Anda di halaman 1dari 15

SIMULASI POSISI YANG NYAMAN SAAT MENGATUR DAN MEMINDAHKAN

PASIEN DENGAN KASUS TERMINAL

Kelompok 7 :

Elpi Ulandari (19320012)


Nurul Nepiana (19320023)
Refsi Erpiyana (19320027)
Tiya Nadila (19320035)
Wiwin Mardiani (19320036)

Dosen Pengampuh : M.Arifki Zainaro, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Mata Kuliah : Keperawatan Menjelang Ajal Dan Paliatif

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur senantiasa penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan

judul “Penyakit Menular Seksual”, shalawat serta salam senantiasa kita limpah curahkan kepada

Nabi Besar Muhammad SAW.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan

Menjelang Ajal Dan Paliatif Dalam menyusun makalah ini, saya sebagai penyusun banyak sekali

menghadapi berbagai kendala dan hambatan. Namun berkat bimbingan dan pengarahan dari

berbagai pihak juga dengan usaha dan do’a, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Maka

dengan segala kerendahan hati penyusun mengucapkan terimakasih.

Penyusun menyadari masih terdapat banyak sekali kekurangan dalam menyusun makalah

ini. Oleh karena itu, penyusun mohon maaf atas segala kekurangan dan tidak lupa penyusun

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak.

Bandar Lampung, 10 November 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.....................................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................5

1.3 Tujuan..........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Memindahkan pasien dari tempat tidur ke tempat tidur oleh satu, dua dan tiga

orang...........................................................................................................................6

2.2 Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursiroda dan memindahkan pasien dari

kursi roda ketempat tidur............................................................................................8

2.3 Pengaturan posisi klien.............................................................................................11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata simulasi adalah metode
pelatihan yang meragakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang
sesungguhnya. Arti lainnya dari simulasi adalah penggambaran suatu sistem atau proses dengan
peragaan berupa model statistik atau pemeranan.
Pengaturan posisi pasien melibatkan pemeliharaan dengan benar keselarasan tubuh netral
pasien dengan mencegah hiperekstensi dan rotasi lateral yang ekstrim untuk mencegah
komplikasi imobilitas dan cedera. Memposisikan pasien adalah aspek penting dari praktik dan
tanggung jawab seorang perawat. Dalam pembedahan, pengumpulan spesimen, atau perawatan
lain, pemosisian pasien yang tepat dapat memberikan eksposur yang optimal dari tempat
pembedahan / perawatan dan pemeliharaan martabat pasien dengan mengendalikan eksposur
yang tidak perlu.
Pasien tahap terminal adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penyakit / sakit
yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh yang diakibatkan kegagalan organ atau multiorgan
sehingga sangat dekat dengan proses kematian. Jenis penyakit terminal diantaranya penyakit-
penyakit kanker/penyakit-penyakit infeksi, Congestif Renal Failure (CRF), Stroke Multiple
Sclerosis, AIDS dan akibat kecelakaan fatal.
Tujuan akhir dari pemosisian pasien yang tepat adalah untuk melindungi pasien dari cedera dan
komplikasi fisiologis imobilitas. Secara khusus, sasaran pemosisian pasien meliputi:

1.1 Memberikan kenyamanan dan keamanan pasien.


1.2 Memberikan jalan napas adekuat dan mempertahankan sirkulasi sepanjang prosedur
(mis., Dalam pembedahan, dalam pemeriksaan, pengumpulan spesimen, dan perawatan).
Gangguan aliran balik vena ke jantung, dan ketidakcocokan ventilasi-ke-perfusi adalah
komplikasi umum. Penempatan yang tepat meningkatkan kenyamanan dengan mencegah
kerusakan saraf dan dengan mencegah ekstensi atau rotasi tubuh yang tidak perlu.

4
1.3 Dalam operasi, penentuan posisi yang tepat adalah cara untuk menghormati martabat
pasien dengan meminimalkan eksposur pasien yang sering merasa rentan secara
perioperatif.
1.4 Memberikan visibilitas dan akses maksimum. Posisi yang tepat memungkinkan
kemudahan akses bedah serta kemudahan untuk pemberian anestesi selama fase
perioperative

1.2 Rumusan masalah


1. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke tempat tidur oleh satu, dua dan tiga orang
2. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursiroda dan memindahkan pasien dari kursi
roda ketempat tidur
3. Pengaturan posisi klien

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara memindahkan pasien dari tempat tidur ke tempat tidur oleh satu,
dua dan tiga orang
2. Untuk mengetahui cara memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursiroda dan
memindahkan pasien dari kursi roda ketempat tidur
3. Untuk mengetahui cara mengatur posisi klien
1.5

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Memindahkan pasien dari tempat tidur ke tempat tidur oleh satu, dua dan tiga orang

Pemindahan ini dapat dari tempat tidur ke brankar atau darisatu tempat tidur ke tempat

tidur lain. Pemindahan ini biasanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat atau tidak boleh

melakukan pemindahan sendiri. Tujuan nya adalah untuk memindahkan pasien dari ruangan ke

ruangan lain untuk pemeriksaan diagnostic, pindah ruang, dll.

prosedur kerja memindahkan pasien dari tempat tidur ke tempat tidur oleh satu orang :

1. Cuci tangan dan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.

2. Bantu pasien ke posisi duduk di tepi tempat tidur, atur posisi kursi pada sudut 45 terhadap

tempat tidur.

3. Pasang sabuk pengikat untuk pindah bila perlu.

4. Pastikan bahwa pasien menggunakan sepatu yang stabil dan anti slip.

5. Rentangkan kaki anda.

6. Pleksikan panggul dan lutut anda, sejajarkan lutut anda dengan lutut pasien.

7. Pegang sabuk pengikat pemindah dari bawah atau pegang melalui aksila pasien dan

tempatkan tangan pada scapula pasien.

8. Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan ketiga sambil meluruskan panggul dan kaki

anda, pertahankan lutut agak pleksi.

9. Pertahankan kestabilan dari tungkai dengan lutut yang lemah atau paralisis.

10. Pusatkan pada kaki yang terjauh dari kursi, pindahkan pasien langsung kedepan kursi

11. Interuksikan pasien untuk menggunakan sandaran tangan pada kursi untuk menyangga

6
12. Pleksikan panggul dan lutut anda saat menurunkan pasien kekursi.

13. Kaji pasien untuk posisi yang tepat

14. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

15. Catat pemindahan pasien kekursi pada catatan perawat.

Prosedur kerja memindahkan pasien dari tempat tidur ke tempat tidur oleh dua orang :

1. mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan jika diperlukan

2. dua atau tiga perawat dengan tinggi badan kurang lebih sama berdiri berdampingan

menghadap tempat tidur pasien

3. setiap orang bertanggung jawab untuk salah satu dari area tubuh pasien (kepala dan bahu,

panggul, paha, dan pergelangan kaki)

4. masing-masing pasien membentuk dasar pijakan yang luas yangmendekat ketempat tidur

didepan, lutut agak fleksi

5. lengan pengangkat ditempatkan dibawah kepala dan bahu, paggul, paha, dan pergelangan

kaki pasien, dengan jari jemari kitamenggenggam sisi tubuh pasien.

6. pengangkat menggulingkan pasien kea rah dada kita.

7. pada hitungan ketiga, pasien diangkat dan digendong ke dada perawat.

8. pada hitungan ketiga yang kedua, perawat melangkah ke belakangdan menumpu salah satu

kaki untuk mengarah ke brankar/ tempattidur lain, dengan bergerak ke depan bila perlu.

9. perawat dengan perlahan.

Prosedur kerja memindahkan pasien dari tempattidur ke tempat tidur oleh tiga orang :

1. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan jika diperlukan

7
2. Dua atau tiga perawat dengan tinggi badan kurang lebih sama berdiri berdampingan

menghadap tempat tidur pasien

3. Setiap orang bertanggung jawab untuk salah satu dari area tubuh pasien (kepala dan bahu,

panggul, paha, dan pergelangan kaki)

4. Masing-masing pasien membentuk dasar pijakan yang luas yangmendekat ketempat tidur

didepan, lutut agak fleksi

5. Lengan pengangkat ditempatkan dibawah kepala dan bahu, paggul, paha, dan pergelangan

kaki pasien, dengan jari jemari kitamenggenggam sisi tubuh pasien

6. Pengangkat menggulingkan pasien kearah dada kita

7. Pada hitungan ketiga, pasien diangkat dan digendong ke dada perawat

8. Pada hitungan ketiga yang kedua, perawat melangkah ke belakangdan menumpu salah satu

kaki untuk mengarah ke brankar/ tempat tidur lain, dengan bergerak ke depan bila perlu

9. Perawat dengan perlahan

2.2 Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursiroda dan memindahkan pasien dari kursi

roda ketempat tidur

Beberapa persiapan untuk memindahkan pasien adalah: mengkaji kekuatan otot pasien,

mobilisasisendi, toleransi aktivitas, tingkat kesadaran, tingkat kenyamanan, dankemampuan

untuk mengikuti instruksi; menyiapkan alat yang diperlukan(missal, sabuk pemindah [bila

diperlukan], kursi roda [posisi kursi padasudut 45 terhadap tempat tidur, dikunci, mengangkat

penyokong kaki, danmengunci kaki tempat tidur]); menjelaskan prosedur pada pasien; menutup

pintu atau memasang tirai; dan menyuci tangan. Bertujuan untuk Melatih otot skelet untuk

mencegah kontaktur atau syndromedisuse, Mempertahankan kenyamanan pasien

8
Mempertahankan control diri pasien, Memindahkan pasien untuk pemeriksaan (diagnostic, fisik,

dll).

Prosedur kerja memindahkan pasien dari tempattidur ke kursi roda :

1. Mencuci tangan

2. Melakukan persiapan yang telah disebutkan diatas

3. Membantu pasien untuk posisi duduk di tepi tempat tidur.Menyiapkan kursi roda dalam

posisi 45 terhadap tempat tidur.

4. Memasang sabuk pemindahan bila perlu.

5. Memastikan bahwa pasien menggunakan sepatu/ sandal yang stabildan tidak licin

6. Merenggangkan kedua kaki kita

7. Memfleksikan panggul dan lutut kita, sejajar dengan lutut klien.

8. Menggenggam sabuk pemindah dari bawah atau rangkul aksila pasien dan menempatkan

tangan di scapula pasien.

9. Mengangkat pasien sampai berdiri pada hitungan ke-3 sambilmeluruskan panggul dan

tungkai kita, dengan mempertahankanlutut agar fleksi.

10. Mempertahankan stabilitas tungkai yang lemah atau paralisisdengan lutut.

11. Menjadikan kaki yang jauh dari kursi sebai tumpuan

12. Menginstruksikan pasien untuk menggunakan lengan yang kuatmemegang kursi untuk

menyokong.

13. Memfleksikan panggul dan lutut kita sambil menurunkan pasien kekursi.

14. Mengkaji pasien untuk kesejajaran yang tepat untuk posisi duduk.

15. Memposisikan pasien pada posisi yang dipilih.

9
16. Mengobservasi pasien untuk menentukan respons terhadap pemindahan. Mengobservasi

terhadap kesejajaran tubuh yang tepatdan adanya titik tekan.

17. Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan.

18. Mencatat prosedur dalam catatan keperawatan

Prosedur kerja memindahkan pasien dari kursiroda ke tempat tidur

1. Mencuci tangan

2. Melakukan persiapan yang telah disebutkan diatas

3. Melakukan penguncian pada kursi roda pasien.

4. Membuka tatakan kaki dan kaki pasien diletakkan di lantai .

5. Membantu pasien untuk berdiri dengan merangkul aksila pasiendan menepatkan tangan di

scapula pasien.

6. Mengangkat pasien sampai berdiri pada hitungan ke-3 sambilmeluruskan panggul dan

tungkai kita, dengan mempertahankanlutut agar fleksi.

7. Membantu pasien untuk duduk di tepi tempat tidur.

8. Membantu pasien untuk meluruskan kaki.

9. Membantu pasien untuk berbaring

10. Mengobservasi pasien untuk menentukan respons terhadap pemindahan. Mengobservasi

terhadap kesejajaran tubuh yang tepat.

11. Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan.

12. Mencatat prosedur dalam catatan keperawatan.

10
2.3 Pengaturan posisi klien

Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur klien dalam posisi yang baik dan

mengubah secara teratur dan sistematik.Hal ini merupakan salah satu aspek keperawatan yang

penting. Posisi tubuh apapun baik atau tidak akan mengganggu apabiladilakukan dalam waktu

yang lama. (potter dan perry,2005)

1. POSISI FOWLER / SEMI FOWLER

Posisi fowler merupakan posisi tempat tidur dengan menaikan kepala dan dada setinggi

450-900 tanpa fleksi lutut. Posisi semifowler bertujuan untuk mengatasi masalah

kesulitan pernapasan dan kardiovaskuler.

2. POSISI ORTOPNEA

Posisi ortopnea merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi, klien duduk di tempat tidur

atau ditepi tempat tidur dengan meja yang menyilang di atas tempat tidur. Tujuan

11
pemberian posisi ortopnea adalah mengatasi masalah kesulitas pernapasan dengan

ekspansi dada maksimum.

3. POSISI SUPINASI (TELENTANG)

Posisi supinasi/terlentang adalah posisi klien berbaring telentang dengan kepala dan bahu

sedikit elevasi dengan menggunakan bantal. Posisi supinasi diberikan pada pasien

pascaoperasi spinal.

4. POSISI TELENGKUP (PRONASI)

Posisi pronasi adalah posisi klien berbaring di atas abdomen dengan kepala menoleh ke

samping. Posisi pronasi bertujuan untuk memberikan ekstensi penuh pada persendian

pinggul dan lutut, mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut dan

membantu drainase dari mulut sehingga berguna bagi klien pascaoperasi mulut atau

tenggorokan.

12
5. POSISI LATERAL (SIDE-LYING)

Posisi lateral adalah posisi klien berbaring pada salah satu sisi bagian tubuh dengan

kepala menoleh ke samping. Posisi lateral bertujuan untuk mengurangi lordosis dan

meningkatkan kelurusan punggung yang baik, baik untuk posisi tidur dan membantu

menghilangkan tekanan pada sakrum dan tumit.

6. POSISI SIMS

Posisi sims atau semipronasi adalah posisi klien berbaring pada pertengahan antara posisi

lateral dan posisi pronasi. Pada posisi ini lengan bawah ada di belakang klien, sedangkan

lengan atas ada di depan tubuh klien. Tujuan pemberian posisi sims adalah memfasilitasi

drainase dari mulut pada klien tidak sadar, mengurangi penekanan pada sakrum pada

klien yang mengalami paralisis, memudahkan pemeriksaan dan perawatan area perineal

dan posisi ini baik untuk pemberian enema.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Simulasi posisi yang nyaman saat mengatur dan memindahkan pasien dengan kasus terminal

merupakan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatur dan memindahkan pasien

dengan kasus terminal dengan tetap menjaga kenyamanan pasien tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.scribd.com/document/430752516/sop-pemindahan-pasien

2. https://www.scribd.com/document/391169691/Sop-Pemindahan-Pasien-Dari-Brankar-Ke-

Meja-Operasi

3. https://www.scribd.com/document/358478331/BARU-SOP-MEMINDAHKAN-PASIEN-

DARI-BRANKAR-KETEMPAT-TIDUR-docx

4. https://www.scribd.com/doc/315120546/Posisi-Pasien

5. https://gustinerz.com/pengaturan-posisi-pasien-tempat-tidur/

6. https://www.nerslicious.com/posisi-pasien/

15

Anda mungkin juga menyukai