DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Salawat serta
salam tak lupa pula saya haturkan kepada junjungan alam nabi besar Muhammad SAW, seorang
nabi yang telah membawa kita dari jaman kegelapan menuju jaman yang terang.
Saya ucapkan terimakasih juga kepada pihak yang telah ikut serta dalam pembuatan
makalah megenai “Terapi Bermain Pada Anak dengan Typoid dan DM Junevil”. Makalah ini
saya buat untuk memperdalam ilmu kita tentang mata kuliah Keperawatan Anak.
Saya menyadari dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, namun
demikian banyak pula pihak yang telah membantu menyediakan sumber informasi serta
memberikan masukan pemikiran. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan dan kesempurnaan makalah ini di waktu yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN...............................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................6
7. Kategori Permainan.........................................................................................9
9.Klasifikasi Permainan.....................................................................................10
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................15
3.2 Saran............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB 1
PENDAHULUAN
Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella
Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi
oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella.Typhoid adalah
penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella Thypi .
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang oleh kuman salmonella thypi dan
salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid
abdominalis, ( Syaifullah Noer, 1996 ). Typhoid adalah penyakit infeksi pada usus halus,
typhoid disebut juga paratyphoid fever, enteric fever, typhus dan para typhus abdominalis
.
Diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan
metabolik akibat ganguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada
mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah disertai lesi pada membran basalis pada
pemeriksaan dengan mikroskop elektron. Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolik
yang bersifat kronik.Oleh karena itu, onset Diabetes Mellitus yang terjadi sejak dini
memberikan peranan penting dalam kehidupan penderita. Setelah melakukan pendataan
pasien di seluruh Indonesia selama 2 tahun, Unit Kelompok Kerja (UKK) Endokrinologi
Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mendapatkan 674 data penyandang Diabetes
Mellitustipe 1 di Indonesia. Data ini diperoleh melalui kerjasama berbagai pihak di
seluruh Indonesia mulai dari para dokter anak, endokrinolog anak, spesialis penyakit
dalam, perawat edukator Diabetes Mellitus, data Ikatan Keluarga Penyandang Diabetes
MellitusAnak dan Remaja (IKADAR), penelusuran dari catatan medis pasien, dan juga
kerjasama dengan perawat edukator National University HospitalSingapura untuk
memperoleh data penyandang Diabetes Mellitusanak Indonesia yang menjalani
pengobatannya di Singapura.Data lain dari sebuah penelitian unit kerja koordinasi
endokrinologi anak di seluruhwilayah Indonesia pada awal Maret tahun 2012
menunjukkan jumlah penderita Diabetes Mellitususia anak-anak juga usia remaja
dibawah 20 tahun terdata sebanyak 731 anak. Ilmu Kesehatan Anak FFKUI (Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia) melansir, jumlah anak yang terkena Diabetes
Mellituscenderung naik dalam beberapa tahun terakhir ini. Tahun 2011 tercatat 65 anak
menderita Diabetes Mellitus, naik 40% dibandingkan tahun 2009. Tiga puluh duaanak
diantaranya terkena Diabetes Mellitustipe 2.(Pulungan, 2010)
Kelemahan pada anak usia prasekolah yaitu memiliki imunitas yang lebih rendah
dari orang dewasa sehingga menyebabkan anak rentan terkena infeksi, jatuh dan cidera
sehingga anak harus menjalani perawatan di rumah sakit. Dalam menjalani proses
perawatan di rumah sakit tentunya akan memberikan pengalaman baik secara fisik
maupun psikologis bagi anak. Anak yang mengalami hospitalisasi atau perawatan di
rumah sakit akan mengalami berbagai perasaan tidak nyaman salah satunya yaitu
kecemasan (Desidel, 2011).
Kecemasan pada anak prasekolah yang sakit dan dirawat di rumah sakit,
merupakan salah satu bentuk gangguan yaitu tidak terpenuhinya kebutuhan aman nyaman
berupa kebutuhan emosional anak yang tidak adekuat. Hal ini perlu penanganan sedini
mungkin. Dampak dari keterlambatan dalam penanganan kecemasan, anak akan menolak
perawatan dan pengobatan. Kondisi seperti ini akan berpengaruh besar pada proses
perawatan dan pengobatan serta penyembuhan dari anak yang sakit (Zuhdatani, 2015).
Mengatasi memburuknya tingkat kecemasan pada anak, perawat dalam
memberikan intervensi harus memperhatikan kebutuhan anak sesuai tumbuh
kembangnya. Kebutuhan anak usia prasekolah terhadap pendampingan orang tua selama
masa perawatan, kebutuhan akan rasa aman dan nyaman, serta kebutuhan aktivitasnya.
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada anak, diharapkan mampu memberikan
tindakan tanpa adanya resiko trauma pada anak baik trauma fisik ataupun trauma
psikologis. Bermain pada masa prasekolah adalah kegiatan yang penting, yang
merupakan bagian penting dalam perkembangan tahuntahun pertama masa kanak-
kanak.Permainan akan membuat anak terlepas dari ketegangan dan stress yang dialami.
Selain itu dengan melakukan permainan anak dapat mengalihkan rasa sakit Melalui
program bermain anak dapat menunjukkan apa yang dirasakannya selama sakitnya
(Purwandari,dalam Pravitasari & Bambang, 2012)
1.3. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan penerapan terapi bermain pada anak
dengan Typoid dan DM Juvenil
BAB II
PEMBAHASAN
7. Kategori Permainan
Menurut Saputro dan Intan (2017), terapi bermain diklasifkasikan menjadi 2 yaitu:
a. Bermain Aktif
Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa yang dilakukaan anak, apakah dalam
bentuk kesenangan bemain alat misalnya mewarnai gambar, melipat kertas origami dan
menempel gambar. Bermain aktif juga dapat dilakukan dengan bermain peran misalnya
bermain dokter-dokteran dan bermain dengan menebak kata.
b. Bermain Pasif
Dalam bermain pasif, hiburan atau kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain.
Pemain menghabiskan sedikit energi, anak hanya menikmati temannya bermain atau
menonton televisi dan membaca buku. Bermain tanpa mengeluarkan banyak tenaga,
tetapi kesenangannya hampir sama dengan bermain aktif.
9. Klasifikasi Permainan
Menurut Wong (2009), bahwa permainan dapat diklasifikasikan :
1) Bermain afektif sosial (social affective play)
Permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang menyenangkan antara
anak dan orang lain. Anak mendapatkan kesenangan dari hubungannya dengan
orangtuannya
2) Bermain untuk senang-senang (sense of pleasure)
Permainan ini akan menimbulkan kesenangan bagi anak anak. Permainan ini
membutuhkan alat yang mampu memberikan kesenangan pada anak, misalnya
menggunakan pasir untuk membuat gunung-gunung, menggunakan air yang
dipindahkan dari botol, atau menggunakan plastisin untuk membuat sebuah
konstruksi
3) Permainan keterampilan (skill play)
Permainan ini akan meningkatkan keterampilan bagi anak. Khususnya keterampilan
motorik kasar dan motorik halus. Keterampilan tersebut diperoleh melalui
pengulangan kegiatan dari permainan yang dilakukan
4) Permainan simbolik atau pura-pura ( dramatic play role)
Permainan anak yang dilakukan dengan cara memainkan peran dari orang lain. Dalam
permainan ini akan membuat anak melakukan percakapan tentang peran apa yang
mereka tiru. Dalam permainan ini penting untuk memproses atau mengidentifikasi
anak terhadap peran tertentu
10. Terapi Bermain Pada Bayi Atau Anak Dengan Typoid
1. Tujuan
a. Mengurangi kecemasan pada anak prasekolah
b. Membantu mempercepat kesembuhan anak
c. Sarana untuk mengekspresikan perasaan anak prasekolah
2. Persiapan Pasien
a. Pasien dan keluarga diberikan informasi mengenai tujuan bermain
b. Melakukan kontrak waktu
c. Pasien tidak mengantuk dan tidak rewel
d. Keadaan umum mulai membaik
e. Posisi pasien dengan supinasi atau duduk
3. Peralatan
a. Alat bermain sesuai dengan umur dan jenis kelamin . misalnya seperti puzzle atau
menggambar
4. Prosedur Pelaksanaan
a. Tahap Pra Interaksi
1) Melakukan kontrak waktu
2) Memastikan kesiapan anak
3) Menyiapkan alat
b. Tahap Orientatsi
1) Memberikan salam kepada pasien dan menyapa nama pasien
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3) Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
c. Tahap Kerja
1) Memberi petunjuk pada anak cara bermain
2) Mempersilahkan anak untuk melakukan permainan sendiri atau dibantu orangtuanya
3) Memotivasi keterlibatan klien dan orangtua
4) Memberi pujian kepada anak jika anak mampu melakukan
5) Meminta anak menceritakan apa yang diperbuat atau dilakukannya
6) Menanyakan perasaan anak setelah bermain
7) Menanyakan perasaan dan pendapat keluarga tentang permainan
d. Tahap Terminasi
1) Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan
2) Berpamitan dengan pasien
3) Membereskan dan merapikan alat
4) Mencuci tangan
5) Mencatat respon pasien serta keluarga dalam lembar catatan dan kesimpulan hasil
bermain.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, Dian. (2013). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta: Salemba
Medika
Ardiansyah. ( 2015). Perubahan Tingkat Kecemasan Anak Pada Peraatan Gigi dan Mulut
Melalui Terapi Bermain. Skripsi. Diakses melalui http://eprints.ums.ac.id pada 6 Juli 2018
Banunaek, Afrida. (2013). Hubungan antara Frekuensi Bermain Terhadap Kecemasan Pada
Anak Usia 3-6 Tahun yang Diawat di Ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum
Semarang. Skripsi. Diakses melalui https://repository.uksw.edu. Pada 7 Juli 2018
Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Penerapan Konsep dan Kerangka Kerja.
Yogyakarta: Gosyen Publishing
Desidel, Z. (2011). Buku Ajar Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta: EGC
Elvira, Sylvia. (2008). Gangguan Panik. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Unversitas
Indonesia
Skyler JS, Bakris GL, Bonifacio E, Darsow T, Eckel RH, Groop L. Differentiation of diabetes by
pathophysiology, natural history, and prognosis. Diabetes 2017;66:241-55.
Pulungan AB. Type 1 Diabetes mellitus in children and adolescents: experience in Indonesia.
Dalam: Urakami T, penyunting. Proceeding book of The 52nd Annual Scientific Meeting of the
Japanese Society for Pediatric Endocrinology. 2018 Okt 4-6; Japan, Tokyo.