DisusunOleh:
Kelompok 1
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2018/2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI PERILAKU
KEKERASAN DAN RESIKO BUNUH DIRI”. Atas dukungan moral dan materi
yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Sugeng Mashudi S.Kep.Ns.,M.Kes selaku dosen pembimbing kami yang
memberikan dorongan dan masukan, serta
2. Orang tua dan teman-teman yang telah memberikan do’a restu dan
dukungan kepada kami.
Tak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan
bermanfaat maupun inspirasi bagi pembaca.
Wassalamualaikum wr wb.
Penyusun
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
A. PENGERTIAN..............................................................................................6
B. ETIOLOGI....................................................................................................6
C. MANIFESTASI KLINIS..............................................................................7
D. JENIS-JENIS BUNUH DIRI........................................................................8
E. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN........................................................9
BAB III..................................................................................................................16
PENUTUP..............................................................................................................16
A.Kesimpulan.....................................................................................................16
B. Saran..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui konsep teori dan asuhan keperawatan pada pasien
dengan prilaku kekerasan dan resiko bunuh diri
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
B. ETIOLOGI
A. PRILAKU KEKERASAN
1. Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang
kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masak anak-kanan yang tidak
menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiaya atau sanksi
penganiayaan.
2.Perilaku,reinforcement yang di terima pada saat melakukan kekerasan,
sering mengobservasi kekerasan di rumah atau di luar rumah, semua aspek
ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan.
3. Sosial budaya budaya tertutup dan membalas secaradiam (pasifagresif)
dan kontrolsosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan
menciptakanseolah-olah perilaku kekerasan diterima (permesive).
4. Bioneurologis, banyak pendapat bahwa kerusakan system limbic, lobus
frontal, lobus temporal dan ketidakseimbangan neurotransmitter turut
berperan dalam terjadinya perilaku kekerasan.
B. RESIKO BUNUH DIRI
a. Faktor genetic dan teori biologi Faktor genetic mempengaruhi terjadinya
resiko bunuh diri pada keturunannya. Disamping itu adanya penurunan
serotonin dapat menyebabkan depresi yang berkontribusi terjadinya resiko
buuh diri.
b. Teori Sosiologi Emile Durkheim membagi suicide dalam 3 kategori yaitu :
Egoistik (orang yang tidak terintegrasi pada kelompok social), atruistik
(Melakukan suicide untuk kebaikan masyarakat) dan anomic ( suicide
karena kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain dan beradaptasi
dengan stressor).
c. Teori Psikologi Sigmund Freud dan Karl Me`dnninger meyakini bahwa
bunuh diri merupakan hasil dari marah yang diarahkan pada diri sendiri.
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Muka merah
2. pandangan tajam
3. otot tegang
4. nada suara tinggi
5. berdebat
6. , memukul jika tidak senang
7. Mempunyai ide untuk bunuh diri.
8. Mengungkapkan keinginan untuk mati.
9. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan.
10. Impulsif.
11. Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat
patuh).
12. Memiliki riwayat percobaan bunuh diri.
13. Verbal terselubung (berbicara tentang kematian, menanyakan tentang
obat dosis mematikan).
14. Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panic, marah
dan mengasingkan diri).
15. Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang
depresi, psikosis dan menyalahgunakan alcohol).
16. Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau
terminal).
17. Pengangguaran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau mengalami
kegagalan dalam karier).
HALUSINASI
1. Pengkajian
Pengkajian prilaku kekerasan
Hal – hal yang perlu diperhatikan didalam melakukan pengkajian tentang riwayat
kesehatan mental klien yang mengalami resiko bunuh diri :
I. Menciptakan hubungan saling percaya yang terapeutik
II. Memilih tempat yang tenang dan menjaga privacy klien
III. Mempertahankan ketenangan, suara yang tidak mengancam dan
mendorong komunikasi terbuka
IV. Menentukan keluhan utama klien dengan menggunakan kata – kata yang
dimengerti klien
V. Mendiskuiskan gangguan jiwa sebelumnya dan riwayat pengobatannya
VI. Mendaptakan data tentang demografi dan social ekonomi
VII. Mendiskusikan keyakinan budaya dan keagamaan
VIII. Peroleh riwayat penyakit fisik klien
3. Penatalaksanaan
Tindakan keperawatan yang dilakukan harus disesuaikan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun. Sebelum melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan
masih sesuai dengan kebutuhannya saat ini (here and now). Perawat juga meniali
diri sendiri, apakah mempunyai kemampuan interpersonal, intelektual, teknikal
sesuai dengan tindakan yang akan dilaksanakan. Dinilai kembali apakah aman
bagi klien, jika aman maka tindakan keperawatan boleh dilaksanakan.
4. Intervensi Keperawatan
2 Resiko Bunuh 1. -pasien tetap Setelah dilakukan 1x20 menit 1. Menemani pasien
Diri aman dan interaksi diharapkan klien terus-menerus sampai
selamat menunjukkan tanda-tanda dia dapat dipindahkan
2.
Ekspresi
-Mencegah
wajabeB berrsahabat, senang ketempat yang aman
menyakiti diri 2. Bina hubungan saling
adasendiri.
kontak mata, mau berjabat tangan,mau percaya dengan
-Meningkat menyebutkan nama, mau menggunakan prinsip
harga diri menjawab salam, mau komunikasi
klien duduk berdampingan dengan terapeutik
-Menggali perawat, mau mengutarakan 3. Menjauhkan semua
masalah masalah yang dihadapi. benda yang
dalam diri berbahaya (misalnya
klien. pisau, silet, gelas, tali
- Mengajarkana pinggang)
koping yang 4. Memeriksa apakah
sehat. pasien benar-benar
telah meminum
obatnya, jika pasien
mendapatkan obat
5. Dengan lembut
menjelaskan pada
pasien bahwa saudara
akan melindungi
pasien sampai tidak
ada keinginan bunuh
diri
6. Jauhkan klien dari
benda-benda yang
dapat
membahayakan.
7. Tempatkan klien
diruangan yang
tenang dan selalu
terlihat oleh perawat.
8. Awasi klien secara
ketat setiap saa
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Perilaku kekerasan merupakan respons terhadap stressor yang dihadapi oleh
seseorang, di tunjukkan dengan perilaku actual melakukan kekerasan, baik pada diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan, secara verbal maupun non verbal, bertujuan untuk melukai
orang lain secara fisik maupun psikologis.
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri
kehidupan dan Pada umumnya merupakan cara ekspresi orang yang penuh stress dan
berkembang dalam beberapa rentang. Banyak penyebab/alasan seseorang melakukan bunuh
diri diantaranyakegagalan beradaptasi,perasaan marah dan terisolasi, dan lainnya
Bunuh diri biasanya didahului oleh isyarat bunuh diri,ancaman bunuh diri serta percobaan
bunuh diri. Pengkajian orang yang bunuh diri juga mencakup apakah orang tersebut tidak
membuat rencana yang spesifik dan apakah tersedia alat untuk melakukan rencana bunuh diri
tersebut
.
B. Saran
Demikian makalah ini disusun.Penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan.Karena itu, pastilah makalah ini belum sesuai harapan.Untuk itu, penulis berharap
agar para pembaca memberi kritik dan saran kepada penulis.Sehingga makalah kami bisa
lebih baik kedepannya.Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Stuart G.W. and Sundeen (1995).Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 thed). St.
Louis Mosby Year Book.
www.Academia.edu.com