Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

TERAPI KOMPLEMENTER PADA PASIEN DBD

Disusun oleh :
Kristian Budi Setiawan
1811020087

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR TABEL....................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................2
C. Manfaat.........................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
A. Analisis PICO...............................................................................................4
B. Landasan Teori..............................................................................................5
1. Pengertian DBD........................................................................................5
2. Tanda Gejala..............................................................................................6
3. Pengobatan DBD.......................................................................................7
4. Terapi Komplementer Jus Kurma Pasien DBD........................................9
5. SOP Dalam Keperawatan........................................................................11
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................13
A. KESIMPULAN...........................................................................................13
B. SARAN.......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
DAFTAR TABEL

Table 2-1....................................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1..............................................................................................................4
Gambar 2-1..............................................................................................................4
Gambar 2-2..............................................................................................................5
1 BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demam berdarah Dengue (DBD) merupakan wabah yang

menyerang berbagai negara secara global, dengan lebih dari 500.000 kasus

dilaporkan setiap tahun. Penyakit DBD sebagian besar ditularkan oleh

nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini dapat

menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian terutama pada

anak, serta sering menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah.

Berdasarkan data yang diperoleh dari World Health Organization (WHO)

padtahun 1968 sampai dengan 2009, Indonesiamerupakan salah satu

negara di kawasan AsiaTenggara yang tercatat dengan angka kejadian

DBD tertinggi. Angka kejadian DBD tersebut tercatat di 34 provinsi di

Indonesia, yakni sebanyak 100.347 pasien DBD pada tahun 2014, yang di

antaranya terdapat 907 pasien yang tidak dapat tertolong, sedangkan pada

tahun 2015 terdapat peningkatan kejadian DBD menjadi 126.675 pasien

dengan 1.229 pasien di antaranya meninggal dunia.

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit

menular yang masih ada setiap tahun, hal ini disebabkan karena sampai

saat ini belum ditemukan obat atau vaksin untuk penanggulangan DBD.

DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang mengandung

virus dengue Nyamuk Aedes aegypti hanya hidup pada suhu antara 80C –

37C. Berbagai tempat kembang biak (breedingplace) nyamuk ini, misalnya

1
2

yang terdapat dalam bak mandi, tempayan/tempat penyimpanan air

minum, kaleng kosong, plastic air minum, ban bekas dan kontainer buatan

lainnya. Tanda dan gejala Penyakit DBD, demam mendadak 2 sampai 7

hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu hati disertai

tanda perdarahan dikulit berupa bintik perdarahan, lebam/ruam.

Kadang-kadang mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran

menurun atau shock. DBD menyebabkan Trombositopenia pada hari ke-3

sampai ke-7 dan ditemukan penurunan trombosit hingga 100.000 /mmHg

dan hemokonsentrasi, meningkatnya hematrokit sebanyak 20% atau lebih.

Pada beberapa manajemen trombositopeni banyak sekali yang

menganjurkan di masyarakat dengan peningkatan nutrisi yang adekuat

dengan memberikan diet TKTP dan penambahan cairan dan elektrolit yang

baik dengan rasional bahwa nutrisi yang baik akan meningkatan

pertahanan tubuh dalam melawan ketidakseimbangan metabolisme darah

dalam hal ini hemopoesis dan pembentukan sel megakarosit sehingga

pembentukan trombosit dapat cepat terjadi dengan hasil yang benar-benar

maturasi. Salah satu pemberiannya ada yang menganjurkan dengan jus

jambu, fermentasi beras dan juga pemberian jus kurma. Khasiat buah

kurma antara lain untuk mempercepat pemulihan kondisi saat sakit demam

berdarah.

B. Tujuan

1. Umum

Mengetahui bermacam-macam pengobatan penyakit demam berdarah


3

2. Khusus

Mengetahui pengobatan komplementer jus kurma dalam mengobati penyakit

demam berdarah

C. Manfaat

1. Umum

Menambah ilmu pengetahuan

2. Ilmu Pengetahuan

Sebagai bahan riset lebih lanjut


4
2 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Analisis PICO

Table 2.1 Tabel Analisa PICO

P (Patient) I (Intervention) C (Control) O (Outcame)

Pasien dengan Pemberian sari Rehidrasi Meningkatkan

DHF (Dengue kurma trombosit

Haemorogic

Fever)

Gambar 2-1

Gambar 2-2

5
6

Gambar 2-3

Search Engine : Google scholar

Kata kunci : DHF, Kurma dan Trombosit

Hasil : dalam waktu 0,03 detik terdapat 37 artikel yang serupa dari berbagai

macam tahun dan terdapat 20 artikel yang serupa dari tahun 2018 sampai tahun

2022.

B. Landasan Teori

1. Pengertian DBD

Penyakit demam berdarah dengue atau yang disingkat sebagai

DBD adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue.

Penyebab penyakit Dengue adalah Arthrophod borne virus, famili

Flaviviridae, genus flavivirus. Virus berukuran kecil (50 nm) ini

memiliki single standard RNA. Virion-nya terdiri dari nucleocapsid


7

dengan bentuk kubus simetris dan terbungkus dalam amplop

lipoprotein.Genome (rangkaian kromosom) virus Dengue berukuran

panjang sekitar 11.000 dan terbentuk dari tiga gen protein struktural

yaitu nucleocapsid atau protein core (C), membrane-associated protein

(M) dan suatuprotein envelope (E) serta gen protein non struktural

(NS). Host alami DBD adalah manusia, agennya adalah virus dengue

yang termasuk ke dalam family Flaviridae dan genus Flavivirus.

Ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi,

khususnya nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang terdapat

hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat yang memiliki

ketinggian lebih dari1000 meter di atas permukaan laut.

2. Tanda Gejala

Umumnya gejala demam berdarah bersifat ringan, dan muncul 4–7

hari sejak gigitan nyamuk, dan dapat berlangsung selama 10 hari.

Gejala biasanya menyerupai penyakit flu, dan bisa saja berkembang

menjadi semakin parah jika telat ditangani. Beberapa gejala demam

berdarah, yaitu:

a. Demam tinggi mencapai 40 derajat Celsius;

b. Nyeri kepala berat;

c. Nyeri pada sendi, otot, dan tulang;

d. Nyeri pada bagian belakang mata;

e. Nafsu makan menurun;

f. Mual dan muntah;


8

g. Pembengkakan kelenjar getah bening;

h. Ruam kemerahan sekitar 2–5 hari setelah demam;

i. Kerusakan pada pembuluh darah dan getah bening; dan

j. Perdarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit.

3. Pengobatan DBD

Pengobatan DBD hanya bersifat simtomatik dan suportif. Secara

simtomatik yaitu dengan cara memberikan cairan yang cukup. Cairan

diberikan untuk mengurangi rasa haus dan dehidrasi akibat demam

tinggi, anoreksia dan muntah. Pada prinsipnya pengobatan yang utama

dan yang terpenting adalah mengatasi penyakit dasarnya kemudian

pertimbangan mengenai pengobatan simtomatik DBD. Adapun

pemantauan yang dilakukan meliputi keadaan umum, suhu, tekanan

darah, nadi, pernapasan, monitoring hematokrit dan trombosit.

a. Secara Medis

1) Rehidrasi

Obat rehidrasi ialah cairan elektrolit yang tersedia dalam

bentuk sediaan infus yang diberikan secara parenteral kepada

pasien. Pemberian cairan parenteral ini bertujuan untuk

mempertahankan atau mengembalikan volume dan komposisi

normal cairan tubuh, obat ini sangat dibutuhkan bagi penderita

mual dan muntah yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya

melalui mulut.
9

Obat rehidrasi merupakan golongan obat terbanyak yang

diberikan pada pasien anak DBD, karena sebagian besar pasien

yang dibawa ke rumah sakit berada dalam keadaan lemas dan

terdapat gejala mual-muntah, dengan demikian tidak

memungkinkan untuk pemberian cairan elektrolit secara oral.

Dalam pemilihan dan jumlah obat rehidrasi disesuaikan dengan

kondisi individu pasien, yaitu disesuaikan dengan derajat

dehidrasi dan kehilangan elektrolit

2) Analgesik-Antipiretik

Analgesik- Antipiretik merupakan obat yang ditunjukan

untuk mengobati demam sekaligus mengurangi rasa nyeri yang

menyertai demam. Tujuan pengobatan demam adalah untuk

mengembalikan suhu demam menjadi suhu normal 36,5ºC.

Perlu diperhatikan bahwa pengunaan analgesik-antipiretik

hanya digunakan untuk mengurangi demam dan rasa nyeri,

tetapi tidak dapat menghilangkan penyebab demam, dalam hal

ini penyebab demam ialah infeksi virus dengue. Paracetamol

merupakan analgesik-antipiretik yang aman digunakan pada

anak-anak dibandingkan golongan analgesik-antipiretik

lainnya. Selain itu, paracetamol cepat diabsorbsi pada

pemberian obat secara oral.

3) Antiemetik
10

Antiemetik diberikan bertujuan untuk menekan rasa mual

dan muntah yang merupakan salah satu gejala DBD. Jenis

antiemetik yang bisa diberikan adalah ondansentron dan

domperidone

4) Vitamin

Pemberian vitamin pada pasien DBD anak bertujuan untuk

terapi suportif yang pada keadaan patologik dibutuhan makan

meningkat. Jenis vitamin yang bisa digunakan ialah Vitamin

B1 atau thiamin diberikan dalam bentuk tunggal. Vitamin B1

sangat penting untuk pencernaan yang normal dan sebagai

koenzim dalam mengubah pati dan gula menjadi energi dan

lemak. Thiamin juga menstimulasi pembentukan eritrosit dan

berfungsi baiknya susunan syaraf.

b. Secara Tradisional

Pengobatan tradisional Ayurweda menggunakan tumbuh-

tumbuhan atau bagian-bagiannya untuk mengatasi penyakit,

bagian-bagian yang sering dipakai dalam ramuannya seperti : daun,

batang, kulit pohon, akar, bunga dan buah. Salah satu pengobatan

non farmakologi yang digunakan adalah pemberian jus buah-

buahan berupa jambu biji merah, kurma, pepaya, meniran, kunyit,

temu hitam dan angkak.


11

4. Terapi Komplementer Jus Kurma Pasien DBD

DBD menyebabkan Trombositopenia pada hari ke-3 sampai ke-7

dan ditemukan penurunan trombosit hingga 100.000 /mmHg dan

hemokonsentrasi, meningkatnya hematrokit sebanyak 20% atau lebih .

Pada beberapa manajemen trombositopeni banyak sekali yang

menganjurkan di masyarakat dengan peningkatan nutrisi yang adekuat

dengan memberikan diet TKTP dan penambahan cairan dan elektrolit

yang baik dengan rasional bahwa nutrisi yang baik akan meningkatan

pertahanan tubuh dalam melawan ketidakseimbangan metabolisme

darah dalam hal ini hemopoesis dan pembentukan sel megakarosit

sehingga pembentukan trombosit dapat cepat terjadi dengan hasil yang

benar-benar maturasi. Salah satu pemberiannya ada yang

menganjurkan dengan jus jambu, fermentasi beras dan juga pemberian

jus kurma.

Khasiat buah kurma antara lain untuk mempercepat pemulihan

kondisi saat sakit demam berdarah. Bahan-bahan utama yang

diperlukan untuk pembentukan darah adalah Asam folat, vitamin B12,

besi, kobalt,magnesium, Cu,Zn, Asam amino, vitamin C, B kompleks,

dan lain-lain. Untuk itu pemberian jus kurma dapat meningkatkan

kadar trombosit darah dikarenakan pada buah kurma terdapat

kandungan zat besinya yang tinggi membantu pembentukan

haemoglobin yang dapat membantu mengangkut oksigen lebih besar

sehingga membantu mempercepat metabolisme dalam sel. Peningkatan

metabolism ini akan meningkatkan produksi energi yang berguna


12

untuk memperhankan sel agar tidak rusak dan membangun kembali sel

yang rusak.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Giyatmo (2013) dijelaskan

bahwa pemberian jus buah kurma efektif dalam meningkatkan

trombosit. Dalam penelitian Rianti (2018) dijelaskan juga bahwa terapi

komplementer pemberian jus buah kurma efektif dalam meningkatkan

trombosit, namun dalam pemberiannya harus dibarengi dengan

pemberian nutrisi yang cukup dari rumah sakit.

5. SOP Dalam Keperawatan

Dalam pelaksanaannya pemberian jus kurma dan sari buah kurma

lainnya bisa diberikan dengan cara sebagai berikut :

a) Jus Kurma

1) Siapkan kurang lebih 500 mg buah kurma

2) Pisahkan daging buah dengan kulitnya

3) Blender dengan 5 gelas air

4) Berikan kepada pasien

Pemberian jus buah kurma diberikan secara rutin setiap hari agar

mempercepat peningkatan trombosit pada pasien DHF.

b) Penggunaan dan Dosis Pemberian Sari Kurma

1) Anak-anak : 1 sendok makan (15ml), diminum 3 kali sehari

2) Dewasa : 2 sendok makan (30ml), diminumkan 3 kali sehari

3) Simpan pada suhu dibawah 30 derajat celcius, di tempat kering

dan sejuk
13
3 BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Penyakit demam berdarah dengue atau yang disingkat sebagai DBD

adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue.

2. Pengobatan DBD hanya bersifat simtomatik dan suportif. Secara

simtomatik yaitu dengan cara memberikan cairan yang cukup.

3. Secara medis, penanganan DBD dengan cara rehidrasi, bisa juga

menggunakan obat jenis analgesik-antipiretik dan antiemetic dan pemberian

vitamin.

4. Khasiat buah kurma antara lain untuk mempercepat pemulihan kondisi

saat sakit demam berdarah.

5. Pemberian jus kurma dapat meningkatkan kadar trombosit darah

dikarenakan pada buah kurma terdapat kandungan zat besinya yang

tinggi membantu pembentukan haemoglobin

B. SARAN

1. Perbanyak penelitian tentang pengobatan komplementer

2. Perbanyak penelitian tentang penggunaan bahan alam dalam mengobati

penyakit

14
15
4 DAFTAR PUSTAKA

Adnan, A. B., & Siswani, S. (2019). Peran Kader Jumantik Terhadap Perilaku
Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(Dbd) Di Wilayah Kerja Kelurahan Tebet Timur Tahun 2019. Jurnal
Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS), 3(2), 204-218.

Agustin, C. (2018). Formulasi es krim sari kurma. Jurnal Riset Kesehatan


Poltekkes Depkes Bandung, 10(1), 25-32.

Akbar, H., & Syaputra, E. M. (2019). Faktor risiko kejadian demam berdarah
dengue (DBD) di Kabupaten Indramayu. MPPKI (Media Publikasi
Promosi Kesehatan Indonesia): The Indonesian Journal of Health
Promotion, 2(3), 159-164.

Aritonang, R. A. (2019). PENGARUH JUS KURMA TERHADAP


PENINGKATAN KADAR TROMBOSIT PADA PASIEN DBD.
JURNAL KEPERAWATAN, 8(1), 798-803.

Dewi, T. F., Wiyono, J., & Ahmad, Z. S. (2019). Hubungan pengetahuan orang
tua tentang penyakit DBD dengan perilaku pencegahan DBD di Kelurahan
Tlogomas Kota Malang. Nursing News: Jurnal Ilmiah Keperawatan, 4(1).

Giyatmo, G. (2013). Efektifitas Pemberian Jus Kurma Dalam Meningkatkan


Trombosit Pada Pasien Demam Berdarah Dengue Di RSU Bunda
Purwokerto. Jurnal Keperawatan Soedirman, 8(1), 32-37.

Hartanto, F. A. D., & Sari, D. P. (2020). Pemanfaatan Obat Tradisional: Upaya


Preventif dan Kuratif Penyakit Demam Berdarah Dengan Penyuluhan Bagi
Warga Dusun Ciren, Triharjo, Pandak, Bantul, DIY. WIDYABHAKTI
Jurnal Ilmiah Populer, 3(1), 68-73.

Helena, S., Lestari, D., Arbiastutie, Y., & Warsidah, W. (2021). Sosialisasi
Pembuatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) pada Masyarakat Kepulauan
Lemukutan Kalimantan Barat dalam Usaha Penanggulangan Penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD). Journal of Community Engagement in
Health, 4(2), 298-302.

Kusumawati, A., Ayu, A. K., Saputri, A. M., Putriadi, P. B., Qurrohman, M. T., &
Dewi, N. (2021). Edukasi cara menjadi jumantik mandiri untuk mencegah
DBD di tengah pandemi COVID-19 pada kader posyandu di Dusun Jetis,
Bakungan, Karangdowo, Klaten. Logista-Jurnal Ilmiah Pengabdian
kepada Masyarakat, 5(1), 147-152.

Lindawati, N. Y., Murtisiwi, L., Rahmania, T. A., Damayanti, P. N., & Widyasari,
F. M. (2021). UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN

16
17

MASYARAKAT DALAM RANGKA PENCEGAHAN DAN


PENANGGULANGAN DBD DI DESA DLINGO, MOJOSONGO,
BOYOLALI. SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat
Berkemajuan, 4(2), 473-476.

Pascawati, N. A., Satoto, T. B. T., Wibawa, T., Frutos, R., & Maguin, S. (2019).
Dampak Potensial Perubahan Iklim Terhadap Dinamika Penularan
Penyakit DBD Di Kota Mataram. BALABA: Jurnal Litbang Pengendalian
Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara, 49-60.

Rahmawati, A., Perwitasari, D. A., & Kurniawan, N. U. (2019). Efektivitas


Pemberian Terapi Cairan Inisial Dibandingkan Terapi Cairan Standar
WHO terhadap Lama Perawatan pada Pasien Demam Berdarah di Bangsal
Anak Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul. Indonesian Journal of
Clinical Pharmacy, 8(2), 91-98.

Rahayuningrum, D. C., & Morika, H. D. (2019). PENGARUH KOSUMSI JUS


JAMBU BIJI MERAH TERHADAP PENINGKATAN KADAR
TROMBOSIT PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
EFFECTS OF RED GUAVA JUICE CONSUMPTION ON INCREASED
THROMBOCYTE LEVELS IN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER
(DHF) PATIENTS. Jurnal Kesehatan Saintika Meditory, 2(1), 28-38.

Sari, R. K. POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA


PASIEN ANAK DI INTALASI RAWAT INAP RSUD SLEMAN
YOGYAKARTA PERIODE 2016.
Sonia, G. (2018). PERBANDINGAN ANTARA KOMPRES AIR HANGAT
DAN KOMPRES PLESTER TERHADAP PERUBAHAN SUHU
TUBUH PADA ANAK DENGAN PENYAKIT DBD DI RUMAH
SAKIT. HEALTHY JOURNAL| Jurnal Ilmiah Kesehatan Ilmu
Keperawatan, 6(1), 22-33.

Syafrawati, S., Argameli, S., Oktari, F., & Putra, H. S. N. (2019). UPAYA
MENURUNKAN ANGKA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
MELALUI PENGUATAN PERAN SISWA DI SDN 38 KURANJI
KOTA PADANG. Jurnal Hilirisasi IPTEKS, 2(1), 36-42.

Tawakal, F., & Azkiya, A. (2020). Diagnosa Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) menggunakan Metode Learning Vector Quantization (LVQ).
JISKA (Jurnal Informatika Sunan Kalijaga), 4(3), 193-201.

Anda mungkin juga menyukai