Ansietas adalah suatu gejala yang tidak menyenangkan, sensasi cemas, takut dan terkadang panik
akan suatu bencana yang mengancam dan tidak terelakkan yang dapat atau tidak berhubungan
dengan rangsang eksternal (Fracchione, 2004). Sedangkan menurut Varcarolis (2007) ansietas
merupakan pengalaman individu yang bersifat subyektif yang sering bermanifestasi sebagai
perilaku yang disfungsional yang diartikan sebagai perasaan kesulitan dan kesusahan tehadap
kejadian yang tidak diketahui dengan pasti. Dapat disimpulkan bahwa ansietas adalah perasaan
yang tidak menyenangkan, kesulitan,takut, atau panik yang diakibatkan oleh faktor eksternal
yang belum diketahui dengan pasti. Tanda dan gejala ansietas menurut Videbeck (2008) adalah
sebagai berikut:
Respons fisik :
Sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia,
diare/konstipasi, gelisah, berkeringat, tremor, sakit kepala, sulit tidur
Respons Kognitif :
Lapang persepsi menyempit, tidak mampu menerima rangsang luar, berfokus pada apa
yang menjadi perhatiannya
Respons Perilaku :
Gerakan tersentak-sentak, bicara berlebihan dan cepat, perasaan tidak aman
Respons Emosi :
Menyesal,
iritabel,
kesedihan
mendalam,
takut,
gugup,
sukacita
berlebihan,
tindakan menurunkan kecemasan salah satunya yaitu dengan teknik relaksasi (Dochterman & Bulechek,
2004, hal. 169). Teknik relaksasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti engalihan situasi, latihan
relaksasi seperti tarik napas dalam dan teknik relaksasi progresif serta hipnosis 5 jari. Teknik relaksasi
napas dalam bermanfaat memberikan efek yang menenangkan pada seluruh tubuh (National Safety
Council, 2004, hal 73). Penelitian Pangestuti (2010) tentang pengaruh teknik relaksasi napas dalam
terhadap tingkat kecemasan tindakan endoskopi di unit endoskopi RSU Dr. Soedono, disimpulkan bahwa
teknik relaksasi nafas dalam selama tindakan endoskopi dapat menurunkan kecemasan. Teknik relaksasi
nafas dalam dapat dipilih sebagai intervensi keperawatan mandiri untuk menurunkan kecemasan karena
dinilai paling mudah untuk digunakan
1. PENGERTIAN
Tarik napas dalam adalah tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan relaksasi tubuh dengan cara
mengatur pola napas sehingga tubuh menjadi tenang dan menurunkan kecemasan. Selain dapat
menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002).
2. TUJUAN
Menurut (Smeltzer & Bare, 2002). dan National Council (2004), untuk meningkatkan ventilasi alveoli,
memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasis paru, mengurangi stres baik stres fisik dan
emosional dan menurunkan kecemasan.
3. MANFAAT
Setelah dilakukan tarik napas dalam manfaat yang didapatkan pasien dapat merasakan ketentraman
hati dan berkurangnya cemas serta nyerinya berkurang
4. PROSEDUR
Menurut Priharjo (2003), prosedur tarik napas dalam:
a. Usahakan rileks dan tenang
b. Menarik napas yang dalam dari hidung dengan hitungan 1, 2, 3. Kemudian ditahan selama 5-10
detik
c. Hembuskan napas melalui mulut secara perlaha-lahan
d. Menarik napas melalui hidung dan menghembuskannya lagi melalui mulut secara perlahan-lahan
e. Ulangi sampai 15kali diselingi istirahat singkat setiap 5 kali
Fricchione, Gregory.2004.Generalized Anxiety Disorder. N England J Med.351:675-82
Videbeck, S.J., 2008, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC