TREND/PERSPEKTIP
KEPERAWATAN DIMASA YANG AKAN DATANG
OLEH :
NAMA : YATIMIN
NIM : A1911144011059
KELAS : B
1. Definisi Trend
Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang
saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta. Setelah tahun 2000, dunia
khususnya bangsa Indonesia memasuki era globalisasi, pada tahun 2003
era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional
keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu
masa transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat dimana pola
kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang
maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek
kehidupan masyarakat khususnya aspek kesehatan baik yang berupa
masalah urbanisaasi, pencemaran, kecelakaan, disamping meningkatnya
angka kejadian penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi, kurang
gizi, dan kurangnya pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran pola
nilai dalam keluarga dan umur harapan hidup yang meningkat juga
menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelompok lanjut
usia serta penyakit degeneratif.
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi
peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih
tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat
terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu
berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis
menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang
profesional. Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan
khususnya keperawatan dapat memenuhi standart global internasional
dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki
kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka
terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi
perkembangan Iptek.
Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang
professional di Indonesia masih belum menggembirakan, banyak factor
yang dapat menyebabkan masih rendahnya peran perawat professional,
diantaranya :
1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan.
Tahun 1985 pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI,
sedangkan di negara barat pada tahun 1869.
2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.
3. Keterlambatan sistem pelayanan keperawatan., ( standart, bentuk
praktik keperawatan, lisensi )
Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam
dunia kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan
kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan “ sehat untuk semua pada
tahun 2010 “, maka solusi yang harus ditempuh adalah :
1. Pengembangan pendidikan keperawatan.
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam
pengembangan perawatan professional, pengembangan teknologi
keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan keperawatan
berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan pendidikan
keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan professional
dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini masih terus
ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta
prasarana penunjang pendidikan.
2. Memantapkan sistem pelayanan perawatan professional
Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun
registrasi, lisensi dan sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu
semua penerapan model praktik keperawatan professional dalam
memberikan asuhan keperawatan harus segera di lakukan untuk
menjamin kepuasan konsumen/klien.
3. Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan
cepat dan dinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap
kepentingan individu menjadi kepentingan organisasi dan
mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat
dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan
merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi
yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya
jaminan kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih
baik serta meningkat.
Komitmen perawat guna memberikan pelayanan keperawatan yang
bermutu baik secara mandiri ataupun melalui jalan kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain sangat penting dalam terwujudnya pelayanan
keperawatan professional. Nilai professional yang melandasi praktik
keperawatan dapat di kelompokkan dalam :
1. Nilai intelektual
Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari
a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
2. Nilai komitmen moral
Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan
memperhatikan kode etik keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters
(1989) pelayanan professional terhadap masyarakat memerlukan
integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik. Aspek moral yang
harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :
a. Beneficience
selalu mengupayakan keputusan dibuat berdasarkan keinginan
melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone,
1994)
b. Fair
Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social
budaya, keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi memprlakukan
klien sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan keunikan
yang dimiliki.
c. Fidelity
Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin
membantu), selalu berusaha menepati janji, memberikan harapan
yang memadahi, komitmen moral serta memperhatikan kebutuhan
spiritual klien.
d. Otonomi, kendali dan tanggung gugat
Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan
tindakan secara mandiri. Hak otonomi merujuk kepada
pengendalian kehidupan diri sendiri yang berarti bahwa perawat
memiliki kendali terhadap fungsi mereka. Otonomi melibatkan
kemandirian, kesedian mengambil resiko dan tanggung jawab serta
tanggung gugat terhadap tindakannya sendiribegitupula sebagai
pengatur dan penentu diri sendiri.
Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan
terhadap sesuatu atau seseorang. Bagi profesi keperawatan, harus
ada kewenangan untuk mengendalikan praktik, menetapkan peran,
fungsi dan tanggung jawab anggota profesi. Tanggung gugat berarti
perawat bertanggung jawab terhadap setiap tindakan yang
dilakukannya terhadap klien.
2. Definisi issue
Issue adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak
namun belum jelas faktannya atau buktinya. Beberapa issue keperawatan
pada saat ini :
EUTHANASIA
Secara umum, kematian adalah suatu topik yang sangat ditakuti
oleh publik. Hal demikian tidak terjadi di dalam dunia kedokteran atau
kesehatan. Dalam konteks kesehatan modern, kematian tidaklah selalu
menjadi sesuatu yang datang secara tiba-tiba. Kematian dapat dilegalisir
menjadi sesuatu yang definit dan dapat dipastikan tanggal kejadiannya.
Euthanasia memungkinkan hal tersebut terjadi.
- Amerika
Eutanasia agresif dinyatakan ilegal dibanyak negara bagian di
Amerika. Saat ini satu-satunya negara bagian di Amerika yang hukumnya
secara eksplisit mengizinkan pasien terminal ( pasien yang tidak mungkin
lagi disembuhkan) mengakhiri hidupnya adalah negara bagian Oregon,
yang pada tahun 1997 melegalisasikan kemungkinan dilakukannya
eutanasia dengan memberlakukan UU tentang kematian yang pantas
(Oregon Death with Dignity Act). Tetapi undang-undang ini hanya
menyangkut bunuh diri berbantuan, bukan euthanasia. Syarat-syarat yang
diwajibkan cukup ketat, dimana pasien terminal berusia 18 tahun ke atas
boleh minta bantuan untuk bunuh diri, jika mereka diperkirakan akan
meninggal dalam enam bulan dan keinginan ini harus diajukan sampai
tiga kali pasien, dimana dua kali secara lisan (dengan tenggang waktu 15
hari di antaranya) dan sekali secara tertulis (dihadiri dua saksi dimana
salah satu saksi tidak boleh memiliki hubungan keluarga dengan pasien).
Dokter kedua harus mengkonfirmasikan diagnosis penyakit dan
prognosis serta memastikan bahwa pasien dalam mengambil keputusan
itu tidak berada dalam keadaan gangguan mental. Hukum juga mengatur
secara tegas bahwa keputusan pasien untuk mengakhiri hidupnya
tersebut tidak boleh berpengaruh terhadap asuransi yang dimilikinya baik
asuransi kesehatan, jiwa maupun kecelakaan ataupun juga simpanan hari
tuanya.
Belum jelas apakah undang-undang Oregon ini bisa dipertahankan
di masa depan, sebab dalam Senat AS pun ada usaha untuk meniadakan
UU negara bagian ini. Mungkin saja nanti nasibnya sama dengan UU
Northern Territory di Australia. Bulan Februari lalu sebuah studi terbit
tentang pelaksanaan UU Oregon selama tahun 1999.
- Indonesia
Berdasarkan hukum di Indonesia maka eutanasia adalah sesuatu
perbuatan yang melawan hukum, hal ini dapat dilihat pada peraturan
perundang-undangan yang ada yaitu pada Pasal 344 Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana yang menyatakan bahwa "Barang siapa
menghilangkan nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang
disebutkannya dengan nyata dan sungguh-sungguh, dihukum penjara
selama-lamanya 12 tahun". Juga demikian halnya nampak pada
pengaturan pasal-pasal 338, 340, 345, dan 359 KUHP yang juga dapat
dikatakan memenuhi unsur-unsur delik dalam perbuatan eutanasia.
Dengan demikian, secara formal hukum yang berlaku di negara kita
memang tidak mengizinkan tindakan eutanasia oleh siapa pun.
Ketua umum pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Farid
Anfasal Moeloek dalam suatu pernyataannya yang dimuat oleh majalah
Tempo Selasa 5 Oktober 2004 menyatakan bahwa : Eutanasia atau
"pembunuhan tanpa penderitaan" hingga saat ini belum dapat diterima
dalam nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat Indonesia.
"Euthanasia hingga saat ini tidak sesuai dengan etika yang dianut oleh
bangsa dan melanggar hukum positif yang masih berlaku yakni KUHP.
ABORSI
Aborsi berasal dari bahasa latin abortus yaitu berhentinya
kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan
kematian janin. Aborsi telah dilakukan oleh manusia selama berabad-
abad, tetapi selama itu belum ada undang-undang yang mengatur
mengenai tindakan aborsi. Peraturan mengenai hal ini pertama kali
dikeluarkan pada tahun 4 M di mana telah ada larangan untuk melakukan
aborsi. Sejak itu maka undang-undang mengenai aborsi terus mengalami
perbaikan, apalagi dalam tahun-tahun terakhir ini di mana mulai timbul
suatu revolusi dalam sikap masyarakat dan pemerintah di berbagai
negara di dunia terhadap tindakan aborsi. Hukum abortus di berbagai
negara dapat digolongkan dalam beberapa kategori sebagai berikut:
Hukum yang tanpa pengecualian melarang aborsi, seperti di
Belanda.
Hukum yang memperbolehkan aborsi demi keselamatan
kehidupan penderita (ibu), seperti di Perancis dan Pakistan.
Hukum yang memperbolehkan aborsi atas indikasi medik, seperti
di Kanada, Muangthai dan Swiss.
Hukum yang memperbolehkan aborsi atas indikasi sosio-medik,
seperti di Eslandia, Swedia, Inggris, Scandinavia, dan India.
Hukum yang memperbolehkan aborsi atas indikasi sosial, seperti
di Jepang, Polandia, dan Yugoslavia.
Hukum yang memperbolehkan aborsi atas permintaan tanpa
memperhatikan indikasi-indikasi lainnya (Abortion on requst atau
Abortion on demand), seperti di Bulgaris, Hongaria, USSR,
Singapura.
Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi eugenistis
(aborsi boleh dilakukan bila fetus yang akan lahir menderita cacat
yang serius) misalnya di India
Hukum yang memperbolehkan aborsi atas indikasi humanitarian
(misalnya bila hamil akibat perkosaan) seperti di Jepang
Negara-negara yang mengadakan perubahan dalam hukum
abortus pada umumnya mengemukakan salah satu alasan/tujuan
seperti yang tersebut di bawah ini:
Untuk memberikan perlindungan hukum pada para medisi yang
melakukan abortus atas indikasi medik.
Untuk mencegah atau mengurangi terjadinya abortus
provocatus criminalis.
Untuk mengendalikan laju pertambahan penduduk.
Untuk melindungi hal wanita dalam menentukan sendiri nasib
kandungannnya.
Untuk memenuhi desakan masyarakat.
CONFIDENTIALITY
Yang dimaksud confidentiality adalah menjaga privasi atau rahasia
klien, segala sesuatu mengenai klien boleh diketahui jika digunakan untuk
pengobatan klien atau mendapat izin dari klien. Sebagai perawat kita
hendaknya menjaga rahasia pasien itu tanpa memberitahukanya kepada
orang lain maupun perawat lain.
INFORMED CONSENT
Tujuan dari informed consent adalah agar pasien mendapat
informasi yang cukup untuk dapat mengambil keputusan atas terapi yang
akan dilaksanakan. Informed consent juga berarti mengambil keputusan
bersama. Hak pasien untuk menentukan nasibnya dapat terpenuhi
dengan sempurna apabila pasien telah menerima semua informasi yang
ia perlukan sehingga ia dapat mengambil keputusan yang tepat. Menurut
American College of Physicians’ Ethics Manual, pasien harus mendapat
informasi dan mengerti tentang kondisinya sebelum mengambil
keputusan. Berbeda dengan teori terdahulu yang memandang tidak
adanya informed consent menurut hukum penganiayaan, kini hal ini
dianggap sebagai kelalaian. Informasi yang diberikan harus lengkap, tidak
hanya berupa jawaban atas pertanyaan pasien.
Hal yang sama juga terjadi pada lanjut usia (lansia). Lansia akan
tumbuh sebesar 7%. Pada tahun 1990 sampai 2025, Indonesia akan
mengalami kenaikan lansia hingga 414%. Angka ini menjadikan kita
menduduki peringkat ke-3 dunia, setelah Cina dan India (Bureau of the
Cencus USA, 1993). Pada awal abad ke 21 ini diperkirakan mencapai 15
juta orang dan pada tahun 2020 jumlah lanjut usia tersebut akan
meningkat sekitar 30-40 juta orang.
Ketiga, Alokasi anggaran kesehatan kita masih di bawah standar
WHO, yaitu minimal 5%. Anggaran sekecil itu oleh pemerintah diarahkan
pada bantuan Jaminan Kesehatan Masyarakat bagi yang sakit, bukan
pada upaya promotif dan preventif. Disisi lain, kemampuan fiskal daerah
tidak menjamin alokasi biaya kesehatan, terutama public goods, disaat
kemampuan masyarakat miskin untuk menjangkau pelayanan
kesehatannya masih rendah. Hal ini mengakibatkan kita tertinggal dalam
pencapaian berbagai indikator kesehatan dasar.
Keempat, seluruh potensi profesi kesehatan belum dioptimalkan.
Sejak dulu hingga sekarang, profesi kesehatan selalu diarahkan untuk
pelayanan pengobatan (kuratif). Perawat sesungguhnya memiliki
kemampuan dan kompetensi untuk memimpin pelayanan kesehatan
primer. Perawat mampu memberdayakan keluarga dan masyarakat untuk
membantu mengatasi masalah kesehatannya sendiri.
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Keperawatan
2. http://abdalle.wordpress.com/2007/09/29/bagaimana-sarjana-
keperawatan-kelak/
3. http://keperawatanadil.blogspot.com/2007/11/keperawatan-
profesional.html
4. http://perawattegal.wordpress.com/2009/08/29/konsep-dasar-
keperawatan-perkembangan-konsep-dan-tren-keperawatan/
5. file:///D:/mata%20kuliah/KD/TREN%20DAN%20ISSUE%20LEGAL%20
DALAM%20KEPERAWATAN%20PROFESIONAL%20%C2%AB%20F
ORUM%20MASYARAKAT%20SEHAT%20DAN%20SEJAHTERA.htm
6. https://www.scribd.com/doc/280459003/Trend-Keperawatan-Sekarang-Dan-
Masa-Depan