Dalam ilmu kedokteran jiwa, dikatakan bahwa waham sering dijumpai pada
penderita gangguan mental yang merupakan salah satu dari gejala gangguan isi
pikir. Waham merupakan keyakinan palsu yang timbul tanpa stimulus luar yang
cukup dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Tidak realistik
Tidak logis
Menetap
Egosentris
Diyakini kebenarannya oleh penderita
Tidak dapat dikoreksi
Dihayat oleh penderita sebagai hal yang nyata
Keadaan atau hal yang diyakini itu bukan merupakan bagian sosio kultural
setempat.
Psychiatric Mental Health Nursing (2006 : 397): Thinks he or she has powers and
talents that are not possessed or is someone powerful or famous.
Penyebab :
1. Faktor Predisposisi
Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem syaraf yang
berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
Neurobiologis : adanya gangguan pada konteks pre frontal dan korteks limbic.
Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin, dan glutamat.
Virus : paparan virus influensa pada trimester III
Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.
2. Faktor Presipitasi
Proses pengolahan informasi yang berlebihan
Mekanisme penghantaran listrik abnormal
adanya gejala pemicu
Akibat dari waham, klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang
ditandai dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi,
pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang
lain yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan.
Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma
(Super Ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
5. Fase comforting.
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap
bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan
sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya.
Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindar interaksi sosial (Isolasi
sosial).
6. Fase improving.
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan
yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan
dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai
yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat
menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang
keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan relegiusnya
bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi
sosial.
Kesimpulan
waham adalah Keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan
keyataan atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaannya
walau dibuktikan kemustahilan itu
Biasanya waham digunakan untuk mengisi keperluan atau keinginan-keinginan dari
penderita itu sendiri. Waham merupakan suatu cara untuk memberikan gambaran
dari berbagai problem sendiri atau tekanan-tekanan yang ada dalam kepribadian
penderita biasanya:
a. Keinginan yang tertekan.
b. Kekecewaan dalam berbagai harapan.
c. Perasaan rendah diri.
d. Perasaan bersalah.
e. Keadaan yang memerlukan perlindungan terhadap ketakutan.
SARAN