Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KEPERAWATAN JIWA

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK STIMULASI


PERSEPSI : HARGA DIRI RENDAH

Disusun Oleh :

Kelompok III

1. Mei Nur Fatimah ( 10215003 )


2. Yoke Rhesma V.Y ( 10215006 )
3. Arifatus Sa’diyah ( 10215011 )
4. Yessi Elita Okinawati ( 10215016 )
5. Aldilla Nur Sukma Trisnaini ( 10215020 )
6. Titik Pusparini ( 10215021 )
7. Yunita Sari ( 10215025 )
8. Richard Abdul A. ( 10215028 )
9. Rizky Irmawati ( 10215035 )
10. Kartika Dwi Pratiwi ( 10215038 )
11. Ayu Rahma Widhiya Anita ( 10215043 )
12. Ajeng Rahma Miaji ( 10215047 )
13. Haris Tirta Kusuma ( 10215052 )
14. Leander Ekasakti Yulis ( 10217068 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2017/2018
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI :
HARGA DIRI RENDAH

A. Topik
Terapi Aktifitas Kelompok Stimulasi Persepsi : Harga Diri Rendah
B. Tujuan

a. Tujuan umum
klien mampu mengekspresikan perasaan melalui diskusi dan
permainan
b. Tujuan khusus
1. Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan
2. Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya
C. Landasan Teori
a. Definisi
Pengertian Harga Diri Rendah disampaikan oleh beberapa para
ahli. Harga diri rendah menurut Keliat (2006) digambarkan sebagai
perasaan yang negatif terhadap diri sendiri dan harga diri merasa gagal
mencapai keinginan. Selain itu juga Harga diri rendah adalah evaluasi
dari atau kemampuan diri yang negatif atau dipertahankan daloam waktu
yang lama (Nanda 2005 dalam Direja, 2011).
Harga diri rendah dalah penilaian subjektif individu terhadap
dirinya, perasaan sadar atau tidak sadar dan persepri terhadap sensori,
peran dan tubuh (Kusumawati, 2010).
Harga diri seseorang di peroleh dari diri sendiri dan orang lain.
Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang,
perilaku orang lain yang mengancam dan hubungan interpersonal yang
buruk. Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai
rendah. Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan
secara aktif dan mampu beradaptasi secara efektif untuk berubah serta
cenderung merasa aman. Individu yang memiliki harga diri rendah
melihat lingkungan dengan cara negatif dan menganggap sebagai
ancaman. (Keliat, 2011).
Perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri (Fajariyah, 2012).
Harga diri rendah adalah semua pemikiran, kepercayaan dan
keyakinan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan
mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Harga diri terbentuk
waktu lahir tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang
dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan dengan realitas dunia
(Stuart,2006)
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan
tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara
langsung atau tidak langsung diekspresikan ( Townsend, 2001 ).
Harga diri rendah situasional merupakan perkembangan persepsi
negatif tentang harga diri sebagai respon seseorang terhadap situasi yang
sedang dialami (Wilkinson, 2012).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah adalah
dimana seseorang mengalami gangguan penilaian terhadap dirinya
sendiri dan kemampuannya sehingga tidak memiliki rasa percaya diri.
D. Klien
a. Kriteria :
 Klien yang sehat fisik.
 Klien dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah.
 Klien yang memiliki perasaan negatif pada dirinya.
 Kooperatif.

b. Proses seleksi
 Berdasarkan observasi klien sehari-hari dan Adanya kesepakatan
dengan klien.
 Berdasarkan informasi dan diskusi dengan perawat ruangan mengenai
perilaku klien sehari-hari.
 Hasil diskusi kelompok.
 Berdasarkan asuhan keperawatan.
c. Daftar klien
Jumlah klien dalam TAK ada 5 orang, berikut nama-namanya :
1. Ayu Rahma : harga diri rendah
2. Titik Pusparini : harga diri rendah
3. Ajeng Rahma Miaji : harga diri rendah
4. Aldilla Sukma : harga diri rendah
5. Richard Abdul Azis : harga diri rendah

E. Masalah keperawatan
1. Isolasi Sosial : Menarik Diri
2. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

F. Pengorganisasian TAK
1. Waktu
Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) pasien dengan
Harga Diri Rendah dilaksanakan pada :
Hari : Sabtu
Jam : 02 Juni 2018
Waktu : 08.40-10.20
Tempat : lr. 106, Lt.1, Graha IIK Bhakti Wiyata, Kediri
1. Tim terapi
Leader : Yunita Sari
Co-leader : Rizky Irmawati
Abserver : 1) Mei Nur Fatimah
2) Yoke Rhesma V. Y.
Fasilitator : 1) Kartika Dwi Pratiwi
2) Yessi Elita Okinawati
3) Leander Ekasakti Yulis
4) Arifatus Sa’diyah
5) Haris Tirta Kusuma
1. Tugas tim terapis
a. Leader
Tugas :
1) Memimpin jalannya kegiatan TAK
2) Membuka acara dan memperkenalkan diri serta
memperkenalkan anggota tim terapi lainnya
3) Menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan
4) Menetampan dan menjelaskan alur dan aturan permainan atau
kegiatan
5) Mengorganisasikan keputusan yang diambil dalam kelompok
6) Sebagai role model
b. Co-leader
Tugas :
1) Membantu leader dalam mengorganisasi anggota kelompok
2) Membantu leader dalam memimpin jalannya kegiatan
c. Fasilitator
Tugas :
1) Membantu leader untu memfasilitasi anggota agar dapat
berperan aktif dan memotivasi
2) Menjadi contoh anggota kelompok selama kegiatan
3) Bertanggung jawab dan mengantisipasi masalah
d. Observer
Tugas :
1) Mengamati proses kegiatan
2) Mencatat perilaku verbal dan non verbal anggota kelompok
dan klien serta melaporkan hasil pengamatan kepada leader
3) Menilai jalannya TAK
e. Klien
Klien yang dilibatkan dalam TAK :
1) Ayu Rahma Widhiya Anita
2) Titik Pusparini
3) Ajeng Rahma Miaji
4) Aldilla Nur Sukma Trisnaini
5) Richard Abdul A.

G. Proses TAK
1. Persiapan
a. Memilih klien yang sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan
gangguan konsep diri : harga diri rendah.
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam Teraupetik
1. Salam dari terapis kepada klien.
2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis ( pakai papan nama ).
3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien ( beri papan
nama ).
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan yang dirasakan klien saat ini.
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bercakap – cakap
tentang hal positif pada dirinya.
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut
 Jika klien ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 Menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis memperkenalkan diri meliputi : nama lengkap dan nama
panggilan serta memakai papan nama.
b. Terapis membagikan kertas dan spidol pada klien.
c. Terapis meminta setiap klien menuilis pengalaman yang tidak
menyenangkan.
d. Terapis memberi pujian atas peran serta klien.
e. Terapis membagiakn kertas kedua.
f. Terapis meminta setiap klien menulis hal positif tentang diri
sendiri misalnya : kemampuan yang dimiliki, kegiatan yang biasa
dilakukan di rumah dan di rumah sakit.
g. Terapis meminta klien membacakan hal positif yang sudah ditulis
secara bergiliran sampai semua klien mendapat giliran.
h. Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum tertulis
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu melatih hal positif
diri yang dapat diterapkan di rumah sakit dan di rumah
2. Menyepakati waktu dan tempat
d. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien pada saat
mengikuti TAK pada catatan proses keperawatan contohnya klien
mengikuti sesi 1. TAK Stimulasi persepsi harga diri rendah.
Klien mampu menuliskan tiga hal pengalaman yang tidak
menyenangkan, mengalami kesulitan dalam menyebutkan hal
positif diri. Anjurkan klien menulis kemampuan dan hal positif
dirinya dan tingkatkan reinforcement atau pujian.
H. Kriteria evaluasi

Evaluasi dan dokumentasi

a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung. Khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemapuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK Stimulasi persepsi : harga diri rendah
sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah menuliskan pengalaman
yang tidak menyenangkan dan aspek postif ( kemampuan ) yang dimiliki.
Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 1

Stimulasi persepsi : harga diri rendah

Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan

dan hal positif diri sendiri.

NO Nama klien Menulis pengalaman Menulis hal positif


yang tidak diri sendiri
menyenangkan
1
2
3
4
5

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menulispengalaman
yang tidak menyenangkan dan aspek positif diri sendiri, beri tanda 
jika klien mampu dan tanda  jika klien tidak mampu.
b. Dokumentasi

Mendokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada


catatan proses keperawatan tiap klien. contoh : klien mengikuti sesi 2, TAK
sosialisasi menggambar. Klien mengikuti kegiatan sampai selesai. Klien
mampu memperkenalkan diri, berkenalan dan bercakap-cakap dengan
anggota kelompok,menyampaikan dan membicarakan topik pembicaraan,
menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang lain. bekerja
sama dalam permainan sosialisasi kelompok. menyampaikan pendapat
tentang manfaat kegiatan TAK sosialisasi.

No. Nama Mengikuti sesi ke ...... Keterangan


Pasien
Ya Tidak
1
2
3
4
5

I. Antisipasi masalah
A. Penanganan klien yang tidak aktif dalam aktifitas
1. Memanggil klien
2. Memberi kesempatan klien menjawab sapaan yang dipanggil
untuk klien
B. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa ijin
1. Panggil klien
2. Tanyakan alasan mengapa meninggalkan kegiatan
C. Bila klien lain ingin ikut
1. Berikan penjelasan kepada klien lain bahwa kegiatan ini pada
klien yang terpilih
2. Katakan kegiatan lain yang mungkin akan diikuti klien tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Nuha
Medika, Yogyakarta.
Fajariyah N. 2012. Asuhan Keperawatan Dengan Gngguan Jiwa Harga Diri
Rendah. Jakarta: Trans Info Media.
Stuart, ddk. 2006. Buku Saku Kepersawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC.
Townsend, M.C., 2001. Psychiatric Mental Health Nursing. Third Edition. F. A.
Davis Company. Philadelphia.
Keliat B, dkk. 2006. Proses Keperawatan Jiwa Edisi II. Jakarta: Trans Info
Media.
Keliat, Budu Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. EGC,
Jakarta.
Kusumawati & Hartono. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Merdika.
Wilkinson, J.M., & Ahern N.R., 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan
Diagnosis NANDA Intervensi NIC Kriteria Hasil NOC Edisi 9. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai