“ KANKER / CA PAYUDARA “
NAMA KELOMPOK :
Assalammu’alaikum Wr.Wb
Alhamulillah……..
Tiada kata yag paling indah selain puji dan puja kehadirat Allah SWT, yang mana denagn
lmpaha rahmat dan karunia Nya sehingga kami dapat menyelesaikan susunan makalah ini tepat
pda waktunya.
Sholawat serta salam seoga selalu tercurahkan kepada jujungan kita Nabiyullah
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat yang telah rela memepertaruhkan harta,
jiwa, dan raganya untuk membawa umat manusia dari ilmu dunia pengetahuan.
Kami sadari penusuanan makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itu kami
mengharapkan adanya saran dan kritik yang kontruksif dari para pembaca pada umumnya dan
dosen bidang studi pada khususnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat menambah referensi kita semua….
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………………………………………….
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1.4 Patofisisologi……………………………………………………………………………………………………….
2.1.9 komplikasi…………………………………………………………………………………………………………...
2.2.4 Implementasi………………………………………………………………………………………………………
2.2.5 Evaluasi Keperawatan
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………………....
Saran…………………………………………………………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULAN
BAB II
PEMBAHASAN
Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang terdapat di payudara. Penyakit
ini muncu karena adanya pertumbuhan sel-sel yang tidak normal dan tidak terkontrol di
dalam payudara. Sel-sel kanker ini awalnya sama dengan sel normal, sel-sel tersebut bias
bersal dari saluran susu (duktus), kelenjar susu (lobules), atau jaringan ikat di dalamnya.
Naun sel-sel tersebut memiliki perilaku yang berbeda. Sel kanker dapat membelah dengan
cepat, sehingga sulit dikontrol dan bias menyebar ke jaringan sekitarnya. Sel kanker juga
dapat berkembang sampai organ ogan tubuh lainnya.
Pada sebagian besar kasus yaitu 70% kasus kanker payudara bermula dari
pembentukan sel yang abnormal di duktus. Adapun juga 15% kasusnya bermula dari
lobules dan sisanya yang jarang terjadi, dimulai dari jaringan ikat.
Kanker payudara adalah penyakit yang umum terjadi di dunia, maupun Indonesia.
Kanker payudara menempati posisi tertinggi (bersama kanker paru-paru) untuk
penambahan jumlah kasus terbanyak. Sekitar 2,1 juta orang di dunia didiagnosis memiliki
penyakit ini.
Sampai saat ini penyakit kanker payudara masih sulit dijelaskan dengan pasti apa
penyebabnya dan masih merupakan hipotesa. Dikatakan bahawa penyebab penyakit
kanker payudara adalah multifactorial, tetapi serig dikaitkan dengan factor lingkungan
(polusi, bahan kimia, dan virus) dan makanan yang mengandung zat karsinogen. Hampir
semua jenis kanker yang dikenal muncul secara bertahap, baik saat kecacatan bertumpuk
di dalam sel kanker maupun sel anak-anaknya. Kecacatan mungkin akan tetap ada dan
diwariskan ke sel anak. Biasanya, tubuh melakukan penjagaan terhadap kanker dengan
berbagai cara atau metode seperti apoptosis, adanya molekul pembantu (polymerase
DNA), adanya penuaan sel (senescense) dan lain-lainnya.
2.1.2 Penyebab Kanker Payudara
Pada umumnya kanker payudara hanya akan tumbuh disalah satu bagian payudara.
Namun ada juga kasus dimana sel kanker menyebar di kedua sisi. Penyebab kanker ini
cukup beragam. Beberapa penyebab kanker payudara yang harus diwaspadai :
Gejala kanker payudara pada tahap awal berupa kelelahan menerus, demam akibat sel
kanker mempengaruhi system perthanan tubuh sebagai respon dari kerja system imun
tubuh tidak sesuai.
Gejala kanker tahap lanjut berbeda-beda. Perbedaan gejala tergantung pada kegansan
sel kanker. Menurut sunaryati pada tahun 2011 mengatakan bahwa gejala kanker payudara
yaitu penurunan berat badan tidak sengaja danbterlihat signifikan, pertumbuhan rambut
tidak normal, nyeri pada payudara akibat sel kanker sudah mebnyebar.
Gejala kanker payudara yang harus diwaspadai :
2.1.4 Patofisisologi
Proses terjadinya kanker payudara dan masing masing etiologic antara lain obesitas,
radiasi, hyperplasia, optic, riwayat keluarga dengan mengonsumsi zat-zat karsinogen
sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan menyebabkan knker payudara.
Kanker payudara berasal dari jaringan ephithelial, dan paling sering terjadi pada system
ductal. Mula-mula terdaji hiperlasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini
akan berkelanjutan menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker
membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sebuah sel tuggal sampai menjadi
masa yag cukup besar untuk dapat diraba (ukuran 1 cm). pada ukuran itu, kira kira
seperempat dari kanker payudara telah bermestastase. Kebanyakan kanker ditemukan jika
sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang paling sering terjadi
adalah cairan yang keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin berdarah. Jika
penyakit telah berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-benjolan pada kulit ulserasi.
Karsinoma inflamasi, adalah tumor yang tumbuh dengan cepat terjadi kira-kira 1-2%
wanita degan kanker payudara grjala-gejalanya mirip dengan infeksi payudara akut. Kulit
menjadi merah, panas,edematoda, dan nyeri. Karsinoma ini menginfeksi kulit dan jaringan
limfe. Tempat yang paling sering untuk metastase jauh adalah paru, pleura, dan tulang.
Kanker payudara menimbulkan metastase dapat ke organ yang dekat maupun yang
jauh antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilasi da terjadi benjolan, dari
sel epidimis pentinga menjadi invasi timbul krusta pada organ pulmo mengakibatkan
eksperesi paru tidak optimal.
Pengobatan yang sering digunakan atau sering dilakukan pada penderita kanker
payudara adalah melalui terapi radiasi, keoterapi, dan operasi. Operasi merupakan bentuk
pengobatan kanker yang paling lama digunakan. Terapi radiasi digunakan untuk
mengecilkan tumor yang dilakuan sebelum ataupun sesudah operasi. Kemoterapi adalah
terapi untuk membunuh sel-sel kanker dengan obat kanker atau yang sering disebut
sitostika.
Sebagai bentuk deteksi dini kanker payudara, wanita mulai usia 40 disarankan
melakukan pemeriksaan diagnostik lanjutan dari Sadari (Periksa Payudara Sendiri). Bagi
wanita dengan faktor risiko tinggi, misal memiliki keluarga penderita kanker, pemeriksaan
bisa dilakukan sebelum usia 40.
Usia, selain faktor risiko, juga turut menentukan pilihan radiodiagnostik payudara.
Mamografi masih menjadi rekomendasi utama dalam pemeriksaan payudara karena
akurasi, sensitivitas, spesifitasnya tinggi. Namun, ultrasonografi atau USG, dan Magnetic
Resonance Imaging atau MRI juga bisa jadi pilihan lainnya. Berikut indikasi penggunaan
masing-masing radiodiagnostik payudara tersebut.
Indikasi mamografi:
* Adanya benjolan pada payudara.
* Wanita dengan risiko tinggi.
* Adanya pembesaran kelenjar getah bening daerah ketiak.
* Adanya metastase dari tumor primer.
* Wanita dengan fobia kanker, biasanya di atas usia 40.
Indikasi USG:
* Gambaran padat pada mamografi atau riwayat pemakaian silikon/ implant prothesa.
* Wanita hamil, menyusui dan remaja.
* Adanya kista
Indikasi MRI:
* Untuk wanita dengan pembesaran kelenjar getah bening di ketiak.
* Untuk menentukan staging keganasan payudara oleh karena MRI dapat mengetahui
tumor dengan sangat akurat.
* Pasca-operasi.
* Pada kasus dimana mamografi dan USG tidak dapat menentukan dengan pasti suatu
proses keganasan.
* Wanita dengan impan silikon.
Pembedahan
Tipe pembedahan yang dapat dilakukan untuk kanker payudara adalah biopsi eksisi dengan
lokalisasi lesi, mastektomi radikal, breast conserving surgery, serta rekonstruksi payudara dan
dinding dada.
Biopsi Eksisi dengan Lokalisasi Lesi
Biopsi eksisi dengan lokalisasi lesi dilakukan dengan mengangkat seluruh jaringan kanker dan
menyisakan tepi jaringan tampak sehat dibantu metode mamografi dan lokalisasi lesi oleh sebuah
kawat yang dilabel secara radiasi yang ditempatkan dekat dengan lokasi lesi.
Mastektomi Radikal
Mastektomi radikal dapat dilakukan dengan metode Halstedt maupun modifikasi Patey. Metode
Halstedt dilakukan dengan mengangkat seluruh jaringan payudara, kulit, kompleks puting-areola,
m. pectoralis mayor dan minor, serta kelenjar getah bening level I, II, dan III. Pada metode
modifikasi Patey, m. pectoralis mayor dan n. pectoralis lateral tetap dipertahankan.
Radioterapi
Radioterapi dapat digunakan sebagai penatalaksanaan, ajuvan, maupun terapi paliatif kanker
payudara. Sebagai tata laksana, radioterapi dapat digunakan pada berbagai stadium kanker,
bergantung pada pilihan pembedahan yang akan dilakukan, apakah breast conserving surgery atau
mastektomi. Radiasi pengion ditargetkan pada DNA sel (terutama sel kanker) sehingga terjadi
kerusakan DNA yang ireversibel dan berujung pada kematian sel kanker.
Terapi radiasi ajuvan (setelah pembedahan) bertujuan untuk menurunkan angka rekurensi
kanker dan biasanya dilakukan pada kanker payudara stadium IIIA dan IIIB. Terapi radiasi juga dapat
digunakan sebagai terapi paliatif, misalnya pada kasus kanker payudara dengan metastasis ke otak
di mana agen kemoterapi memiliki efikasi yang terbatas.[1,2]
Kemoterapi
Sebelum kemoterapi, perlu dilakukan stratifikasi risiko berdasarkan luaran kesintasan tanpa
penyakit (disease free survival/DFS) dan kesintasan umum (overal survival/OS). Stratifikasi risiko
mempertimbangkan usia pasien, komorbiditas, ukuran tumor, grade tumor, jumlah kelenjar getah
bening yang terlibat, serta status reseptor estrogen.
Kemoterapi Ajuvan
Kemoterapi ajuvan bertujuan untuk menurunkan tingkat rekurensi dan kematian 15 tahun
setelah terapi. Kemoterapi ajuvan disarankan pada wanita dengan kanker payudara yang memiliki
karakteristik prognosis yang kurang baik seperti adanya invasi pembuluh darah atau kelenjar getah
bening, grade inti tumor yang tinggi, grade histologik yang tinggi, ekspresi HER-2/neu yang tinggi,
ukuran tumor > 1 cm, serta status reseptor hormon negatif.[1,2,6,15]
Regimen kemoterapi untuk kanker dengan ekspresi HER-2/neu negatif (tanpa trastuzumab):
FAC
5-Fluorouracil (5-FU) 600 mg/m2 IV hari 1
Doxorubicin (Adriamycin) 60 mg/m2 IV hari 1 Setiap 21 hari 4
Cyclophosphamide 600 mg/m2 IV hari 1
FAC (regimen alternatif)
5-Fluorouracil (5-FU) 500 mg/m2 IV hari 1 dan 8
Doxorubicin (Adriamycin) 30 mg/m2 IV hari 1 dan 8 Setiap 28 hari 6
Cyclophosphamide 100 mg/m2 PO hari 1-14
FEC100
5-FU 500 mg/m2 IV hari 1
Epirubicin 100 mg/m2 IV hari 1 Setiap 21 hari 6
Cyclophosphamide 500 mg/m2 IV hari 1
AC
Doxorubicin 60 mg/m2 IV hari 1
Cyclophosphimde 600 mg/m2 IV hari 1 Setiap 21 hari 4
TAC
Docetaxel (Taxotere) 75 mg/m2 IV hari 1
Doxorubicin 50 mg/m2 IV hari 1 Setiap 21 hari 6
cyclophosphamide 500 mg/m2 IV hari 1
AC diikuti T (regimen konvensional)
Doxorubicin 60 mg/m2 IV hari 1
Cyclophosphamide 600 mg/m2 IV hari 1 Setiap 21 hari 4
Kemoterapi Neoajuvan
Pada pasien yang menunjukkan respon patologik komplit, kemoterapi neoajuvan berhubungan
dengan peningkatan keberhasilan breast conserving surgery dibandingkan kemoterapi ajuvan.
Regimen kemoterapi ajuvan dapat dipakai pada kemoterapi neoajuvan mengingat manfaat yang
diberikan relatif sama.
Imunoterapi
Imunoterapi merupakan metode pengobatan yang tergolong baru untuk kanker payudara.
Pengobatan ini baru disetujui oleh FDA pada tahun 2019. Obat-obatan yang digunakan dalam
imunoterapi menggunakan mekanisme antibodi monoklonal dan bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan alami tubuh melawan kanker. Di Indonesia, beberapa agen imunoterapi seperti
trastuzumab dan pertuzumab telah disetujui penggunaannya untuk terapi kanker payudara
tertentu.
Terapi Paliatif
Terapi paliatif bukan bertujuan untuk menyembuhkan kanker payudara yang dialami tetapi
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Cakupan pelayanan paliatif meliputi layanan
psikososial, rehabilitasi, dan upaya untuk mengurangi efek samping seperti nyeri, dispnea, dan
ansietas.
2.1.9 Komplikasi
1. Gangguan Neurovaskuler
2. Metastasis : otak, paru, hati, tulang tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang
3. Fraktur patologi
4. Fibrosis payudara
5. Kematian
2.2.1 Pengkajian
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa kanker payudara adalah salah satu
jenis kanker yang terdapat di payudara. Penyakit ini muncul karena adanya pertubuhan sel-sel
yang tidak normal dan tidak terkontrol. Banyak factor resiko yang meningkatkan kanker
payudara diantaranya usia, jenis kelamin, obesitas, paparan radiasi dll. Pengobtan payudara ada
beberapa metode antaranya operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi.
Saran
Hendaknya masyarakat bisa menyadari untuk melakukan pemeriksaan SADARI guna
menanggulangi kanker payudara. Perawat juga harus memiliki pengetahuan lebih tentang
gejala pada kaker payudara.
DAFTAR PUSTAKA
https://hellosehat.com/kanker/kanker-payudara/pengertian-kanker-payudara/
http://repository.unimus.ac.id
https://www.alodokter.com/kanker-payudara/penyebab
https://www.alomedika.com/penyakit/onkologi/kanker-payudara/penatalaksanaan