Anda di halaman 1dari 3

Pengertian ansietas

Ansietas adalah suatu gejala yang tidak menyenangkan, sensasi cemas, takut dan terkadang panik
akan suatu bencana yang mengancam dan tidak terelakkan yang dapat atau tidak berhubungan
dengan rangsang eksternal (Fracchione, 2004). Sedangkan menurut Varcarolis (2007) ansietas
merupakan pengalaman individu yang bersifat subyektif yang sering bermanifestasi sebagai
perilaku yang disfungsional yang diartikan sebagai perasaan kesulitan dan kesusahan tehadap
kejadian yang tidak diketahui dengan pasti. Dapat disimpulkan bahwa ansietas adalah perasaan
yang tidak menyenangkan, kesulitan,takut, atau panik yang diakibatkan oleh faktor eksternal
yang belum diketahui dengan pasti. Tanda dan gejala ansietas menurut Videbeck (2008) adalah
sebagai berikut:

Respons fisik :
Sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia,
diare/konstipasi, gelisah, berkeringat, tremor, sakit kepala, sulit tidur

Respons Kognitif :
Lapang persepsi menyempit, tidak mampu menerima rangsang luar, berfokus pada apa
yang menjadi perhatiannya

Respons Perilaku :
Gerakan tersentak-sentak, bicara berlebihan dan cepat, perasaan tidak aman

Respons Emosi :
Menyesal,

iritabel,

kesedihan

mendalam,

takut,

gugup,

sukacita

berlebihan,

ketidakberdayaan meningkat secara menetap, ketidakpastian, kekhawatiran meningkat,


fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan, distressed, khawatir, prihatin
Ansietas dapat disebabkan oleh 3 faktor, yaitu faktor biologis, psikologis dan sosial budaya:
1. Biologis
Stuart & Laraia (2005) mengatakan bahwa kesehatan umum individu memiliki efek nyata
sebagai presipitasi terjadinya ansietas. Apabila kesehatan individu terganggu, maka
kemampuan individu untuk mengatasi ancaman berupa penyakit (gangguan fisik) akan
menurun.
2. Psikologis

dapat mencetuskan terjadinya ansietas diantaranya adalah peristiwa kematian, perceraian,


dilema etik, pindah kerja, perubahan dalam status kerja. Sedangkan yang termasuk
ancaman internal yaitu gangguan hubungan interpersonal dirumah, ditempat kerja atau
ketika menerima peran baru (istri, suami, murid dan sebagainya).
3. Sosial budaya
Orang dengan status ekonomi yang kuat akan jauh lebih sukar mengalami stres dibanding
mereka yang status ekonominya lemah. Hal ini secara tidak langsung dapat
mempengaruhi seseorang mengalami ansietas, demikian pula fungsi integrasi sosialnya
menjadi terganggu yang pada akhirnya mencetuskan terjadinya ansietas
Tingkat kecemasan ada 4 yaitu : Ringan , Sedang, Berat dan Panik
1. Kecemasan Ringan adalah ketegangan yang dialami sehari hari, individu masih
waspada serta lapang persepsinya meluas. Dapat memotivasi individu untuk belajar dan
mampu memecahkan masalah secara efektip.Contoh : Seseorang yg menghadapi ujian
akhir, Pasangan dewasa yang mau menikah, Individu yang mau melanjutkan kuliah.
2. Kecemasan Sedang adalah Individu terfokus pada pikiran yang menjadi perhatiannya,
terjadi penyempitan lapang persepsi, masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan
orang lain. Contoh : Pasangan suami/istri yg menghadapi kelahiran anak pertama dengan
resiko tinggi, keluarga yg menghadapi perpecahan, indivgidu yg mengalami konflik
dalam pekerjaan
3. Kecemasan Berat adalah Persepsi semakin sempit, perhatian pada detail semakin kecil,
tidak dapat berfikir tentang hal hal lain. Seluruh prilaku dimaksudkan mengurangi
kecemasan perlu banyak perintah dan arahan. Contoh : Individu yg mengalami kebakaran
atau kehilangan orang yang dicintai, Individu dalam kondisi penyanderaan.
4. Panik adalah Individu kehilangan kendali diri, hilang control diri, perhatiannya hilang,
tidak mampu melakukan apapun walaupun dengan perintah. Peningkatan aktivitas
motorik, penyimpangan persepsi, hilangnya pikiran rasional, tidak mampu berfikir secara
efektip (Brust, 2007).
Penatalaksanaan keperawatan mandiri berdasarkan Nursing Intervention

Classification (NIC) untuk

tindakan menurunkan kecemasan salah satunya yaitu dengan teknik relaksasi (Dochterman & Bulechek,
2004, hal. 169). Teknik relaksasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti engalihan situasi, latihan
relaksasi seperti tarik napas dalam dan teknik relaksasi progresif serta hipnosis 5 jari. Teknik relaksasi
napas dalam bermanfaat memberikan efek yang menenangkan pada seluruh tubuh (National Safety

Council, 2004, hal 73). Penelitian Pangestuti (2010) tentang pengaruh teknik relaksasi napas dalam
terhadap tingkat kecemasan tindakan endoskopi di unit endoskopi RSU Dr. Soedono, disimpulkan bahwa
teknik relaksasi nafas dalam selama tindakan endoskopi dapat menurunkan kecemasan. Teknik relaksasi
nafas dalam dapat dipilih sebagai intervensi keperawatan mandiri untuk menurunkan kecemasan karena
dinilai paling mudah untuk digunakan
1. PENGERTIAN
Tarik napas dalam adalah tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan relaksasi tubuh dengan cara
mengatur pola napas sehingga tubuh menjadi tenang dan menurunkan kecemasan. Selain dapat
menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002).
2. TUJUAN
Menurut (Smeltzer & Bare, 2002). dan National Council (2004), untuk meningkatkan ventilasi alveoli,
memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasis paru, mengurangi stres baik stres fisik dan
emosional dan menurunkan kecemasan.
3. MANFAAT
Setelah dilakukan tarik napas dalam manfaat yang didapatkan pasien dapat merasakan ketentraman
hati dan berkurangnya cemas serta nyerinya berkurang
4. PROSEDUR
Menurut Priharjo (2003), prosedur tarik napas dalam:
a. Usahakan rileks dan tenang
b. Menarik napas yang dalam dari hidung dengan hitungan 1, 2, 3. Kemudian ditahan selama 5-10
detik
c. Hembuskan napas melalui mulut secara perlaha-lahan
d. Menarik napas melalui hidung dan menghembuskannya lagi melalui mulut secara perlahan-lahan
e. Ulangi sampai 15kali diselingi istirahat singkat setiap 5 kali
Fricchione, Gregory.2004.Generalized Anxiety Disorder. N England J Med.351:675-82
Videbeck, S.J., 2008, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai