Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL : ANSIETAS PADA

Ny. YT DENGAN HIPERTENI DI RSJ PROF.DR.V.L.


RATUMBUYSANG MANADO

( Keperawatan Jiwa )

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Tinneke Tololiu, S. Kep, M. Kep

DISUSUN OLEH :
Nama : Ni Komang Desiani
NIM : 711440118068
Tingkat : 3A/ DIII Keperawatan

POLTEKKES KEMENKES MANADO


PRODI DIII KEPERAWATAN 3A
T.A 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan perkotaan. Hal ini
dikarenakan Hipertensi dapat diderita oleh seseorang yang memiliki gaya hidup tidak
sehat. Prevalensi Hipertensi di Indonesia pada umur > 18 tahun pada tahun 2013
adalah sebesar 25,8% dimana terjadi penurunan dari tahun 2007 yaitu sebesar 31,7%
(RISKESDAS,2013). Hipertensi itu sendiri merupakan tinggi atau meningkatnya
tekanan darah, kondisi dimana pembuluh darah secara persisten meningkatkan
tekanannya (WHO, 2013). Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah
persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di
atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2002). Hipertensi diklasifikasikan menjadi; Normal
(< 130/< 85 mmHg); Normal tinggi (130- 139/85-89mmHg); Hipertensi ringan (140-
159/90-99mmHg); Hipertensi sedang (160-179/100-109 mmHg); Hipertensi berat
(180-209/110-119 mmHg); dan Hipertensi sangat berat (≥ 210 mmHg/≥ 120 mmHg)
(Smeltzer & Bare, 2002; Price & Wilson,2006).
Hipertensi dikenal sebagai penyakit “silent killer” (Smeltzer & Bare, 2002). Hal
ini dikarenakan individu yang menderita Hipertensi sering kali tidak menunjukkan
tanda-tanda Hipertensi. Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada individu yang
mengalami Hipertensi, tidakakan ditemukan data yang maladaptif selain tekanan
darah yang melebihi batas normal. Keadaan seperti ini bisa menjadi salah satu stresor
pada klien yang baru saja mengetahui dirinya terdiagnosa Hipertensi. Stresor yang
timbul pada diri seseorang dapat diselesaikan dengan cara yang adaptif atau
maladaptif. Jika seseorang menyelesaikan dengan cara yang adaptif, maka stresor
tersebut dapat terselesaikan tanpa menimbulkan masalah baru. Lain halnya dengan
seseorang yang menanggapi stresor dengan cara yang maladaptif, maka akan
menimbulkan masalah baru, yaitu masalah psikososial. Seseorang yang terdiagnosis
Hipertensi bisa saja mengalami masalah psikososial, diantaranya ansietas. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa masalah psikososial yang mungkin saja terjadi pada
klien yang menderita Hipertensi adalah depresi, ansietas, masalah seksual, dan
kerusakan memori (Sarhan,2010). Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan pada 86
orang yang baru terdeteksi Hipertensi dan 98 orang yang sehat didapatkan hasil
bahwa sebanyak 42-43 orang yag secara signifikan menunjukkan bahwa ansietas
memiliki nilai tertinggi dibandingkan depresi dalam peningkatan Hipertensi (Bajko,
2012). Ansietas lebih memegang peranan penting dibandingkan dengan depresi.
Ansietas merupakan perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar yang
disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya (NANDA, 2012). Ansietas
diklasifikasikan kedalam beberapa tingkatan, yaitu ansietas ringan, sedang, berat, dan
panik (Fontaine&Fletcher,2003). Keadaan ansietas yang dialami pada klien dengan
hipertensi dapat memberikan efek lingkaran setan. Hal ini disebabkan oleh ansietas
dapat menyebabkan Hipertensi seseorang semakin meningkat dan Hipertensi itu
sendiri dapat menyebabkan ansietas. Keadaan seperti ini terjadi disebabkan oleh
mekanisme adaptasi fisiologis dimana jika terdapat stresor, terjadi respon adaptasi
yang dikontrol oleh medula oblongata, formasi retikular, dan kelenjar hipofisis
(Potter & Perry, 2005). Ketiga komponen dalam tubuh tersebut saling
berkesinambungan dalam menjalankan fungsinya untuk mengontrol fungsi vital
dalam tubuh ketika terdapat stresor, meningkatkan atau menurunkan fungsi vital.
Fungsi vital yang dimaksud adalah frekuensi jantung, pernapasan, dan tekanan darah.
Hal ini sesuai dengan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ansietas
memiliki efek yang signifikan dalam meningkatkan Hipertensi
(Bajkoetall,2012;Cheungetall,2003). Ansietas yang terjadi pada seseorang harus
segera diatasi. Keadaan ansietas yang terjadi pada seseorang yang memiliki masalah
kesehatan fisik dapat memperburuk keadaan seseorang tersebut. Adapun yang dapat
dilakukan untuk mengurangi respon fisiologis terhadap stres yang menimbulkan
ansietas tersebut adalah dengan olahraga teratur, humor, nutrisi dan diet, istirahat,
teknik relaksasi, dan spiritualitas (Potter & Peryy, 2005). Teknik yang diuraikan
tersebut memiliki tujuan untuk memberikan efek relaks pada tubuh dimana pada saat
relaks, tubuh melepaskan endorfin kedalam sirkulasi yang dapat menghilangkan
perasaan stres. Salah satu teknik yang sering digunakan untuk menurunkan tingkat
ansietas salah satunya teknik relaksasi napas dalam. Teknik relaksasi ini sangat
efektif dalam menurunkan tingkat asnietas.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis mengambil maslah : bagaimana
asuhan keperawatan dengan masalah psikososial ansietas pada pasien dengan hipertensi
di Rsj Prof.Dr.V.L. Ratumbuysang Manado

C. TUJUAN PENULISAN
Mengaplikasikan asuhan keperawatan dengan masalah psikososial ansietas pada
pasien dengan hipertensi di Rsj Prof.Dr.V.L. Ratumbuysang Manado

D. MANFAAT PENULISAN
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai asuhan keperawatan dengan masalah
psikososial ansietas pada pasien dengan hipertensi di Rsj Prof.Dr.V.L.
Ratumbuysang Manado
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. MASALAH UTAMA
Kecemasan
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Definisi
Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak di dukung oleh
situasi. Gangguan kecemasan adalah sekelompok kondisi yang member gambaran
penting tentang ansietas yang berlebihanyang disertai respon perilaku, emosional
dan fisiologis individu yang mengalami gangguan ansietas.(Videback, 2008: 307).
Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai respon (penyebab tidak spesifik atau
tidak diketahui oleh individu). Perasaan takut dan tidak menentu sebagai sinyal yang
menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya akan datang memperkuat individu
mengambil tindakan menghadapi ancaman.
Kejadian dalam hidup seperti menghadapi tuntutan, persaingan, serta bencana
dapat membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan psikologis. Salah satu contoh
dampak psikologis adalah timbulnya kecemasan atau ansietas. (AH. Yusuf,2015:89)

2. Penyebab
Menurut (Savitri Ramaiah, 2003: 11) ada beberapa faktor yang menunjukkan
reaksi kecemasan, diantaranya yaitu:
a. Lingkungan atau sekitar tempat tinggal mempengaruhi cara berpikir individu
tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan karena adanya
pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu dengan keluarga,
sahabat,ataupun rekan kerja. Sehingga individu tersebut merasa tidak aman
terhadap lingkungannya.
b. Emosi yang ditekan, kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu
menemukan jalan keluar untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal ini,
terutama jika dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu yang
sangat lama.
c. Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat menyebabkan
timbulnya kecemasan.

Memnurut (Zakiah Daradjat dan Kholi Lur Romchman, 2010: 167)


mengemukakan beberapa penyebab dari kecemasan yaitu:

a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam dirinya.
Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya terlihat jelas
didaam pikiran.
b. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang
berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.
c. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.
Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan
dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan takut yang
mempengaruhi kesehatan kepribadian penderitanya.
Menurut (Stuart dan Sundeen, 1998: 177), beberapa teori penyebab kecemasan
pada individu antara lain:
a. Teori psikoanalatik terjadi karna adanya konflik yang terjadi antara emosinal
elemen kepribadian, yaitu id dan super ego. Id mewakili insting, super ego
mewakili hati nurani, sedangkan ego berperan menengahi konflik yang terjadi
antara dua elemen yang bertentangan. Timbulnya kecemasn merupakan upaya
peningkatan ego dan bahaya.
b. Teori interpersonal
Kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap adanaya penolakan dan tidaka
adanya penerimaan interpersonal.
c. Teori perilaku (Bevarior)
Kecemasan merupakan prodk frustasi yaiti segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan.
d. Teori perspektif keluarga
Kajian keluaraga menunjukkan pola interaksi yang terjadi dalam keluarga.
Kecemasan enunjukkan adanya pola interaksi yang maladaptif dalam sistem
keluarga.

e. Teori perspektif biologis


Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khususnya yang
mengatur kecamasan (Stuart dan Sundeen, 1998: 177).

3. Jenis-jenis kecemasan
Kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan didalam dirinya
sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya rangsanagan dari luar. Membagi
kecemasan menjadi tiga jenis kecemasan yaitu:
a. Kecemasan rasional merupakan suatu ketakuatan akiabat adanya objek yang
memang mengancam, misalnya ketika menunggu hasil ujian. Ketakuatan ini
dianggap sebagai suatu unsur pokok normal dari mekanisme pertahanan dasar
kita.
b. Kecemasan irrasional yang berarti bahwa mereka mengalami emosi ini dibawah
kedalam keadaan spesifik yang biasanya tidak dipandang mengancam.
Kecemasan fundamental merupakan suatu pertanyaan tentang siapa dirinya,
untuk apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak hidupnya berlanjut. Kecemasan
ini di
c. sebut sebagi kecemasan eksistensial yang mempunyai peran fundamental bagi
kehidupan manusia (Mustamir Pedak, 2009:30).
4. Rentang respon
Rentang respon individu terhadap cemas berfluktuasi antara respon adaptif
dan maladaptif. Rentang respon yang paling adaptif adalah antisipasi dimana
individu siap siaga untuk beradaptasi dengan cemas yang mungkin muncul.
Sedangkan rentang yang paling maladaptif adalah panik dimana individu sudah tidak
mampu lagi berespon terhadap cemas yang dihadapi sehingga mengalami gangguan
fisik, perilaku maupun kognitif.
Respons adaptif
Antisipasi- Ringan- Sedang- Berat- Panik
5. Proses terjadinya masalah
a. Faktor predisposisi
Predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan. Ketegangan dalam kehidupan tersebut
dapat berupa:
1) Peristiwa trumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan
dengan krisis yang di alami individu baik krisis perkembangan atau
situasiona.
2) Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan
baik, id dan super ego atau ego
3) Konsep diri tergangggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu
berpikir secara realitas sehinga akan menimbulkan kecemasan.
4) Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil
keputusan yang berdampak terhadap ego.
5) Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan
ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri
individu.
6) Pola mekanisme keluarga atau pola keluarga menangani stress akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang dialami
karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam
keluarga.
7) Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi
respons individu dalam berespons terhadap konflik dan mengatasi
kecemasannya (Eko prabowo, 2014: 123-124).
b. Faktor prespitasi
Faktor prespitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan timbulnya kecemasan. Stressor prespitasi kecemasan di
kelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:

1) Ancaman terhadap integritas kulit ketegangan yang mengancam integritas


fisik yang meliputi:
• Sumber internal meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun,
regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal
• Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,
polusi lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidakadekuatnya tempat
tinggal
2) Anacaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal
• Sumber internal kesulitan dalam berhubungan interpersonal dirumah tempat
kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap
integritas fisisk juga dapat mengancam harga diri.

• Sumber eksternal orang yang dicinta berperan, perubahan status pekerjaan


tekanan kelompok sosial (Eko prabowo, 2014: 124).

6. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala kecemasan yang di tunjukkan atau di temukan oleh
seseorang bervariasi tergantung dari beratnya atatu tingkatan yang dirasakan
oleh individu tersebut (Hawari, 2004). Keluhan yang sering dikemukakan oleh
seseorang saat
mengalami kecemasan secara umum (Hawari, 2004), antara lain adalah sebagai
berikut:
a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung,
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
c. Takut sendiriaan, takut pada keramaian, dan banyak orang.
d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
e. Gangguan kosentrasi daya ingat
f. Gejala somatic rasa sakit pada otot dan tulang, berdebar-debar, sesak
nafas, gangguan pencernaan, sakit kepala, gangguan perkemihan, tangan
terasa dngin dan lembab, dan lain sebagainya (Eko prabowo, 2014: 124-125).
7. Akibat
Dapat berasal dari sumber internal dan eksternal dapat diklasifikasikan dalam
dua jenis, yaitu:
a. Ancaman terhadap integitas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis
yang akan terjadi atau menurunkan kapasitas untuk melakukan aktivitas
hidup sehari- hari. Pada ancaman ini stressor yang berasal dari sumber
eksternal adalah faktor- faktor-faktor yang dapat menyebabakan gangguan
fisik (misal: infeksi virus dan polusi udara). Sedangkan yang menjadi
sumber internalnya adalah kegagalan mekanisme fisisologi tubuh (misalnya:
sitem jantung , sistem imun pengaturan suhu dan perubahan fisologis selama
kehamilan)
b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas,
harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang. Ancaman yang
berasal dari sumber internal berupa gangguan hubungan interpersonal di
rumah tempat kerja atau menerima pesan baru (Eko prabowo, 2014: 125).
8. Mekanisme koping
Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme koping
yaitu sebagai berikut.:
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan
situasi stres, misalnya perilaku menyerang untuk mengubah atau
mengatasi hambatan pemnuhan kebutuhan. Menarik diri untuk
memindahkan darisumber stres. Kompromi untuk mengganti tujuan atau
mengorbankan kebutuhan personal.
2. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan
sedang, tetapi berlangsung tidak sadar, melibatkan penipuan diri, distorsi,
dan bersifat meladaptif. (AH.yusuf,2015:87-88)

9. Penatalaksanaan
Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan asietas pada tahap pencegahan dan
terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencakup
fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius.
Selengkapnya seperti pada uraian berikut.
a. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara:
1. Makan makan yang bergizi dan seimbang
2. Tidur yang cukup
3. Cukup olahraga
4. Tidak merokok
5. Tidak meminum minuman keras
b. Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai obat
obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal
penghantar saraf). Disusunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi
psikofarmaka yang sering di pakai adalah obat anticemas (anxiolytic), yaitu
seperti diazepam, klobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCL,
meprobramate dan alprazolam.

c. Terapi somatik
Gejala atau keluhan fisik (somatic) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau
akibat dari kecemasan yang berkepanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-
keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada
organ tubuh yang bersangkutan.
d. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain:
1. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan
agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberikan
keyakinan serta percaya diri.
2. Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi diri agar
mampu mengatasi kecemasan.
3. Psikoterapi rekontruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali
(rekontruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat stresor.
4. Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu
kemampuan untuk berfikir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat.
5. Psikoterapi psikodinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses
dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu
menghadapi stresor psikososial sehingga mengalami kecemasan.
6. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar faktor
keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga dapat
dijadikan sebagai faktor pendukung.
e. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubunganya dengan
kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang
merupakan stresor psikososial.

10. Pohon Masalah


Pohon masalah
Kerusakan interaksi sosial Effect

Gangguan suasana
Core problem
perasaan cemas

Koping individu in efektif Causa

11. Diagnosa Keperawatan


a. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan cemas
b. Gangguan alam perasaan: cemas berhubungan dengan koping individu tidak
efektif

12. Rencana asuhan keperawatan

Tujuan

Tujuan umum : cemas berkurang atau hilang Tujuan khusus :

a. TUK 1
Pasien dapat menjalin hubungan saling percaya Intervensi:
1. Jadilah pendengar yang hangat dan responsi
2. Beri waktu yang cukup pada pasien untuk berespon
3. Beri dukungan pada pasien untuk berekspresikan perasaanya
4. Identifikasi pola perilaku pasien atau pendekatan yang dapat
menimbulkan perasaan negatif
5. Bersama pasien mengenali perilaku dan respon sehingga cepat belajar
dan berkembang.
b. TUK 2
Pasien dapat mengenali ansietasnya
Intervensi:
1. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaanya
2. Hubungkan perilaku dan perasaanya
3. Validasi kesimpulan dan asumsi terhadap pasien
4. Gunakan pertanyaan terbuka untuk mengalihkan dari topik yang
mengancam ke hal-hal yang berkaitan dengan konflik
5. Gunakan konsultasi untuk membantu pasien mengungkapkan
perasaanya.
c. TUK 3
Pasien dapat memperluas kesadarannya terhadap perkembangan ansietas
Intervensi :
1. Bantu pasien menjelaskan situasi dan interaksi yang dapat segera
menimbulkan ansietas
2. Bersama pasien meninjau kembali penilaian pasien terhadap stressor
yang dirasakan mengancam dan menimbulkan konflik
3. Kaitkan pengalaman yang baru terjadi dengan pengalaman masa lalu
yang relevan
d. TUK 4
Pasien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif
Intervensi :
1. Gali cara pasien mengurangi ansietas dimasa lalu
2. Tunjukan akibat maladaptif dan destruktif dari respon koping yang
digunakan
3. Dorong pasien untuk menggunakan respon koping adaptif yang
dimilikinya
4. Bantu pasien untuk menyusun kembali tujuan hidup, memodifikasi
tujuan, menggunakan sumber dan menggunakan ansietas sedang
5. Latih pasien dengan menggunakan ansietas sedang
6. Beri aktifitas fisik untuk menyalurkan energinya
7. Libatkan pihak yang berkepentingan sebagai sumber dan dukungan
sosial dalam membantu pasien menggunakan koping adaptif yang baru
e. TUK 5
Pasien dapat menggunakan teknik relaksasi
Intervensi :
1. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri
2. Dorong pasien untuk menggunakan relaksasi dalam
menurunkan tingkat ansietas

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PSIKOSOSIAL : ANSIETAS


PADA Ny. YT DENGAN HIPERTENSI DI RSJ PROF.DR.V.L.
RATUMBUYSANG MANADO

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. Y.T
Umur : 60 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Cerai
Orang Yang Berarti : Anak dan cucu
Pekerjaan : IRT ( Ibu Rumah Tangga )
Pendidikan : Tamat SD
Tangga Pengkajian : 20 Oktober 2020
Diagnosa Medik : Kecemasan Dengan Hipertensi
Penampilan : Rapih Dan Bersih , pasien memakai pakaian RS

2. Persespsi Dan Harapan


1) Pasien
Pasien mengatakan merasa cemas berhubungan dengan tekanan darahnya dan
komplikasi dari penyakitnya.
2) Keluarga
Cucu pasien mengharapkan neneknya dapat mengontrol tekanan darahnya agar
keadaannya tidak memburuk.
3. Status Mental
1. Penampilan
Pasien tampak rapih, baju bersih rambut di urai rapih
2. Pembicaraan
Pembicaraan jelas dan mudah di mengerti

3. Aktivitas Motorik
Pasien tampak cukup aktif beraktivitas di tandai dengan kondidi rumah yang
tertata rapi dan bersih
4. Alam Perasaan
Pasien mengungkapkan rasa cemasnya karena kondisinya saat ini apalagi jika
tekanan darahnya naik.
5. Afek
Sesuai
6. Interaksi selama wawancara
Pasien kooperatif, terlihat sedikit cemas dan gelisah di tandai dengan ekspresi
wajah yang sedih.
7. Persepsi
Tidak ada gangguan persepsi
8. Proses Fikir
Tidak ada gangguan pada proses fikir
9. Isi Fikir
Tidak ada gangguan isi fikir
10. Waham
Tidak ada waham
11. Tingkat Kesadaran
Composmentis.
12. Memori
Memori masih baik, mampu menceritakan masa lalu
13. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Konsentrasi dan berhitung nasih baik.
14. Kemampuan penilaian
Pasien dapat memilih pilihan yang di inginkan seperti misalnya ketika sakit ia
memilih periksa ke tenaga kesehatan dan beristirahat terlebih dahulu dari pada
mengerjakan pekerjaan rumah yang memberatkan.
15. Daya tilik diri
Pasien tahu bahwa ia mengalami kecemasan terhadap kondisi kesehatannya dan
terkain komunikasi dengan anak-anaknya.

4. Latar Belakang Status Sosial Budaya


1. Pekerjaan
Ny. YT bekerja sebagai pedagang dengan menjual beras di rumahnya.Ny. YT
juga adalah seorang pengurus rumah tangga
2. Hubungan Sosial
Ny. YT memiliki orang yang berarti dalam kehidupannya yaitu cucu laki-lakinya.
Ny. YT berkata jika ada masalah, pasien akan menceritakan kepada anak dan
cucunya dan anak/cucunya pasti akan membantu memecahkan masalah yang di
alami Ny. YT. Pasien mengikuti kegiatan di luar rumah seperti pergi Pesekutuan
ibadah di gereja selain itu Ny. YT hanya menghabiskan waktunyadi rumah.
3. Sosio – Budaya
Ny. YT tidak mempunyai hambatan dalam sosial budayanya
4. Gaya Hidup
Ny. YT sering menghabiskan waktu di rumah, bekerja sebagai ibu rumah tangga
jika sudah selesai Ny. YT beristirahat. Ny. YT tidak terbiasa untuk jalan keluar
rumahdan bercengkerama dengan tetangganya

5. Riwayat Keluarga
1. Genogram

Keterangan :
Perempuan Pasien

Laki-laki Meninggal

Tinggal serumah
2. Masalah Keluarga dan kritis
Ny. YT hanya tinggal bersama dengan cucunya, 4 orang anaknya tinggal di luar kota
dan dan 1 anaknya yang ke 4 tinggal di malalayang jika berobat Ny. YT sering di
temani oleh cucunya ke tempat pelayanan kesehatan.
3. Interaksi dalam keluarga
Saat sakit interaksi dalam keluarga tidak terganggu karena klien dapat berinteraksi
dengan baik

6. PENGKAJIAN FISIK

1. Riwayat penyakit
Pasien tidak mempunyai riwayat menular
2. Pemeriksaan Fisik
TD : 140/90 mmHg N : 84 x / Menit
R : 22 x/ Menit SB : 36 x/ Menit
3. Kebiasaan yang berhubung dengan status kesehatan
Pasien tidak perokok dan tidak mengkomsumsi alkohol
4. Meroko
Tidak
5. Alkohol/obat-obatan
Tidak
6. Istirahat dan tidur
Tidur : 7-8 jam
Istirahat : 1-2 jam
7. Nutrisi
Ny. YT makan 2x sehari ( siang dan malam ). Pagi Ny YT hanya minum teh dan
makan kue. Ny. YT minum 7-8 gelas perhari
8. Eliminasi
BAK : 3-4 x sehari
BAB :1-2 x sehari
9. Orientasi
Ny. YT mempunyai orientasi yang baik. Ny. YT berpandangan jika Ny. YT sakit
harus di bawa ke tempat pelayanan kesehatan secepatnnya
10. Tingkat Aktivitas
Pasien dapat beraktivitas secara mandiri
11. Tingkat Energi
12. Pasien masih berenergi walau sudah berumur

ANALISA DATA

NO DATA MASALAH
1. Data Subyektif: Ansietas
 Pasien mengatakan merasa cemas dengan
kondisinya saat ini (penyakitnya) apalagi
jika tekanan darahnya naik.
 Pasien mengatakan cemas dengan
komplikasi dari penyakit yang
dideritanya
Data Objektif:
 TD : 140/90 mmHg
N : 84 x / Menit
R : 22 x/ Menit
SB : 36 x/ Menit
 Ekspresi wajah tampak tegang
 Merasa gelisah
 Sulit berkonsentrasi
 Sulit mengendalikan rasa cemas

POHON MASALAH

Kerusakan interaksi sosial ( Efek)

Ansietas (Masalah utama )

Koping individu in efektif ( causa)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ansietas berhubungan dengan Ancaman terhadap konsep diri rdibuktikan Pasien
mengatakan merasa cemas dengan kondisinya saat ini (penyakitnya) apalagi jika
tekanan darahnya naik. Pasien mengatakan cemas dengan komplikasi dari penyakit
yang dideritanya TD : 140/90 mmHg N : 84 x / Menit ,R : 22 x/ Menit , SB: 36 x/
Menit , Ekspresi wajah tampak tegang, Merasa gelisah ,Sulit berkonsentrasi ,Sulit
mengendalikan rasa cemas
C. TINDAKAN KEPERAWATAN
FORMAT TINDAKAN KEPERAWATAN MASALAH PSIKOSOSIAL
Inisial Pasien : Ny. YT Nama Mahasiswa : Ni Komang Desiani
No. Medrec :- NIM : 711440118068
Ruangan :

Tangga No Diangnosa Tindakan Keperawatan


l DX Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Selasa, 1 Ansietas berhubungan ( L09093) S: Terapi Relaksasi (1.09326)
20  Pasien mengatakan Observasi
dengan Ancaman Setelah dilakukan
Oktobe dengan teknik 1) Identifikasi penurunan
r 2020 terhadap konsep diri tindakan relaksasi nafas
tingkat energi,
rdibuktikan Pasien keperawatan selama dalam,relaksasi otot
progresif dan ketidakmampuan
mengatakan merasa 3 x pertemuan
hipnotis 5 jari berkonsentrasi,atatau gejala
cemas dengan diharapkan tingkat
kecemasan
lain yang mengganggu
kondisinya saat ini ansietas menurun berkurang
 Pasien mengatakan kemampuan kognitif
(penyakitnya) apalagi dengan KH :
dengan teknik relaksasi 2) Identifikasi teknik relaksasi
jika tekanan darahnya  Prilaku gelisah
nafas dalam, relaksasi yang pernah di gunakan
naik. Pasien menurun otot progresif dan
hipnotis 5 jari pasien 3) Periksa keteganngan otot,
mengatakan cemas  Tekanan darah
lebih tenang frekuensi nadi, tekanan
dengan komplikasi dari menurun
darah, suhu sebelum dan
penyakit yang  Prilaku tengang
sesudah latihan
dideritanya TD : O:
140/90 mmHg  Konsesntrasi  TD : 130/80 Terapeutik
N : 84 x / Menit ,R : 22 membaik  N : 80x/menit 4) Berikan informasi tertulis
 R : 16 x/ Menit
x/ Menit , SB: 36 x/ tentang persiapan dan
 SB : 36,6 0C
Menit , Ekspresi wajah prosedur teknik relaksasi
 Ekspresi wajah tampak
tampak tegang, Merasa tenang 5) Gunakan nada suara
gelisah ,Sulit lembut dengan irama
A : Masalah Teratasi
berkonsentrasi ,Sulit lambat dan berirama
mengendalikan rasa P : Intervensi di hentikan Edukasi
6) Jelaskan tujuan, manfaat,
cemas
batasan dan jenis relaksasi
yang tersedia ( mis. Musik,
meditasi, nafas dalam,
relaksasi otot progresif
7) Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang di
pilih
8) Anjurkan sering
mengulangi atau melatih
teknik yang di pilih
9) Demokrasikan dan latih
teknik relaksasi ( mis. Nafas
dalam,peregangan, atau
imajinasi terbimbing

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Nama : Ni Komang Desiani
NIM : 711440118068
RM NO :-
Format Implementasi dan Evaluasi
Diagnosa Hari/ Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tanggal Keperawatan Keperawatan
Ansietas berhubungan 08.00 1. Identifikasi penurunan tingkat energi, S :
dengan ancaman pada status ketidakmampuan berkonsentrasi,atatau  Pasien
kesehatan dibuktikan dengan gejala lain yang mengganggu mengatakan masih
: kemampuan kognitif merasa cemas
DS : 08.25 2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah  Pasien mengatakan dengan teknik
 Pasien mengatakan di gunakan relaksasi nafas dalam pasien lebih
merasa cemas 08.35 3. Periksa keteganngan otot, frekuensi nadi, tenang
dengan kondisinya tekanan darah, suhu sebelum dan sesudah O :
saat ini latihan  Ekspresi wajah tampak sedikit lebih
09.00
(penyakitnya) 4. Berikan informasi tertulis tentang tanang
apalagi jika tekanan persiapan dan prosedur teknik relaksasi  TD : 130/90 MmHg
09.15
darahnya naik. 5. Gunakan nada suara lembut dengan  N : 88 x/ Menit
 Pasien mengatakan irama lambat dan berirama
 R : 20 x/ Menit
cemas dengan 6. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan
 SB : 36,2 0 c
komplikasi dari jenis relaksasi yang tersedia ( mis.
A : Masalah belum teratasi
penyakit yang Musik, meditasi, nafas dalam, relaksasi
dideritanya. 09.30 otot progresif P : Lanjutkan
DO : 7. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi
 TD : 140/90 mmHg yang di pilih Intervensi
 N : 84 x / 10.00 8. Anjurkan sering mengulangi atau melatih Dan lakukan
Menit teknik yang di pilih SP 2
 R : 22 x/ Menit 9. Demokrasikan dan latih teknik relaksasi (
10.30
 SB : 36 x/ Menit mis. Nafas dalam,peregangan, atau

 Merasa gelisah imajinasi terbimbing


11.00
 Sulit berkonsentrasi
 Sulit mengendalikan
rasa
 Cemas

IMPLEMENTASI HARI KEDUA

Format Implementasi dan Evaluasi


Diagnosa Hari/ Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tanggal Keperawatan Keperawatan
Ansietas berhubungan 08.15 1. Identifikasi penurunan tingkat energi, S :
dengan ancaman pada status ketidakmampuan berkonsentrasi,atatau  Pasien mengatakan dengan teknik
kesehatan dibuktikan dengan gejala lain yang mengganggu relaksi otot progresif kecemasan
: kemampuan kognitif berkurang
DS : 08.30 2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah  Pasien mengatakan dengan teknik
 Pasien mengatakan di gunakan relaksasi otot progresif pasien lebih
merasa cemas 08.45 3. Periksa keteganngan otot, frekuensi nadi, tenang
dengan kondisinya tekanan darah, suhu sebelum dan O :
saat ini sesudah latihan  Ekspresi wajah tampak tenang dan
(penyakitnya) 09.00 4. Berikan informasi tertulis tentang sedikit rileks
apalagi jika tekanan persiapan dan prosedur teknik relaksasi  TD : 140/80 MmHg
darahnya naik. 09.25 5. Gunakan nada suara lembut dengan  N : 98 x/ Menit
 Pasien mengatakan irama lambat dan berirama
 R : 20 x/ Menit
cemas dengan 09.40 6. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan
 SB : 370c
komplikasi dari jenis relaksasi yang tersedia ( mis.
A : Masalah belum
penyakit yang Musik, meditasi, nafas dalam, relaksasi
teratasi
dideritanya. otot progresif
P : Lanjutkan
 10.25 7. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi
Intervensi dan
DO : yang di pilih
Lakukan SP 3
 TD : 140/90 mmHg 10.30 8. Anjurkan sering mengulangi atau melatih
 N : 84 x / teknik yang di pilih
Menit 11.15 9. Demokrasikan dan latih teknik relaksasi
 R : 22 x/ Menit ( mis. Nafas dalam,peregangan, atau
 SB : 36 x/ Menit imajinasi terbimbing

 Merasa gelisah
 Sulit berkonsentrasi
 Sulit mengendalikan
rasa cemas

IMPLEMENTASI HARI KETIGA

Format Implementasi dan Evaluasi


Diagnosa Hari/ Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tanggal Keperawatan Keperawatan
Ansietas berhubungan 08.00 1. Identifikasi penurunan tingkat energi,
S:
dengan ancaman pada status ketidakmampuan berkonsentrasi,atatau
 Pasien mengatakan dengan
kesehatan dibuktikan dengan gejala lain yang mengganggu
teknik hipnotis 5 jari pasien
: kemampuan kognitif
sudah tidak cemas
DS : 08.30 2. Identifikasi teknik relaksasi yang
 Pasien mengatakan dengan
 Pasien mengatakan pernah di gunakan
teknik hipnotis 5 jari pasien lebih
merasa cemas 08.49 3. Periksa keteganngan otot, frekuensi
tenang
dengan kondisinya nadi, tekanan darah, suhu sebelum dan
O:
saat ini sesudah latihan
 Pasien tampak tenang
(penyakitnya) 09.06 4. Berikan informasi tertulis tentang
 TD : 130/80
apalagi jika tekanan persiapan dan prosedur teknik relaksasi
 N : 80x/menit
darahnya naik. 09.27 5. Gunakan nada suara lembut dengan  R : 16 x/ Menit
 Pasien mengatakan irama lambat dan berirama  SB : 36,6 0C
cemas dengan 10.03 6. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan A : Masalah teratasi
komplikasi dari jenis relaksasi yang tersedia ( mis. P : Intervensi dihentikan
penyakit yang Musik, meditasi, nafas dalam, relaksasi
dideritanya. otot progresif
10.32 7. Jelaskan secara rinci intervensi
DO : relaksasi yang di pilih
 TD : 140/90 mmHg 10. 47 8. Anjurkan sering mengulangi atau
 N : 84 x / melatih teknik yang di pilih
Menit 11.08 9. Demokrasikan dan latih teknik
 R : 22 x/ Menit relaksasi ( mis. Nafas
 SB : 36 x/ Menit dalam,peregangan, atau imajinasi

 Merasa gelisah terbimbing

 Sulit berkonsentrasi
 Sulit mengendalikan
rasa cemas
LAMPIRAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) DENGAN
MASALAH KECEMASAN

Pertemuan pertama

 Strategi Komunikasi Pelaksaanaan Tindakan Keperawatan

a. Orientasi

1. Salam Terapeutik

“Hallo Ibu. Perkenalkan nama saya Ni Komang Desiani. Saya senang


dipanggil Ni Komang Saya Mahasiswa Poltekkes Jurusan Keperawatan , saat
ini saya sedang praktek Keperawatan Jiwa dijaga 1. Ini dengan Ibu siapa?
Lebih senang dipanggil siapa Ibu?”
2. Evaluasi

“Apa yang Ibu rasakan saait ini? “

“Bagaimana keadaan Ibu saat ini?”

3. Kontrak

a) Topik : Membahas tentang perihal yang membuat pasien cemas

b) Tempat : Ruang tamu

c) Waktu : pukul 09.00-09.20 (20 menit)

b. Kerja

“Ibu mengatakan kalau merasa cemas dengan penyakit Ibu, sudah beberapa hari
merasa gelisah. Coba Ibu ceritakan lebih lanjut tentang perasaan Ibu, kenapa Ibu
merasakan hal tersebut, apa yang Ibu pikirkan? Oh, jadi Ibu cemas jika tekanan
darah Ibu naik? Ibu juga cemas dengan komplikasi dari penyakit Ibu? Bagaimana
kalau kita coba mengatasi kecemasan Ibu dengan relaksasi dengan cara tarik napas
dalam. Ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi kecemasan yang Ibu
rasakan.” “Bagaimana kalau kita latihan sekarang. Saya akan lakukan, dan Ibu
memperhatikan
saya, lalu mengkuti yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya Bu? Pertama-tama Ibu
tarik napas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan napas. Dalam hitungan ketiga
setelah itu Ibu hempaskan udara melalui mulut dengan meniup udara secara
perlahan-lahan. Sekarang coba Ibu praktikan.”

c. Terminasi
a) Evaluasi Subyektif
“Nah, sekarang bagaimana perasaan Ibu? Apakah perasaan cemasnya sudah
berkurang Bu? Apakah sudah merasa lebih baik sekarang?”
b) Evaluasi Objektif
“Sekarang coba Ibu lakukan lagi tahapan-tahapan melakukan relaksasi yang
seperti saya contohkan tadi ya?”
c) Kontrak
“Baiklah. Bagaimana kalau kita lanjutkan percakapan kita besok pada pukul
11.00 siang seperti saat ini di ruang tamu ini?
d) Rencana Tindakan Lanjutan
“Selanjutnya Ibu harus mengingat-ingat apa yang sudah saya ajarkan ya?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Pertemuan ke 2

 Strategi Komunikasi Pelaksaanaan Tindakan Keperawatan


a. Orientasi
1. Salam Terapeutik
“Hallo Bu. Masih ingat dengan saya, saya Ni Komang, mahasiswa praktek
yang kemarin
2. Evaluasi
“Apa yang Ibu rasakan saait ini? “
“Bagaimana keadaan Ibu saat ini?”
3. Kontrak
a) Topik : Membahas tentang perihal yang membuat klien cemas
b) Tempat : Di ruang tamu
c) Waktu : pukul 11.00-11.20 (20 menit)
b. Kerja
“Ibu kemarin mengatakan kalau merasa cemas dengan penyakit Ibu, dan
merasa gelisah. Apakah Ibu masih merasa gelisah saat ini? Baiklah kalau Ibu
masih merasa gelisah. Kemarin kita sudah mempelajari teknik napas dalam,
apakah Ibu sudah melakukannya lagi? Kalau begitu kali ini kita akan
mempelajari teknik relaksasi otot. Ikuti instruksi saya ya Bu.
1) Kepalkan dengan kencang sesaat telapak tangan anda seolah-olah hendak
meninju untuk mengencangkan otot bisep dan lengan bawah, dan rileks.
2) Kerutkan semua otot-otot diwajah anda, mulai dari dahi, mata,
hidung,mulut, sampai leher dan bahu sekitar 4 hitungan dan rasakan
ketegangan itu lalu tarik nafas panjang dan perlahan-lahan hepaskan nafas
anda dan sambil kedurkan mulai dari dahi, mata, hidung, mulut. Leher,
hidung.
3) Luruskan kaki anda lalu tegangkan rasakan tegang mulai dari jari kaki,
lutut, betis, paha, pantat, rasakan ketegangan beberapa saat, lalu kembali
tarik napas dalam sambil menghempaskan nafas secara perlahan.
c. Terminasi
1) Evaluasi Subyektif
“Nah, sekarang bagaimana perasaan Ibu? Apakah perasaan cemasnya
sudah berkurang Bu? Apakah sudah merasa lebih baik sekarang?”
2) Evaluasi Objektif
“Sekarang coba Ibu lakukan lagi tahapan-tahapan melakukan
relakasasi yang seperti saya contohkan tadi ya?”
3) Kontrak
“Baiklah. Bagaimana kalau kita lanjutkan percakapan kita besok siang
pukul 13.00 seperti saat ini di ruang tamu ini?
4) Rencana Tindak Lanjut
Anjurkan klien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Pertemuan ke 3 1.

 Strategi Komunikasi Pelaksaanaan Tindakan Keperawatan

a. Orientasi

1. Salam Terapeutik

“Hallo, Bu. Perkenalkan saya Ni Komang, mahasiswa praktek yang


kemarin, Ibu masih ingat saya?

2. Evaluasi

“Apa yang Ibu rasakan saait ini? “

“Bagaimana keadaan Ibu saat ini?”

3. Kontrak

a. Topik : Membahas tentang perihal yang membuat klien cemas

b. Tempat : Ruang Tamu

c. Waktu : pukul 13.00-13.20 (20 menit)

b. Kerja

“Ibu kemarin mengatakan kalau merasa cemas dengan penyakit Ibu dan
merasa gelisah. Apakah Ibu masih merasa gelisah hari ini? Baiklah kalau
masih merasa

gelisah. Kemarin kita sudah mempelajari teknik napas dalam dan relaksasi
otot, apakah Ibu sudah melakukanya lagi? Kali ini kita akan mempelajari
teknik hipnotis 5 jari. Pejamkan mata Ibu, tarik napas lalu buang perlahan.
lakukan selama 3 kali. Tautkan ibu jari Ibu kepada jari tulunjuk, bayangkan
ketika tubuh Ibu begitu sehat. Tautkan ibu jari Ibu pada jari tengah, bayangkan
ketika Ibu mendapatkan hadiah atau barang yang Ibu sukai. Tautkan ibu jari
pada kepada jari manis, bayangkan ketika Ibu berada ditempat yang paling
nyaman, tempat yang sangat bahagia. Tautkan ibu jari Ibu kepada jari
kelingking, bayangkan ketika Ibu mendapatkan suatu penghargaan. Tarik
napas, buang perlahan, lakukan selama 3 kali lalu buka mata kembali.”

c. Terminasi

1) Evaluasi Subyektif
“Nah, sekarang bagaimana perasaan Ibu? Apakah perasaan cemasnya
sudah berkurang Bu? Apakah sudah merasa lebih baik sekarang?”
2) Evaluasi Objektif
“Sekarang coba Ibu lakukan lagi tahapan-tahapan melakukan relakasasi
yang seperti saya contohkan tadi ya?”

Anda mungkin juga menyukai