Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan fakta
dan keyakinan tersebut mungkin aneh (misal, mata saya adalah komputer yang dapat
mengontrol dunia) atau bisa pula tidak aneh hanya sangat tidak mungkin, misal, FBI
mengikuti saya dan tetap dipertahankan meskipun telah diperlihatkan bukti-bukti yang
jelas untuk mengoreksinya. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan
beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada skizofrenia. semakin akut
psikosis semakin sering ditemui waham disorganisasi dan waham tidak sistematis.
Pasien ini tidak memperlihatkan gangguan pikiran dan mood yang perfasif seperti
yang ditemukan pada kondisi psikotik lain. Tidak ada afek datar atau afek tidak serasi,
halusinasi yang menonjol, atau waham aneh yang nyata. Pasien memiliki satu atau
beberapa waham, sering berupa waham kejar, dan ketidaksetiaan dan dapat juga
berbentuk waham kebesaran, somatik, atau eretomania.
Pasien pasien ini (cenderung berusia 40 -an) mungkin tidak dapat dikenali
sampai sistem waham mereka disadari oleh keluarga atau teman-temannya.Diagnosis
mungkin sulit karena pasien sangat tidak percaya pada pemeriksa dan tidak mencari
pengobatan secara sukarela. Mereka sering sangat sensitif, argumentatif, meskipun ia
dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan dalam hal hal di luar waham mereka, ia
cenderung mengalami isolasi sosial baik karena keinginan mereka sendiria tau akibat
ketidakramahan mereka (misal, pasangannya sering mengabaikan mereka). Apabila
terdapat disfungsi pekerjaan dan sosial, biasanya hal ini merupakan respon langsung
terhadap waham mereka.
Kondisi ini sering tampak membentuk kesinambungan klinis dengan kondisi
seperti kepribadian paranoid, skizofrenia paranoid, penggambaran mengenai batas batas
setiap sindrom menunggu penelitian lebih lanjut. Singkirkan gangguan afektif, ide ide
paranoid dan cemburu sering terdapat pada depresi.paranoid sering terdapat pada orang
tua dan pada orang yang menyalahgunakan zat stimulan.reaksi paranoid akut sering
ditemui pada pasien dengan delirium ringan dan pasien yang harus berada ditempat tidur
karena sakit (dan sensorisnya terganggu). Saat ini, kebermaknaan keadaan keluarga

1
seperti ini sebagai etiologi belum pasti.mekanisme pertahanan spesifik yang digunakan
oleh pasien biasanya penyangkalan, proyeksi, dan regresi.

I.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1 Apa yang dimaksud dengan waham
2 Bagaimana proses terjadinya waham?
3 Bagaimana pohon masalah pada waham?
4 Bagaimana manifestasi perilaku pada waha
5 Bagaimana proses keperawatan pada waham?

I.3. Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis merumuskan tujuan penulisan
sebagai berikut :
1 Untuk mengerti dan memahami pengertian dari waham
2 Untuk mengerti dan memahami proses terjadinya waham.
3 Untuk mengerti dan memahami pohin masalah pada waham.
4 Untuk mengerti dan memahami manifestasi perilaku pada waham.
5 Untuk mengerti dan memahami proses keperawatan pada waham.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI WAHAM

II.1. Pengertian Waham


Waham adalah kepercayaan yang salah terhadap objek dan tidak konsisten dengan
latar belakang intelektual dan budaya (Rawlins, 1993).
Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun
tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan
Sundeen, 1998).
Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu hal yang secara berlebihan dan
biasanya diuacapkan secara berulang tetapi hal tersebut tidak sesuai dengan kenyataan
(Haber,1982)
Waham merupakan keyakinan seseorang berdasarkan penelitian realistis yang
salah, keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang
budaya (Keliat, BA, 1998).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan ini berasal
dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol (Dep Kes RI, 2000).
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas
yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang
budaya, ketidakmampuan merespons stimulus internal dan eksternal melalui proses
interaksi / informasi secara akurat.

II.2. Jenis-jenis Waham


Jenis-jenis waham antara lain :

1 Waham Kebesaran
Menganggap nilai, kekuasaan, pengetahuan identitasnya terlalu tinggi
Contoh : saya ini titisan bung karno punya banyak perusahaan, punya rumah
diberbagai Negara dan bisa menyembuhkan berbagai penyakit
2 Waham Dosa
Keyakinan klien terhadap dirinya telah atau selalu salah atau berbuat dosa atau
perbuatannya tidak dapat diampuni lagi
3 Waham Curiga/Paranoid/Kejar

3
Keyakinan klien terhadap seseorang/kelompok secara berlebihan yang berusaha
merugikan, menciderai,menggangu, mengancam, memata-matai dan membicarakan
kejelekannya
Contoh : banyak polisi mengintai saya, tetangga saya ingin menghancurkan hidup
saya, suster akan meracuni makanan saya
4 Waham Somatik atau Hipokondria
Keyakinan klien terhadap tubuhnya/penampilan/fungsi tubuhnya sudah berubah (ada
sesuatu yang tidak beres)
Contoh : sum-sum tulang saya kosong, saya pasti terserang kanker, dalam tubuh saya
banyak kotoran, tubuh saya telah membusuk, tubuh saya menghilang
5 Waham Keagamaan
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai kenyataan
Contoh : tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya harus terus menerus
memakai pakaian putih setiap hari agar masuk surge
6 Waham Nihilistik
Meyakini bahwa dirinya/orang lain sudah tidak ada didunia/meninggal dunia
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan
Contoh : saya sudah menghilang dari dunia ini, semua yang ada disini adalah roh-
roh, sebenarnya saya sudah tidak ada didunia
7 Waham Bizar
- Sisip pikir yaitu keyakinan klien terhadap suatu pikiran orang lain disisipkan
kedalam pikiran dirinya
- Siar piker yaitu keyakinan klien bahwa ide dirinya dipakai oleh/disampaikan oleh
orang lain mengetahui apa yang ia pikirkan meskipun ia tidak pernah secara nyata
mengatakan kepada orang tersebut
- Control piker/waham pengaruh yaitu keyakinan kllien bahwa pikiran, emosi dan
perbuatannya selalu dikontrol/dipengaruhi oleh kekuatan diluar dirinya yang aneh

II.3. Proses Terjadinya Masalah Waham

4
a Etiologi
Salah satu penyebab dari perubahan proses fikir : waham yaitu gangguan
konsep diri: harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang
pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai ideal diri.
Waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masalalu atau
kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat
menetap dan sulit untuk dikoreksi. Adanya beberapa orang yang mempercayai klien
dalam lingkungan menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien
menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena
seringnya diulang ulang. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang
lain. Penting sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif
serta memperkaya keyakinan religiusnya bahwa apa- apa yang dilakukan
menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.keyakinan religiusnya bahwa
apa- apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.

b Fase-fase Waham

Proses terjadinya waham meliputi 6 fase, yaitu :


1 Fase lack of human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik
maupun psikis.Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang
dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin
dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya
untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan
ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara realiti dengan self ideal sangat
tinggi.

2 Fase lack of self esteem

Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self
ideal dengan self reality (keyataan dengan harapan) serta dorongn kebutuhan yang
tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya.

3 Fase control internal external

Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia
katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
keyataan, tetapi menghadapi keyataan bagi klien adalah suatu yang sangat berat,

5
karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan
diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut
belum terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba
memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal
ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan
menjaga perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau
konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan
orang lain.

4 Fase envinment support

Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya


menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu
yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang.
Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma
(super ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.

5 Fase comforting

Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap


bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya.
Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari
lingkungannya.Selanjutnya klien sering menyendiri dan menghindari interaksi
sosial (isolasi sosial).

6 Fase improving

Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu


keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul
sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak
terpenuhi (rantai yang hilang).Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi.
Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain.

c Faktor
1 Faktor Predisposisi

Faktor Perkembangan

6
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal
seseorang.
Hal ini dapat meningkatkan stres dan ansietas yang berakhir dengan gangguan
persepsi, klien menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual
dan emosi tidak efektif.
Faktor Sosial Budaya
Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan
timbulnya waham.
Faktor Psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/bertentangan, dapat
menimbulkan ansietas dan berakhir dengan peningkatan terhadap kenyataan.
Faktor Biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel di
otak, atau perubahan sell kortikal dan limbik.
Faktor Genetik

2 Faktor Presipitasi
Faktor Sosial Budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau
diasingkan dari kelompok.
Faktor Biokimia
Dopamin, nerepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi
penyebab waham ada seseorang.
Faktor Psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi
masalah sehingga klien.

d Rentang Respon Neurobiologi


Respon Adaptif Respon
Maladaptif
1 Pikiran logis 1 Kadang proses 1 Gangguan isi piker :
piker terganggu waham
2 Persepsi akurat
2 Ilusi 2 Perubahan proses
3 Emosi konsisten emosi
dengan pengalaman 3 Emosi berlebihan
7
3 Perilaku tidak
4 Perilaku sesuai 4 Berperilaku yang terorganisasi
tidak biasa
5 Hubungan social 4 Isolasi sosial
8
e Patofisiologi

Fase-fase : Kebutuhan tidak terpenuhi

1 Fase lack of human need

2 Fase lack of self esteem


Gangguan ideal tidak
3 Fase environment support sama realitas dan tidak

4 Fase comforting disetujui oleh pemikiran

Rentang Respon
Ada support lingkungan
Kadang proses Pikir
terganggu

Ilusi

Nyaman berbohong
Emosi Berlebihan

Berperilaku yang
tidak biasa

Perubahan isi pikir: Curiga


Waham berlebihan,
dosa

Resiko tinggi Hygine kurang, Muka Mengasingkan


menciderai pucat, BB menurun diri
dirinya sendiri,
orang lain,
lingkungan Defisit perawatan diri ISOS

9
II.4. Tanda dan Gejala

1 Kognitif
a Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
b Individu sangat percaya pada keyakinannya
c Sulit berpikir realita
d Tidak mampu mengambil keputusan
2 Afektif
a Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b Afek tumpul
3 Perilaku dan hubungan social
a Hipersensitif
b Hubungan interpersonal dengan orang lain tumpul
c Mengancam secara verbal
d Aktivitas tidak tepat
e Curiga

Tanda dan gejala yang lain yang bisa terjadi pada waham yaitu sebagai berikut:
a Menolak makan.
b Tidak ada perhatian pada perawatan diri.
c Mudah tersinggung
d Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
e Menghindar dari orang lain.
f Mendominasi pembicaraan.

II.5. Konsep Asuhan Keperawatan


a Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian
terdiri dari pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data
yang dikumpulkan melalui data biologis, psikologis, social dan spiritual. (Keliat, Budi
Ana, 1998 : 3)
Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat saudara gunakan sebagai
panduan untuk mengkaji pasien dengan waham :

10
1 Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan dan
menetap?

2 Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien
cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?

3 Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak
nyata?

4 Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?

5 Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?

6 Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain
atau kekuatan dari luar?

7 Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan


lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?

Selama pengkajian saudara harus mendengarkan dan memperhatikan semua


informasi yang diberikan oleh pasien tentang wahamnya. Untuk mempertahankan
hubungan saling percaya yang telah terbina jangan menyangkal, menolak, atau
menerima keyakinan pasien.

Adapun isi dari pengkajian tersebut adalah :

1 Identitas klien
Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang : nama mahasiswa, nama
panggilan, nama klien, nama panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan,
topik yang akan dibicarakan. Tanyakan dan catat usia klien dan No RM, tanggal
pengkajian dan sumber data yang didapat.

2 Alasan masuk
Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau dirawat di rumah sakit,
biasanya berupa menyendiri (menghindar dari orang lain), komunikasi kurang
atau tidak ada, berdiam diri di kamar, menolak interaksi dengan orang lain, tidak
melakukan kegiatan sehari-hari, dependen, perasaan kesepian, merasa tidak aman
berada dengan orang lain, merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu, tidak

11
mampu berkonsentrasi, merasa tidak berguna dan merasa tidak yakin dapat
melangsungkan hidup. Apakah sudah tahu penyakit sebelumnya, apa yang sudah
dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah ini.

3 Faktor predisposisi
Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan jiwa, bagaimana hasil
pengobatan sebelumnya, apakah pernah melakukan atau mengalami kehilangan,
perpisahan, penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan
atau frustrasi berulang, tekanan dari kelompok sebaya, perubahan struktur social,
terjadi trauma yang tiba-tiba misalnya harus di operasi, kecelakaan, perceraian,
putus sekolah, PHK, perasaan malu karena sesuatu yang terjadi (korban
perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba), mengalami kegagalan dalam
pendidikan maupun karier, perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien atau
perasaan negative terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.

4 Faktor presipitasi
Stressor presipitasi umumnya mencakup kejadian kehidupan yang penuh stress
seperti kehilaangan, didikan yang keras dari keluarga yang mempengaruhi
kemampuan individu untuk memiliki perasaan egois serta menyebabkan ansietas.
Pada pasien waham tingkat emosional yang tinggi akan kepercayaan akan dirinya
adalah sesuatu yang pantas untuk ditirukan an diyakini akan menimbulkan
berbagai masalah dalam kehidupannya.

5 Pemeriksaan fisik
Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan apakah ada
keluhan fisik yang dirasakan klien.

6 Psikososial
a Genogram
Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari pola
komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.

b Konsep diri
1 Gambaran diri

12
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai,
reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak disukai dan bagian yang
disukai.
2 Identitas diri
Klien dengan waham mengalami ketidakpastian memandang diri, sukar
menetapkan keinginan dan tidak mempu mengambil keputusan.
3 Fungsi peran
Pada klien dengan waham bisa berubah atau berhenti fungsi peran yang
disebabkan penyakit, proses menua, putus sekolah, PHK, perubahan yang
terjadi saat klien sakit dan dirawat.
4 Ideal diri
Mengungkapkan keputusasaan karena penyakitnya :mengungkapkan
keinginan yang terlalu tinggi.

5 Harga diri.
Adanya gangguan harga diri rendah karena perasaan negatif terhadap diri
sendiri,hilangnya rasa percaya diri dan merasa gagal mencapai tujuan.
c Hubungan sosial
Pasien dengan waham memiliki hubungan sosial sesuai dengan jenis waham
yang dialami. Misalnya waham curiga , klien menghindari orang lain.

d Spiritual
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah/menjalankan keyakinan, kepuasan dalam
menjalankan keyakinan.

7 Status mental
a Penampilan
Pada pasien waham penampilannya sesuai dengan waham yang dialami.
Misalnya pada waham agama berpakaian seperti seorang ustadz.

b Pembicaraan
Pada pasien waham cenderung pembicaraannya selalu mengarah ke
wahamnya,bicara cepat,jelas tapi berpindah-pindah,isi pembicaraan tidak
sesuai dengan kenyataan.

c Aktivitas motorik

13
Klien waham cenderung bersikap aneh
d Afek dan Emosi
Euforia : rasa senang, riang gembira, bahagia yang berlebihan tidak sesuai
dengan keadaan.
Kesepian : merasa dirinya ditinggalkan/ dipisahkan dari atau yang lainnya.
e Interaksi selama wawancara
Defensif : selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya.
f PersepsiSensori
1 Tidak ada halusinasi
2 Tidak ada ilusi
3 Tidak ada depersonalisai
4 Tidak ada realisasi
5 Tidak ada gangguan somatusensorik
g Proses Pikir
1 Arus pikir dan bentuk pikir
Derreistik : bentuk pemikiran tidak sesuai kenyataan yang ada atau tidak
mengikuti logika secara umum)
2 Isi pikir
Pada pasien waham isi pikirnya sesuai wahamnya.
Waham agama yaitu keyakinan bertema tentang agama/kepercayaan yang
berlebihan.

Waham somatic/hipokondrik yaitu keyakinan klien terhadap tubuhnya ada


sesuatu yang tidak beres, seperti ususnya busuk, otaknya mencair,
perutnya ada kuda.

Waham kebesaran yaitu keyakinan klien terhadap suatu kemampuan,


kekuatan, pendidikan, kekayaan atau kekuasaan secara luar biasa,
seperti Saya ini ratu adil, nabi, superman dan lain-lain.

Waham curiga/kejaran yaitu keyakinan klien terhadap seseorang/


kelompok secara berlebihan yang berusaha merugikan, mencederai,
mengganggu, mengancam, memata-matai dan membicarakan
kejelekan dirinya.

14
Waham nihilistik yaitu keyakinan klien terhadap dirinya/orang lain sudah
meninggal/dunia sudah hancur dan sesuatunya tidak ada apa-apanya
lagi.

Waham dosa yaitu keyakinan klien terhadap dirinya telah/selalu


salah/berbuat dosa/perbuatannya tidak dapat diampuni lagi.

Waham bizar terdiri dari:

Sisip pikir yaitu keyakinan klien terhadap suatu pikiran orang lain
disisipkan ke dalam pikiran dirinya.

Siar pikir/broadcasting yaitu keyakinan klien bahwa ide dirinya


dipakai oleh/disampaikan kepada orang lain mengetahui apa yang
ia pikirkan meskipun ia tidak pernah secara nyata mengatakan pada
orang tersebut.

Kontrol pikir/waham pengaruh yaitu keyakinan klien bahwa


pikiran, emosi dan perbuatannya selalu dikontrol/dipengaruhi oleh
kekuatan di luar dirinya yang aneh.

8. Tingkat Kesadaran
Kesadaran berubah : kesadaran yang tidak menurun, tidak meninggi, tidak nomal,
bukan disosiasi, hal ini karena kemampuan untuk mengadakan (relasi) dan
pembatasan (limitasi) terhadap dunia luar ( diluar dirinya ) sudah terganggu dan
secara kualitas pada taraf tidak sesuai dengan kenyataan.

9 Memori
Konfabulasi : ingatan yang keliru ditandai dengan pembicaraan tidak sesuai
kenyataan, memasukkan cerita tidak benar untuk menutupi gangguan daya
ingatnya.

10. Tingkat Konsentrasi dan berhitung


Klien waham mampu berkonsentrasi dan mampu berhitung

11. Kemampuan Penilaian

15
a Gangguan ringan
b Gangguan bermakna

12. Daya Tilik


Menyalahkan hal-hal di luar dirinya, bilamana ia cenderung menyalahkan orang
lain/lingkungan dan ia merasa orang lain / lingkungan di luar dirinya yang
menyebabkan ia seperti ini.

b. Diagnosa Keperawatan

Effect: RESIKO TINGGI PERILAKU


KEKERASAN

Core Problem: GANGGUAN ISI PIKIR:


WAHAM

Causa: HARGA DIRI RENDAH (HDR)

a. Perubahan proses pikir : waham

b. Resiko tinggi perilaku kekerasan : resiko mencederai diri, orang lain.

c. Harga diri rendah ; kronis

c Nursing Care Plan ( NCP )

Perencanaan Intervensi Rasional

16
Tujuan Kriteria Evaluasi
Tujuan umum : Klien
dapat berkomunikasi
dengan baik dan
terarah
TUK 1 : 1. Ekspresi wajah bersahabat 1. Bina hubungan Hubungan saling
Klien dapat membina 2. Ada kontak mata saling percaya percaya menjadi
hubungan saling 3. Mau berjabat tangan dengan dasar interaksi
percaya 4. Mau menjawab salam menggunakan selanjutnya
5. Klien mau duduk prinsip komunikasi sehingga dapat
berdampingan terapeutik terbina hubungan
6. Klien mau mengutarakan a. sapa klien dengan saling percaya
rasanya ramah baik verbal dan klien lebih
maupun non verbal terbuka merasa
b. perkenalkan diri aman dan mau
dengan sopan berinteraksi
c. tanyakan nama
lengkap dan nama
panggilan yang
disukai
d. jelaskan tujuan
pertemuan
e. jujur dan
menempati janji
f. tunjukan sikap
empati dan
menerima klien apa
adanya

2. Jangan
membantah dan
mendukung waham
klien
a. katakana perawat

17
menerima keadaan
keyakinan klien.
sayamenerima
keyakinan anda.
b. katakana perawat
tidak mendukung.
sukar bagi saya
untuk dapat
mempercayainya.

3. Yakinkan klien
dalam keadaan
aman dan
terlindung
a. anda berada di
tempat yang aman
dan terlindung.
b. Gunakan
keterbukaan dan
kejujuran, jangan
tinggalkan klien
sendirian.
TUK 2 : 1. Klien mampu 1. Beri pujian pasa Meningkatkan
Klien dapat mempertahankan aktivitas penampilan dan orientasi klien
mengidentifikasikan sehari-hari kemampuan klien pada realita dan
kemampuan yang 2.Klien dapat mengontrol yang realistis meningkatkan
dimiliki wahamnya 2. Diskusikan rasa percaya
dengan klien klien pada
kemampuan yang perawat
dimiliki pada waktu
lalu dan saat ini
yang realistis (hari-
hari terlibat diskusi
dengan waham).

18
3. Tanyakan apa
yang bisa dilakukan
(kaitkan dengan
aktivitas sehari-hari
dan perawatan diri)
kemudian anjurkan
untuk melakukan
saat ini
4. Jika klien selalu
bicara tentang
wahamnya
dengarkan sampai
kebutuhan waham
tidak ada (perawat
perlu
memperhatikan
bahwa klien
penting).
TUK 3 : 1. Kebutuhan klien terpenuhi 1. Observasi Reinforcement
Klien dapat 2. Klien dapat melakukan kebutuhan klien adalah penting
mengidentifikasi aktivitas secara terarah sehari-hari untuk
kebutuhan yang tidak 3. Klien tidak 2. Diskusikan meningkatkan
terpenuhi menggunakan/membicarakan kebutuhan klien kesabaran diri
wahamnya yang tidak klien.
terpenuhi selama Mengetahui
dirumah maupun penyebab curiga
dirumah sakit dan intervensi
3. Hubungkan selanjutnya
kebutuhan yang
tidak terpenuhi
dengan timbulnya
waham
4. Tingkatkan
aktivitas yang dapat

19
memenuhi
kebutuhan klien dan
memerlukan waktu
dan tenaga
5. Atur situasi agar
klien tidak
mempunyai waktu
untuk menggunakan
wahamnya
TUK 4 : 1. Klien mampu berbicara 1. Berbicara dengan Dengan
Klien dapat secara realitas klien dalam konteks meningkatkan
berhubungan dengan 2. Klien mengikuti terapi realitas (realitas aktifitas tidak
realitas aktivitas kelompok diri, realitas orang akan mempunyai
lain, waktu dan waktu untuk
tempat) mengikuti
2. Sertakan klien wahamnya
dalam terapi
aktivitas
kelompok :
orientasi realitas
3. Berikan pujian
pada tiap kegiatan
positif yang
dilakukan klien

TUK 5 : 1. Keluarga dapat membina 1. Diskusikan Reinforcement


Klien dapat hubungan saling percaya dengan keluarga adalah penting
dukungan keluarga 2. Keluarga dapat tentang untuk
menyebutkan pengertian , - gejala waham meningkatkan
tanda dan tindakan untuk - cara merawatnya kesadaran klien
merawat klien dengan waham - lingkungan akan realitas
keluarga
- follow up dan obat
2. Anjurkan

20
keluarga
melaksanakan
dengan bantuan
perawat
TUK 6 : 1. Klien menyebutkan 1. Diskusikan Perhatian
Klien dapat manfaat, dosis, dan efek dengan klien dan keluarga dan
menggunakan obat samping obat keluarga tentang pengertian
dengan benar 2. Klien dapat obat, dosis, keluarga akan
mendemonstrasikan frekuensi, efek, dan dapat membantu
penggunaan obat dengan benar akibat penghentian klien dalam
3. Klien memahami akibat 2. Diskusikan mengendalikan
berhentinya obat tanpa perasaan klien wahamnya
konsultasi setelah makan obat
4. Klien dapat menyebutkan 3. Berikan obat Obat dapat
prinsip dalam penggunaan dengan prinsip 5 mengontrol
obat benar dan observasi waham yang
setelah makan obat dialami klien

d Implementasi

Strategi pelaksaan (SP) berdasarkan pertemuan

a SP 1 pasien
1 Mengidentifikasi kebutuhan.
2 Pasien bicara konteks realita.
3 Latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya.
4 Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien.
b SP 2 pasien :
1 Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
2 Identifikasi potensi/kemampuan yang dimiliki.
3 Pilih dan latih potensi kemampuan yang dimiliki.
4 Masukan dalam jadwal kegiatan pasien.
c SP 3 pasien :
1 Evaluasi kegiatan yang lalu(SP 2)
2 Memilih kemampuan lain yang dapat dilakukan.
3 Pilih dan letih potensi kemampuan lain yang dimiliki
4 Masukan dalam jadwal.
d SP 1 keluarga :
1 Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien.

21
2 Menjelaskan proses teradinya waham.
3 Menjelaskan tentang cara merawat pasien waham.
4 Latih (stimulasi) cara merawat.
5 RTL keluarga/jadwal untuk merawat pasien.
e SP 2 keluarga :
1 Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
2 Melatih keluarga merawat langsung pasien dengan harga diri rendah.
3 Menyusun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien.
f SP 3 keluarga
1 Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
2 Evaluasi kemampuan pasien.
3 Rencana tidak lanjut keluarga dengan follow up dan rujukan.

22
BAB III

TINJAUAN KASUS WAHAM

3.1Kasus
Tn. K, berusia 38 tahun seorang pegawai pabrik yang baru saja terkena PHK.
Dengan keadaan ekonomi yang rendah Tn. K merasa kebingungan dan putus asa untuk
membiayai kehidupan sehari-harinya. Tn. K terbebani oleh biaya sekolah ketiga anaknya
yang masih perlu biaya banyak. Selain itu Tn. K terdesak oleh tuntutan dari istrinya untuk
segera mendapatkan uang yang banyak. dan setelah lama Tn. K tidak mendapatkan
pekerjaan dan dengan keadaan mendesak Tn. K terbesit memikirkan untuk mendapatkan
uang banyak dengan cara mencuri. Lalu pada suatu ketika Tn. K mencuri kemudian
akhirnya tertangkap dan masuk penjara. Setelah sekian lama di penjara akhirnya Tn. K
bebas dari penjara dan kembali ke lingkungan sebelum saat masuk penjara.
Setelah kejadian itu, saat setiap bertemu orang Tn. K selalu dituduh akan mencuri
barang tetangganya. Dia merasa rendah diri, kemudian dia sejak saat itu bertingkah aneh.
Dia mengulang-ulang kata orang-orang sedang mengejar saya,saya harus sembunyi,
padahal tidak ada orang yang mengejarnya atau berniat jahat padanya. Kesehariannya dia
banyak menyendiri. Karena istrinya merasa khawatir, akhirnya Tn.K dibawa ke RSJ
dengan alasan sering marah-marah dan merasa ketakutan. Saat diwawancara, Tn.K selalu
berusaha mempertahankan pendapatnya dan merasa curiga. Dari hasil observasi didapat
data tentang klien, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 90x/menit, frekuensi pernafasan
20x/menit, suhu : 37,5oC

3.2Pembahasan

PENGKAJIAN

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

23
Ruang Rawat :

I. IDENTITAS KLIEN

Nama : Tn. K

Umur : 38 tahun

Nomor CM :

II. KELUHAN UTAMA

Pasien mengatakan seperti ada yang mengejarnya atau berniat jahat padanya.

III. ALASAN MASUK

Istrinya merasa khawatir karena sering marah-marah dan merasa ketakutan.

IV. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa masa lalu ? px tidak pernah mengalami gangguan
jiwa pada masa lalu.

2. Pengobatan Sebelumnya ?px belum pernah melakukan pengobatan

3. Trauma : px tidak pernah mengalami trauma fisik

4. Anggota Keluarga yang gangguan jiwa

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

Bila ada : Hubungan keluarga :

Gejala :-

Riwayat pengobatan : -

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ?

V. PEMERIKSAAN FISIK

24
1. Tanda vital

TD:120/80 mmHg N:90x/menit RR:20x/menit S:37,5oC

2. Ukuran

TB : 160 cm BB : 65 kg

3. Keluhan fisik

Tidak memiliki keluhan fisik.

VI. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

Tidak ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa

2. Konsep diri

a. Gambaran diri : Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah keturunan tuhan

b. Identitas diri : Pasien sukar menentukan keinginan

c. Peran : Berubah peran karena pasien memiliki ilmu agama yang


terlalu tinggi

d. Ideal diri : Mengungkapkan bahwa dirinya adalah keturunan tuhan

e. Harga diri : Perasaan marah karena selalu dituduh oleh orang lain.

3. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti : Istri

b. Peran serta kegiatan kelompok / masyarakat : Tidak berperan dalam kelompok


masyarakat

4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :selalu dituduh akan mencuri barang
tetangganya padahal px tidak melakukan hal tersebut.

5. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : Px tetap beribadah sesuai agamanya.

25
b. Kegiatan ibadah : ibadah px selalu tepat waktu

VII. STATUS MENTAL

1. Penampilan : tidak rapi karena px sering berlarian saat di dekati oleh orang lain

2. Pembicaraan : gagap karena px merasa ketakutan saat di dekati orang lain.

3. Aktifitas Motorik : px merasa tegang dan tremor saat di lakuakan pendekatan pada
dirinya

4. Afek dan emosi

a. Afek : tumpul

b. Alam perasaan ( emosi ) : px merasa ketakutan karena

5. Interaksi selama wawancara : curiga dan mudah tersinggung karena merasa dirinya
tidak melakukan hal yang dituduhkan orang lain .

6. Persepsi-Sensori

Apakah ada gangguan : tidak memiliki gangguan dalam sonsori

Halusinasi : px tidak mengalami halusinasi

Illusi : px tidak mengalami ilusi

7. Proses Pikir

a. Proses pikir ( arus dan bentuk piker )

Perseverasi

Jelaskan : karena pasien mengulang kata orang-orang sedang mengejar


saya, saya harus sembunyi

b. Isi pikir

26
Social isolation : px dikucilkan dari lingkungan sekitarnya atau masyarakat,
merasa ditolak, tidak disukai orang lain, dan tidak enak berkumpul dengan
orang lain.

Waham : waham curiga

8. Tingkat kesadaran : px merasa bingung karena selalu merasa ia dikejar oleh orang lain

Adakah gangguan orientasi ( disorientasi ) : tidak ada

9. Memori : gangguan daya ingat jangka panjang karena setelah kejadian itu px setiap
bertemu orang selalu dituduh akan mencuri barang,

10. Tingkat konsentrasi dan berhitung : px selalu berfokus pada argumennya tetang
banyak orang yang menuduhnya mencuri barang

11. Kemampuan Penilaian: gangguan bermakna karena px tidak mampu mengambil


keputusan meskipun secara sederhana dan mendapatkan bantuan dari orang lain.

12. Daya tilik diri : menyalahkan hal-hal yang diluar dirinya karena

VIII. KEBUTUHAN PERKEMBANGAN PULANG

1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan

Kemampuan memenuhi kebutuhan Ya Tidak


Makanan
Keamanan
Perawatan kesehatan
Pakaian
Transportasi
Tempat tinggal
Keuangan
Lain-lain

2. Kegiatan hidup sehari-hari

a. Perawatan diri : px dapat melakukan perawatan diri secara mandiri

b. Nutrisi

27
Apakah anda puas dengan pola makan anda ? px puas dalam makan

Apakah anda makan memisahkan diri ? px makan bersama keluarga tapi tanpa
komunikasi

Frekuensi makan sehari ? 3x sehari

Nafsu makan : nafsu makan biasa

Berat badan

BB tetap

BB saat ini 65 kg

BB terendah 60 kg

BB tertinggi 70 kg

c. Tidur

- Apakah ada masalah tidur ? px tidak memliki masalah saat tidur


- Apakah merasa segar setelah bangun tidur ? px merasa segar setelah
bangun tidur.
- Apakah ada kebiasaan tidur siang ? px tidak pernah tidur siang.
- Apakah ada yang meonolong anda mempermudah untuk tidur ? tidak ada
- Tidur malam jam? 22.00 WIB
- Bangun jam ? 08.00 WIB
- Rata rata tidur malam 10 jam
- Apakah ada gangguan tidur ? tidak mengalami kesulitan mengawali tidur
3. Kemampuan klien dalam hal hal berikut ini :

Mengantisipasi kehidupan sehari hari: tidak

Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri: tidak

Mengatur penggunaan obat : tidak

Melakukan pemeriksaan kesehatan : tidak

4. Klien memiliki sistem pendukung

Keluarga : ya

Teman sejawad : tidak

28
Terapis: tidak

Kelompok social : tidak karena px merasa selalu dituduh mencuri oleh orang lain
disekitarnya.

5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi: px tidak
mempunyai pekerjaan.

IX. MEKANISME KOPING

Adaptif Mal adaptif


x Bicara dengan orang lain x Minum alkohol
x Mampu menyelesaikan masalah x Bekasi lambat / berlebihan
x Tehnik relaksasi x Bekerja berlebihan
x Aktifitas konstruktif Menghindar
x Olah raga x Menciderai diri
Lain lain Lain - lain

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya : px selalu dituduh oleh sekelompok


orang disekitarnya mencuri

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya : lingkungan disekitarnya selalu


menuduh dirinya seorang pencuri

Masalah dengan pendidikan, spesifiknya

Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya : px telah di PHK di tempat kerjanya

Masalah dengan perumahan, spesifiknya

Masalah dengan ekonomi, spesifiknya : ekonomi px terganggu karena

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya

Masalah lainnya, spesifiknya

XI. PENGETAHUAN KURANG TENTANG

Koping : px merasa dirinya selalu ada yang mengikuti atau mengejarnya

XII. ASPEK MEDIS

29
Diagnosa medik :

Terapi medik :

3.2.1 Analisa Data


No Data Masalah Keperawatan
1. DS : Resiko gangguan
komunikasi
Klien mengatakan waktunya tidak ada untuk
verbal
berkomunikasi dengan orang lain karena tiap ada
orang selalu merasa curiga dan ketakutan.

DO :

Klien lebih sering menyendiri.

2. DS : Gangguan proses pikir :


waham
Klien mengulang-ulang kata orang-orang
sedang mengejar saya,saya harus sembunyi

DO :

Klien terus membicarakan bahwa ada orang yang


akan berniat jahat padanya.

3. DS : Harga diri rendah

Klien merasa rendah diri, ketakutan

DO :

Klien lebih sering menyendiri.


Effect: RESIKO TINGGI PERILAKU
KEKERASAN

3.2.2 Pohon Masalah

Core Problem: GANGGUAN ISI PIKIR:


WAHAM

30

Causa: HARGA DIRI RENDAH (HDR)


3.2.3 Diagnosa Prioritas
Perubahan proses pikir : waham curiga

3.2.4 NCP

Tgl Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional


Tujuan Kriteria Evaluasi
keperawatan
Risiko Tujuan 1. Ekspresi 1.1 Bina Hubungan
mencederai umum: wajah hubungan saling percaya
diri/orang Klien dapat bersahabat saling percaya menjadi dasar
lain/lingkung berkomunikasi 2. Ada kontak dengan interaksi
an dengan dengan baik mata menggunakan selanjutnya
waham dan terarah. 3. Mau berjabat prinsip sehingga
tangan komunikasi dapat terbina
TUK 1 : Klien 4. Mau terapeutik. hubungan
dapat membina menjawab a. Sapa klien saling percaya
hubungan salam dengan dan klien
saling percaya 5. Klien mau ramah baik lebih terbuka
duduk verbal merasa aman
berdampingan maupun non dan mau
6. Klien mau verbal berinteraksi
mengutarakan b. Perkenalkan
rasanya diri dengan

31
sopan
c. Tanyakan
nama
lengkap dan
nama
panggilan
yang disukai
d. Jelaskan
tujuan
pertemuan
e. Jujur dan
menepati
janji
f. Tunjukan
sikap empati
dan
menerima
klien apa
adanya
1.2 Jangan
membantah
dan
mendukung
waham klien
a. Katakan
perawat
menerima
keadaan
keyakinan
klien. saya
menerima
keyakinan
anda .
b.Katakan

32
perawat
tidak
mendukung.
sukar bagi
saya untuk
dapat
mempercaya
inya.
1.3 Yakinkan
klien dalam
keadaan aman
dan
terlindung.
a. Anda
berada di
tempat yang
aman dan
terlindung
b. Gunakan
keterbukaan
dan
kejujuran,
jangan
tinggalkan
klien
sendirian.

2.1 Beri pujian


TUK 2 : pada Meningkatkan
Klien dapat Kriteria evaluasi penampilan orientasi klien
mengidentifika 1. Klien mampu dan pada realita
sikan mempertahan kemampuan dan
kemampuan kan aktivitas klien yang meningkatkan
yang dimiliki sehari-hari realistis. rasa percaya

33
2. Klien dapat klien pada
mengontrol 2.2 Diskusikan perawat
wahamnya dengan klien
kemampuan
yang dimiliki
pada waktu
lalu dan saat
ini yang
realistis. (hari-
hari terlibat
diskusi
dengan
waham).
2.3 Tanyakan apa
yang bisa
dilakukan
(kaitkan
dengan
aktivitas
sehari-hari
dan perawatan
diri) kemudian
anjurkan
untuk
melakukan
saat ini.
2.4 Jika klien
selalu bicara
tentang
wahamnya
dengarkan
sampaikebutu
han waham
tidak ada.

34
(perawat perlu
memperhatika
n bahwa klien
penting).

TUK 3 : 3.1.Observasi Reinforcement


Klien dapat Kriteria kebutuhan adalah penting
mengidentifika Evaluasi klien sehari- untuk
si kebutuhan 1. Kebutuhan hari meningkatkan
yang tidak klien 3.2.Diskusikan kesabaran diri
terpenuhi terpenuhi kebutuhan klien.
2. Klien dapat klien yang Mengetahui
melakukan tidak penyebab
aktivitas terpenuhi curiga dan
secara terarah selama di intervensi
3. Klien tidak rumah selanjutnya.
menggunakan/ maupun di
membicarakan rumah sakit.
wahamnya 3.3.Hubungkan
kebutuhan
yang tidak
terpenuhi
dengan
timbulnya
waham
3.4.Tingkatkan
aktivitas yang
dapat
memenuhi
kebutuhan
klien dan
memerlukan
waktu dan
tenaga.

35
3.5.Atur situasi
agar klien
tidak
mempunyai
waktu untuk
menggunakan
wahamnya

TUK 4: 4.1 Berbicara Dengan


Klien dapat dengan klien meningkatka
berhubungan Kriteria dalam konteks n aktivitas
dengan Evaluasi: realitas tidak akan
realitas. 1. Klien mampu (realitas mempunyai
berbicara diri,realitas waktu untuk
secara realitas orang lain, mengikuti
2. Klien waktu dan wahamnya.
mengikuti tempat)
terapi aktivitas 4.2 Sertakan klien
kelompok dalam terapi
aktivitas
kelompok :
orientasi
realitas
4.3 Berikan
pujian pada
tiap kegiatan
positif yang
dilakukan
klien.

TUK 5: 5.1 Diskusikan Reinforcement


Klien dapat Kriteria dengan adalah penting
dukungan Evaluasi: keluarga untuk

36
keluarga 1. Keluarga tentang. meningkatkan
dapat Gejala kesadaran
membina waham klien akan
hubungan Cara realitas
saling percaya merawatnya
dengan Lingkungan
perawat keluarga
2. Keluarga
Follow up
dapat
dan obat
menyebutkan
5.2 Anjurkan
pengertian,
keluarga
tanda dan
melaksanakan
tindakan untuk
dengan
merawat klien
bantuan
dengan waham
perawat
6.1 Diskusikan
TUK 6: Perhatian
dengan klien
Klien dapat keluarga dan
dan keluarga
menggunakan pengertian
tentang obat,
obat dengan Kriteria keluarga akan
dosis,
benar Evaluasi: dapat
frekuensi, efek
1. Klien membantu
dan akibat
menyebutkan klien dalam
penghentian
manfaat, dosis mengendalikan
6.2 Diskusikan
dan efek wahamnya
perasaan klien
samping obat
setelah makan
2. Klien dapat Obat dapat
obat
mendemonstra mengontrol
6.3 Berikan obat
sikan waham yang
dengan prinsip
penggunaan dialami klien
5 benar dan
obat dengan
observasi
benar
setelah makan
3. Klien
obat
memahami

37
akibat
berhentinya
obat tanpa
konsultasi
4. Klien dapat
menyebutkan
prinsip dalam
penggunaan
obat

3.2.5 IMPLEMENTASI
Strategi pelaksaan (SP) berdasarkan pertemuan SP 1 pasien

1. Mengidentifikasi kebutuhan.
2. Pasien bicara konteks realita.
3. Latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya.
4. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien.
SP 2 pasien :
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
2. Identifikasi potensi/kemampuan yang dimiliki.
3. Pilih dan latih potensi kemampuan yang dimiliki.
4. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien.
SP 3 pasien :
1. Evaluasi kegiatan yang lalu(SP 2)
2. Memilih kemampuan lain yang dapat dilakukan.
3. Pilih dan letih potensi kemampuan lain yang dimiliki
4. Masukan dalam jadwal.
SP 1 keluarga :
1. Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien.
2. Menjelaskan proses teradinya waham.
3. Menjelaskan tentang cara merawat pasien waham.
4. Latih (stimulasi) cara merawat.
5. RTL keluarga/jadwal untuk merawat pasien.
SP 2 keluarga :
1. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
2. Melatih keluarga merawat langsung pasien dengan harga diri rendah.
3. Menyusun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien.

38
SP 3 keluarga
1. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
2. Evaluasi kemampuan pasien.
3. Rencana tidak lanjut keluarga dengan follow up dan rujukan.

39
3.2.6 Strategi Perencanaan Tindakan Keperawatan

PROPOSAL STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)


PADA KLIEN WAHAM

Pertemuan : Ke-1 Tanggal :


Nama : Jam : 08.00 WIB

A. PRA INTERAKSI
1. Kondisi : Klien merasa rendah diri, bertingkah aneh, banyak menyendiri, sering
marah-marah dan merasa ketakutan. Klien selalu mempertahankan pendapatnya dan
merasa curiga.
2. Diagnosa : Waham Curiga
3. Tujuan :
TUK 3: Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi.
TUK 4: Klien dapat berhubungan dengan realitas.
4. Rencana Tindakan Keperawatan : SP 1 (Pasien)
a. Mengidentifikasi kebutuhan.
b. Klien bicara konteks realita.
B.STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi pak? Perkenalkan nama saya...Bapak bisa panggil saya... Saya
mahasiswa dari STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto.Saya bertugas disini selama
1 minggu, dan pasti bapak akan sering ketemu saya nanti.
Kalau boleh tahu. Bapak namanya siapa? Dan senang dipanggil siapa??

b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bapak pagi ini?
Bagaimana ceritanya sampai bapak di bawa kesini? Coba ceritakan kepada
saya.
c. Kontrak
- Topik

40
Bapak, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang perasaan bapak saat
ini? Tapi sebelum kita bercakap cakap, apakah ada hal yang bapak tanyakan
atau keluhkan saat ini?
- Tempat
Supaya kita lebih enak mengobrolnya, bagaimana kalau kita berbincang
bincang di teras depan saja?
- Waktu
Apakah bapak sibuk hari ini, kalo bapak sibuk, bagaimana kalo kita
berbincang bincangnya hanya 15 menit saja?
2. Kerja
Dulu Bapak bekerja dimana? Oh..bapak dulu seorang lurah ya,! (Wahh hebat ya
bapak, saya juga ingin bisa memimpin seperti bapak).
(jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham
tidak ada. Perawat perlu memperhatikan bahwa klien penting. Karena dengan begitu
klien merasa diperhatikan sehingga klien akan mengungkapkan perasaannya).
Memberikan pujian pada setiap kegiatan positif yang dilakukan klien.
Memberikan pujian kepada kemampuan klien yang realistis
Diskusikan kebutuhan klien apa aja hal yang tidak terpenuhi selama di rumah sakit
atau dirumah
(Apa keinginan bapak yang belum dilakukan selama di rumah dan di sini?)
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Baiklah pak sampai disini dulu ya bincang-bincang kita.
Sekarang bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang tadi?
b. Evaluasi objektif
Klien dapat menceritakan hal hal yang selama ini dialami oleh klien, dan
menceritakan kebutuhannya yang belum terpenuhi.
c. Rencana Tindak Lanjut
Bagaimana, apakah bapak ingin melanjutkan cerita bapak?
d. Kontrak
- Topik
Nanti kita akan bertemu lagi untuk berbincang bincang lagi dan
melakukan hal yang ingin bapak lakukan, bagaimana bapak? Apa bapak
setuju?

41
Kalau begitu kita tulis jadwalnya disini ya Pak.
- Tempat
Dimana nanti kita berbincang-bincang lagi pak? Bagaimana kalau di tempat
yang sama?
- Waktu
Enaknya kita nanti berbincang-bincang lagi jam berapa pak? Baiklah, jadi
kita akan berjumpa lagi nanti ya pak, jam 14.00 WIB. Sampai jumpa. Selamat
pagi

42
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
PADA KLIEN WAHAM

Pertemuan : Ke-2 Tanggal :


Nama : Jam : 14.00 WIB

A. PRA INTERAKSI
1. Kondisi : Klien dapat menceritakan hal-hal yang selama ini dialami dan
menceritakan kebutuhannya yang belum terpenuhi.
2. Diagnosa : Waham Curiga
3. Tujuan : TUK3Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.
4. Rencana Tindakan Keperawatan : SP 1 (Pasien)
c. Latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya.

B.STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Assalamualaikum, selamat siangpak ? Sesuai janji saya tadi, sekarang kita
ketemu lagi. Bagaimana kabar bapak? Tadi bapak sudah makan siang apa
belum?

b. Evaluasi Validasi
- Bagaimana perasaan bapak sekarang?
c. Kontrak
- Topik
Bapak, masih ingat apa yang akan kita bicarakan kali ini? baik, sesuai
dengan janji kita, hari ini kita berbincang-bincang tentang kegiatan yang ingin
bapak lakukan, dan mencoba melakukannya lagi.
- Tempat

43
Supaya kita lebih enak mengobrolnya, bagaimana kalau kita berbincang
bincang di teras depan saja?Seperti janji kita kemarin.
- Waktu
Bagaimana kalau kita berbincang bincangnya selama 1 jam? Selama itu
kita juga melakukan beberapa hal yang ingin bapak lakukan?
2. Kerja
Bagaimana pak, apa yang ingin bapak lakukan hari ini? Oh...bapak ingin
melukis, baiklah pak kita coba melukis lagi.
Selain melukis, hal yang ingin bapak lakukan apa? Sepak bola ya, baiklah itu
nanti akan kita lakukan juga
Bapak, jika bapak menginginkan sesuatuhal, sebaiknya jangan dipendam saja,
coba dilakukan
Ketika Bapak dalam kesulitan jangan sungkan-sungkan untuk meminta bantuan
kepada orang terdekat, karena insyaAllah orang terdekat bapak akan membantu
bapak.
Oh ya pak, bapak sekarang waktunya minum obat, bagaimana pak apa bapak
masih ingat dengan warna obatnya? Mari pak saya bantu untuk mengambilkan
obatnya.
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Baiklah pak, karena waktu kita sudah habis, sekarang bagaimana perasaan
Bapak setelah kita berbincang-bincang tadi dan melakukan beberapa hal yang
ingin bapak lakukan?
b. Evaluasi objektif
Klien dapat menceritakan dan melakukan kemampuan yang dimiliknya.
c. Rencana Tindak Lanjut
Bagaimana, apakah bapak ingin melanjutkan kegiatan ini bapak?
d. Kontrak
- Topik
Besok kita akan bertemu lagi untuk berbincang bincang lagi dan
melakukan hal yang ingin bapak lakukan, bagaimana pak? Apa bapak setuju?
Kalau begitu kita tulis jadwalnya disini ya pak.
- Tempat

44
Dimana besok kita berbincang-bincang lagi pak? Bagaimana kalau di taman
depan?
- Waktu
Enaknya kita besok berbincang bincang lagi jam berapa pak? Bagaimana
kalau pukul 08.00 WIB.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)


PADA KLIEN WAHAM

Pertemuan : Ke-3 Tanggal :


Nama : Jam : 08.00 WIB

A. PRA INTERAKSI

1. Kondisi :Klien dapat menceritakan dan melakukan kemampuan yang dimiliknya.

2. Diagnosa :Waham Curiga

3. TUK: TUK 2: Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.

TUK 6: Klien dapat menggunakan obat dengan benar.

4. Rencana Tindakan : SP 2 (Pasien)

a. Identifikasi potensi/ kemampuan yang dimiliki.

b. Pilih dan latih potensi.

c. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien.

B. STRATEGI PELAKSANAAN

1. Orientasi :

a. Salam terapeutik : Selamat pagi Bapak.Seperti janji kemarin, sekarang kita


bertemu lagi

b. Evaluasi/ Validasi: Apakah tidur bapak nyenyak malam tadi ? Bagaimana


perasaan bapak pagi ini ?. Apakah merasa lebih baikan setelah bangun tidur.

45
Apakah bapak ingat kejadian marah-marah bapak kemarin, kalau boleh tau
kenapa bapak marah kemarin? .

c. Kontrak

a. Topik : Baiklah kita hari ini akan membahas penyebab kemarahan bapak
kemarin.

b. Tempat : Mau dimana pak kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di


taman, suasananya lebih sejuk ?

c. Waktu : Mau Berapa lama pak ? Bagaimana kalau lima belas menit ?.

2. Kerja

Jadi begini pak, kita hari sharing aja hari ini tentang perasaan bapak. Bapak
boleh mengungkapkan perasaan bapak ketika marah. Anggap saja saya teman
bapak atau saudara bapak.
Maaf ya pak saya ingin tanya, Pada saat marah hal apa yang ingin bapak katakan
saat itu ?.
Lalu hal apa yang biasanya bapak lakukan ketika marah ?.
Jadi begini, ketika bapakingin marah coba bapak ungkapkan perasaannya pada
saya, Nanti saya akan membantu bapak untuk mengontrol kemarahan Bapak dan
saya akan membantu bapak juga untuk mengontrol penggunaan obat dengan
benar yang sudah dianjurkan dokter agar bapak lebih baikan. Juga membantu
Bapak sendiri untuk menggunakan obat dengan benar agar dapat
mendemontrasikan penggunaan obat nantinya.
Baiklah waktu kita sudah habis.

3. Terminasi

a. Evaluasi Subyektif: Bagaimana perasaan bapak setelah perbincangan kita hari


ini ?

b. Evaluasi Obyektif: Klien dapat menceritakan penyebab dari kemarahannya dan


apa saja yang dilakukannya saat marah.

c.Rencana tindak lanjut : Baiklah, sudah banyak hal yang kita bicarakan hari ini,
nanti ketika bapak merasa tidak baikan atau ingin marah lagi bapak bisa panggil

46
saya, nanti saya akan membantu bapak untuk mengungkapkan perasaannya, dan
membantu mengontrolnya.

4. Kontrak

a. Waktu : Pak,besok kita akan bertemu lagi jam 8 pagi, bagaimana Pak?

b. Tempat : Bagaimana kalau tetap disini saja ?

c. Topik : Besok saya akan membantu mengembangkan kemampuan bapak.


Sampai besok pak, terima kasih untuk waktunya.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)


PADA KLIEN WAHAM

Pertemuan : Ke-4 Tanggal :


Nama : Jam : 08.00 WIB

A. PRA INTERAKSI

a. Kondisi : Klien dapat menceritakan penyebab dari kemarahannya dan apa saja
yang dilakukannya saat marah.

b. Diagnosa : Waham Curiga

c. Tujuan : TUK 2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

d. Rencana Tindakan Keparawatan : SP3 (Pasien)

a. Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 & 2)

47
b. Memilih kemampuan yang lain untuk dilakukan

c. Pilih dan latih kemampuan lain yang dimiliki

d. Masukkan dalam jadwal

B. STRATEGI KOMUNIKASI

1. Orientasi

a. Salam Teraupeutik

Selamat pagi Pak. Seperti janji kita kemarin, hari ini kita bertemu lagi Pak.

b. Evaluasi

Bagaimana kabar bapak sekarang?


Apa bapak masih ingat tentang hal yang kita bicarakan kemarin? .
Coba bapak ingat-ingat lagi, apa benar bapak bercakap-cakap masalah itu?

c. Kontrak

- Topik

Nah, sekarang bagaimana jika hari ini kita bercakap-cakap tentang hobi
yang bapak miliki?

- Tempat

Dimana enaknya kita bercakap-cakap tentang hobi bapak?

- Waktu

Kira-kira berapa lama bapak mempunyai waktu untuk bercakap-cakap


tentang hobi bapak?
Bagaimana kalau 15 menit, apa bapak bersedia?

2. Kerja

Apa saja hobi yang bapak miliki?, saya catat ya pak, terus apa lagi pak?
Wah ternyata bapak hebat ya, tidak banyak lho orang yang mempunyai hobi
seperti yang bapak miliki.(beri pujian tentang apa yang di ungkapkan oleh
pasien).

48
Dapatkah bapak ceritakan kepada saya, kapan pertama kali bapak memilih hobi
itu?
Siapa yang dulu mengajarkan kepada bapak, di mana?
Dapatkah bapak peragakan kepada saya bagaimana bapak melakukan hobi itu
dengan baik?
Wahhh ternyata bapak hebat ya, saya ingin mempunyai bakat seperti bapak
Coba kita buat jadwal untuk kemampuan bapak ini ya, berapa kali
sehari/seminggu bapak mau melakukan hobi bapak itu?
Lalu apa harapan bapak dari kemampuan yang bapak miliki ini?
Apakah ada yang lain kemampuan/hobi bapak yang lain selain ini?

3. Terminasi

a. Evaluasi subyek

Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan


kemampuan bapak tadi?

b. Evaluasi obyektif

Klien dapat menceritakan dan mengungkapkan hal-hal yang dialami oleh


klien, dan menceritakan kemampuan yang lain selama ini telah dimiliki.

c. Rencana Tindak Lanjut

Setelah ini coba bapak melakukan hobi yang bapak miliki dengan saya
sesuai jadwal yang sudah kita buat ya pak.

d. Kontrak

-Topik
Lain waktu, kita bertemu lagi ya pak, lalu kita berbincang-bincang lagi tentang
hal yang lain ya pak, dan di lain waktu bagaimana kalau kita melakukan apa
yang bapak ingin lakukan? Apa Bapak setuju?
-Tempat
Dimana saya akan menemui Bapak, bagaimana kalau ditempat ini juga?
-Waktu
Kalau waktunya, kira-kira jam berapa?, Bagaimana kalau seperti ini juga?
Ya sudah ya pak, terima kasih untuk waktunya, sampai jumpa lagi.

49
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
PADA KLIEN WAHAM

Pertemuan : Ke-5 Tanggal :


Nama : Jam : 08.00 WIB

A. PRA INTERAKSI

a. Kondisi

Klien dapat menceritakan dan mengungkapkan hal-hal yang dialami oleh klien,
dan menceritakan kemampuan yang lain selama ini telah dimiliki.

b. Diagnosa : Waham Curiga

c. Tujuan : TUK 3: Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi

d. Rencana Tindakan Keperawatan : SP3 (Pasien)

a. Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 & 2)

b. Memilih kemampuan yang lain untuk dilakukan

c. Pilih dan latih kemampuan lain yang dimiliki

d. Masukkan dalam jadwal

B. STRATEGI KOMUNIKASI

1. Orientasi

a. Salam Teraupeutik

Selamat pagi Bapak. Seperti janji kita kemarin, sekarang kita bertemu lagi
Pak.

b. Evaluasi

Bagaimana kabar bapak sekarang?


Kemarin bapak bercakap-cakap dengan saya sebelumnya tentang apa? Apa
bapak masih ingat?
Coba bapak ingat-ingat lagi, apa benar bapak bercakap-cakap masalah itu?

50
Apakah bapak masih ingin melakukan hobi itu hari ini?

c. Kontrak

- Topik

Nah, sekarang bagaimana jika hari ini kita melakukan hobi yang bapak ingin
lakukan tersebut.

- Tempat

Dimana enaknya kita melakukan kegiatan yang bapak inginkan?


- Waktu
Kira-kira berapa lama bapak mempunyai waktu untuk melakukan hobi bapak
itu?
Bagaimana kalau 15 menit, Pak?

2. Kerja

Bapak ingin melukisapa?


Oh, bapak suka melukis model motor, ya sudah pak, sekarang kita akanmelukis
dengan model yang bapak inginkan, bagaimana pak? Apa bapak setuju?
(beri masukan masukan yang positif tentang hobi yang sedang dilakukan oleh
Tn.R)
Setelah selesai melakukan hobi yang di inginkan Tn.R, beri pujian terhadap apa
yang di lakukan oleh Tn.R.

3. Terminasi

a. Evaluasi subyektif

Bagaimana perasaan Bapak setelah kita melakukan hobi bapak?

b. Evaluasi obyektif

Klien dapat menceritakan dan mengungkapkan perasaannya setelah


mengeksplorasi keinginan yang ingin ia lakukan.

c. Rencana Tindak Lanjut

Bapak hari ini bapak sudah melakukan hobi yang ingin Bapak lakukan, jadi
jika bapak ingin melakukan hal hal yang dapat menunjang hobi yang positif
untuk bapak, bapak bisa belajar melakukannya setiap hari.

51
d. Kontrak

-Topik
Lain waktu, kita bertemu lagi ya pak, lalu kita berbincang-bincang atau
melakukan suatu kegiatan lagi tentang hal yang lain ya pak,Apa Bapak
setuju?
-Tempat
Dimana kita akan bertemu lagi, bagaimana kalau ditempat ini juga?
-Waktu
Kalau waktunya, apa Bapak punya pandangan jam berapa?,Bagaimana kalau
seperti ini juga?
Ya sudah ya pak, terima kasih untuk waktunya, sampai jumpa lagi?

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)


PADA KLIEN WAHAM

Pertemuan : Ke-6 Tanggal :


Nama : Jam : 08.00 WIB

Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga

A. PRA INTERAKSI

a. Kondisi

Klien dapat menceritakan dan mengungkapkan perasaannya setelah


mengeksplorasi keinginan yang ingin ia lakukan.

b. Diagnosa : Waham Curiga

c. Tujuan : TUK 5. Klien dapat dukungan keluarga

d. Rencana tindakan keperawatan : SP1 (Keluarga)

a. Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien

b. Menjelaskan proses terjadinya waham

c. Menjelaskan tentang cara merawat pasien waham

d. Latih (stimulasi) cara merawat

52
e. RTL keluarga/jadwal untuk merawat pasien

B. STRATEGI KOMUNIKASI

1. Orientasi

a. Salam Terapeutik

Selamat pagi, bu. Perkenalkan nama saya..., saya mahasiswa keperawatan


STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto. Bu, saya bertugas di sini selama 1 minggu,
Ibu akan sering ketemu dengan saya nanti. Saya yang merawat Tn. R selama ini.
Nama ibu siapa? Boleh saya tahu Ibu siapanya Tn.R?

b. Evaluasi/validasi

Bagaimana perasaan ibu hari ini?


Bagaimana ceritanya sampai Tn.R dibawa kesini, coba ibu ceritakan kepada
saya?

c. Kontrak

- Topik

Ibu, bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah Tn. R dan
cara merawat Tn. R?

- Tempat

Supaya kita lebih enak mengobrolnya, bagaimana kalau kita berbincang-bincang


di ruang tamu ini?

- Waktu

Apakah ibu sibuk hari ini, kalau sibuk, kita berbincang-bincang 15 menit saja?

2. Kerja

Bu, apa masalah yang ibu rasakan selama merawat Tn.R?


Apa yang sudah dilakukan dalam menghadapai sikap Tn.R. Ketika klien marah-
marah.
Untuk itu akan saya jelaskan bagaimana sikap dan cara menghadapinya,setiap kali
Tn.R melakukan tindakan tadi,

53
Ibu pertama-tama, jika sedang bercakap-cakap dengan Tn.R, sebaiknya lebih
memperhatikan wajah Tn.R agar dia merasa dihargai dan bisa mengendalikan
wahamnya. Juga saat berbicara ibu sebaiknya menghindari nada tinggi dan tidak
keras-keras.
Kedua, hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan
Tn. R
Ibu dapat bercakap-cakap denngan Tn. R tentang kebutuhan yang di inginkan Tn.
R.
Bagaimana kalau di coba sekarang?
Selain itu, Tn. R perlu minum obat agar pikiranya jadi tenang, tidurnya juga
tenang.
Obatnya ada tiga macam, yang warna orange namanya CPZ gunanya agar
Tn.Rtenang, yang putih ini namanya THP gunannya supaya rileks, dan yang merah
jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran tenang. Semuanya ini harus di minum
secara teratur 3 kali sehari pukul 7 pagi, 1 siang, dan 7 malam. Jangan dihentikan
sebelum berkonsultasi dengan Dokter karena dapat menyebabkan Tn.R kambuh
lagi.
Tn. R sudah mempunyai jadwal minum obat. Jika dia minta obat sesuai jadwal
berikan kata pujian.

3. Terminasi

a. Evaluasi Subyektif

Baiklah, bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang merawat


Tn.R di rumah?

b. Evaluasi Objektif

Setelah ini coba ibu lakukan semua yang sudah saya jelaskan tadi.

c. Rencana Tindak Lanjut

Bagaimana, apakah ibu ingin melanjutkan cerita ibu?

d. Kontrak

- Topik

54
Baiklah bagaimana kalausayadatang lagi kesini dan akan mencoba
melakukan langsung cara merawat Tn.R sesuai dengan pembicaraan kita
tadi

- Tempat

Dimana besok saya berbincang-bincang lagi bu? Bagaimana kalau di tempat


yang sama?

- Waktu

Enaknya besok berbincang-bincang lagi jam berapa bu? Kalau sama seperti
hari ini saja bagaimana bu? Baiklah, besok sayaakan berjumpa dengan Ibu
besok ya bu jam 08.00?

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)


PADA KLIEN WAHAM

Pertemuan : Ke-7 Tanggal :

55
Nama : Jam : 08.00 WIB

A. PRA INTERAKSI

a. Kondisi : Keluarga klien sudah mengerti bagaimana sikap dan cara


menghadapi klien. Keluarga klien dapat mengerti jadwal pemberian obat
kepada klien.

b. Diagnosa : Waham Curiga

c. Tujuan :

TUK 2 keluarga dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki klien


TUK 5 klien dapat dukungan keluarga

d. Rencana Tindakan Keperawatan : SP 2 (Keluarga)

a) Keluarga mengevaluasi kemampuan SP 1

b) Latih keluarga cara merawat (langsung ke pasien)

B. STRATEGI KOMUNIKASI

1. Orientasi

a. Salam Terapeutik

Selamat pagi Bu. Seperti janji kita kemrin, sekarang kita bertemu lagi.

b. Evaluasi/ Validasi

Bu bagaimana dengan kegiatan kemarin yang sudah diajarkan untuk


Tn.R?
Apakah Ibu masih ingat dengan apa yang saya ajarkan kemarin?

c. Kontrak

- Topik

Baiklah, kalau begitu Bu kita akan mengevaluasi kegiatan kemarin.

- Tempat

Ibu kita melakukannya di mana?

56
Bagaimana Bu kalau kita langsung ke Tn.R saja, Tn R ada di taman.

- Waktu
Bagaimana kalau kita mengevaluasinya hanya 15 menit saja?
2. Kerja

Nah, coba Ibu praktikkan lagi bagaimana cara merawatTn. R? Baiklah.


Sekarang coba praktikkan cara memberikan pujian kepada kemampuan yang
dimilikiTn.R. Bagus.
Sekarang coba Ibu cara memotivasi Tn.R agar minum obat dan melakukan
kegiatan positifnya sesuai jadwal.
Bagus sekali, ternyata Ibu sudah mengerti cara merawatTn.R.
Baiklah, Ibu bisa mempraktikkan juga di rumah.
Coba sekarang Ibu ulangi lagi. Bagus.

3. Terminasi

a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana, apaIbu sekarang mulai bisa merawat Tn.R sendiri?
b. Evaluasi Obyektif
Bagaimana, apa Ibu bisa melakukan yang kita pelajari bersama tadi?
Baiklah.
c.Rencana Tindak Lanjut
BagaimanaIbu juga bisa mengajari anggota keluarga yang lain, sehingga
nanti bisa mempermudah dan dapat membantu Ibu merawat Tn. R. Terima
kasih atas waktunya Ibu.

d. Kontrak

Topik

Ibu, kita besok bertemu lagi dan kita akan mencoba lagi cara merawat
Tn. R sampai Ibu lancar melakukannya.

Tempat

Di mana Bu kita bisa bertemu lagi?


Bagaimana kita bertemu lagi di tempat ini ya Bu!

Waktu

Enaknya kita besok bertemu lagi jam berapa Bu?


Kalau waktunya sama seperti sekarang bagaimana?
Baiklah, jadi kita akan berjumpa lagi besok ya Bu, jam 08.00 WIB.

57
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
PADA KLIEN WAHAM

Pertemuan : Ke-8 Tanggal :


Nama : Jam : 08.00 WIB

A.PRAINTERAKSI

a. Kondisi Keluarga : Keluarga pasien sudah mengerti cara merawat klien, cara memberi
pujian kemampuan yang dimiliki klien dan cara memotivasi klien untuk minum obat
dan melakukan kegiatan positifnya.

Kondisi pasien : Pasien sudah mampu memahami realita. Klien dapat berkomunikasi
dengan baik. Klien sudah tidak marah-marah dan tidak curiga.

b. Diagnosa : Waham Curiga

c. Tujuan :

1. TUK 2 Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.

2. TUK 3 Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi.

3. TUK 4 Klien dapat berhubungan dengan realitas.

4. TUK 5 Klien dapat dukungan keluarga.

5. TUK 6 Klien dapat menggunakan obat dengan benar.

d. Rencana Tindakan Keperawatan : SP3 (Keluarga)

a. Mengevaluasi Kemampuan Keluarga


b. Mengevaluasi Kemampuan Pasien

B.STRATEGI KOMUNIKASI

1. Orientasi

a.Salam Terapeutik

58
Assalamualaikum, Selamat pagi Bu. Berjumpa lagi dengan saya hari ini saya
akan menguji apakah ibu sudah memahami apa yang saya sampaikan
kemarin?

b. Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaanIbu pagi ini?
c. Kontak

- Topik :

Baiklah, hari ini kita akan membahas masalah apa yang Ibu hadapi saat
merawat Tn. R dan saya akan menjelaskan bagaimana cara merawatnya?
Bagaimana Bu?

- Tempat :

Bagaimana kalau kita berbincang-bincang di teras depan saja?

- Waktu :

Sesuai kontrak kita yang sudah kita sepakati, kita akan berbincang-bincang
selama 15 menit.
2. Kerja
Sebaiknya Ibu tidak perlu khawatir dalam menghadapi sikap Tn. R yang sering
marah-marah dan merasa curiga.Hal yang harus Ibu lakukan adalah setiap Tn R
seperti itu Ibu dapat mencegah atau menenangkannya.
Ibu dapat bercakap-cakap dengan Tn. R untuk mengalihkan perhatiannya untuk
menghindari tindakan-tindakan yang akan di lakukannya.
Bagaimana kalau di coba lagi sekarang? Dan jangan lupa Ibu selalu memberikan
motivasi dan hal-hal yang baik/positif,ya bu?
Bu,Tn. R perlu minum obat ini agar pikirannya lebih tenang, sehingga dapat tidur
dengan nyenyak.
Obat ini harus di minum secara teratur setiap hari dan jangan dihentikan sebelum
berkonsultasi dengan dokter karena akan dapat menyebabkan Tn.R kambuh kembali.
Dan Ibu juga harus mengontrol Tn.R jangan sampai lupa minum obatnya, jika Tn.R
nantinya lupa belum minum obat dengan batas waktu lebih dari 4 jam, Tn.R tidak
boleh minum obatnya sebaiknya Ibu memberikan Tn.R untuk meminumnya di jam
berikutnya. Apakah Ibu sudah jelas?
Dan jangan lupa selalu kontrol untuk melihat perkembangan Tn.R ya Bu?
Tn. R sudah ada peningkatan sebelum Tn.R dapat dibawa pulang, Tn.R akan di
evaluasi lebih lanjut agar kondisinya tidak lagi kambuh.

59
3.Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan Ibu setelah berbincang-bincang dengan saya tentang cara
merawat Tn.R di rumah?

b. Evaluasi Obyektif

Coba Bapak/Ibu sebutkan cara merespon/menanggapi Tn.R saat mengalami


waham kembali?
Tn.R sudah tidak lagi marah marah tidak jelas, tapi masih perlu evaluasi lebih
lanjut.

c. Rencana Tindak Lanjut

Setelah ini coba Ibu mengingat jadwal yang sudah dibuat untuk keluarga yang ada
di rumah ya Bu? Dan lakukan yang sudah saya jelaskan tadi dan tolong untuk
membantu Tn. R untuk meminum obatnya sesuai yang saya ajarkan tadi.
Hal-hal yang harus diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh Tn.R Ibu, misalnya selalu marah sendiri tanpa sebab dan sering menyalahkan
orang lain tanpa sebab juga. Sering tampak tegang dan kacau ketika marah,
menolak minum obat atau memperhatikan perilaku yang membahayakan orang lain
.jika hal ini terjadi tolong hubungi saya.
Dan jangan lupa selalu kontrol ya Bu? Jika obatnya sesudah habis Ibu bisa kesini
lagi untuk konsultasi.
Baiklah kalau begitu, saya kira cukup, ada yang perlu di tanyakan lagi Bu?
Iya sama-sama. Waalaikumsalam. (Rujukan Pulang)

60

Anda mungkin juga menyukai