Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESUME KEPERAWATAN JIWA

PSIKOFARMA PADA GANGGUAN JIWA

Disusun Oleh :

Dwi Ariantika

NIM : A22020172

PRODI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

2021
PSIKOFARMA PADA GANGGUAN JIWA

Nara sumber : dr. Nurmi Widyarti SP.Kj

Gangguan kesehatan jiwa tercantum dalam UU no 18 Tahun 2014 adalah kondisi dimana
seseorang mengalami gangguan dalam pikiran,perilaku,dan perasaan yang termanifestasi dalam
bentuk sekumpulan gejala atau perubahan perilaku yang bermakna,serta dapat menimbulkan
penderitaan dan hambnatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia.
Klasifikasi gangguan jiwa menurut PPDGJ III
1. F00-F09 : gangguan mental organic,termasuk gangguan mental simtomatik
2. F10-F19 : gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif
3. F20-F29 : skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham
4. F30-F39 : gangguan suasana perasaan ( mood/afektif)
5. F40-F49 : gangguan neurotic,gangguan somatoform dan gangguan yang berkaitan dengan
stress
6. F50-F59 : sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan factor
fisik
7. F60-F69 : gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa
8. F70-F79 : Retardasi Mental
9. F80-F89 : gangguan perkembangan psikologis
10. F90-F99 : gangguan perilaku dan emosional dengan onset biasanya pada masa kanak dan
remaja
Faktor penyebab :
1. Faktor Biologi meliputi ketidakseimbangan zat neurokimia di otak, Genetik
Infeksi, Trauma, Massa /Tumor
2. Faktor psikologi meliputi Ciri kepribadian, Koping, Pola asuh
3. Faktor social meliputi
Peristiwa kehidupan,lingkungan social
Penatalaksanaan
1. Farmakologi : psikofarma
2. Non farmakologi : psikoterapi, psikoedukasi,terapi aktifitas kelompok,terapi kerja
Psikofarmaka antara lain : psikotropik, psikoaktif,psikoterapeutik
Adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP) dan mempunyai
efek utama terhadap aktifitas mental dan perilaku, digunakan untuk terapi gangguan
psikiatrik
Jenis jenis psikofarma meliputi Antipsikotik/neuroleptik , Antidepresen , Anti manik /
mood stabilizzer, Anti Ansietas / Anxiolitik.
1. Psikotik dan Anti psikotik
Sindrom psikotik:
Gangguan Reality Testing Ability (RTA)awareness, judgement, insight
Hendaya fungsi mentalpembicaraan, waham(delusi), halusinasi, mood, perilaku aneh
(disorganized)
Hendaya fungsi kehidupan sehari-hari: akademis, pekerjaan, hubungan sosial.
Anti psikotik:
Mekanisme kerja: memblokade Dopamine pada reseptor pasca-sinaptik neuron di
Otak, khususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (Dopamine D2 receptor
antagonists)
2 golongan: Tipikal & Atipikal meliputi :
Tipikal: haloperidol, chlorpromazine, Trifluoperazin, flufenazin
Atipikal: Risperidon, Clozapine, Quetiapine, Olanzapin, Aripiprazol
a. Haloperidol
AP potensi kuat menekan gejala positif (waham, halusinasi, agitasi/hiperaktif)
Dosis:5-15mg/hari, parenteral dan oral
Efek samping:
sindrom ekstrapiramidal (EPS): distonia akut, akathisia, sindrom Parkinson (tremor,
bradikinesia, rigiditas)akut
Gangguan endokrin (amenorrhoe, gangguan orgasme, gynaecomastia, galaktorhhea,
impotensi), metabolik syndromejangka panjang
b. Chlorpromazin
Indikasi: serupa dengan haloperidol
Dosis: 150-600mg/hari, parenteral (jarang dipakai) & oral
Efek samping:
Sedasi
Gangguan otonomik (efek antikolinergik): hipotensi ortostatik (parenteral), mulut
kering, kesulitan miksi & defekasi, hidung tersumbat, mata kabur
Memperpanjang QT interval (hati-hati pada peny jantung)
c. Trihexyphenidil (THP)
Obat antikolinergik yang bekerja pada reseptor muskarinik
Indikasi: terapi EPS pada pemberian antipsikotik
Dosis: 2-5 mg/hari
Hati-hati:
Hipertropi prostat, retensi urine, glaucoma sudut sempit
Penyalahgunaan zat!!!!

2. Depresi dan Anti Depresan


Sindrom Depresi
Selama paling sedikit 2 minggu dan hampir setiap hari mengalami :
1. Rasa hati yang murung
2. Hilang minat dan rasa senang
3. Kurang tenaga hingga mudah lelah dan kendur kegiatan

Gejala-gejala lain:
1. Penurunan konsentrasi pikiran dan perhatian
2. Pengurangan rasa harga diri dan percaya diri
3. Pikiran berdosa dan diri tidak berguna lagi
4. Pandangan suram dan pesimistik terhadap masa depan
5. Gagasan atau tindakan mencederai diri / bunuh diri
6. Gangguan tidur
7. Pengurangan nafsu makan

a. Anti Depresan
Mekanisme kerja: menghambat re-uptake neurotransmitter aminergic, menghambat
penghancuran oleh enzim monoaminoksidaseterjadi peningkatan jumlah
neurotransmitter di pasca sinaps SSP
Obat acuan: amitriptilin
b. Amitriptilin
Dosis:75-150 mg/hari, oral
Indikasi; menekan gejala depresi
Efek samping:
Sedasi
Efek Antikolinergik (mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, konstipasi, sinus
takikardia)
Efek Anti-adrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi)
Kontra indikasi amitriptilin:
Peny jantung
Glaukoma, retensi urin, hipertrofi prostat
Hamil dan menyusui
c. Anti mania (mood stabilizer)
Sindrom mania : keadaan afek (mood, suasana perasaan) yang meningkat, ekspresif
atau iritabel, minimal 1 minggu.
Keadaan tersebut disertai paling sedikit 4 gejala berikut :
1) Peningkatan aktivitas, atau ketidak-tenangan fisik
2) Lebih banyak berbicara,dorongan untuk berbicara terus menerus (logorrhea)
3) Lompat gagasan (flight of ideas) atau merasa bahwa pikirannya sedang
berlomba.
4) Rasa harga diri yang melambung (grandiositas, yang dapat bertaraf sampai
waham/delusi)
5) Berkurangnya kebutuhan tidur
6) Mudah teralih perhatian
7) Keterlibatan berlebih dalam aktivitas-aktivitas yang berisiko/ merugikan
Anti Mania
Lithium karbonat
Indikasi: meredakan sindom mania
Dosis: 250-500 mg/hari, oral
Efek samping: Mulut kering, haus, gastrointestinal distress (mual, muntah, diare,
feces lunak), kelemahan otot, poliuria, tremor halus (fine tremor, lebih nyata
pada pasien usia lanjut dan penggunaan bersamaan dengan neuroleptika dan
antidepressant)
d. Anxietas dan Anti Anxietas
Sindrom anxietas
Adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistik terhadap 2 atau lebih
hal yang dipersepsi sebagai ancaman, perasaan ini menyebabkan individu tidak
mampu istirahat dengan tenang
Ketegangan motorik
Hiperaktivitas otonom
Kewaspadaan berlebih, gangguan kognitif (konsentrasi, memori dan perhatian)
Diazepam
Dosis: 10-30 mg/hari po, 2-10 mg/ hari parenteral
Efek samping: Sedasi, relaksasi otot (lemas)
Alprazolam
Dosis: 0,25-6mg /hari, oral
Efek samping: Sedasi, relaksasi otot (lemas)
Kontra-indikasi : pasien dengan hipersensitif terhadap benzodiazepine, glaucoma,
myasthenia gravis, chronic pulmonary insufficiency, chronic renal or hepatic disease
Hati hati:Hamil, Anak dan usia lanjut: reaksi yang berlawanan (paradoxical
reaction) berupa : kegelisahan, iritabilitas, disinhibisi, spastisitas otot meningkat,
dan gangguan tidur

Peran perawat dalam pemberian obat:


Mata rantai terakhir pemberian obat
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1) Pengumpulan data pasien: riwayat penyakit, pengobatan sebelumnya, lab
2) Kombinasi obat & terapi modalitas lain: TAK
3) Pendidikan kesehatan: pasien & keluarga
4) Monitor efek samping
Prinsip pemberian obat pada pasien:
Persiapan: jenis, tujuan, cara pemberian, efek samping, riwayat pengobatan,
pengetahuan pasien
Pemberian 6 benar: obat, dosis, pasien, waktu pemberian, cara pemberian,
pendokumentasian
Evaluasi: respon terhadap pengobatan
Pendekatan kondisi khusus meliputi:
1. Pendekatan pasien curiga
a) Yakinkan bahwa terapi bermanfaat & tdk berbahaya
b) Sikap yakin (verbal & non verbal)pasien tdk ragu & curiga
c) Konsisten bentuk, kemasan
d) Tiap perubahan diskusikan dg pasien
e) Yakinkan obat betul betul ditelan
f) Jika tetap menolak minum obat dg berbagai upaya pertimbangkan cara
pemberian lain (injeksi), dengan instruksi dokter
2. Pasien potensi bunuh diri
a) Paling sering pasien menolak minum obat atau overdosis
b) Pengawasan ketat, jangan ditinggal sendiri CCTV
c) Meningkatkan motivasi pasien utk menyayangi kehidupan, meningkatkan harga
diri pasien
3. Pasien ketergantungan obat
a) Pasien berkeyakinan obat adalah segala-galanyasumber kebahagiaan, pelarian
dari masalah, meningkatkan percaya diri
b) Terapi modalitas lain obat bukan satu-satunya cara menyelesaikan masalah,
melatih coping skill yg adaptif

Anda mungkin juga menyukai