PENDAHULUAN
Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan fakta
dan keyakinan tersebut mungkin aneh (misal, mata saya adalah komputer yang dapat
mengontrol dunia) atau bisa pula tidak aneh hanya sangat tidak mungkin, misal, FBI
mengikuti saya dan tetap dipertahankan meskipun telah diperlihatkan bukti-bukti yang
jelas untuk mengoreksinya. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan
beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada skizofrenia. semakin akut
psikosis semakin sering ditemui waham disorganisasi dan waham tidak sistematis.
Pasien ini tidak memperlihatkan gangguan pikiran dan mood yang perfasif seperti
yang ditemukan pada kondisi psikotik lain. Tidak ada afek datar atau afek tidak serasi,
halusinasi yang menonjol, atau waham aneh yang nyata. Pasien memiliki satu atau
beberapa waham, sering berupa waham kejar, dan ketidaksetiaan dan dapat juga
berbentuk waham kebesaran, somatik, atau eretomania.
Pasien pasien ini (cenderung berusia 40 -an) mungkin tidak dapat dikenali
sampai sistem waham mereka disadari oleh keluarga atau teman-temannya.Diagnosis
mungkin sulit karena pasien sangat tidak percaya pada pemeriksa dan tidak mencari
pengobatan secara sukarela. Mereka sering sangat sensitif, argumentatif, meskipun ia
dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan dalam hal hal di luar waham mereka, ia
cenderung mengalami isolasi sosial baik karena keinginan mereka sendiria tau akibat
ketidakramahan mereka (misal, pasangannya sering mengabaikan mereka). Apabila
terdapat disfungsi pekerjaan dan sosial, biasanya hal ini merupakan respon langsung
terhadap waham mereka.
Kondisi ini sering tampak membentuk kesinambungan klinis dengan kondisi
seperti kepribadian paranoid, skizofrenia paranoid, penggambaran mengenai batas batas
setiap sindrom menunggu penelitian lebih lanjut. Singkirkan gangguan afektif, ide ide
paranoid dan cemburu sering terdapat pada depresi.paranoid sering terdapat pada orang
tua dan pada orang yang menyalahgunakan zat stimulan.reaksi paranoid akut sering
ditemui pada pasien dengan delirium ringan dan pasien yang harus berada ditempat tidur
karena sakit (dan sensorisnya terganggu). Saat ini, kebermaknaan keadaan keluarga
1
seperti ini sebagai etiologi belum pasti.mekanisme pertahanan spesifik yang digunakan
oleh pasien biasanya penyangkalan, proyeksi, dan regresi.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI WAHAM
1 Waham Kebesaran
Menganggap nilai, kekuasaan, pengetahuan identitasnya terlalu tinggi
Contoh : saya ini titisan bung karno punya banyak perusahaan, punya rumah
diberbagai Negara dan bisa menyembuhkan berbagai penyakit
2 Waham Dosa
Keyakinan klien terhadap dirinya telah atau selalu salah atau berbuat dosa atau
perbuatannya tidak dapat diampuni lagi
3 Waham Curiga/Paranoid/Kejar
3
Keyakinan klien terhadap seseorang/kelompok secara berlebihan yang berusaha
merugikan, menciderai,menggangu, mengancam, memata-matai dan membicarakan
kejelekannya
Contoh : banyak polisi mengintai saya, tetangga saya ingin menghancurkan hidup
saya, suster akan meracuni makanan saya
4 Waham Somatik atau Hipokondria
Keyakinan klien terhadap tubuhnya/penampilan/fungsi tubuhnya sudah berubah (ada
sesuatu yang tidak beres)
Contoh : sum-sum tulang saya kosong, saya pasti terserang kanker, dalam tubuh saya
banyak kotoran, tubuh saya telah membusuk, tubuh saya menghilang
5 Waham Keagamaan
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai kenyataan
Contoh : tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya harus terus menerus
memakai pakaian putih setiap hari agar masuk surge
6 Waham Nihilistik
Meyakini bahwa dirinya/orang lain sudah tidak ada didunia/meninggal dunia
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan
Contoh : saya sudah menghilang dari dunia ini, semua yang ada disini adalah roh-
roh, sebenarnya saya sudah tidak ada didunia
7 Waham Bizar
- Sisip pikir yaitu keyakinan klien terhadap suatu pikiran orang lain disisipkan
kedalam pikiran dirinya
- Siar piker yaitu keyakinan klien bahwa ide dirinya dipakai oleh/disampaikan oleh
orang lain mengetahui apa yang ia pikirkan meskipun ia tidak pernah secara nyata
mengatakan kepada orang tersebut
- Control piker/waham pengaruh yaitu keyakinan kllien bahwa pikiran, emosi dan
perbuatannya selalu dikontrol/dipengaruhi oleh kekuatan diluar dirinya yang aneh
4
a Etiologi
Salah satu penyebab dari perubahan proses fikir : waham yaitu gangguan
konsep diri: harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang
pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai ideal diri.
Waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masalalu atau
kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat
menetap dan sulit untuk dikoreksi. Adanya beberapa orang yang mempercayai klien
dalam lingkungan menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien
menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena
seringnya diulang ulang. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang
lain. Penting sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif
serta memperkaya keyakinan religiusnya bahwa apa- apa yang dilakukan
menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.keyakinan religiusnya bahwa
apa- apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.
b Fase-fase Waham
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self
ideal dengan self reality (keyataan dengan harapan) serta dorongn kebutuhan yang
tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya.
Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia
katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
keyataan, tetapi menghadapi keyataan bagi klien adalah suatu yang sangat berat,
5
karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan
diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut
belum terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba
memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal
ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan
menjaga perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau
konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan
orang lain.
5 Fase comforting
6 Fase improving
c Faktor
1 Faktor Predisposisi
Faktor Perkembangan
6
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal
seseorang.
Hal ini dapat meningkatkan stres dan ansietas yang berakhir dengan gangguan
persepsi, klien menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual
dan emosi tidak efektif.
Faktor Sosial Budaya
Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan
timbulnya waham.
Faktor Psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/bertentangan, dapat
menimbulkan ansietas dan berakhir dengan peningkatan terhadap kenyataan.
Faktor Biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel di
otak, atau perubahan sell kortikal dan limbik.
Faktor Genetik
2 Faktor Presipitasi
Faktor Sosial Budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau
diasingkan dari kelompok.
Faktor Biokimia
Dopamin, nerepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi
penyebab waham ada seseorang.
Faktor Psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi
masalah sehingga klien.
Rentang Respon
Ada support lingkungan
Kadang proses Pikir
terganggu
Ilusi
Nyaman berbohong
Emosi Berlebihan
Berperilaku yang
tidak biasa
9
II.4. Tanda dan Gejala
1 Kognitif
a Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
b Individu sangat percaya pada keyakinannya
c Sulit berpikir realita
d Tidak mampu mengambil keputusan
2 Afektif
a Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b Afek tumpul
3 Perilaku dan hubungan social
a Hipersensitif
b Hubungan interpersonal dengan orang lain tumpul
c Mengancam secara verbal
d Aktivitas tidak tepat
e Curiga
Tanda dan gejala yang lain yang bisa terjadi pada waham yaitu sebagai berikut:
a Menolak makan.
b Tidak ada perhatian pada perawatan diri.
c Mudah tersinggung
d Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
e Menghindar dari orang lain.
f Mendominasi pembicaraan.
10
1 Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan dan
menetap?
2 Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien
cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
3 Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak
nyata?
5 Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
6 Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain
atau kekuatan dari luar?
1 Identitas klien
Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang : nama mahasiswa, nama
panggilan, nama klien, nama panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan,
topik yang akan dibicarakan. Tanyakan dan catat usia klien dan No RM, tanggal
pengkajian dan sumber data yang didapat.
2 Alasan masuk
Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau dirawat di rumah sakit,
biasanya berupa menyendiri (menghindar dari orang lain), komunikasi kurang
atau tidak ada, berdiam diri di kamar, menolak interaksi dengan orang lain, tidak
melakukan kegiatan sehari-hari, dependen, perasaan kesepian, merasa tidak aman
berada dengan orang lain, merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu, tidak
11
mampu berkonsentrasi, merasa tidak berguna dan merasa tidak yakin dapat
melangsungkan hidup. Apakah sudah tahu penyakit sebelumnya, apa yang sudah
dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah ini.
3 Faktor predisposisi
Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan jiwa, bagaimana hasil
pengobatan sebelumnya, apakah pernah melakukan atau mengalami kehilangan,
perpisahan, penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan
atau frustrasi berulang, tekanan dari kelompok sebaya, perubahan struktur social,
terjadi trauma yang tiba-tiba misalnya harus di operasi, kecelakaan, perceraian,
putus sekolah, PHK, perasaan malu karena sesuatu yang terjadi (korban
perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba), mengalami kegagalan dalam
pendidikan maupun karier, perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien atau
perasaan negative terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.
4 Faktor presipitasi
Stressor presipitasi umumnya mencakup kejadian kehidupan yang penuh stress
seperti kehilaangan, didikan yang keras dari keluarga yang mempengaruhi
kemampuan individu untuk memiliki perasaan egois serta menyebabkan ansietas.
Pada pasien waham tingkat emosional yang tinggi akan kepercayaan akan dirinya
adalah sesuatu yang pantas untuk ditirukan an diyakini akan menimbulkan
berbagai masalah dalam kehidupannya.
5 Pemeriksaan fisik
Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan apakah ada
keluhan fisik yang dirasakan klien.
6 Psikososial
a Genogram
Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari pola
komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
b Konsep diri
1 Gambaran diri
12
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai,
reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak disukai dan bagian yang
disukai.
2 Identitas diri
Klien dengan waham mengalami ketidakpastian memandang diri, sukar
menetapkan keinginan dan tidak mempu mengambil keputusan.
3 Fungsi peran
Pada klien dengan waham bisa berubah atau berhenti fungsi peran yang
disebabkan penyakit, proses menua, putus sekolah, PHK, perubahan yang
terjadi saat klien sakit dan dirawat.
4 Ideal diri
Mengungkapkan keputusasaan karena penyakitnya :mengungkapkan
keinginan yang terlalu tinggi.
5 Harga diri.
Adanya gangguan harga diri rendah karena perasaan negatif terhadap diri
sendiri,hilangnya rasa percaya diri dan merasa gagal mencapai tujuan.
c Hubungan sosial
Pasien dengan waham memiliki hubungan sosial sesuai dengan jenis waham
yang dialami. Misalnya waham curiga , klien menghindari orang lain.
d Spiritual
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah/menjalankan keyakinan, kepuasan dalam
menjalankan keyakinan.
7 Status mental
a Penampilan
Pada pasien waham penampilannya sesuai dengan waham yang dialami.
Misalnya pada waham agama berpakaian seperti seorang ustadz.
b Pembicaraan
Pada pasien waham cenderung pembicaraannya selalu mengarah ke
wahamnya,bicara cepat,jelas tapi berpindah-pindah,isi pembicaraan tidak
sesuai dengan kenyataan.
c Aktivitas motorik
13
Klien waham cenderung bersikap aneh
d Afek dan Emosi
Euforia : rasa senang, riang gembira, bahagia yang berlebihan tidak sesuai
dengan keadaan.
Kesepian : merasa dirinya ditinggalkan/ dipisahkan dari atau yang lainnya.
e Interaksi selama wawancara
Defensif : selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya.
f PersepsiSensori
1 Tidak ada halusinasi
2 Tidak ada ilusi
3 Tidak ada depersonalisai
4 Tidak ada realisasi
5 Tidak ada gangguan somatusensorik
g Proses Pikir
1 Arus pikir dan bentuk pikir
Derreistik : bentuk pemikiran tidak sesuai kenyataan yang ada atau tidak
mengikuti logika secara umum)
2 Isi pikir
Pada pasien waham isi pikirnya sesuai wahamnya.
Waham agama yaitu keyakinan bertema tentang agama/kepercayaan yang
berlebihan.
14
Waham nihilistik yaitu keyakinan klien terhadap dirinya/orang lain sudah
meninggal/dunia sudah hancur dan sesuatunya tidak ada apa-apanya
lagi.
Sisip pikir yaitu keyakinan klien terhadap suatu pikiran orang lain
disisipkan ke dalam pikiran dirinya.
8. Tingkat Kesadaran
Kesadaran berubah : kesadaran yang tidak menurun, tidak meninggi, tidak nomal,
bukan disosiasi, hal ini karena kemampuan untuk mengadakan (relasi) dan
pembatasan (limitasi) terhadap dunia luar ( diluar dirinya ) sudah terganggu dan
secara kualitas pada taraf tidak sesuai dengan kenyataan.
9 Memori
Konfabulasi : ingatan yang keliru ditandai dengan pembicaraan tidak sesuai
kenyataan, memasukkan cerita tidak benar untuk menutupi gangguan daya
ingatnya.
15
a Gangguan ringan
b Gangguan bermakna
b. Diagnosa Keperawatan
16
Tujuan Kriteria Evaluasi
Tujuan umum : Klien
dapat berkomunikasi
dengan baik dan
terarah
TUK 1 : 1. Ekspresi wajah bersahabat 1. Bina hubungan Hubungan saling
Klien dapat membina 2. Ada kontak mata saling percaya percaya menjadi
hubungan saling 3. Mau berjabat tangan dengan dasar interaksi
percaya 4. Mau menjawab salam menggunakan selanjutnya
5. Klien mau duduk prinsip komunikasi sehingga dapat
berdampingan terapeutik terbina hubungan
6. Klien mau mengutarakan a. sapa klien dengan saling percaya
rasanya ramah baik verbal dan klien lebih
maupun non verbal terbuka merasa
b. perkenalkan diri aman dan mau
dengan sopan berinteraksi
c. tanyakan nama
lengkap dan nama
panggilan yang
disukai
d. jelaskan tujuan
pertemuan
e. jujur dan
menempati janji
f. tunjukan sikap
empati dan
menerima klien apa
adanya
2. Jangan
membantah dan
mendukung waham
klien
a. katakana perawat
17
menerima keadaan
keyakinan klien.
sayamenerima
keyakinan anda.
b. katakana perawat
tidak mendukung.
sukar bagi saya
untuk dapat
mempercayainya.
3. Yakinkan klien
dalam keadaan
aman dan
terlindung
a. anda berada di
tempat yang aman
dan terlindung.
b. Gunakan
keterbukaan dan
kejujuran, jangan
tinggalkan klien
sendirian.
TUK 2 : 1. Klien mampu 1. Beri pujian pasa Meningkatkan
Klien dapat mempertahankan aktivitas penampilan dan orientasi klien
mengidentifikasikan sehari-hari kemampuan klien pada realita dan
kemampuan yang 2.Klien dapat mengontrol yang realistis meningkatkan
dimiliki wahamnya 2. Diskusikan rasa percaya
dengan klien klien pada
kemampuan yang perawat
dimiliki pada waktu
lalu dan saat ini
yang realistis (hari-
hari terlibat diskusi
dengan waham).
18
3. Tanyakan apa
yang bisa dilakukan
(kaitkan dengan
aktivitas sehari-hari
dan perawatan diri)
kemudian anjurkan
untuk melakukan
saat ini
4. Jika klien selalu
bicara tentang
wahamnya
dengarkan sampai
kebutuhan waham
tidak ada (perawat
perlu
memperhatikan
bahwa klien
penting).
TUK 3 : 1. Kebutuhan klien terpenuhi 1. Observasi Reinforcement
Klien dapat 2. Klien dapat melakukan kebutuhan klien adalah penting
mengidentifikasi aktivitas secara terarah sehari-hari untuk
kebutuhan yang tidak 3. Klien tidak 2. Diskusikan meningkatkan
terpenuhi menggunakan/membicarakan kebutuhan klien kesabaran diri
wahamnya yang tidak klien.
terpenuhi selama Mengetahui
dirumah maupun penyebab curiga
dirumah sakit dan intervensi
3. Hubungkan selanjutnya
kebutuhan yang
tidak terpenuhi
dengan timbulnya
waham
4. Tingkatkan
aktivitas yang dapat
19
memenuhi
kebutuhan klien dan
memerlukan waktu
dan tenaga
5. Atur situasi agar
klien tidak
mempunyai waktu
untuk menggunakan
wahamnya
TUK 4 : 1. Klien mampu berbicara 1. Berbicara dengan Dengan
Klien dapat secara realitas klien dalam konteks meningkatkan
berhubungan dengan 2. Klien mengikuti terapi realitas (realitas aktifitas tidak
realitas aktivitas kelompok diri, realitas orang akan mempunyai
lain, waktu dan waktu untuk
tempat) mengikuti
2. Sertakan klien wahamnya
dalam terapi
aktivitas
kelompok :
orientasi realitas
3. Berikan pujian
pada tiap kegiatan
positif yang
dilakukan klien
20
keluarga
melaksanakan
dengan bantuan
perawat
TUK 6 : 1. Klien menyebutkan 1. Diskusikan Perhatian
Klien dapat manfaat, dosis, dan efek dengan klien dan keluarga dan
menggunakan obat samping obat keluarga tentang pengertian
dengan benar 2. Klien dapat obat, dosis, keluarga akan
mendemonstrasikan frekuensi, efek, dan dapat membantu
penggunaan obat dengan benar akibat penghentian klien dalam
3. Klien memahami akibat 2. Diskusikan mengendalikan
berhentinya obat tanpa perasaan klien wahamnya
konsultasi setelah makan obat
4. Klien dapat menyebutkan 3. Berikan obat Obat dapat
prinsip dalam penggunaan dengan prinsip 5 mengontrol
obat benar dan observasi waham yang
setelah makan obat dialami klien
d Implementasi
a SP 1 pasien
1 Mengidentifikasi kebutuhan.
2 Pasien bicara konteks realita.
3 Latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya.
4 Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien.
b SP 2 pasien :
1 Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
2 Identifikasi potensi/kemampuan yang dimiliki.
3 Pilih dan latih potensi kemampuan yang dimiliki.
4 Masukan dalam jadwal kegiatan pasien.
c SP 3 pasien :
1 Evaluasi kegiatan yang lalu(SP 2)
2 Memilih kemampuan lain yang dapat dilakukan.
3 Pilih dan letih potensi kemampuan lain yang dimiliki
4 Masukan dalam jadwal.
d SP 1 keluarga :
1 Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien.
21
2 Menjelaskan proses teradinya waham.
3 Menjelaskan tentang cara merawat pasien waham.
4 Latih (stimulasi) cara merawat.
5 RTL keluarga/jadwal untuk merawat pasien.
e SP 2 keluarga :
1 Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
2 Melatih keluarga merawat langsung pasien dengan harga diri rendah.
3 Menyusun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien.
f SP 3 keluarga
1 Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
2 Evaluasi kemampuan pasien.
3 Rencana tidak lanjut keluarga dengan follow up dan rujukan.
22
BAB III
3.1Kasus
Tn. K, berusia 38 tahun seorang pegawai pabrik yang baru saja terkena PHK.
Dengan keadaan ekonomi yang rendah Tn. K merasa kebingungan dan putus asa untuk
membiayai kehidupan sehari-harinya. Tn. K terbebani oleh biaya sekolah ketiga anaknya
yang masih perlu biaya banyak. Selain itu Tn. K terdesak oleh tuntutan dari istrinya untuk
segera mendapatkan uang yang banyak. dan setelah lama Tn. K tidak mendapatkan
pekerjaan dan dengan keadaan mendesak Tn. K terbesit memikirkan untuk mendapatkan
uang banyak dengan cara mencuri. Lalu pada suatu ketika Tn. K mencuri kemudian
akhirnya tertangkap dan masuk penjara. Setelah sekian lama di penjara akhirnya Tn. K
bebas dari penjara dan kembali ke lingkungan sebelum saat masuk penjara.
Setelah kejadian itu, saat setiap bertemu orang Tn. K selalu dituduh akan mencuri
barang tetangganya. Dia merasa rendah diri, kemudian dia sejak saat itu bertingkah aneh.
Dia mengulang-ulang kata orang-orang sedang mengejar saya,saya harus sembunyi,
padahal tidak ada orang yang mengejarnya atau berniat jahat padanya. Kesehariannya dia
banyak menyendiri. Karena istrinya merasa khawatir, akhirnya Tn.K dibawa ke RSJ
dengan alasan sering marah-marah dan merasa ketakutan. Saat diwawancara, Tn.K selalu
berusaha mempertahankan pendapatnya dan merasa curiga. Dari hasil observasi didapat
data tentang klien, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 90x/menit, frekuensi pernafasan
20x/menit, suhu : 37,5oC
3.2Pembahasan
PENGKAJIAN
23
Ruang Rawat :
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. K
Umur : 38 tahun
Nomor CM :
Pasien mengatakan seperti ada yang mengejarnya atau berniat jahat padanya.
1. Pernah mengalami gangguan jiwa masa lalu ? px tidak pernah mengalami gangguan
jiwa pada masa lalu.
Gejala :-
Riwayat pengobatan : -
V. PEMERIKSAAN FISIK
24
1. Tanda vital
2. Ukuran
TB : 160 cm BB : 65 kg
3. Keluhan fisik
VI. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
2. Konsep diri
e. Harga diri : Perasaan marah karena selalu dituduh oleh orang lain.
3. Hubungan Sosial
4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :selalu dituduh akan mencuri barang
tetangganya padahal px tidak melakukan hal tersebut.
5. Spiritual
25
b. Kegiatan ibadah : ibadah px selalu tepat waktu
1. Penampilan : tidak rapi karena px sering berlarian saat di dekati oleh orang lain
3. Aktifitas Motorik : px merasa tegang dan tremor saat di lakuakan pendekatan pada
dirinya
a. Afek : tumpul
5. Interaksi selama wawancara : curiga dan mudah tersinggung karena merasa dirinya
tidak melakukan hal yang dituduhkan orang lain .
6. Persepsi-Sensori
7. Proses Pikir
Perseverasi
b. Isi pikir
26
Social isolation : px dikucilkan dari lingkungan sekitarnya atau masyarakat,
merasa ditolak, tidak disukai orang lain, dan tidak enak berkumpul dengan
orang lain.
8. Tingkat kesadaran : px merasa bingung karena selalu merasa ia dikejar oleh orang lain
9. Memori : gangguan daya ingat jangka panjang karena setelah kejadian itu px setiap
bertemu orang selalu dituduh akan mencuri barang,
10. Tingkat konsentrasi dan berhitung : px selalu berfokus pada argumennya tetang
banyak orang yang menuduhnya mencuri barang
12. Daya tilik diri : menyalahkan hal-hal yang diluar dirinya karena
b. Nutrisi
27
Apakah anda puas dengan pola makan anda ? px puas dalam makan
Apakah anda makan memisahkan diri ? px makan bersama keluarga tapi tanpa
komunikasi
Berat badan
BB tetap
BB saat ini 65 kg
BB terendah 60 kg
BB tertinggi 70 kg
c. Tidur
Keluarga : ya
28
Terapis: tidak
Kelompok social : tidak karena px merasa selalu dituduh mencuri oleh orang lain
disekitarnya.
5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi: px tidak
mempunyai pekerjaan.
29
Diagnosa medik :
Terapi medik :
DO :
DO :
DO :
30
3.2.4 NCP
31
sopan
c. Tanyakan
nama
lengkap dan
nama
panggilan
yang disukai
d. Jelaskan
tujuan
pertemuan
e. Jujur dan
menepati
janji
f. Tunjukan
sikap empati
dan
menerima
klien apa
adanya
1.2 Jangan
membantah
dan
mendukung
waham klien
a. Katakan
perawat
menerima
keadaan
keyakinan
klien. saya
menerima
keyakinan
anda .
b.Katakan
32
perawat
tidak
mendukung.
sukar bagi
saya untuk
dapat
mempercaya
inya.
1.3 Yakinkan
klien dalam
keadaan aman
dan
terlindung.
a. Anda
berada di
tempat yang
aman dan
terlindung
b. Gunakan
keterbukaan
dan
kejujuran,
jangan
tinggalkan
klien
sendirian.
33
2. Klien dapat klien pada
mengontrol 2.2 Diskusikan perawat
wahamnya dengan klien
kemampuan
yang dimiliki
pada waktu
lalu dan saat
ini yang
realistis. (hari-
hari terlibat
diskusi
dengan
waham).
2.3 Tanyakan apa
yang bisa
dilakukan
(kaitkan
dengan
aktivitas
sehari-hari
dan perawatan
diri) kemudian
anjurkan
untuk
melakukan
saat ini.
2.4 Jika klien
selalu bicara
tentang
wahamnya
dengarkan
sampaikebutu
han waham
tidak ada.
34
(perawat perlu
memperhatika
n bahwa klien
penting).
35
3.5.Atur situasi
agar klien
tidak
mempunyai
waktu untuk
menggunakan
wahamnya
36
keluarga 1. Keluarga tentang. meningkatkan
dapat Gejala kesadaran
membina waham klien akan
hubungan Cara realitas
saling percaya merawatnya
dengan Lingkungan
perawat keluarga
2. Keluarga
Follow up
dapat
dan obat
menyebutkan
5.2 Anjurkan
pengertian,
keluarga
tanda dan
melaksanakan
tindakan untuk
dengan
merawat klien
bantuan
dengan waham
perawat
6.1 Diskusikan
TUK 6: Perhatian
dengan klien
Klien dapat keluarga dan
dan keluarga
menggunakan pengertian
tentang obat,
obat dengan Kriteria keluarga akan
dosis,
benar Evaluasi: dapat
frekuensi, efek
1. Klien membantu
dan akibat
menyebutkan klien dalam
penghentian
manfaat, dosis mengendalikan
6.2 Diskusikan
dan efek wahamnya
perasaan klien
samping obat
setelah makan
2. Klien dapat Obat dapat
obat
mendemonstra mengontrol
6.3 Berikan obat
sikan waham yang
dengan prinsip
penggunaan dialami klien
5 benar dan
obat dengan
observasi
benar
setelah makan
3. Klien
obat
memahami
37
akibat
berhentinya
obat tanpa
konsultasi
4. Klien dapat
menyebutkan
prinsip dalam
penggunaan
obat
3.2.5 IMPLEMENTASI
Strategi pelaksaan (SP) berdasarkan pertemuan SP 1 pasien
1. Mengidentifikasi kebutuhan.
2. Pasien bicara konteks realita.
3. Latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya.
4. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien.
SP 2 pasien :
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
2. Identifikasi potensi/kemampuan yang dimiliki.
3. Pilih dan latih potensi kemampuan yang dimiliki.
4. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien.
SP 3 pasien :
1. Evaluasi kegiatan yang lalu(SP 2)
2. Memilih kemampuan lain yang dapat dilakukan.
3. Pilih dan letih potensi kemampuan lain yang dimiliki
4. Masukan dalam jadwal.
SP 1 keluarga :
1. Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien.
2. Menjelaskan proses teradinya waham.
3. Menjelaskan tentang cara merawat pasien waham.
4. Latih (stimulasi) cara merawat.
5. RTL keluarga/jadwal untuk merawat pasien.
SP 2 keluarga :
1. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
2. Melatih keluarga merawat langsung pasien dengan harga diri rendah.
3. Menyusun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien.
38
SP 3 keluarga
1. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
2. Evaluasi kemampuan pasien.
3. Rencana tidak lanjut keluarga dengan follow up dan rujukan.
39
3.2.6 Strategi Perencanaan Tindakan Keperawatan
A. PRA INTERAKSI
1. Kondisi : Klien merasa rendah diri, bertingkah aneh, banyak menyendiri, sering
marah-marah dan merasa ketakutan. Klien selalu mempertahankan pendapatnya dan
merasa curiga.
2. Diagnosa : Waham Curiga
3. Tujuan :
TUK 3: Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi.
TUK 4: Klien dapat berhubungan dengan realitas.
4. Rencana Tindakan Keperawatan : SP 1 (Pasien)
a. Mengidentifikasi kebutuhan.
b. Klien bicara konteks realita.
B.STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi pak? Perkenalkan nama saya...Bapak bisa panggil saya... Saya
mahasiswa dari STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto.Saya bertugas disini selama
1 minggu, dan pasti bapak akan sering ketemu saya nanti.
Kalau boleh tahu. Bapak namanya siapa? Dan senang dipanggil siapa??
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bapak pagi ini?
Bagaimana ceritanya sampai bapak di bawa kesini? Coba ceritakan kepada
saya.
c. Kontrak
- Topik
40
Bapak, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang perasaan bapak saat
ini? Tapi sebelum kita bercakap cakap, apakah ada hal yang bapak tanyakan
atau keluhkan saat ini?
- Tempat
Supaya kita lebih enak mengobrolnya, bagaimana kalau kita berbincang
bincang di teras depan saja?
- Waktu
Apakah bapak sibuk hari ini, kalo bapak sibuk, bagaimana kalo kita
berbincang bincangnya hanya 15 menit saja?
2. Kerja
Dulu Bapak bekerja dimana? Oh..bapak dulu seorang lurah ya,! (Wahh hebat ya
bapak, saya juga ingin bisa memimpin seperti bapak).
(jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham
tidak ada. Perawat perlu memperhatikan bahwa klien penting. Karena dengan begitu
klien merasa diperhatikan sehingga klien akan mengungkapkan perasaannya).
Memberikan pujian pada setiap kegiatan positif yang dilakukan klien.
Memberikan pujian kepada kemampuan klien yang realistis
Diskusikan kebutuhan klien apa aja hal yang tidak terpenuhi selama di rumah sakit
atau dirumah
(Apa keinginan bapak yang belum dilakukan selama di rumah dan di sini?)
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Baiklah pak sampai disini dulu ya bincang-bincang kita.
Sekarang bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang tadi?
b. Evaluasi objektif
Klien dapat menceritakan hal hal yang selama ini dialami oleh klien, dan
menceritakan kebutuhannya yang belum terpenuhi.
c. Rencana Tindak Lanjut
Bagaimana, apakah bapak ingin melanjutkan cerita bapak?
d. Kontrak
- Topik
Nanti kita akan bertemu lagi untuk berbincang bincang lagi dan
melakukan hal yang ingin bapak lakukan, bagaimana bapak? Apa bapak
setuju?
41
Kalau begitu kita tulis jadwalnya disini ya Pak.
- Tempat
Dimana nanti kita berbincang-bincang lagi pak? Bagaimana kalau di tempat
yang sama?
- Waktu
Enaknya kita nanti berbincang-bincang lagi jam berapa pak? Baiklah, jadi
kita akan berjumpa lagi nanti ya pak, jam 14.00 WIB. Sampai jumpa. Selamat
pagi
42
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
PADA KLIEN WAHAM
A. PRA INTERAKSI
1. Kondisi : Klien dapat menceritakan hal-hal yang selama ini dialami dan
menceritakan kebutuhannya yang belum terpenuhi.
2. Diagnosa : Waham Curiga
3. Tujuan : TUK3Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.
4. Rencana Tindakan Keperawatan : SP 1 (Pasien)
c. Latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya.
B.STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Assalamualaikum, selamat siangpak ? Sesuai janji saya tadi, sekarang kita
ketemu lagi. Bagaimana kabar bapak? Tadi bapak sudah makan siang apa
belum?
b. Evaluasi Validasi
- Bagaimana perasaan bapak sekarang?
c. Kontrak
- Topik
Bapak, masih ingat apa yang akan kita bicarakan kali ini? baik, sesuai
dengan janji kita, hari ini kita berbincang-bincang tentang kegiatan yang ingin
bapak lakukan, dan mencoba melakukannya lagi.
- Tempat
43
Supaya kita lebih enak mengobrolnya, bagaimana kalau kita berbincang
bincang di teras depan saja?Seperti janji kita kemarin.
- Waktu
Bagaimana kalau kita berbincang bincangnya selama 1 jam? Selama itu
kita juga melakukan beberapa hal yang ingin bapak lakukan?
2. Kerja
Bagaimana pak, apa yang ingin bapak lakukan hari ini? Oh...bapak ingin
melukis, baiklah pak kita coba melukis lagi.
Selain melukis, hal yang ingin bapak lakukan apa? Sepak bola ya, baiklah itu
nanti akan kita lakukan juga
Bapak, jika bapak menginginkan sesuatuhal, sebaiknya jangan dipendam saja,
coba dilakukan
Ketika Bapak dalam kesulitan jangan sungkan-sungkan untuk meminta bantuan
kepada orang terdekat, karena insyaAllah orang terdekat bapak akan membantu
bapak.
Oh ya pak, bapak sekarang waktunya minum obat, bagaimana pak apa bapak
masih ingat dengan warna obatnya? Mari pak saya bantu untuk mengambilkan
obatnya.
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Baiklah pak, karena waktu kita sudah habis, sekarang bagaimana perasaan
Bapak setelah kita berbincang-bincang tadi dan melakukan beberapa hal yang
ingin bapak lakukan?
b. Evaluasi objektif
Klien dapat menceritakan dan melakukan kemampuan yang dimiliknya.
c. Rencana Tindak Lanjut
Bagaimana, apakah bapak ingin melanjutkan kegiatan ini bapak?
d. Kontrak
- Topik
Besok kita akan bertemu lagi untuk berbincang bincang lagi dan
melakukan hal yang ingin bapak lakukan, bagaimana pak? Apa bapak setuju?
Kalau begitu kita tulis jadwalnya disini ya pak.
- Tempat
44
Dimana besok kita berbincang-bincang lagi pak? Bagaimana kalau di taman
depan?
- Waktu
Enaknya kita besok berbincang bincang lagi jam berapa pak? Bagaimana
kalau pukul 08.00 WIB.
A. PRA INTERAKSI
B. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Orientasi :
45
Apakah bapak ingat kejadian marah-marah bapak kemarin, kalau boleh tau
kenapa bapak marah kemarin? .
c. Kontrak
a. Topik : Baiklah kita hari ini akan membahas penyebab kemarahan bapak
kemarin.
c. Waktu : Mau Berapa lama pak ? Bagaimana kalau lima belas menit ?.
2. Kerja
Jadi begini pak, kita hari sharing aja hari ini tentang perasaan bapak. Bapak
boleh mengungkapkan perasaan bapak ketika marah. Anggap saja saya teman
bapak atau saudara bapak.
Maaf ya pak saya ingin tanya, Pada saat marah hal apa yang ingin bapak katakan
saat itu ?.
Lalu hal apa yang biasanya bapak lakukan ketika marah ?.
Jadi begini, ketika bapakingin marah coba bapak ungkapkan perasaannya pada
saya, Nanti saya akan membantu bapak untuk mengontrol kemarahan Bapak dan
saya akan membantu bapak juga untuk mengontrol penggunaan obat dengan
benar yang sudah dianjurkan dokter agar bapak lebih baikan. Juga membantu
Bapak sendiri untuk menggunakan obat dengan benar agar dapat
mendemontrasikan penggunaan obat nantinya.
Baiklah waktu kita sudah habis.
3. Terminasi
c.Rencana tindak lanjut : Baiklah, sudah banyak hal yang kita bicarakan hari ini,
nanti ketika bapak merasa tidak baikan atau ingin marah lagi bapak bisa panggil
46
saya, nanti saya akan membantu bapak untuk mengungkapkan perasaannya, dan
membantu mengontrolnya.
4. Kontrak
a. Waktu : Pak,besok kita akan bertemu lagi jam 8 pagi, bagaimana Pak?
A. PRA INTERAKSI
a. Kondisi : Klien dapat menceritakan penyebab dari kemarahannya dan apa saja
yang dilakukannya saat marah.
47
b. Memilih kemampuan yang lain untuk dilakukan
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam Teraupeutik
Selamat pagi Pak. Seperti janji kita kemarin, hari ini kita bertemu lagi Pak.
b. Evaluasi
c. Kontrak
- Topik
Nah, sekarang bagaimana jika hari ini kita bercakap-cakap tentang hobi
yang bapak miliki?
- Tempat
- Waktu
2. Kerja
Apa saja hobi yang bapak miliki?, saya catat ya pak, terus apa lagi pak?
Wah ternyata bapak hebat ya, tidak banyak lho orang yang mempunyai hobi
seperti yang bapak miliki.(beri pujian tentang apa yang di ungkapkan oleh
pasien).
48
Dapatkah bapak ceritakan kepada saya, kapan pertama kali bapak memilih hobi
itu?
Siapa yang dulu mengajarkan kepada bapak, di mana?
Dapatkah bapak peragakan kepada saya bagaimana bapak melakukan hobi itu
dengan baik?
Wahhh ternyata bapak hebat ya, saya ingin mempunyai bakat seperti bapak
Coba kita buat jadwal untuk kemampuan bapak ini ya, berapa kali
sehari/seminggu bapak mau melakukan hobi bapak itu?
Lalu apa harapan bapak dari kemampuan yang bapak miliki ini?
Apakah ada yang lain kemampuan/hobi bapak yang lain selain ini?
3. Terminasi
a. Evaluasi subyek
b. Evaluasi obyektif
Setelah ini coba bapak melakukan hobi yang bapak miliki dengan saya
sesuai jadwal yang sudah kita buat ya pak.
d. Kontrak
-Topik
Lain waktu, kita bertemu lagi ya pak, lalu kita berbincang-bincang lagi tentang
hal yang lain ya pak, dan di lain waktu bagaimana kalau kita melakukan apa
yang bapak ingin lakukan? Apa Bapak setuju?
-Tempat
Dimana saya akan menemui Bapak, bagaimana kalau ditempat ini juga?
-Waktu
Kalau waktunya, kira-kira jam berapa?, Bagaimana kalau seperti ini juga?
Ya sudah ya pak, terima kasih untuk waktunya, sampai jumpa lagi.
49
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
PADA KLIEN WAHAM
A. PRA INTERAKSI
a. Kondisi
Klien dapat menceritakan dan mengungkapkan hal-hal yang dialami oleh klien,
dan menceritakan kemampuan yang lain selama ini telah dimiliki.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam Teraupeutik
Selamat pagi Bapak. Seperti janji kita kemarin, sekarang kita bertemu lagi
Pak.
b. Evaluasi
50
Apakah bapak masih ingin melakukan hobi itu hari ini?
c. Kontrak
- Topik
Nah, sekarang bagaimana jika hari ini kita melakukan hobi yang bapak ingin
lakukan tersebut.
- Tempat
2. Kerja
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
b. Evaluasi obyektif
Bapak hari ini bapak sudah melakukan hobi yang ingin Bapak lakukan, jadi
jika bapak ingin melakukan hal hal yang dapat menunjang hobi yang positif
untuk bapak, bapak bisa belajar melakukannya setiap hari.
51
d. Kontrak
-Topik
Lain waktu, kita bertemu lagi ya pak, lalu kita berbincang-bincang atau
melakukan suatu kegiatan lagi tentang hal yang lain ya pak,Apa Bapak
setuju?
-Tempat
Dimana kita akan bertemu lagi, bagaimana kalau ditempat ini juga?
-Waktu
Kalau waktunya, apa Bapak punya pandangan jam berapa?,Bagaimana kalau
seperti ini juga?
Ya sudah ya pak, terima kasih untuk waktunya, sampai jumpa lagi?
A. PRA INTERAKSI
a. Kondisi
52
e. RTL keluarga/jadwal untuk merawat pasien
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
b. Evaluasi/validasi
c. Kontrak
- Topik
Ibu, bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah Tn. R dan
cara merawat Tn. R?
- Tempat
- Waktu
Apakah ibu sibuk hari ini, kalau sibuk, kita berbincang-bincang 15 menit saja?
2. Kerja
53
Ibu pertama-tama, jika sedang bercakap-cakap dengan Tn.R, sebaiknya lebih
memperhatikan wajah Tn.R agar dia merasa dihargai dan bisa mengendalikan
wahamnya. Juga saat berbicara ibu sebaiknya menghindari nada tinggi dan tidak
keras-keras.
Kedua, hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan
Tn. R
Ibu dapat bercakap-cakap denngan Tn. R tentang kebutuhan yang di inginkan Tn.
R.
Bagaimana kalau di coba sekarang?
Selain itu, Tn. R perlu minum obat agar pikiranya jadi tenang, tidurnya juga
tenang.
Obatnya ada tiga macam, yang warna orange namanya CPZ gunanya agar
Tn.Rtenang, yang putih ini namanya THP gunannya supaya rileks, dan yang merah
jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran tenang. Semuanya ini harus di minum
secara teratur 3 kali sehari pukul 7 pagi, 1 siang, dan 7 malam. Jangan dihentikan
sebelum berkonsultasi dengan Dokter karena dapat menyebabkan Tn.R kambuh
lagi.
Tn. R sudah mempunyai jadwal minum obat. Jika dia minta obat sesuai jadwal
berikan kata pujian.
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
b. Evaluasi Objektif
Setelah ini coba ibu lakukan semua yang sudah saya jelaskan tadi.
d. Kontrak
- Topik
54
Baiklah bagaimana kalausayadatang lagi kesini dan akan mencoba
melakukan langsung cara merawat Tn.R sesuai dengan pembicaraan kita
tadi
- Tempat
- Waktu
Enaknya besok berbincang-bincang lagi jam berapa bu? Kalau sama seperti
hari ini saja bagaimana bu? Baiklah, besok sayaakan berjumpa dengan Ibu
besok ya bu jam 08.00?
55
Nama : Jam : 08.00 WIB
A. PRA INTERAKSI
c. Tujuan :
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi Bu. Seperti janji kita kemrin, sekarang kita bertemu lagi.
b. Evaluasi/ Validasi
c. Kontrak
- Topik
- Tempat
56
Bagaimana Bu kalau kita langsung ke Tn.R saja, Tn R ada di taman.
- Waktu
Bagaimana kalau kita mengevaluasinya hanya 15 menit saja?
2. Kerja
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana, apaIbu sekarang mulai bisa merawat Tn.R sendiri?
b. Evaluasi Obyektif
Bagaimana, apa Ibu bisa melakukan yang kita pelajari bersama tadi?
Baiklah.
c.Rencana Tindak Lanjut
BagaimanaIbu juga bisa mengajari anggota keluarga yang lain, sehingga
nanti bisa mempermudah dan dapat membantu Ibu merawat Tn. R. Terima
kasih atas waktunya Ibu.
d. Kontrak
Topik
Ibu, kita besok bertemu lagi dan kita akan mencoba lagi cara merawat
Tn. R sampai Ibu lancar melakukannya.
Tempat
Waktu
57
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
PADA KLIEN WAHAM
A.PRAINTERAKSI
a. Kondisi Keluarga : Keluarga pasien sudah mengerti cara merawat klien, cara memberi
pujian kemampuan yang dimiliki klien dan cara memotivasi klien untuk minum obat
dan melakukan kegiatan positifnya.
Kondisi pasien : Pasien sudah mampu memahami realita. Klien dapat berkomunikasi
dengan baik. Klien sudah tidak marah-marah dan tidak curiga.
c. Tujuan :
B.STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a.Salam Terapeutik
58
Assalamualaikum, Selamat pagi Bu. Berjumpa lagi dengan saya hari ini saya
akan menguji apakah ibu sudah memahami apa yang saya sampaikan
kemarin?
b. Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaanIbu pagi ini?
c. Kontak
- Topik :
Baiklah, hari ini kita akan membahas masalah apa yang Ibu hadapi saat
merawat Tn. R dan saya akan menjelaskan bagaimana cara merawatnya?
Bagaimana Bu?
- Tempat :
- Waktu :
Sesuai kontrak kita yang sudah kita sepakati, kita akan berbincang-bincang
selama 15 menit.
2. Kerja
Sebaiknya Ibu tidak perlu khawatir dalam menghadapi sikap Tn. R yang sering
marah-marah dan merasa curiga.Hal yang harus Ibu lakukan adalah setiap Tn R
seperti itu Ibu dapat mencegah atau menenangkannya.
Ibu dapat bercakap-cakap dengan Tn. R untuk mengalihkan perhatiannya untuk
menghindari tindakan-tindakan yang akan di lakukannya.
Bagaimana kalau di coba lagi sekarang? Dan jangan lupa Ibu selalu memberikan
motivasi dan hal-hal yang baik/positif,ya bu?
Bu,Tn. R perlu minum obat ini agar pikirannya lebih tenang, sehingga dapat tidur
dengan nyenyak.
Obat ini harus di minum secara teratur setiap hari dan jangan dihentikan sebelum
berkonsultasi dengan dokter karena akan dapat menyebabkan Tn.R kambuh kembali.
Dan Ibu juga harus mengontrol Tn.R jangan sampai lupa minum obatnya, jika Tn.R
nantinya lupa belum minum obat dengan batas waktu lebih dari 4 jam, Tn.R tidak
boleh minum obatnya sebaiknya Ibu memberikan Tn.R untuk meminumnya di jam
berikutnya. Apakah Ibu sudah jelas?
Dan jangan lupa selalu kontrol untuk melihat perkembangan Tn.R ya Bu?
Tn. R sudah ada peningkatan sebelum Tn.R dapat dibawa pulang, Tn.R akan di
evaluasi lebih lanjut agar kondisinya tidak lagi kambuh.
59
3.Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan Ibu setelah berbincang-bincang dengan saya tentang cara
merawat Tn.R di rumah?
b. Evaluasi Obyektif
Setelah ini coba Ibu mengingat jadwal yang sudah dibuat untuk keluarga yang ada
di rumah ya Bu? Dan lakukan yang sudah saya jelaskan tadi dan tolong untuk
membantu Tn. R untuk meminum obatnya sesuai yang saya ajarkan tadi.
Hal-hal yang harus diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh Tn.R Ibu, misalnya selalu marah sendiri tanpa sebab dan sering menyalahkan
orang lain tanpa sebab juga. Sering tampak tegang dan kacau ketika marah,
menolak minum obat atau memperhatikan perilaku yang membahayakan orang lain
.jika hal ini terjadi tolong hubungi saya.
Dan jangan lupa selalu kontrol ya Bu? Jika obatnya sesudah habis Ibu bisa kesini
lagi untuk konsultasi.
Baiklah kalau begitu, saya kira cukup, ada yang perlu di tanyakan lagi Bu?
Iya sama-sama. Waalaikumsalam. (Rujukan Pulang)
60