PENDAHULUAN
dan rendah. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena klien berada
dalam keadaan stres yang tinggi dan menggunakan koping yang maladaptif.
Situasi gawat pada bunuh diri adalah saat ide bunuh diri timbul secara
berulang tanpa rencana yang spesipik untuk bunuh diri (Yosep, 2010).
dua pada penduduk berusia 15-29 tahun. Setiap tahun terdapat 800.000
orang mati karena bunuh diri. WHO juga mencatat, setiap 40 detik satu
orang di dunia meninggal karena bunuh diri dengan rasio 11,4 per 100.000
mencatat ada 981 kasus meninggal karena bunuh diri. Jumlah ini sedikit
menurun jadi 921 kasus di tahun 2013 dengan rasio 0,4-0,5 kasus per
usia remaja dan dewasa muda (15 – 24 tahun), untuk jenis kelamin,
1
perempuan melakukan percobaan bunuh diri (attemp suicide) empat kali
lebih banyak dari laki laki. Cara yang populer untuk mencoba bunuh diri
sedangkan kaum lelaki lebih fatal atau mematikan seperti menggantung diri.
orang yang hidup sebatang kara, kaum pendatang, para penghuni daerah
Ada 4 hal yang krusial yang perlu diperhatikan oleh perawat selaku
yang bisa mematikan dalam seting rawat inap di rumah sakit jiwa, kedua,
secara kontinyu selama di rawat di rumah sakit baik saat masuk, pulang
hubungan saling percaya antara perawat dan pasien serta kesadaran diri
bunuh diri adalah hal yang penting dalam menurunkan angka suicide di
rumah sakit.
2
Oleh karena itu suicide pada pasien rawat inap merupakan masalah
yang perlu penanganan yang cepat dan akurat. Pada makalah ini akan
keperawatanya.
diri.
1.4. Manfaat
3
Diharapkan penulisan makalah ini berguna untuk menambah
4
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Resiko bunuh diri adalah resio untuk menciderai diri sendiri yang
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk
merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri ini dapat
dihadapi.
Beck, 2008).Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri
1991 : 4). Menurut Beck (1994) dalam Keliat (1991 hal 3) mengemukakan
5
sedangkan respon maladaptif merupakan respon yang dilakukan individu
iantaranya:
2. Suicidal intent, Pada tahap ini klien mulai berpikir dan sudah
melakukan bunuh diri. Tindakan yang dilakukan pada fase ini pada
6
berencana untuk mati. Individu ini masih memiliki kemauan untuk
mental. Tahap ini sering di namakan “Crying for help” sebab individu
orang yang berhasil melakukan bunuh diri adalah orang yang pernah
antara lain :
beresiko untuk
ofrenia.
7
2. Sifat kepribadian, tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat
8
2.4 Tanda dan Gejala
4. Impulsif.
patuh).
10. Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau
terminal).
14. Pekerjaan.
9
17. Orientasi seksual.
2.5 Psikopatologi
bunuh diri.
Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu
3) Bunuh diri
Orang yang melakukan percobaan bunuh diri dan yang tidak langsung
ingin mati mungkin pada mati jika tanda-tanda tersebut tidak diketahui
10
tersebut mengalami depresi yang berat akibat suatu masalah yang
Bunuh diri
2.6 Diagnosa
11
2.7 Penatalaksanaan
2.7.1 Medis
atau tertekan.
2.7.2 Keperawatan
positif.
oleh pasien
cara :
masalahnya
12
2.8 Asuhan Keperawatan Pada Klien Gangguan Resiko Bunuh Diri
2.8.1 Pengkajian
baru dialami.
4. Riwayat pengobatan.
7. Kaji adanya faktor resiko bunuh diri dan letalitas prilaku bunuh
diri :
tersebut.
13
5) Stressor saat ini yang mempengaruhi klien, termasuk
kehidupan
Indikator :
secara asertif.
14
NIC :
Tujuan umum:
Tujuan khusus:
adanya.
perasaannya.
15
(3) Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda resiko bunuh
diri
yang dialami.
dilakukan.
dilakukan.
salah.
diri.
diri.
resikobunuh diri.
16
7) Klien dapat mengontrol tindakan bunuh diri dengan cara
orang yangdipercaya.
Tujuan khusus:
komunikasi terapetik.
(1) Sapa klien dengan ramah secara verbal dan non verbal.
17
(4) Jelaskan tujuan pertemuan.
adanya.
dasar klien.
yangdimiliki.
klien.
klien.
dapatdigunakan.
lingkungan
dan lingkungan
Tujuan khusus :
18
4) Pasien mampu menggunakan cara penyelesaiaan masalah
yang baik
Tindakan :
perasaannya
cara :
masalahnya
4. Terapi
19
2) Terapi keluarga
4) Strategi Terapi.
20
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian Keperawatan
Ruang Rawat: Asoka Tanggal di Rawat : 22 November 2107
1. Identitas Kilen
Inisial : Tn. B
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 45 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Jln. cilik riwut km. 11
Sumber Data : Klien dan Catatan Medis (Status Klien)
No. RM : 12.34.56
Tanggal Pengkajian : 26 November 2017
Penanggung jawab : ayah dan ibu klien
2. Alasan Masuk
1) Alasan Masuk Rumah Sakit
Berdasarkan data data dari rekam medik ditemukan data klien dibawa ke
rumah sakit jiwa karena mencoba gantung diri di kamar mandi rumah
klien.
2) Keluhan Utama
Klien mengatakan dibawa ke RSJ karena mencoba utuk bunuh diri.
3. Faktor Presipitasi
1) Menurut Klien
Klien mengatakan hidupnya sudah tidak berguna lagi dan lebih baik mati
saja.
21
2) Menurut Status Klien
Berdasarkan status klien mencoba bunuh diri karena frustasi hidupnya
sudah tidak berguna lagi semenjak dtinggal istri dan anak-anaknya.
4. Faktor Predisposisi
1) Riwayat Penyakit Lalu
(1) Riwayat penyakit jiwa pada masa lalu:
Menurut Klien : Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah masuk
RSJ.
Menurut status : Klien baru pertama kali ini mencoba bunuh diri
dan petama kali masuk RSJ.
(2) Pengobatan Sebelumnya
Tidak pernah mendapat pengobatan.
(3) Riwayat Penyakit Fisik
Klien tidak menjawab ketika ditanya tentang penyakit fisik yang
pernah dideritanya.
2) Riwayat Psikososial
(1) Ketika mengatakan tidak pernah mengalami aniaya fisik, seksual,
kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.
(2) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan.
Klien mengatakan frustasi karena setahun yang lalu mengalami
kehilangan pekerjaan/ di PHK oleh perusahaan tempat ia bekerja dan
sampai sekarang belum mendapat pekerjaan.Klien sejak dua bulan
yang lalu ditinggal istri serta anak-anaknya.
Masalah Keperawatan : koping individu tidak efektif
3) Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mmengalami
gangguan jiwa.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
5. Status Mental
1) Penampilan
Klien tidak rapi, rambut tidak pernah disisir dan sedikit bau, mandi haus
disuruh. Klien berwajah murun, tak berdaya.
22
Masalah Keperawatan: Defisit perawatan diri : berpakaian dan
berhias
2) Kesadaran
Klien hanya mau bicara bila ditanya perawat, jawaban yang diberikan
pendek, lambat dengan suara yang pelan.
3) Aktivitas Motorik
Klien lebih banyak berdiam diri dalam ruangan, jarang mau keluar kamar
untuk bergaul dengan teman yang lain.
Masalah Keperawataan : Isolasi sosial
4) Alam Perasaan
Klien mengatakan merasa kesepian dan sedih karena lama tidak bertemu
dengan istri dan anak-anaknya.
Masalah Keperawatan: depresi
5) Afek / emosi
afek datar, kontak mata kurang, jarang memandang lawan bicara,
menjawab pertanyaan pendek, terkadang terjadi blocking.
Masalah Keperawatan : harga diri rendah
6) Persepsi
Klien mengatakan tidak pernah mendengar, melihat atau merasakan
sesuatu yang seharusnya tidak ada
Masalah Keperawatan: Tidak Ada
7) Proses Pikir
(1) Arus pikir
selama berkomunikasi klien lebih sering menunduk pada saat
berbicara, nada bicara pelan dan lambat.
Masalah Keperawatan: harga diri rendah
(2) Isi Pikir
Klien menjawab pertanyaan sesuai dengan yang ditanyakan
Masalah Keperawatan : tidak ada
(3) Bentuk pikir
Realistik karena setiap jawaban klien walau lambat dan pelan tapi
sesuai dengan realita.
23
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
8) Klien mengatakan masih ingat dengan kejadian yang dialaminya sebelum
masuk RSJ.
Masalah Keperawatan: tidak ada
9) Tingkat konsentrai dan berhitung :
(1) Konsentrasi
Klien mampu berkonsentrasi saat di wawancara dngan perawat dan
tidak mudah beralih ke objek lain.
(2) Berhitung
Klien mampu berhitung sederhana, terbukti saat ditanya tentang
perhitungan 4+4 sama dengan berapa ? klien menjawab 8. 4x3 = 12
dan 15 : 3 = 5.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
10) Kemampuan Penilaian
Klien mampu menetukan pilihan anara makan pagi atau mandi pagi dulu,
klien menjawab mandi dulu.
Masalah Keperawatan: tidak ada
11) Daya Tilik Diri
Klien menganggap bunuh diri adalah jalan penyelesaian masalah satu-
satu nya.
Masalah keperawatan: koping individu tidak efektif
12) Interaksi Selama Wawancara
Selama berkomunikasi dan berinteraksi dengan perawat, kontak mata
klien kurang, klien tampak lebih sering menunduk pada saat berbicara,
nada bicara pelan dan lambat.
Masalah Keperawatan: harga diri rendah
24
6. Fisik
1) Tanda vital:
TD : 120/80 mmHg S : 375 C
N : 80 kali / mnt RR : 20 kali / mnt
2) Ukur
TB : 170 cm
BB : 52 kg
3) Keluhan fisik: tidak ada.
4) Pemeriksaan fisik: tidak ada kelainan fisik, semua sistem tubuh dalam
keadaan normal.
5) Pemeriksaan Fisik
(1) Fungsi panca indera baik, fungsi normal.
(2) Kepala: bentuk bulat, rambut tidak rapi.
(3) Hidung, telinga simetris fungsi baik.
(4) Gigi kuning dan sedikit berbau.
(5) Leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid atau distensi vena
jugularis, trakea simetri. ada bekas percobaan bunuh diri.
(6) Dada dan thorak: Simetris, tidak ada nyeri dada, retraksi intercostae
tidak ada, tidak ada nyeri tekan dan RR 20x/ menit.
(7) Abdomen: tanda asites tidak ada, nyeri tekan tidak ada.
(8) Ekstrimitas: tidak ada luka pada masing-masing ekstrimitas,
kekuatan otot 5/5/5/5, tidak ada kelainan.
(9) Integumen: berdaki
Masalah Keperawatan: defisit perawatan diri berhias
7. Pengkajian Psikososial
1) Konsep diri
(1) Citra tubuh
Klien merasa tidak ada yang ia sukai lagi dari dirinya.
(2) Indentitas
Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang pria yang sudah
menikah dan punya 3 anak.
25
(3) Peran
Klien mengatakan berperan sebagai kepala rumah tangga dengan
tiga orang anak yang masih kecil-kecil.
(4) Ideal Diri
Klien mengatakan bahwa kalau nanti sudah pulang klien bingung
mampukah ia mendapat pekerjaan lagi dan bagaiman membangun
keluarganya seperti dulu lagi
(5) Harga Diri
Klien mengatakan jarang berinteraksi dengan orang lain karena
merasa malu tidk punya pekerjaan tetap.
Masalah Keperawatan: harga diri rendah
2) Genogram
Keterangan :
: perempuan : klien
: laki-laki : tinggal dalam satu rumah
: meninggal
Saat ini klien tinggal seorang diri dan bercerai dengan istrinya, anak –
anak klien tinggal dengan istri klien.
Masalah Keperawatan : isolasi sosial
3) Hubungan sosial
(1) Orang Terdekat
Klien mengatakan orang yang paling dekat adalah ibunya.
(2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan saat di rumah tidak pernah mengikuti
kegiatan/organisasi di lingkungannya. Pada saat di RS klien
mengatakan tidak mau diajak berkumpul dengan klien lain, klien
mengatakan lebih suka menyendiri.
26
(3) Hambatan dalam bergaul dengan orang lain
Klien mengatakan lebih suka menyendiri daripada bergaul dengan
orang lain. Klien mengatakan waktu di rumah, jarang bergaul dengan
tetangganya karena tetangganya adalah orang yang kaya serta
rumahnya mewah dan pagarnya tinggi-tinggi. Ketika di rumah sakit
klien mengatakan lebih suka menyendiri.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial : menarik diri
4) Spiritual
(1) Nilai dan Keyakinan
Klien mengatakan percaya akan adanya Tuhan.
(2) Kegiatan Ibadah
Klien mengatakan beragama islam dan mengakui melakukan sholat
dan berdoa ketika dirumah. Tetapi klien tidak pernah mengikuti
kegiatan seperti pengajian, yasinan, tahlilan dll. Setelah di RS klien
jarang shalat.
Masalah keperawatan: tidak ada
8. Aktivitas Sehari-Hari
1) Makan
Klien makan 3 kali sehari sesuai diet rumah sakit. Klien dapat makan
sendiri. Klien mengatakan mampu menghabiskan porsi makanan yang
disediakan.
2) BAB/BAK
Klien mampu BAB/BAK sendiri tanpa bantuan.
3) Mandi
Klien mandi 1-2 kali sehari dengan disuruh dan setiap hari sabtu klien
dimandikan dan dikeramasi oleh perawat.
4) Berpakaian/Berhias
Klien mengatakan jarang mandi, jarang gosok gigi dan mencuci rambut.
5) Istirahat dan TidurTidur siang :
Klien mengatakan tidur siang tidak menentu waktunya, kadang-kadang
jam 13.00 atau 14.00 wib. Tidur malam : Klien mengatakan tidur
malamnya tidak menentu, kadang-kadang jam 23.00 atau jm 24.00 wib.
27
6) Penggunaan obat
Klien minum obat dengan pengawasan petugas, dosisnya 3x1
7) Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan ia percaya kepada perawat untuk menolongnya dn bila
sembuhia akan tetap melanjutkan pengobatannya di RSJ.
8) Aktivitas di Dalam Rumah
Klien mampu mencucui npakaian sendiri dan menyapu.
9) Aktivitas di Luar Rumah
Klien belum dapat melakukan kegiatan dluar rumah.
Masalah Keperawatan:
(1) Defisit perawatan diri berhias dan berpakaian
(2) Issolasi sosial.
9. Mekanisme Koping
Maladaptif : Klien mengatakan menganggap dirinya sebagai orang yang tak
berguna, tidak mau melakukan aktifitas, merasa tidak ada harapan hidup.
Karena tidak ada yang memperhatikannya lagi.
Masalah Keperawatan : Resiko bunuh diri
10. Masalah Psikososial dan Lingkungan
1) Masalah dengan dukungan kelompok
Klien tidak pernah mengikuti kegiatan-kegiatan kelompok di mastyarakat
sepert tahlilan dan kegiatan kemasyarakatan.
2) Masalah berhubungan dengan lingkungan
Klien mengatakan jarang bergaul dengan tetangga dan cenderung
menyendiri. Klien mengatakan tetangganya adalah orang kaya yang
dikelilingi tembok yang tinggi.
3) Masalah pendidikan
Klien mengatakan sekolah hanya tamat sampai kelas 3 SMU dan tidak
mampu melanjutkan kuliah karena masalah ekonomi.
4) Masalah pekerjaan
Klien mengatakan sudah setahun yang lalu dirinya di PHK dari
tempatnya bekerja dan sampai sekarang tidak punya pekerjaan.
5) Masalah dengan perumahan
28
Klien mengatakan tinggal sendirian sejak ditinggal istri dan anak-
anaknya. rumah yang di tempati adalah rumah klien sendiri.
6) Masalah ekonomi
Menurut status : Klien berasal dari keluarga yang sederhana. Klien tidak
mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya
karena tidak memiliki pekerjaan.
Menurut klien : Klien mengatakan tidak mempunyai penghasilan tetap
karena tidak bekerja.
7) Masalah dengan pelayanan kesehatan: ditanggung oleh pemerintah
daerah (SKTM).
Masalah Keperawatan: Harga diri rendah
11. Kurang Pengetahuan Tentang
merawat diri, menghadapi masalah dengan efektif, membangun kepercayaan
diri, mekanisme koping dan pengobatan
Masalah keperawatan : Kurang pengetahuan tentang penyakitnya.
12. Aspek Medis
Diagnosa medis : Frustasi
Terapi medis : haloperidol 0,5 mg 0-0-1/oral, Merlopam 2 mg 0-1/2-1/oral
13. Daftar Masalah Keperawatan
1) Koping individu tidak efektif : Resiko bunuh diri
2) Menarik diri : Isolasi sosial
3) gangguan konsep diri : Harga diri rendah
4) Defisit Perawatan diri ; Berpakain dan berhias
14. Daftar diagnosa Keperawatan.
1) Resiko bunuh diri berhubungan dengan mekanisme koping tidak efektif
2) Isolasi sosial berhubungan dengan Menarik diri
3) Harga diri rendah berhubungan dengan gangguan konsep diri
Pohon masalah :
29
CATATAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI RSJ
Nama : RM No.:
DIAGNOSIS TINDAKAN EVALUASI
KEPERAWATAN
30
BAB 4
31
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk
3.2. Saran
memahami tanda dan gejala bunuh diri sehingga dapat dicegah terjadinya
DAFTAR PUSTAKA
32
1. Dalami, E, (2009). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan
4. Kompas, (2016) di Peroleh dari situs kompas.com pada tanggal 18 Mei 2016.
5. Stuart, GW, (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta, EGC.
6. Sujono & Teguh, (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta, Graha Ilmu.
KATA PENGANTAR
33
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan
jiwa dengan bahan kajian Asuhan keperawatan bunuh diri. Tidak lupa kami
memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini, baik
pihak – pihak yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu kami sangat menerima kritik dan saran dari pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
i
34
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
BAB 1. PENDAHULUAN
BAB 2. PEMBAHASAN
BAB 3. PENUTUP
MAKALAH
ii
35
KEPERAWATAN JIWA
ASUHAN KEPERAWATAN BUNUH DIRI
36