Anda di halaman 1dari 39

Kuliah Blok Elekti f

BENCANA
K 11
Safe Community & SPGDT
H.Syahrul Muhammad, dr.MARS
Kuliah K – 11
SAFE COMMUNITY
SPGDT
Kematian
SAFE
COMMUNITY

ADALAH KEADAAN SEHAT DAN AMAN


YANG TERCIPTA DARI , OLEH DAN UNTUK
MASYARAKAT , PEMERINTAH DAN TEKNOKRAT
MERUPAKAN FASILITATOR DAN PEMBINA
Safe Community
• program yang di canangkan untuk
membangun suatu Sistem Penanggulangan
Gawat Darurat Terpadu dengan
memaksimalkan sumber daya yang ada, serta
meningkatkan pemahaman masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan GADAR sejak
penderita di temukan sampai penderita tiba
di RS.
SAFE COMMUNITY
DEKLARASI MAKASSAR 2000
1. Meningkatkan rasa cinta dan bernegara , demi terjalinnya kesatuan dan
persatuan bangsa , dimana rasa sehat dan aman merupakan perekat
keutuhan bangsa .
2. Mengusahakan peningkatan serta pendaya gunaan sumber daya manusia ,
sarana dan prasarana yang ada , guna menjamin rasa sehat dan aman , yang
merupakan hak asasi manusia .
3. Memasyarakatkan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu Sehari
hari dan Bencana ( SPGDT ) secara efektif dan efisien .
4. Meningkatkan peran - serta masyarakat , dalam pelaksanaan SPGDT melalui
pendidikan dan pelatihan .
5. Membentuk Brigade GADAR yang terdiri dari komponen lintas sektor baik
medik maupun non medik , berperan dalam pelaksanaan SPGDT dengan
melibatkan peran serta masyarakat .
6. Dengan terlaksananya butir – butir diatas , diharapkan tercapai
keterpaduan antara pemerintah dan masyarakat dalam menciptakan keadaan
sehat dan aman bagi bangsa dan negara ( Safe Community ) menghadapi
GADAR sehari – hari maupun bencana .
7. Terlaksananya SPGDT menjadi dasar menuju “ Indonesia Sehat 2010 dan “
Safe Community ”

MAKASSAR , 15 NOVEMBER 2000


ASPEK UTAMA SAFE COMMUNITY
1. Care 2. Cure : SPGDT
a. Community a. Kemampuan respons
preparedness. cepat : Time saving is
b. Preventive meassure. life and limb saving.
c. Mitigation. b. Kemampuan pra RS
pertolongan pertama
yang cepat dan tepat
hingga RS.
Begitu cedera terjadi maka berlakulah apa yang
disebut waktu emas (The Golden periode).
• Satu jam pertama juga sangat menentukan sehingga dikenal
istilah The Golden Hour. Setiap detik sangat berharga bagi
kelangsungan hidup penderita. Semakin panjang waktu
terbuang tanpa bantuan pertolongan yang memadai,
semakin kecil harapan hidup korban.
• Terdapat 3 faktor utama di Pre Hospital Stage yang berperan
terhadap kualitas hidup penderita nantinya yaitu :
– siapa penolong pertamanya
– Berapa lama ditemukannya penderita,
– kecepatan meminta bantuan pertolongan
• Penolong pertama seharusnya orang awam yang terlatih
dengan dukungan pelayanan ambulan gawat darurat 24 jam
PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT (PPGD).

• Tujuan :
– Mencegah kematian dan cacad, hingga dapat hidup dan
berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana mestinya.
– Merujuk melalui sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan yang lebih memadai.
– Menanggulangi korban bencana.
• Prinsip mencegah kematian dan kecacadan :
– 1. Kecepatan menemukan penderita.
– 2. Kecepatan meminta pertolongan.
– 3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan :
• Ditempat kejadian.
• Dalam perjalanan kepuskesmas atau rumah-sakit.
• Pertolongan dipuskesmas atau rumah-sakit.
SPGDT = Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu

• Suatu sistem pelayanan pasien gawat darurat


yang terdiri dari unsur pelayanan Pra Rumah
Sakit, pelayanan di Rumah Sakit dan pelayanan
antar Rumah Sakit.
• Pelayanan berpedoman pada respon cepat yang
menekankan pada time saving is live and limb
saving, yang melibatkan pelayanan oleh
masyarakat awam umum, awam khusus, petugas
medis, pelayanan ambulan gawat darurat dan
sistem komunikasi
SPGDT Sehari-hari
(daily/Routine)
• Komponen pra RS
– SDM (masyarakat; awam, awam khusus).
– Komunikasi
– Transportasi
• Komponen Intra RS
– UGD
– OK, ICU, Ward dll
• Komponen Antar RS
Komponen Pra Rumah Sakit (luar RS) :
– Sub sistem ketenagaan (upaya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan orang awam dan
petugas kesehatan) :
1. Awam (biasa dan khusus).
1. Satpam/Polisi
2. Pol PP/PBK
3. Pramuka
4. Mahasiswa
2. Perawat / paramedis.
3. Medis / dokter umum
Sub sistem transportasi
• Upaya pelayanan transportasi PGD (ambulance).
• Tujuan : memindahkan PGD dengan aman tanpa
memperbarat keadaan penderita kesarana kesehatan
yang memadai.
• Sarana transportasi : kendaraan, peralatan, SDM,
obat dll.
• Persaratan untuk transportasi : sebelum diangkat,
selama diperjalanan.
• Jenis kendaraan pengangkut.
• Jenis ambulans.
Sub Sistem komunikasi

• Kejelasan kemana informasi adanya kejadian gawat darurat


disampaikan, akan memperpendek masa pra rumah sakit
yang dialami penderita.
• Pertolongan yang datang dengan segera akan meminimalkan
resiko-resiko penyulit lanjutan seperti syok hipovolemia
akibat kehilangan darah yang berkelanjutan, hipotermia
akibat terpapar lingkungan dingin dan sebagainya.
• Siapapun yang menemukan penderita pertama kali di lokasi
harus tahu persis kemana informasi diteruskan.
• Problemnya adalah bagaimana masyarakat dapat dengan
mudah meminta tolong, bagaimana cara membimbing dan
mobilisasi sarana tranportasi (Ambulan), bagaimana kordinasi
untuk mengatur rujukan, dan bagaimana komunikasi selama
bencana berlangsung.
Sub sistem komunikasi
Upaya pelayanan komunikasi medik untuk
penanggulangan PGD) :
1. Komunikasi kesehatan.
2. Komunikasi medis.
Jenis komunikasi :
3. Tradisional.
4. Modern.
Sarana komunikasi :
5. Sentral komunikasi.
6. Jaringan komunikasi.
Komponen Intra Rumah Sakit (dalam RS)

• Pada fase rumah sakit, Unit Gawat Darurat berperan


sebagai gerbang utama jalan masuknya penderita
gawat darurat.
• Kemampuan suatu fasilitas kesehatan secara
keseluruhan dalam hal kualitas dan kesiapan dalam
perannya sebagai pusat rujukan penderita dari pra
rumah tercermin dari kemampuan unit ini.
• Standarisasi Unit Gawat Darurat saat ini menjadi salah
satu komponen penilaian penting dalam perijinan dan
akreditasi suatu rumah sakit
Komponen Intra Rumah Sakit (dalam RS).
• Upaya pelayanan PGD di UGD Rumah Sakit) :
– Misi UGD : Secara pasti memberikan perawatan yang berkualitas terhadap
pasien dengan cara penggunaan sistem yang efektif serta menyeluruh dan
terkoordinasi dalam :
– Pencegahan cedera.
– Kesiagaan menghadapi bencana.
• Menanggulangi pasien dengan cara aman dan terpercaya :
– Evaluasi pasien secara cepat dan tepat.
– Resusitasi dan stabilisasi sesuai prioritas.
– Menentukan apakah kebutuhan penderita melebihi kemampuan fasilitas.
– Menjamin penanggulangan maksimum sudah diberikan sesuai kebutuhan
pasien.
• Konsep dan prinsip penilaian awal serta penilaian setelah resusitasi.
– Menentukan prioritas pengelolaan penderita.
– Memulai tindakan dalam periode emas.
– Pengelolaan ABCDE.
Safe Community

SPGDT
• Awam Umum Ambulans • Dokter • Dokter Spesialis
Comm.Preparedness • Awam Khusus Personel • Perawat • Perawat Spesialis
Prevention • Bidan
Mitigation
KOMUNIKASI
Quick Response
TRANSPORTASI
Masyarakat

Korban Ambulans PUSKESMAS Class C Hosp Class B / A

• RS
Pra RS
• Antar RS
GELS
Public Safety Center
SPGDT
SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU

Eskalasi
* SPGDT - S * SPGDT - B
SEHARI HARI BENCANA

Pra Rumah Sakit PSC  Rumah Sakit

Dari TKP Rujukan Tertingg


SPGDT Bencana
• Kerja sama antar unit pelayanan Pra Rumah
Sakit dan Rumah Sakit dalam bentuk
pelayananan gawat darurat terpadu sebagai
khususnya pada terjadinya korban massal yg
memerlukan peningkatan (eskalasi) kegiatan
pelayanan sehari-hari.
• Bertujuan umum untuk menyelamatkan
korban sebanyak banyaknya.
SPGDT Bencana
• Tujuan Khusus :
– Mencegah kematian dan cacat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali
dalam masyarakatsebagaimana mestinya.
– Merujuk melalui sistem rujukan untuk memperoleh penanganan yang lebih
memadai.
– Menanggulangi korban bencana.

• Prinsip mencegah kematian dan kecacatan :


– Kecepatan menemukan penderita.
– Kecepatan meminta pertolongan.
– Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan :
– Ditempat kejadian.
– Dalam perjalanan kepuskesmas atau rumah-sakit.
– Pertolongan dipuskesmas atau rumah-sakit.
Pendidikan Awam Khusus
• Di TKP……Penolong pertama seringkali orang awam yang
tidak memiliki kemampuan menolong yang memadai
sehingga dapat dipahami jika penderita dapat langsung
meninggal ditempat kejadian atau mungkin selamat
sampai ke fasilitas kesehatan dengan mengalami
kecacatan karena cara transport yang salah.
• Penderita dengan kegagalan pernapasan dan jantung kurang dari
4-6 menit dapat diselamatkan dari kerusakan otak yang
ireversibel.
• Syok karena kehilangan darah dapat dicegah jika sumber
perdarahan diatasi, dan kelumpuhan dapat dihindari jika upaya
evakuasi & tranportasi cedera spinal dilakukan dengan benar.
Pendidikan Awam Khusus
• Karena itu orang awam yang menjadi
penolong pertama harus menguasai lima
kemampuan dasar yaitu :
– Menguasai cara meminta bantuan pertolongan
– Menguasai teknik bantuan hidup dasar (resusitasi
jantung paru)
– Menguasai teknik mengontrol perdarahan
– Menguasai teknik memasang balut-bidai
– Menguasai teknik evakuasi dan tranportasi
Awam khusus
• Polisi/TNI.
• PMI.
• SAR.
• PBK.
• Mahasiswa (TBM).
• Satpam.
• Pol PP.
• LSM (Parpol).
• Dll (masyarakat yg berminat).
PELATIHAN PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU
( SPGDT )

• Adalah serangkaian Usaha - Usaha pertama


yang dapat dilakukan pada kondisi gawat
darurat dalam rangka menyelamatkan pasien
dari kematian.
• Tujuan Pelatihan SPGDT
– Peserta mampu mengetahui menentukan prioritas
tindakan pda pengelolaan kasus penderita gawat
darurat trauma dan kardiovaskular.
– Sertifikat pelatihan dapat digunakan untuk
mendukung akreditasi rumah sakit.
Materi PelatihanMateri Pelatihan
System Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu ( S P G D T )

1. Bantuan Hidup Dasar


2. Penilaian Awal dan Resusitasi penderita umum
3. Airway and Breathing
4. Trauma Thoraks
5. Trauma Abdomen
6. Shocks Management
7. Trauma Kepala
8. Biomekanik Trauma
9. Luka dan Fraktur
10.Ekstrikasi, Stabilisasi dan Trasnportasi / MEDEVAC
11.Luka Bakar
12.Triage Scenario
13.Keracunan / Intoksikasi
14.Pengenalan EKG
15.Pengenalan dan Penanganan Gawat Darurat Jantung
Materi PelatihanMateri Pelatihan
System Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu ( S P G D T )
PUBLIC SAFETY CENTER, PSC
1. Ujung tombak SPGDT menuju Safe
Community.
2. Paduan 118 (AGD), 110 (Polisi), 113 (PK).
3. Pelayanan cepat-tepat pra RS.
4. Public good (gratis). Di RS : bayar.
5. Awak ambulans : Paramedik profesional.
Public Safety Centre

• Emergency 118
• Security 110
• Rescue 113.
Ambulans Gawat Darurat 118 ( AGD 118 )

• Didirikan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah


Indonesia ( IKABI ) pada tahun 1973,
• Memiliki salah satu misi untuk menurunkan angka
kematian dengan memberikan layanan pra rumah
sakit gawat darurat sehari – hari, korban massal dan
bencana, yang bertujuan mengembangkan ;
– Safe Community,
– Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu ( SPGDT )
– Ambulans Gawat Darurat Terpadu ( AGDT ) diseluruh
Indonesia.
Prof. DR. dr. Aryono D Pusponegoro Sp.B, KBD
Berpedoman dengan prinsip YO YO
24 – 48 Hour, yang berarti You Are
On Your Own For 24 – 48 Hour,
anda harus berdiri sendiri ketika
ditimpa bencana. Tanpa bantuan
dari pihak luar selama kurun waktu
24 – 48 jam pertama pasca
bencana

Salah satu cara untuk mewujudkan hal ini adalah dengan


membuat suatu SPGDT atau AGDT yang telah dirumuskan oleh
instruktur-instruktur ATLS 1997 di Surabaya dengan kata kunci
“ Terpadu “ ( yang artinya menggunakan sumber daya yang
dimiliki, tidak tergantung dengan bantuan pihak lain ).
Health as a Bridge for Peace…WHO
• Upaya pelayanan kesehatan sebagaimana
telah diketahui bersama adalah upaya bersifat
netral tidak berpihak dan harus diberikan pada
siapapun tidak membedakan golongan,
suku,agama, ras, maupun kelompok.
Health as a Bridge for Peace…WHO
• Sehingga diharapkan tenaga kesehatan dapat
menjadi mediator pada konflik, dapat menjadi
orang yang dapat mengupayakan rekonsiliasi
dan juga kegiatan upaya kesehatan dapat
menjadi ajang kebersamaan atau menjadi
jembatan dalam upaya perdamaian.
Star of Life
Emergency medical service (ambulan gawat darurat Amerika Serikat) yang diikuti oleh beberapa negara mempunyai
lambang
Star of Life.
Star of Life
• The Star of Life didesian oleh Leo R. Schwartz kepala bagian
EMS pada National Highway Traffic Safety Administration
(NHTSA).
• lambang ini menggunakan palang enam yang kemudian
dipatenkan sebagai lambang EMS pada 1 Februari 1977.
• 6 palang biru mengambarkan 6 point fungsi dari emergency
medical services atau EMS yang dapat diuraikan sebagai berikut:
• 1.Detection
2.Reporting
3.Response
4.On Scene Care
5.Care in Transit
6.Transfer to Definitive Care
• PPGD
• First Aid _ CPR Basics CPR Rescue Breaths -
YouTube.mp4
• First Aid _ CPR Basics CPR Rescue Breaths -
YouTube.mp4
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai