Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN

KECEMASAN (ANSIETAS) PADA USIA DEWASA


DI DESA BANDUNGREJO KECAMATAN BANTUR KABUPATEN MALANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Jiwa

O
L
E
H

ALOYSIUS OKTAVIANUS KUSUMA


2108.14901.323

PROGRAM STUDI PROFESI NERSSEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan
yang signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data WHO
(2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang
terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena
dimensia. Di Indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan
sosial dengan keanekaragaman penduduk; maka jumlah kasus gangguan
jiwa terus bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara
dan penurunan produktivitas manusia untuk jangka panjang.
Data Riskesdas 2013 memunjukkan prevalensi ganggunan mental
emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan
untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari
jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat,
seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per
1.000 penduduk.
Di Desa Bandungreju Sendiri Terdapat 14 kunjungan pasien poli jiwa
dengan 4 orang pasien mengatakan cemas dan selebihnya halusinasi,
harga diri rendah dan lainnya.Pasien yang mengalami cemas kebanyakan
disebabkan oleh masalah ekonomi dan masalah keluarganya sendiri.
Cemas bisa dialami siapa saja dari latar belakang sosial, budaya
maupun ekonomi. Selain itu cemas dapat menyerang lanjut usia, wanita,
pria remaja dan dewasa bahkan anak-anak sekalipun. Cemas adalah
perasaan yang dialami ketika terlalu mengkhawatirkan kemungkinan
peristiwa yang menakutkan yang terjadi di masa depan yang tidak bisa
dikendalikan jika itu terjadi, dan akan dinilai sebagai ‘mengerikan’, atau
dapat mengungkapkan bahwa kita adalah orang yang benar-benar tidak
mampu menata pikiran diri sendiri.

Pada dasarnya seluruh manusia itu dalam keadaan seimbang,


namun dalam hidup pasti ada masalah yang harus dihadapi, ada yang
diterima dengan baik adapula yang harus diproses, bahkan ditolak.
Namun, masalah tak dapat ditolak tetapi pikiran ingin menolak itulah yang
menyebabkan cemas, stres sampai depresi. Fenomena belakangan ini di
kota-kota besar, bahkan di Negara maju terutama Indonesia menunjukkan
peningkatan tajam terhadap perilaku cemas yang berlebihan atau
ansietas, hal ini kelihatannya disebabkan oleh kondisi ekonomi negara kita
yang masih belum stabil, sehingga semakin banyak orang yang
mengalami kecemasan, stres, sampai depresi.

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 1 x 30 menit,
diharapkan klien mampu mengetahui dan mempraktekkancara
mengatasi kecemasan.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 1 x 30 menit,
diharapkan Kliendapat mengerti dan menyebutkan kembali yang
dipaparkan seperti:
1. Menjelaskan pengertian kecemasan
2. Menguraikantingkatankecemasan.
3. Menguraikan tanda dan gejala cemas.
4. Menguraikanfactor-faktor yang dapatmempengaruhi kecemasan
5. Menjelaskan cara perawatan pasien dengan kecemasan di
rumah
6. Mempraktikan cara mengatasi kecemasan
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian ansietas

Ansietas adalah suatu gejala yang tidak menyenangkan, sensasi


cemas, takut dan terkadang panik akan suatu bencana yang mengancam
dan tidak terelakkan yang dapat atau tidak berhubungan dengan rangsang
eksternal (Fracchione, 2014). Sedangkan menurut Varcarolis (2017)
ansietas merupakan pengalaman individu yang bersifat subyektif yang
sering bermanifestasi sebagai perilaku yang disfungsional yang diartikan
sebagai perasaan “kesulitan” dan kesusahan tehadap kejadian yang tidak
diketahui dengan pasti. Dapat disimpulkan bahwa ansietas adalah
perasaan yang tidak menyenangkan, kesulitan,takut, atau panik yang
diakibatkan oleh faktor eksternal yang belum diketahui dengan pasti.
Tanda dan gejala ansietas menurut Videbeck (2018) adalah sebagai
berikut:
• Respons fisik :
Sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering,
anoreksia, diare/konstipasi, gelisah, berkeringat, tremor, sakit kepala,
sulit tidur
• Respons Kognitif :
Lapang persepsi menyempit, tidak mampu menerima rangsang luar,
berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
• Respons Perilaku :
Gerakan tersentak-sentak, bicara berlebihan dan cepat, perasaan
tidak aman
• Respons Emosi :
Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita
berlebihan, ketidakberdayaan meningkat secara menetap,
ketidakpastian, kekhawatiran meningkat, fokus pada diri sendiri,
perasaan tidak adekuat, ketakutan, distressed, khawatir, prihatin
Ansietas dapat disebabkan oleh 3 faktor, yaitu faktor biologis, psikologis
dan sosial budaya:
1. Biologis
Stuart & Laraia (2015) mengatakan bahwa kesehatan umum
individu memiliki efek nyata sebagai presipitasi terjadinya ansietas.
Apabila kesehatan individu terganggu, maka kemampuan individu
untuk mengatasi ancaman berupa penyakit (gangguan fisik) akan
menurun.
2. Psikologis
dapat mencetuskan terjadinya ansietas diantaranya adalah
peristiwa kematian, perceraian, dilema etik, pindah kerja,
perubahan dalam status kerja. Sedangkan yang termasuk ancaman
internal yaitu gangguan hubungan interpersonal dirumah, ditempat
kerja atau ketika menerima peran baru (istri, suami, murid dan
sebagainya).
3. Sosial budaya
Orang dengan status ekonomi yang kuat akan jauh lebih sukar
mengalami stres dibanding mereka yang status ekonominya lemah.
Hal ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi seseorang
mengalami ansietas, demikian pula fungsi integrasi sosialnya
menjadi terganggu yang pada akhirnya mencetuskan terjadinya
ansietas
Tingkat kecemasan ada 4 yaitu : Ringan , Sedang, Berat dan Panik
1. Kecemasan Ringan adalah ketegangan yang dialami sehari – hari,
individu masih waspada serta lapang persepsinya meluas. Dapat
memotivasi individu untuk belajar dan mampu memecahkan
masalah secara efektip.Contoh : Seseorang yg menghadapi ujian
akhir, Pasangan dewasa yang mau menikah, Individu yang mau
melanjutkan kuliah.
2. Kecemasan Sedang adalah Individu terfokus pada pikiran yang
menjadi perhatiannya, terjadi penyempitan lapang persepsi, masih
dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain. Contoh :
Pasangan suami/istri yg menghadapi kelahiran anak pertama
dengan resiko tinggi, keluarga yg menghadapi perpecahan,
indivgidu yg mengalami konflik dalam pekerjaan
3. Kecemasan Berat adalah Persepsi semakin sempit, perhatian pada
detail semakin kecil, tidak dapat berfikir tentang hal hal lain.
Seluruh prilaku dimaksudkan mengurangi kecemasan perlu banyak
perintah dan arahan. Contoh : Individu yg mengalami kebakaran
atau kehilangan orang yang dicintai, Individu dalam kondisi
penyanderaan.
4. Panik adalah Individu kehilangan kendali diri, hilang control diri,
perhatiannya hilang, tidak mampu melakukan apapun walaupun
dengan perintah. Peningkatan aktivitas motorik, penyimpangan
persepsi, hilangnya pikiran rasional, tidak mampu berfikir secara
efektip (Brust, 2017).

B. Penatalaksanaan
Penatalaksaan keperawatan mandiri berdasarkan Nursing
Intervention Classification (NIC) untuk tindakan menurunkan
kecemasan salah satunya yaitu dengan teknik relaksasi (Dochterman &
Bulechek, 2014, hal. 169). Teknik relaksasi dapat dilakukan dengan
beberapa cara, seperti engalihan situasi, latihan relaksasi seperti tarik
napas dalam dan teknik relaksasi progresif serta hipnosis 5 jari. Teknik
relaksasi napas dalam bermanfaat memberikan efek yang
menenangkan pada seluruh tubuh (National Safety Council, 2014, hal
73). Penelitian Pangestuti (2017) tentang pengaruh teknik relaksasi
napas dalam terhadap tingkat kecemasan tindakan endoskopi di unit
endoskopi RSU Dr. Soedono, disimpulkan bahwa teknik relaksasi nafas
dalam selama tindakan endoskopi dapat menurunkan kecemasan.
Teknik relaksasi nafas dalam dapat dipilih sebagai intervensi
keperawatan mandiri untuk menurunkan kecemasan karena dinilai
paling mudah untuk digunakan
1. PENGERTIAN
Tarik napas dalam adalah tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
relaksasi tubuh dengan cara mengatur pola napas sehingga tubuh
menjadi tenang dan menurunkan kecemasan. Selain dapat
menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah
(Smeltzer & Bare, 2012).
2. TUJUAN
Menurut (Smeltzer & Bare, 2012). dan National Council (2014), untuk
meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah
atelektasis paru, mengurangi stres baik stres fisik dan emosional dan
menurunkan kecemasan.
3. MANFAAT
Setelah dilakukan tarik napas dalam manfaat yang didapatkan pasien
dapat merasakan ketentraman hati dan berkurangnya cemas serta
nyerinya berkurang
4. PROSEDUR
Menurut Priharjo (2013), prosedur tarik napas dalam:
a. Usahakan rileks dan tenang
b. Menarik napas yang dalam dari hidung dengan hitungan 1, 2, 3.
Kemudian ditahan selama 5-10 detik
c. Hembuskan napas melalui mulut secara perlaha-lahan
d. Menarik napas melalui hidung dan menghembuskannya lagi
melalui mulut secara perlahan-lahan
e. Ulangi sampai 15 kali diselingi istirahat singkat setiap 5 kali
BAB III
SATUAN PENYULUHAN ACARA (SAP)

A. TOPIK
Topik/Judul kegiatan : Kecemasan/Ansietas
Hari/Tanggal : Senin 30 November 2021
Jam : menyesuaikan
Waktu : 30 menit
Tempat : Di Desa Bandungreju
Sasaran : Dewasa
Pemateri : Aloyius Oktavianus Kusuma

B. METODE
Presentasi, diskusidan tanya jawab

C. MEDIA DAN ALAT


a. Leaflet + Video

D. PENGORGANISASIAN
1. Penanggung jawab : Aloysius
2. Moderator : Aloysius
3. Penyaji : Aloysius
4. Fasilitator : Aloysius

E. RENCANA KEGIATAN

No Tahap
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu
Kegiatan
1. Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam 5
2. Perkenalan tugas 2. Memperhatikan Menit
mahasiswa dan dosen 3. Memperhatikan dan
3. Menjelaskan tujuan mendengarkan
penyuluhan 4. Memperhatikan dan
4. Menyebutkan materi / mendengarkan
pokok bahasan yang
akan disampaikan
5. Menjelaskan kontrak
waktu
6. Mengkaji pengetahuan
responden tentang
2 Penjelasan b. Menjelakan tentang : 1. Memperhatikan dan 20
1. Pengertian kecemasan mendengarkan Menit
2. Tingkatan kecemasan. 2. Mengungkapkan
3. Tanda dan gejala pendapat
cemas. (bertanya)
4. Faktor-faktoryang mem- 3. Memperhatikan
pengaruhi cemas
5. Cara perawatan pasien
di rumah
c. Mempraktekkan :
1. Cara perawatan pasien
cemas dirumah
3. Penutup a. Mengevaluasi kembali : 1.Menjawabpertanyaan 5
1. Pengertian kecemasan 2. Peserta menjawab Menit
2. Tingkatan kecemasan. salam
3. Tanda dan gejala
cemas.
4. Faktor-faktor yang
mempengaruhi cemas
5. Cara perawatan pasien
di rumah
b. Mengakhiri pertemuan
dengan mengucapkan
terimakasih dan salam
F. EVALUASI HASIL
1. Evaluasi struktur
a. 80 % peserta mengikuti kegiatan
b. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Semua peserta yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir
c. Peserta berperan aktif dalam mengajukan pertanyaan dan
mengemukakan pendapat selama jalannya diskusi.
d. Tidakadapeserta yang keluar masuk selama jalannya kegiatan
3. Evaluasi hasil
a. Beberapa klien dapat menyebutkan:
1. pengertian kecemasan
2. tingkatan kecemasan.
3. tanda dan gejala cemas.
4. Faktor-faktort yang mempengaruhi Kecemasan
5. cara melakukan perawatan pasien di rumah.
b. Beberapa peserta mampu mempraktikkan cara mengatasi
kecemasan
BAB IV

EVALUASI

1. Evaluasi struktur
a. Rencana peserta penyuluhan 10 orang atau 80% kehadiran.
Evaluasi peserta yang mengikuti penyuluhan berjumlah 12
orang melebihi dari target yang direncanakan.
b. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
Desa Bandungreju. Alat yang dibutuhkan tersedia sesuai
yang direncanakan, akan tetapi sound system tidak di cek
sebelum penyuluhan dimulai, sehingga suara penyaji
terdengar kurang jelas seperti bergeming.
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
Mahasiswa sudah melakukan peran dan tugas sesuai
dengan yang telah ditentukan.
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang
direncanakan yang mana, dimulai tepat waktu pada jam
07.45 dan berakhir pada jam 08.15. berlangsung lebih
kurang 30 menit.
b. Semua peserta yang hadir mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
c. Peserta berperan aktif dalam mengajukan pertanyaan dan
mengemukakan pendapat selama jalannya diskusi.
d. Tidak ada peserta yang keluar masuk selama jalannya
kegiatan
3. Evaluasi hasil
a. 1 dari 10 peserta dapat menyebutkan:
1. pengertian kecemasan
2. tingkatan kecemasan.
3. tanda dan gejala cemas.
4. Faktor-faktort yang mempengaruhi Kecemasan
5. cara melakukan perawatan pasien di rumah.
Semua pertanyaan dapat dijawab oleh peserta akan tetapi
peserta yang menjawab hanya 3 orang.
b. 1 dari 10 peserta mampu mempraktikkan cara mengatasi
kecemasan dengan teknik relaksasi nafas dalam.
4. Dokumentas
1. Foto saat penyuluhan
2. Leaflet Penyuluhan
3. Daftar Hadir Klien
DAFTAR PUSTAKA

Hawari, D., 2014, Manajemen Stres Cemas dan Depresi, Jakarta :


Balai Penerbit FKUI

Mansjoer, A., 2016, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1,


Jakarta : Penerbit Aesculapius.

Nurjannah, I., 2014, Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa


Manajemen, Proses Keperawatan dan Hubungan Terapeutik Perawat-
Klien, Yogyakarta : Penerbit MocoMedia

Stuart, G.W., dan Sundden, S.J., 2015, Buku Saku Keperawatan


Jiwa, Edisi 3, Jakarta : EGC.

Suliswati, dkk., 2015, Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa,


Jakarta : EGC.

Videbeck, S.J., 2013, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai