Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

OLEH
RUDY, S. Kep
NIM: R 014172054

PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI

( ) (Akbar Haris, S. Kep., Ns., PMNC, MN)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

A. KASUS (MASALAH UTAMA)


Halusinasia dalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya klien
menginterpretasikan sesuatu yang tidak nyata tanpa stimulus/ rangsangan dari luar. Halusinasi
adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsnagan internal (pikiran) dan
rangsangan eksternal (dunia luar). Klien member persepsi atau pendapat tentang lingkungan
tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. [ CITATION Azi16 \l 1033 ]

B. Proses TerjadinyaMasalah
1. Etiologi
a. Faktor predisposisi
Menurut Yosep (2009) factor prediposisi yang menyebabkan halusinasi adalah :
1) Faktorperkembangan
Tugasperkembanganklienterganggumisalnyarendahnya control
dankehangatankeluargamenyebabkanklientidakmampumandirisejakkecil,
mudahfrustasi, hilangpercayadiridanlebihrentanterhadap stress.
2) Faktor sosio kultural
Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungannya sejak bayi akan merasa
disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungan.
3) Faktor Biokimia
4) Faktor Psikologis
5) Factor genetic dan pola asuh
b. Faktor presipitasi
Menurut Stuart (2007), factor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah:
1) Biologis
2) Stres lingkungan
3) Sumber koping
2. Rentang respon

Respon psikososial Respon Maladaptif


Respon Adaptif

1. Pikiran logis 1. Kadang-kadang proses 1. Waham


2. Persepsi akurat piker terganggu 2. Halusinasi
3. Emosi konsisten 2. Ilusi 3. Kerusakan proses
dengan 3. Emosi berlebihan emosi
pengalaman 4. Perilaku yang tidak 4. Perilaku tidak
4. Perilaku cocok biasa terorganisasi
5. Menarik diri 5. Isolasi sosial
5. Hubungan
social harmonis
3. Fase – fase Halusinasi
Fase Halusinasi Karakteristik Perilaku Klien
Fase I : Klien mengalami ansietas,  Tersenyum, tertawa yang
Comforting Ansietassedang kesepian, rasa bersalah dan tidak sesuai
HalusinasiMenyenangkan takut, mencoba untuk  Menggerakkan bibir
“Menyenangkan” berfokus pada pikiran yang tanpa suara
menyenangkan untuk  Pergerakan mata yang
meredakan ansietas. cepat
Individu mengenali bahwa  Respon verbal yang
pikiran dan pengalaman lambat
sensori dalam kendali  Diam, dipenuhi rasa
kesadaran jika ansietas dapat yang mengasyikkan
ditangani (non psikotik)
Fase II : Pengalaman sensori  Meningkatkan tanda-
Condemning menjijikkan dan menakutkan tanda system saraf
Ansietas Berat klien lepas kendali dan otonom akibat ansietas
Halusinasi menjadi mungkin mencoba untuk (Nadi, RR, TD)
menjijikkan. mengambil jarak dirinya meningkat.
“Menyalahkan”. dengan sumber yang  Penyempitan
dipersepsikan. Klien kemampuan untuk
mungkin mengalami konsentrasi
dipermalukan oleh  Asyik dengan pengalam
pengalaman sensori dan sensori dan kehilangan
menarik diri dari orang lain. kemampuan
Psikotik ringan membedakan halusinasi
dan realita
Fase III : Klien berhenti atau  Lebih cenderung
Controlling menghentikan perlawanan mengikuti petunjuk
Ansietas berat terhadap halusinasi dan halusinasinya
Pengalaman sensori menjadi menyerah pada halusinasi  Kesulitan berhubungan
berkuasa tersebut. Isi halusinasi dengan orang lain
“Mengendalikan” menjadi menarik, klien  Rentang perhatian hanya
mungkin mengalami dalam beberapa menit
pengalaman kesepian jika atau detik saja
sensori halusinasi berhenti.  Gejala fisik ansietas
Psikotik berat, berkeringat,
tremor, tidak mampu
mengikuti petunjuk
Fase IV : Pengalaman sensori menjadi  Perilaku terror akibat
Conquering menagncam jika klien panic
Panic umumnya menjadi mengikuti perintah  Potensial suicide atau
melebur dalam halusinasinya halusinasi. Halusinasi homicide
berakhir dari beberapa jam  Aktivitas fisik
atau hari jika tidak ada merefleksikan isi
intervensi terapeuti. halusinasi seperti
Psikotik berat kekerasan, agitasi,
menarik, katatonia.
 Tidak mampu merespon
terhadap perintah yang
kompleks
 Tidak mampu
merespon> 1 orang

4. Tanda dan Gejala


a. Berbicara, tertawa dan tersenyum sendiri
b. Bersikap seperti mendengarkan sesuatu
c. Berhenti berbicara sesaat di tengah-tengah kaliamt untuk mendengarkan sesuatu.
d. Disorientasi
e. Tidak mampu atau kurang konsentrasi
f. Cepat berubah pikiran
g. Alur piker kacau
h. Respon yang tidak sesuai
i. Menarik diri
j. Suka marah dengan tiba-tiba dan menyerang orang lain tanpa sebab
k. Sering melamun.

5. Jenis – jenis Halusinasi


JENIS KARAKTERISTIK
HALUSINASI
Pendengaran Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara
berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas
70 % berbicara tentang klien, bahkan sampai pada percakapan lengkap
antara dua orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar
dimana klien mendengar perkataan bahwa klien disuruh untuk
melakukan sesuatu kadang dapat membahayakan.
Penglihatan 20% Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris,
gambar kartun, bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bias
menyenangkan atau menakutkan seperti melihat monster.
Penghidu Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses
umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidu
sering akibat stroke, tumor, kejang, atau dimensia.
Pengecapan Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
Perabaan Mengalami nyeri atau ketidak nyamanan tanpa stimulus yang jelas.
Rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang
lain.
Cenesthetic Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri,
pencernaan makan atau pembentukan urine
Kinisthetic Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.

C. Pohon Masalah

Risikotinggi PK Efek

Perubahan persepsi C
sensori :Halusinasi P

Isolasi sosial Causa

Hargadirirendahkronis

D. Diagnosis Keperawatan
1. Perubahanpersepsisensori : halusinasi
2. Isolasi social
3. Resiko tinggi perilaku kekerasan
E. Perencanaan Keperawatan
SP Pasien SP Keluarga
SP1 SP1
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien 1. Mendiskusikan masalah yang
2. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien dirasakan keluarga dalam merawat
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien pasien
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan
5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan gejala halusinasi dan jenis halusinasi
halusinasi yang dialami pasien beserta proses
6. Mengidentifikasi respon pasien terhadap terjadinya.
halusinasi 3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien
7. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi halusinasi
menganjurkan pasien memasukkan cara
menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
harian
SP2 SP2
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 1. Melatih keluarga memparktikkan cara
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi merawat pasien dengan halusinasi
dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain 2. Melatih keluarga melakukan cara
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam merawat langsung kepada pasien
jadwal kegiatan sehari-hari halusinasi

SP3 SP 3
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 1. Membantu keluarga membuat jadwal
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi kegiatan aktivitas di rumah termasuk
dengan melakukan kegiatan (kegiatan yang minum obat.
biasa dilakukan pasien) 2. Menjelaskan follow up pasien setelah
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam pulang
jadwal kegiatan sehari-hari
SP4
1. Evaluasi jadwal pasien yang lalu
2. Menanyakan pengobatan sebelumnya
3. Menjelaskan tentang pengobatan
4. Melatih pasien minumobat (5 benar)
5. Memasukkan kedalam jadwal kegiatan sehari-
hari

F. TerapiAktivitasKelompok
TAK yang sesuai dengan pasien halusinasi adalah TAK stimulasi persepsi mengontrol
halusinasi.
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, L. M., Zainuri, I., & Akbar, A. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta:
Indomedia Pustaka.
Keliat, B. A., Akemat, Helena, N., & Nurhaeni, H. (2014). Keperawatan kesehatan jiwa komunitas
CMHN (basic Course). Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai