustral shuffing :
Gerakan mencampur chime untuk membantu absorbsi air.
2) Kontraksi haustral :
Gerakan untuk mendorong materi cair dan semi padat sepanjang kolon.
3) Gerakan peristaltic
Berupa gelombang, gerakan maju ke anus.

5
C. TEORI KEPERAWATAN MENURUT VIRGINIA HENDERSON

1) Manusia
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk meraih
kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih
kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen
yang merupakan komponen penanganan perawatan. Ke 14  kebutuhan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Bernapas secara normal
2. Makan dan minum dengan cukup.
3. Membuang kotoran tubuh.
4. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian yang sesuai.
7. Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian
dan mengubah lingkungan
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi integumen.
9. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
10.Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa
takut atau berpendapat
11.Beribadah sesuai dengan keyakinan.
12.Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
13.Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
14.Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada
pada perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas
kesehatan yang tersedia
2) Keperawatan
Henderson mendefinisikan keperawatan dari sisi fungsional. Henderson percaya bahwa
“fungsi yang unik dari perawat adalah membantu individu, sakit atau sehat, dalam kinerja
kegiatan-kegiatan berkontribusi terhadap kesehatan atau pemulihan (atau kematian yang
damai) yang akan mereka lakukan tanpa bantuan jika ia memiliki kekuatan yang
diperlukan , akan atau pengetahuan. Dan untuk melakukan hal ini dengan cara seperti

6
untuk membantunya mendapatkan kemandirian secepat mungkin. Tujuan perawat adalah
pasien lengkap, utuh dan mandiri.
3) Kesehatan
Henderson tidak menyatakan definisinya sendiri mengenai kesehatan tetapi diartikan
keseimbangan dalam semua alam kehidupan manusia. Dalam tulisannya ia menyamakan
kesehatan dengan kemandirian. Dalam Textbook of the Principles and Practice of
Nursing edisi keenam ia menyebut beberapa definisi tentang kesehatan dari beragam
sumber, termasuk salah satunya dari piagam WHO. Dia melihat sehatdari segi
kemampuan pasien untuk menjalankan 14 komponen penanganan perawatan tanpa
bantuan. Derajat kesehatan secara langsung berhubungan dengan kemampuan pasien
memenuhi kebutuhannya secara mandiri.
4) Lingkungan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan:
Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan
menghambat kemampuan tersebut.
1. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera
mekanis.
2. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan
lingkungan.
3. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat
sebagai dasar
dalam memberikan resep
4. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka
melalui saran-saran
tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
5. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik
keagamaan untuk memperkirakan adanya bahaya.

7
D. PROSES DEFEKASI
Defekasi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses dan
flatus yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus.
Dalam proses defakasi ada dua macam refleks :
1) Refleks defeksi intrinsic
Berawal dari feses yang masuk ke rectum sehingga terjadi distensi rectum, yang
kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus mesentrikus dan terjadilah gerakan
periltastik. Setelah feses tiba di anus, secara sistematis spinter interna relaksasi maka
terjadilah defekasi.
2) Refleks defekasi parasimpatis
Feses yang masuk ke rectum akan merangsang saraf rectum yang kemudian diteruskan ke
spinal cord kemudian dikembalikan ke kolon desenden, sigmoid dan rectum yang
menyebabkan intensifnya periltastik, relaksasi spinter internal, maka terjadilah defekasi.
E. KARAKTERISTIK FESES NORMAL
Feses terdiri dari 75% air dan 25% materi padat. Feses normalnya berwarna coklat karena
pengaruh sterkobilin, mobilin, dan aktivitas bakteri. Bau khas pengaruh mikroorganisme.
Konsistensi lembek namun berbentuk.
Karakteristik gas (flatus) normal
Gas yang dihasilkan dalam proses pencernaan normalnya 7-10 liter jam. Jenis gas yang
terbanyak adalah CO2. metana, H2S, O2, dan nitrogen.
F. SUSUNAN FESES,TERDIRI DARI :
· Bakteri yang umumnya sudah mati
· Lepasan epitelium dari usus
· Sejumlah kecil zat nitrogen terutama musin (mucus)
· Garam terutama kalsium fosfat
· Sedikit zat besi dari selulosa
· Sisa zat makanan yang tidak dicerna dan air (100 ml)
G. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEFEKASI :
a) Usia
Pada bayi kontrol defekasi belum berkembang, sedangkan pada lanjut usia kontrol
defekasi menurun

8
b) Diet
Banyaknya makanan yang dikonsumsi akan mempengaruhi defekasi dan makanan
berserat akan mempercepat produksi feses.
c) Asupan Cairan
Cairan mengencerkan isi usus, memudahkan bergerak melalui kolon. Asupan cairan yang
menurun memperlambat pergerakan makanan yang melalui usus.
d) Aktivitas fisik
Gerakan periltastik akan memudahkan bahan feses bergerak sepanjang kolon.
e) Anestesi dan pembedahan
Anestesi umum dapat menghalangi implus parasimpatis, sehingga kadang-kadang dapat
menyebabkan ileus usus.
f) Iritan
Zat seperti makanan pedas, toxin bakteri dan racun dapat mengiritasi saluran intestinal
dan menyebabkan diare dan sering menyebabkan flatus.
g) Faktor Psikologi
Apabila individu megalami kecemasan, ketakutan, atau marah, muncul respon stres, yang
memungkinkan tubuh membuat pertahanan. Untuk meyediakan nutrisi yang dibutuhkan
dalam upaya pertahanan tersebut, proses pencernaan dipercepat dan peristaltik
meningkat.
h) Kebiasaan Pribadi
i) Posisi Selama Defekasi
Posisi jongkok merupakan posisi yang normal saat melakukan defekasi. Toilet moderen
dirancang untuk menfasilitasi posisi ini, sehaingga memungkinkan individu untuk duduk
tegak kearah depan, mengeluarkan tekanan intraabdomen dan mengontraksi otot – otot
pahanya.
j) Nyeri
Klien sering kali mensupresi keinginannyan untuk berdifikasi guna menghindari rasa
nyeri yang mungkin akan timbul akibat kondisi yang abnormal.
k) Kehamilan
Wanita hamil yang sering megeden selama defikasi dapat menyebabkan terbentuknya
hemoroid yang permanen.

9
l) Obat – obatan
H. MASALAH-MASALAH UMUM PADA ELIMINASI FESES
1)Konstipasi
Merupakan gangguan eliminasi yang disebabkan adanya feses yang kering dan keras
melalui usus besar.
Penyebab konstipasi :
a. Pola BAB yang tidak teratur.
b. Penggunaan laksatif yang berlebihan.
c. Peningkatan stress psikologis.
d. Ketidaksesuaian diet.
e. Obat-obatan.
f. Latihan yang tidak cukup.
2) Impaksi feses (tertahannya feses)
Impaksi feses dapat didefenisikan sebagai suatu massa atau kumpulan yang mengeras,
feses seperti dempul pada lipatan rektum. Impaksi terjadi pada retensi yang lama dan
akumulasi dari bahan-bahan feses. Pada impaksi yagn gawat feses terkumpul dan ada di
dalam colon sigmoid.
Tanda-tanda impaksi :
a. Diare.
b. Kotoran yang tidak normal.
c. Cairan merembes keluar feses sekeliling dari massa yang tertahan.
1) Diare
Keluarnya feses cairan dan meningkatnya frekuensi buang air besar akibat cepatnya
chime melewati usus besar, sehingga usus besar tidak memilki waktu cukup untuk
menyerap air.
Penyebab diare :
a. Stress fisik
b. Obar-obatan
c. Alergi
d. Penyakit kolon
e. Iritasi intestinal

10
2) Kembung
Flatus yang berlebihan di daerah intestinal sehingga menyebabkan distensi intestinal.
Penyebab kembung :
a. Konstipasi
b. Penggunaan obat-obat
c. Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung gas
3) Hemorroid
Merupakan pelebaran vena di daerah anus sebagai akibat peningkatan tekanan di daerah
tersebut.
Penyebab hemorroid :
a. Konstipasi kronis
b. Peregangan maksimal saat defekasi
c. Kehamilan
d. Obesitas
I. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengakajian
 Riwayat Keperawatan
a) Pola defekasi : frekuensi, pernah berubah.
b) Perilaku defekasi :penggunaan laksatif, cara mempertahankan pola.
c) Deskripsi feses : warna, bau, dan tekstur.
d) Diet : makanan yang mempengaruhi defekasi, makanan yang biasa dimakan,
makanan yang dihindari, dan pola makan yang teratur atau tidak.
e) Cairan :jumlah dan jenis minuman /hari.
f) Aktivitas : kegiatan sehari-hari.
g) Kegiatan yang spesifik.
h) Penggunaan medikasi : obat-obatan yang mempengaruhi defekasi.
i) Stress : stress berkepanjangan atau pendek, koping untuk menghadapi atau bagaimana
menerima.
j) Pembedahan / penyakit menetap.
 Pemeriksaan fisik
a) Abdomen : distensi, simetris, gerakan periltastik, adanya massa pada perut.

11
b) Rectum dan anus : tanda-tanda imflamasi, perubahan warna, lesi, fistula, hemorrhoid,
adanya massa.
 Keadaan feses
a) Konsistensi, bentuk, bau, warna, jumlah, unsure abnormal dalam feses berupa lendir.
 Pemeriksaan diagnostic
a) Anuskopi
b) Progtosimoidoskop
c) Rontgen dengan kontras
2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan eliminasi feses :konstipasi (actual/resiko)
Definisi : kondisi di mana seseorang mengalami perubahan pola yang normal dalam
berdefikasi dengan karakteristik menurunnya frekuensi buang air besar dan feses yang
keras.
Kemungkinan yang berhubungan :
a) Imobilisasi
b) Menurunnya aktivitas fisik
c) Ileus
d) Stress
e) Kurang privasi
f) Menurunnya mobilitas intestinal
g) Perubahan atau pembatasan diet
Kemungkinan data yang ditemukan :
a) Menurunnya bising usus
b) Mual
c) Nyeri abdomen
d) Adanya massa pada abdomen bagian kiri bawah
e) Perubahan konsistensi feses, frekuensi BAB
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
a) Anemia
b) Hipotiroidisme
c) Dialisa ginjal

12
d) Paralysis
e) Cidera spinal cord
f) Imobilisasi yang lama
Tujuan yang diharapkan :
a) Pasien kembali normal
b) Terjadi perubahan pola hidup untuk menurunkan factor penyebab koknstipasi
3. Rencana tindakan :
a) Kaji perubahan faktor yang mempengaruhi masalah eliminasi
b) Kurangi faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah seperti konstipasi akibat
nyeri dan inkontenensia usus
c) Jeleskan mengenai eliminasi yang normal kepada pasien
d) Bantu defikasi secara manual
e) Bantu latihan buang air besar
f) Pertahankan asupan makanan dan minuman
4. Pelaksanaan :
a Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan
b) Menolong buang air besar dengan menggunakan pispot
c) Memberikan gliseri nuntuk merangsang peristaltic usus sehingga pasien dapat buang
air besar
d) Mengeluarkan feses dengan jari
e) Kolaborasi dengan ahli gizi
5. Evaluasi
Evaluasi terhadap kebutuh aneliminasi dapat dinilai dengan adanya kemampuan dalam :
a) Memahami cara eliminasi yang normal
b) Mempertahankan defektasi secara normal yang ditunjukan dengan kemampuan pasien
dalam mengontrol defektasi tanpa bantuan obat atau enema ,berpartisipasi dalam program
latihan secara teratur
c) Mempertahankan rasa nyaman yang ditunjukan dengan kenyamanan dalam
kemampuan defikasi ,tidak terjadi bleeding , tidak terjadi inflamasi dan lain-lain
d) Mempertahankan integritas kulit yang ditunjukan dengan keringnya area perianal
tidak ada inflamasi atau ekskoriasi , keringnya kulit sekitar stoma dan lain-lain

13
e) Melakukan latihan secara teratur ,seperti rentang gerak atau aktifitas lain (jalan ,
berdiri , dll)
f) Mempertahankan asupan makanan dan minuman yang cukup dapat ditunjukan dengan
adanya kemampuan dalam merencanakan pola makan , seperti makan dengan tinggi atau
rendah serat (tergantung dari tendensidiare / konstipasi serta mampu minum 2000 – 3000
ml)

14
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Eliminasi fekal adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh berupa bowel (feses).
Faktor yang mempengaruhi eleminasi fecal yaitu, usia, diet, asupan Cairan, aktivitas
Fisik, faktor Psikologis, kebiasaan pribadi, Posisi Selama Defekasi, Nyeri, Kehamilan,
Pembedahan dan Anestesia, Obat-obatan, Pemeriksaan Diagnostik. Konsep keperawatan
yang dirumuskan oleh Virginia Henderson dalam definisinya tentang teori keperawatan
dan empat belas komponen asuhan keperawatan dasar, tidak rumit dan cukup jelas. Oleh
karena itu, dapat digunakan sebagai panduan untuk praktik keperawatan oleh sebagian
besar perawat tanpa kesulitan. Dengan kita juga mengetahui faktor-faktor tersebut akan
mempermudah saat kita melakukan asuhan keperawatan.
B. Dokumentasi

15
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz. 2006. PengantarKebutuhan Dasar ManusiaAplikasiKonsep dan Proses
Keperawatan
Perry, Potter. 2005. Fundamental keperawatan, edisi 4, volume 1.Jakarta : EGC
Perry, Potter. 2005. Fundamental keperawatan,edisi 4, volume 2.Jakarta : EGC

16

Anda mungkin juga menyukai