Anda di halaman 1dari 39

KONSEP MODEL

KEPERAWATAN JIWA
Model psikoanalisa
• Oleh Sigmund Freud
berdasarkan : Id, Ego,
Superego

• Topografi jiwa berdasarkan


sadar, prasadar dan tak sadar.

• Freud developed personality


development, which argued
that personality is formed
through conflicts among three
fundamental structures of the
human mind: the id, ego, and
superego.
Tahap Perkembangan
• • Oral Stage – (Lahir-13 bulan)
• Fokusnya: Kepuasan ada pada
mulutnya.
• Bila pada masa ini tidak
terpuaskan, maka bayi akan
terfiksasi

• Fiksasi pada masa ini, setelah


dewasa, orang itu akan suka
menghisap tangan, merokok,
makan berlebihan, mengigit kuku.
• Bila kepuasan fase oral tercapai,
orangnya akan bersifat optimis
dan mandiri, bila tidak maka orang
itu akan pesimis dan suka
bermusuhan.
Tahap Perkembangan
• Anal Stage – (13-36 bulan)
• Pada masa ini, kesenangan anak
berpusat pada bowels and bladder.

• Orang tua bisa stres dalam toilet


training and bowel.

• Fiksasi pada masa anal menimbulkan


retentive anal atau anal-expulsion.

• Karakteristik retentive anal adalah


pembersih, rinci dan segala sesuatu
dalam hidupnya teratur

• Anal expulsive jorok, berantakan dan


merusak
Tahap Perkembangan
Phallic Stage (3-6 tahun)
Masa sensitif pada genitals and
masturbation dan menjadi pusat
kesenangan.

Anak mulai menyadari perbedaan alat


kelamin lawan jenisnya.

Anak laki-laki cemburu pada ayahnya


dalam merebut cinta dan perhatian
ibunya. (Oedipus complex))

Anak perempuan cemburu pada ibunya


dalam merebut cinta dan perhatian
ayahnya. (Electra complex)
Tahap Perkembangan
• Latency Stage (6-11 tahun)
• Pada masa ini tidak ada
kesenangan pada bagian
tubuh
• Perasaan kesenangan atau
perasaan ditekan.
• Anak mampu
mengembangkan
ketrampilan sosial dan
nyaman dengan teman
sebayanya dan interaksi
dengan keluarga.
Tahap Perkembangan
• Genital Stage – (11-18
tahun)
• Pada masa ini timbul tanda-
tanda pubertas
• Mulai tertarik dengan lawan
jenis
• Bila tidak ada fiksasi pada
masa ini maka orang itu
akan bertumbuh menjadi
manusia yang memiliki
kesejahteraan yang
seimbang.
Struktur psiko /jiwa manusia
Id
•Merupakan energi psikis
•merupakan komponen utama dalam
kepribadian.
•hadir sejak lahir, aspek kepribadiannya sadar
dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif.
I
•didorong oleh prinsip kesenangan yang
berusaha untuk memenuhi semua keinginan
dan kebutuhan, apabila tidak terpenuhi maka
akan timbul kecemasan dan ketegangan.
•Sebagai contoh adalah ketika merasa lapar
atau haus maka akan segera memenuhi
kebutuhan tersebut dengan makan atau minum
sampai id tersebut terpenuhi.
Struktur psiko /jiwa manusia
Ego
• Ego adalah komponen kepribadian yang
bertanggung jawab untuk menangani
dengan realitas.
•ego berkembang dari id dan memastikan
bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan
dalam cara yang dapat diterima di dunia
nyata.
•Fungsi ego baik di pikiran sadar,
prasadar, dan tidak sadar.
•fungsi ego adalah menyaring dorongan-
dorongan yang ingin dipuaskan oleh Id
berdasarkan kenyataan.
Struktur psiko /jiwa manusia
Superego.
•adalah suatu gambaran kesadaran akan nilai-
nilai dan moral masyarakat yang ditanam oleh
adat-istiadat, agama, orangtua, dan lingkungan.
•Pada dasarnya Superego adalah hati nurani,
jadi Superego memberikan pedoman untuk
membuat penilaian, baik yang benar atau yang
salah.
•Superego hadir dalam sadar, prasadar dam
tidak sadar.
•Id, Ego dan Superego saling mempengaruhi
satu sama lain, ego bersama dengan superego
mengatur dan mengarahkan pemenuhan id
dengan berdasarkan aturan-aturan yang benar
dalam masyarakat, agama dan perilaku yang
baik atau buruk.
•Menurut Sigmund Freud, kunci kepribadian
yang sehat adalah keseimbangan antara Id,
Ego dan Superego.
Penyimpangan perilaku
tugas masa perkembangan tidak tercapai,

timbul konflik, kecemasan

terfiksasi pada tingkat perkembangannya

Semua kenangan itu tertanam ke alam tak sadar


sehingga pada masa dewasa keluar ke alam sadar dalam
bentuk penyimpangan perilaku.

Psikosis muncul karena adanya konflik id, ego


dan super ego, ego harus meyeimbangkan
antara id dan super ego.
Proses terapeutik.
Mula-mula menggunakan hipnotis

Psikoanalisa : Free association, analisa mimpi dan transfer

Free association : masalah-masalah yang ditekan oleh diri


seseorang keluar secara tidak disadari sehingga menimbulkan
permasalahan. Metode asosiasi ini adalah metode yang
digunakan untuk mengungkap masalah-masalah yang terpendam
itu dan dicoba diselesaikan.

Klien disuruh mencurahkan seluruh pikiran dan perasaan tanpa


ada sensor.
Proses terapeutik.
Analisis Mimpi : mimpi merupakan pesan alam
bawah sadar yang abstrak terhadap alam sadar,
pesan-pesan ini berisi keinginan, ketakutan dan
berbagai macam aktivitas emosi lain, hingga
aktivitas emosi yang sama sekali tidak disadari.

Metode Analisis Mimpi digunakan untuk


mengungkap pesan bawah sadar atau
permasalahan terpendam, baik berupa hasrat,
ketakutan, kekhawatiran, kemarahan yang tidak
disadari karena ditekan oleh seseorang.

Ketika hal masalah-masalah alam bawah sadar ini


telah berhasil diungkap, penyelesaian selanjutnya
akan lebih mudah untuk diselesaikan .
Proses terapeutik.
Analisis Mimpi : mimpi merupakan pesan
alam bawah sadar yang abstrak terhadap
alam sadar, pesan-pesan ini berisi
keinginan, ketakutan dan berbagai macam
aktivitas emosi lain, hingga aktivitas
emosi yang sama sekali tidak disadari.

Metode Analisis Mimpi dapat digunakan


untuk mengungkap pesan bawah sadar atau
permasalahan terpendam, baik berupa
hasrat, ketakutan, kekhawatiran, kemarahan
yang tidak disadari karena ditekan oleh
seseorang.

Ketika hal masalah-masalah alam bawah


sadar ini telah berhasil diungkap,
penyelesaian selanjutnya akan lebih mudah
untuk diselesaikan.
Peran Klien

•Mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya..


•Mengkuti perjanjian jangka panjang.

Peran therapist

Mendorong transfer, menginterprestasi pikiran


dan mimpi

Metode asosiasi bebas dan analisa mimpi bisa


menggunakan terapist sebagai transfer.
Model hubungan Interpersonal.

Oleh : Harri Stack Sullivan.

Pendapatnya :
Perilaku itu merupakan bentukan karena adanya interaksi
dengan orang lain atau lingkungan sosial.

Tujuan perilaku seseorang adalah untuk memenuhi


kebutuhannya dan untuk menurunkan dan menghindarkan
kecemasan. Kecemasan adalah perasaan atau emosi perasaan
yang menyakitkan yang timbul karena merasa tidak aman pada
lingkungan sosialnya atau hambatan dalam memenuhi kebutuhan.

. Kecemasan disebabkan perilakunya tidak sesuai atau tidak


diterima orang lain
Menurut Sulivan manusia berperilaku karena adanya dua
dorongan yaitu dorongan untuk mencapai kepuasam dan
dorongan untun mendapat keamanan

Dorongan kepuasan berhubungan dengan kebutuhan dasar


manusia : makan, tidur, kesepian, iri hati, kebahagiaan

Dorongan keamanan berhubungan dengan penyesuaian dengan


norma, nilai dan budaya sekitarnya.

Penyimpangan perilaku.
- Karena adanya benturan konsep dirinya dalam mencapai
pemenuhan kedua dorongan itu.
Proses terapeutik :
-Terapist akan mengkaji riwayat masa lalu dan menganalisa perilaku yang
dianggap mencemaskan klien ketika berhubungan dengan orang lain.

- therapist akan membina hubungan saling percaya dengan klien supaya


dia mulai merasa puas dalam berhubungan dengan orang lain.

- Kemudian perilaku baru dipelajari sehingga klien dapat meningkatkan


hubungan interpersonal..

-Proses terapeutik akan berakhir bila klien sudah mampu berhubungan


baik dengan orang lain dalam memenuhi kebuthan hidupnya.

-Perpisahan harus dihadapi, walau dengan hati sedih, tetapi klein berhasil
mengatasnya.
peran klien :
Membagi kecemasan dan perasaan.
Bekerja sama mempelajari perilaku baru
Menceritakan pengalaman tidak berhasil dalam berinteraksi

peran terapist :
Meningkatkan hubungan interpersonal dengan alami,
menyesuaikan perbedaan persepsi, budaya dan nilai, .
Mengembangkan kepercayaan klien bahwa persepsi dan
pertimbangannya sama dengan orang lain.
Menjadi role model dalam berhubungan dengan orang lain.
Model sosial

• Oleh : Gerard Caplan


• Pendapatnya :
- perilaku dipengaruhi lingkungan
sosial dan budaya

- situasi sosial dan menjadi faktor


predisposisi klien mengalami
gangguan mental,

- Faktor sosial mempengaruhi diri


klien dan pengalaman hidupnya.

Penyimpangan perilaku :
Akibat tekanan budaya dan lingkungan sosial, kemiskinan dan
minoritas

Proses terapeutik :
Klien mencari pusat-pusat konsultasi bagi masyarakat atau
mendatangi pusat penanganan krisis.
Di tolong secara tim kesehatan
Memanfaatkan sistem pendukung sosial
Menggumpulkan orang-orang yang mengalami kasus yang
sama.
Pemerintah dan tim kesehatan memberikan pencegahan
primer, sekunder, tersier pada masalah-masalah sosial agar
tidak terjadi krisis.
peran klien :

Bekerja samalah dengan terapist


Menceritakan seluruh yang dialaminya
Aktif terlibat dalam proses pemulihan.
Menggunakan sistem pendukung sosial.
Mengubah perilaku sehingga menjadi sehat
peran terapist :

Bersama klien menentukan perilaku mana yang


harus diubah
Menggali dan menggunakan sistem sosial yang ada
misalnya kursus-kursus, biro konsultasi, organisasi
orang yang punya masalah yang sama dengan
dirinya.
Mendirikan pusat krisis
Bekerja sama dengan isntansi terkait, misalnya
polisi, rumah sakit, gereja, lembaga sosial dan
agama
Model Eksistensi
Pendapatnya :
Oleh : Sartre, Heidegger
dan Keirkegaard. Fokus berdasarkan pengalaman klien disini
dan saat ini, tidak memperhitungkan masa lalu
klien.

Seseorang akan merasa hidupnya


bermakna bila dia menerima dirinya dan
memakai itu untuk berinteraksi dengan
lingkungannya.

• orang merasa dirinya tidak eksis atau tidak


mampu eksis dengan lingkungan.

Rasa asing ini disebabkan klien membatasi


dirinya sendiri.
Penyimpangan perilaku

Klien menghindar dari


perilaku yang lazim
terjadi di lingkungan
sosialnya.
Perasaan terasing ini
mengakibatkan klien
merasa tidak berdaya,
sedih dan kesepian,
dirinya.tidak ada berarti.
Klien tidak mampu
berinteraksi dengan
wajar dan
menguntungkan bagi
dirinya dan orang lain.
proses terapeutik
Mengeksploitasi dirinya (aspek
positif, negatif, pengalaman
masa lalu yang sukses atau
tidak)
Klien di konfrontasi dengan 2
– 3 orang untuk mengevaluasi
dan membentuk perilaku baru.
Klien memperoleh
keotentikan bahwa dirinya
ada, berguna dalam
berhubungan dengan orang
lain.
Klien bisa aktif dalam kegiatan
sosial disekitarnya
peran klien dan terapist:

peran klien peran terapist:

• Belajat tentang dirinya dan • Menolong klien


belajar memilih dengan mengenali dirinya
bebas perilakunya. • Menunjukkan pada klien,
• Belajar bertanggungjawab perilaku klien yang mana
atas perilaku yang yang harus diubah
dipiihnya. • Menjadi role model
• Jujur dan mau bekerja perilaku yang baik
sama
Model komunikasi
oleh Eric Berne.
Pendapatnya :
setiap perilaku, baik
verbal maupun
nonverbal adalah
bentuk komunikasi
Ketidakmampuan
komunikasi
mengakibatkan
kecemasan dan
frustasi.
Penyimpangan perilaku :
disebabkan kegagalan dan kekacauan dalam berkomunikasi.
Kegagalan karena sender tidak mampu bicara atau menerima
umpan balik,
pesan tidak mampu disampaikan atau tidak dimengerti
receipen tidak bisa menerima atau memberi respon.

Proses Terapeutik :
Pola komunikasi klien dianalisa sehingga klien bisa mengerti
mengapa dia gagal dalam berkomunikasi
Klien diberi beberapa pelatihan, kemudian therapist memberi
laporan tentang kemajuannya dan klien disuruh memberi
umpan balik
Peran klien
Klien berusaha meningkatkan komunikasi dengan
mempelajari umpan balik dari orang lain.
Klien mengikuti pelatihan

Peran Terapist :
Memperagakan cara berkomunikasi yang baik.
Memberikan reinforcement pada komunikasi yang baik, dan
bila belum efektif, didiskusikan
Model Behavioral
• Konsep ini mengatakan
bahawa semua perilaku
itu dipelajari.
• Perilaku seseorang
karena dia belajar itu dari
lingkungannya.
• Fokus konsep ini terletak
pada tindakan, bukan
pada pikiran atau
perasaan individu.
• Perubahan perilaku
membuat perubahan
pada kognitif dan afektif
Penyimpangan perilaku
Individu membentuk kebiasaan yang tidak
menyenangkan karena belajar dari lingkungan.
perilaku itu timbul karena adanya kecemasan

Proses terapuetik
Terapi merupakan proses pendidikan
Perilaku yang tidak baik kita abaikan atau dilupakan
Tingkah laku yang produktif lebih direinforcement.
Diajarkan cara-cara mengatasi kecemasan sehingga
perilakunya dapat diterima lingkungan, seperti tehnik
relaksasi dan latihan asertif.

Hurt people, hurt people


Blessed people, bless people
• Peran Klien :
Sebagai pelajar dengan mulai mengatakan
kecemasan-kecemasannya, kemudian dia belajar
mengatasi kecemasan itu mulai dari yang sederhana sampai
ke kompleks
Mengerjakan latihan mengatasi kecemasan itu sepanjang hari.

• Peran therapist
Sebagai guru dan melatih, menjelaskan mana perilaku yang
baik
Mengevaluasi perubahan perilaku dan
memberikan pujian atas kemajuannya
Model medikal
oleh Siglar and Osmond.
Fokusnya : diagnosis penyakit mental
dan proses pengobatan
Proses pengobatan ke arah somatik :
farmakoterapi, ECT atau psikosurgery.
Fungsi model medikal : mengobati yang sakit
dan proses pengobatan pada fisik, tidak
menyalahkan perilaku kliennya.
Penyimpangan perilaku :
• Akibat manifestasi penyakit, kerusakan sistem persyarafan,
ketidakseimbangan hormonal. Faktor lingkungan dan sosial
dianggap sebagai faktor pencetus dan faktor pendukung.
Faktor genetik dianggap cukup berperan. Penyimpangan
perilaku karena klien tidak mampu bertoleransi terhadap stres
dan kerusakan organ tubuh

Proses terapeutik
• Berdasarkan kondisi, riwayat penyakit sekarang, dahulu,
riwayat sosial, riwayat obat, pemeriksaan fisik. Diagnosa
berdasarkan penggolongan Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders, Third Edition, Revised (DSM – III-R).
Seringkali pemakaian terapi somatik dilaksanakan selain
pendekatan interpersonal.
Peran Klien dan Dokter
Peran klien Peran dokter

• Melaksanakan • Melakukan Terapi


Pengobatan, tidak somatik, terapi
banyak terlibat. interpersonal. dan
mengajarkan klien
• Melaporkan efek tentang penyakitnya
pengobatan kepada
therapis
Model keperawatan

oleh : Dorethea, Orem, Joan Richi, Roy dan Martha


Rogers.

Berdasarkan :
- teori sistem, teori perkembangan dan teori interaksi yang
bersifat holistik : bio-psiko-sosial spiritual.
Penyimpangan perilaku
Perilaku dipandang sebagai kontinum dari
sehat (respon adaptif) sampai sakit
(respon maladaptif). Penyimpangan
perilaku disebabkan fakktor predisposisi,
persipitasi, stres yang kuat dan koping
yang tidak adekwat

Proses terapeutik
Memakai proses
keperawatan
Peran kien
bekerja sama dengan therapist, memberi umpan
balik atas proses yang dilakukan

Peran perawat :
menggunakan proses keperawatan dengan
menciptakan hubungan saling percaya
memperhatikan kebutuhan klien dan
menggunakan kekuatan klien untuk bertumbuh
mengkordinasi proses pengobatan, membuat
klien sadar apa yang dibutuhkannya,
menggunakan caring

Anda mungkin juga menyukai