Tingkat 3 Reguler 2
2021/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan rahmat-
Nyalah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun masalah yang dibahas
dalam makalah ini mengenai askep isolasi sosial.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan. Untuk
itu, kami memohon maaf. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
agar untuk kedepannya kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penulisan makalah ini tidak
terulang lagi. Semoga apa yang kami tulis pada makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 2
2.1 definisi bunuh diri................................................................................................. 2
2.2 perkembangan prevalensi bunuh diri di dunia..................................................... 2
2.3 gambaran kliis dan psikodinamika...................................................................... 3
2.4 Macam – Macam Bunuh Diri dan Percobaan Bunuh Diri Emile Derkheim....... 3
2.5 Apa saja Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Bunuh Diri................................4
2.6 Pencegahan dan Pengobatan Dalam Bunuh Diri................................................. 4
2.7 diagnosa bunuh diri...............…………………..........................................……..5
2.8 Intervensi...............................................................................................................5
BAB III PENUTUP ....................................................................................................14
3.1 Kesimpulan .........................................................................................................14
3.2 Saran....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pasien gangguan jiwa berat memiliki risiko bunuh diri sebesar 90%. Membutuhkan
kesiapan tenaga kesehatan jiwa, khususnya perawat yang memiliki waktu paling banyak
dengan pasien, untuk memberikan manajemen asuhan yang tangkas, cermat dan
professional di ruang akut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman
perawat unit perawatan intensif psikiatri dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien gangguan jiwa dengan risiko bunuh diri. Metode penelitian yang dilakukan adalah
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan indepth interview pada 5 orang
perawat di ruang Unit Perawatan Intensif Psikiatri (UPIP) RSJ dr. Amino Gondohutomo
Semarang, pada bulan November-Desember 2018. Hasil penelitian ini menguraikan
tentang pengalaman perawat unit perawatan intensif psikiatri dalam merawat pasien
dengan risiko bunuh diri. Penelitian ini menghasilkan 5 tema, yaitu: 1)Persepsi terhadap
fenomena bunuh diri pada pasien gangguan jiwa, 2)Intervensi krisis pada pasien dengan
risiko bunuh diri 3)Motivasi yang diberikan pada pasien dengan risiko bunuh diri,
4)Melibatkan keluarga dalam perawatan pasien dengan risiko bunuh diri, 5)Kendala
dalam merawat pasien dengan risiko bunuh diri. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan keperawatan pada pasien dengan risiko bunuh diri di ruang unit
perawatan intensif psikiatri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Definisi bunuh diri / suicide (percobaan bunuh diri), dari bahasa latin: “ tentamen
suicide”, dari bahasa Inggris “suicide attempt”.
Percobaan bunuh diri ialah segala perbuatan dengan tujuan untuk membinasakan dirinya
sendiri dan dengan disengaja dilakukan oleh seseorang yang tahu akan akibatnya yang
mungkin pada waktu sangat singkat. Secara umum didefinisikan yaitu percobaan bunuh
diri ialah segala perbuatan seseorang yang dapat mengakhiri hidupnya sendiri dalam
waktu yang sangat singkat (Maramis, 1998: 431).
Clinton dalam Mental Health Nursing Practice (1995: 262) menyebutkan suatu uapaya
yang didasari dan bertujuan untuk mengakhiri kehidupan, individu secara sadar berhasrat
dan berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati dan perilaku bunuh diri meliputi isyarat
– isyarat, percobaan atau ancaman verbal, yang akan mengakibatkan kematian, luka atau
menyakiti diri sendiri.
Taylor dalam Fundamental of Nursing (1997: 790) mengutip dari Ana (1990)
menyebutkan bunuh diri secara tradisional dipahami sebagai kegiatan mengakhiri
kehidupan. Bantuan dalam bunuh diri sangat berarti, misalnya menyediakan obat atau
senjata, bunuh diri dibantu (euthanasia pasif) dibedakan dengan euthanasia aktif . Bunuh
diri yang dibantu adalah seseorang membantu mengakhiri hidupnya tetapi tidak secara
langsung menjadi pelaku dalam kematiannya.
Stuart Sundeen dalam Principle Psychiatric Nursing (1995: 866) menyebutkan bunuh diri
adalah menimbulkan kematian sendiri, suicide attempt (upaya bunuh diri) dengan sengaja
melakukan kegiatan tersebut, bila kegiatan tersebut sampai tuntas akan menyebabkan
kematian. Suicide Gesture (Isyarat Bunuh Diri) Adalah bunuh diri yang direncanakan
untuk usaha mempengaruhi orang lain. Suicide Threat (Ancaman Bunuh Diri) Adalah
suatu peringatan baik secara langsung atau tak langsung, verbal atau non verbal bahwa
seseorang sedang mengupayakan bunuh diri.
2.2. Prevalensi
Dalam tahun – tahun terakhir ini, angka bunuh diri di Amerika yang terjadi pada usia 12 –
20 tahun mengalami peningkatan dan 12000 anak – anak dan remaja tiap tahunnya
dirawat di Rumah Sakit akibat upaya bunuh diri dan metode bunuh diri yang paling
disukai adalah menggunakan senjata api, ada juga dengan gantung diri dan minum racun,
dalam waktu setiap 90 menit seorang anak meninggal akibat bunuh diri.
Bunuh diri ditemukan dari berbagai kalangan sosial ekonomi, namun paling dominan
kalangan atas. Pada jenis kelamin pria melakukan bunuh diri secara efektif (tidak
mengharapkan hidup lagi), sedangkan pada wanita kesempatan hidup masih ada (karena
wanita memberi peluang untuk diselamatkan). Bahkan di benua Asia Harakiri dilakukan
demi suatu kehormatan.
Di Indonesia bunuh diri, akhir zaman ini menimpa orang dewasa dan anak – anak.
Prayitno, kasus bunuh diri di Indonesia (RSCM Jakarta) terdapat 1.119 kasus bunuh diri
tahun 2004 – 2005 dan 41% dengan cara gantung diri, 23% menggunakan racun serangga
dan overdosis.
WHO: 2003 bahwa satu juta orang bunuh diri tiap tahunnya atau setiap 40 detik, terutama
usia 15 – 34 tahun. Sumber Baku (IYUS Yosep, 2007).
1.1. Macam – Macam Bunuh Diri dan Percobaan Bunuh Diri Emile Derkheim
1) Bunuh Diri Egoistik
Individu itu tidak mampu berintegrasi dengan masyrakat. Hal ini disebabkan oleh
kondisi kebudayaan atau masyarakat yang menjadikan individu itu seolah – olah tidak
berkepribadian.
Kegagalan integrasi dalam keluarga dapat menerangkan mengapa mereka yang tidak
menikah lebih rentan untuk melakukan bunuh diri daripada mereka yang sudah
menikah. Masyarakat daerah pedesaan mempunyai integrasi sosial yang lebih baik
daripada daerah perkotaan sehingga angka suicide juga lebih sedikit.
2. Teori Meninger
Adanya tiga komponen pada orang yang melakukan bunuh diri, yaitu adanya
keinginan untuk menambah dan menyerang, untuk dibunuh dan untuk mati atau
menghukum diri sendiri.
Solomon membagi besarnya resiko bunuh diri adanya tanda – tanda resiko berat dan
tanda – tanda bahaya yaitu:
1 Tanda – Tanda Resiko Berat ialah:
1). Keinginan mati yang sungguh – sungguh, pernyataan yang berulang – ulang,
bahwa ia ingin mati (anggapan bahwa orang yang mengatakan demikian tidak
akan berbuatnya ternyata keliru).
2). Adanya depresi, dengan gejala rasa salah dan dosa terutama terhadap orang –
orang yang sudah meninggal, rasa putus asa, ingin dihukum, rasa cemas yang
hebat, rasa tidak berharga lagi, adanya gangguan tidur yang berat.
3). Adanya psikosa, terutama penderita psikosa yang impulsif serta adanya perasaan
curiga, ketakutan dan panik. Keadaan semakin berbahaya bila penderita
mendengar suara – suara yang memerintakan membunuh dirinya.
2. Rentang Respon
2.7. DIAGNOSA
Resiko Bunuh Diri
Diagnosa Faktor Risiko
Resiko Bunuh Diri 1. Gangguan perilaku (mis. euforia
mendadak setelah depresi, perilaku
mencari senjata berbahaya, membeli
obat dalam jumlah banyak, membuat
surat warisan)
2. Demografi (mis. lansia, status
perceraian, janda/duda, ekonomi
rendah, pengangguran)
3. Gangguan fisik (mis. nyeri kronis,
penyakit terminal)
4. Masalah sosial (mis. berduka, tidak
berdaya, putus asa, kesepian,
kehilangan hubungan yang penting,
isolasi sosial)
5. Gangguan psikologis (mis.
penganiayaan masa kanak kanak,
riwayat bunuh diri sebelumnya,
remaja homoseksual, gangguan
psikiatrik, penyakit psikiatrik,
penyalahgunaan zat)
2.8. Intervensi Keperawatan
3.2. Saran
Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu kelompok dengan senang hati
bersedia menerima segala kritik dan saran yang membangun untuk kebaikan kelompok
dalam menyusun makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/view/5064
(2016). Suicide an Unnecessary : Death Suicide in the world. Secon Edition. United
Kingdom : Oxford University Press.
Mann, J.J., Apter, A., Bertolote, J.,et al. (2010). Suicide Prevention Strategies: A
Systemic Review. JAMA Johns Hopkins University on May 14.
Scott, A &Guo, B. (2012). For which Strategies of Suicide Prevention is There Evidence
of Effectiveness?. The Regional Office for Europe ofWHO: ISSN 2227-4316.
Stevens, M., Bond, L., Roberts, HM., Platt, S. (2008). Prevention of Suicide and Suicidal
Behaviour in Adolescents (Protocol). The Cochrane Collaboration and Published, Issue
3.Publised by John Wiley & Sons, Ltd.Diakses 18Februari 2015 dari The Cochrane
Library.
Wood. S, Bellis. M.A, Mathieson. J, Foster. K. (2010). Self Harm and Suicide: A Review
of Evidence for Preventionfrom The UK Focal Point for Violence and Injury Prevention.
Liverpool John Moores University, Liverpool UK. www.cph.org.uk.