Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK HARGA DIRI RENDAH

OLEH :

1. ANI LISTIORINI (2015.02.003)


2. DESY INDAH LESTARI (2015.02.010)
3. GALANG APRI YULIANTO (2015.02.014)
4. LUH AYU WISNAWATI (2015.02.021)
5. MOH. DHIYA NAJMI (2015.02.024)
6. NURHABIBAH (2015.02.030)
7. RIA SUKMAWATI (2015.02.034)
8. RIZKY OKTAVIANI (2015.02.038)
9. SHERLY RINIENDA VIALLY (2015.02.039)
10. SHINDY HERAWATI MOCHIKO. D (2015.02.040)
11. SUGANDI TRIWIBOWO (2015.02.043)
12. THENDI SAPUTRA SAKTI (2015.02.045)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
BANYUWANGI
TAHUN 2018
RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK HARGA DIRI RENDAH

A. Latar Belakang
Peristiwa-peristiwa traumatik seperti bencana dan konflik
berkepanjangan yang di alami masyarakat kita telah meninggalkan
dampak yang serius.Mereka harus mengalami kehilangan baik
pekerjaan,harta benda,bahkan nyawa. Menurut Farida (2011) dampak
kehilangan tersebut sangat mempengaruhi persepsi individu akan
dirinya,yang berakibat dapat mengganggu harga diri seseorang.

Kusumawati (2010) menjelaskan bahwa sikap sesorang


terhadap dirinya baik sadar maupun tidak sadar.Persepsi dan perasaan
tentang ukuran dan bentuk,fungsi,penampilan serta potensi tubuh saat
ini dan masa lalu.Jika individu menerima dan menyukai dirinya,merasa
aman dan bebas dari rasa cemas.

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti


dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap
diri sendiri dan kemampuan diri. penulis juga mengamati penampilan
seseorang dengan harga diri rendah, terlihat dari kurang
memperhatikan perawatan diri,berpakaian tidak rapi, selera makan
kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk,
bicara lambat dengan nada suara lemah (Farida,2011).

Berdasarkan hasil laporan Rekam Medik di Rumah Sakit Jiwa


Daerah Surakarta pada bulan april tahun 2013, pasien yang masuk ke
RSJD Surakarta berjumlah 10.334 pasien, pasien dengan Harga diri
rendah menduduki peringkat kelima dengan jumlah 430 pasien dari
seluruh ruangan di RSJD. Sedangakan dari data di ruang Srikandi
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta pada bulan april 2013, pasien
dengan gangguan Harga Diri Rendah menduduki peringkat pertama
dengan jumlah pasien 98 di seluruh ruang.
Era globalisasi sekarang ini sering kali kita jumpai masalah
yang harus kita hadapi,masalah tersebut bisa berdasar dari faktor
eksternal maupun internal,dan tidak semua individu memiliki koping
yang efektif. Oleh karena itu berdasarkan hal yang tertera di atas maka
penulis menarik kesimpulan untuk mengambil masalah keperawatan
dengan harga diri rendah pada Sdr.P di ruang Srikandi,Rumah Sakit
Jiwa Daerah Surakarta.Tujuannya Agar penulis dapat mengetahui
sejauh mana pengaruh masalah kehidupan terhadap gangguan jiwa
harga diri rendah dan berusaha memberikan asuhan keperawatan pada
klien dengan kasus harga diri rendah tersebut.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Klien mampu mengenali gangguan harga diri yang dialami.
b. Klien mampu meningkatkan harga diri agar rentang respon konsep
diri juga meningkat.

2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien mampu mengidentifikasi pengalaman berulang dalam pikiran
klien.
c. Klien mampu mengidentifikasi hal - hal positif di dalam dirinya.

C. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal Waktu Tempat Kegiatan
Rabu, 04 Oktober 11.00 WIB Halaman ruang Sesi 1 dan Sesi 2
2017 STIKes
Banyuwangi

D. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran

E. Media/Alat Bantu
a. Sesi 1
1. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK
2. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK

b. Sesi 2
1. Spidol dan papan tulis/ whiteboard/flipchart
2. Sesuaikan dengan kemampuan yang akan dilatih
3. Kertas daftar kemampuan positif pada sesi 1
4. Jadwal kegiatan sehari- hari dan pulpen

F. Seting Tempat
Keterangan:

L : Leader

Co L : Co-Leader

Obs : Observer

F : Fasilitator

K : Klien

G. Pembagian Tugas
1. Leader
Bertugas:
a. Memimpin jalannya acara terapi aktivitas kelompok
b. Memperkenalkan anggota terapi aktivitas kelompok
c. Menetapkan jalannya tata tertib
d. Menjelaskan tujuan diskusi
e. Dapat mengambil keputusan dengan menyimpulkan hasil diskusi
pada kelompok terapi diskusi tersebut .
f. Kontrak waktu
g. Menimpulkan hasil kegiatan
h. Menutup acara

2. Co leader
Bertugas:
a. Mendampingi leader jika terjadi bloking
b. Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
c. Bersama leader memecahkan penyelesaian masalah

3. Observer
Bertugas:
a. Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai
akhir
b. Mencatat semua aktifitas dalam terapi aktifitas kelompok
c. Mengobservasi perilaku pasien

4. Fasilitator
Bertugas:
a. Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus
dilakukan
b. Mendampingi peserta TAK
c. Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
d. Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan

5. Anggota
Bertugas:
a. Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi

H. Susunan Pelaksanaan
Sesi Leader Co Leader Fasilitator Observer
1
2

1. Klien peserta TAK sebagai berikut:


1) Ny. …
2) Ny. …
3) Ny. …
4) Ny. …
5) Ny. …

I. Tata tertib dan Antisipasi Masalah


Tata Tertib
b. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
c. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
d. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
e. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan (TAK)
berlangsung.
f. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
g. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan.
h. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
i. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun Tak belum
selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK kepada anggota.
Antisipasi
1. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab
sapaan perawat atau klien yang lain
2. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit:
a. Panggil nama klien
b. Tanya alasan klien meninggalkan permainan
c. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan
penjelasan pada klien bahwa klien dapat melaksanakan
keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi
3. Bila ada klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien
yang telah dipilih
b. Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin
dapat diikuti oleh klien tersebut
c. Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi peran pada permainan tersebut.

J. Urutan Langkah-Langkah
1. Sesi 1 : Identifikasi Hal Positif pada Diri
a. Tujuan
1) Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak
menyenangkan.
2) Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya.

b. Setting
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2) Ruangan nyaman dan tenang

c. Langkah Kegiatan
1) Persiapan
a) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan
gangguan konsep diri : harga diri rendah.
b) Membuat kontrak dengan klien.
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2) Orientasi
a) Salam terapeutik
(1) Salam dan terapis pada klien.
(2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan
nama).
(3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan
nama).
b) Evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini .

c) Kontrak
(1) Terapis menjalankan tujuan kegiatan, yaitu bercakap –
cakap tentang hal positif diri sendiri .
(2) Terapis menjalaskan aturan main berikut:
(a) Jika ada klien yang meninggalkan kelompok,harus
meminta izin kepada terapis.
(b) Lama kegiatan 45 menit.
(c) Setiap kali mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai .

3) Tahap kerja
a) Terapis memperkenalkan diri: nama lengkap dan nama
panggilan serta memakai papan nama.
b) Terapis membagikan kertas dan spidol pada klien.
c) Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang tidak
menyenangkan.
d) Terapis memberi pujian atas peran serta klien.
e) Terapis membagikan kertas yang kedua.
f) Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang diri
sendiri: kemampuan yang dimiliki ,kegiatan yang biasa
dilakukan dirumah dan dirumah sakit.
g) Terapis meminta klien membacakan hal positif yang sudah
ditulis secara bergiliran sampai semua klien mendapatkan
bergiliran.
h) Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien.

4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
(1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mangikuti
TAK
(2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b) Tindak lanjut
Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum
tertulis

c) Kontrak yang akan datang


(1) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu melatih hal
positif diri yaitu melatih hal positif diri yang dapat
diterapkan dirumah sakit dan dirumah .
(2) Menyepakati waktu dan tempat
2. Sesi 2 : Melatih Positif Pada Diri
a. Tujuan
1) Klien dapat menilai hal positif diri yang dapat digunakan.
2) Klien dapat memilih hal positif diri yang dapat dilatih.
3) Klien dapat melatih hal positif diri yang telah dilatih.
4) Klien dapat menjadwalkan penggunaan kemapuan yang telah
dilatih.

b. Setting
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2) Sesuaikan dengan kemempuan yang akan dilatih.
3) Ruangan nyaman dan tenang.

c. Langkah Kegiatan
1) Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti
sesi 1.
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2) Orientasi
a) Salam terapeutik
(1) Salam dari terapis kepada klien
(2) Klien dan terapis pakai papan nama

b) Evalauasi / validasi
(1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
(2) Menanyakan apakah ada tambahan hal positif klien.
c) Kontrak
(1) Terapis menjeleskan tujuan kegiatan , yaitu melatih hal
positif pada klien.
(2) Terapis menjelaskan aturan main berikut:
(a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok
harus meminta izin kepada terapis
(b) Lama kegiatan 45 menit
(c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai

3) Tahap kerja
a) Terapis meminta semua klien membaca ulang daftar
kemampuan positif pada sesi 1 dan memilih satu untuk
dilatih.
b) Terapis meminta klien menyebutkan pilihannya dan ditulis di
whiteboard.
c) Terapis meminta klien untuk memilih satu dari daftar
whiteboard . Kegiatan yang paling banyak dipilih diambil
untuk dilatih.
d) Terapis melatih cara pelaksanaan kegiatan / kemampuan yang
dipilih dengan cara berikut:
(1) Terapis memperagakan
(2) Klien memperagakan ulang
(3) Berikan pujian sesuai dengan keberhasilan klien .
e) Kegaiatan a sampai dengan d, dapat diulang untuk
kemampuan/ kegiatan yang berbeda.

4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
(1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK.
(2) Terapis memberikan pujian kepada kelompok.
b) Tindak lanjut
Terapis meminta klien memasukkan kegiatan yang telah
dilatih pada jadwal kegiatan sehari-hari.

c) Kontrak yang akan datang


(1) Menyepakati TAK yang akan datang untuk hal positif
lain.
(2) Menyepakati waktu dan tempat sampai aspek positif
selesai dilatih.

B. Penilaian Kemampuan Pasien


1. Sesi 1 : Identifikasi Hal Positif pada Diri
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi : harga
diri rendah sesi 1, kemampuan klien yang diharapkan adalah
menuliskan pengalaman yang tidak menyenagkan dan aspek positif
(kemampuan yang dimiliki). Formulir evaluasi sebagai berikut:

Sesi 1

Stimulasi Persepsi : Harga Diri Rendah

Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan

dan hal positif diri sendiri

No Nama Klien Menulis pengalaman Menulis hal positif diri


yang tidak sendiri
menyenangkan

1
2

Petunjuk :

1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
2) Untuk tiap klien,beri nilai pada tiap kemampuan menulis
pengalaman yang tidak menyenangkan dan aspek positif diri
sendiri . Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda x jika klien
tidak mampu .

b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: Klien mengikuti sesi 1, TAK
stimulasi peraepsi harga diri rendah. Klien mampu menuliskan tiga
hal pengalaman yang tidak menyenangkan, mengalami kesulitan hal
positif diri. Anjurkan klien menulis kemampuan dan hal positif
dirinya dan tingkatkan reinforcement (pujian).

2. Sesi 2 : Melatih Positif Pada Diri


a. Evaluasi
Evaluasi dilakuakan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi harga diri
rendah sesi 2, kemampuan klien yang diharapkan adalah memiliki
satu hal positif yang akan dilatih dan memperagakannya. Formulir
evaluasi sebagai berikut:

Sesi 2

Stimulasi Persepsi : Harga Diri

Kemampuan melatih kegiatan positif

No Nama Membaca Memilih satu Memperagakan


klien daftar halpositif hal positif yang kegiatan positif
akan dilatih

Petunjuk :

1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama .
2) Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan membaca
ulang daftar hal positif dirinya, memilih satu hal positif untuk
dilatih dan memperagakan kegiatan positif tersebut . Beri tanda √
jika klien mampu dan tanda x jika klien tidak mampu .

b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi
2, TAK stimulasi persepsi: harga diri rendah. Klien telah melatih
merapikan tempat tidur. Anjurkan dan jadwalkan agar klien
melakukannya serta berikan pujian.

Anda mungkin juga menyukai