PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus (diabetes) adalah suatu kondisi terganggunya
metabolisme didalam tubuh karena ketidakmampuan tubuh membuat atau
menyuplai hormon insulin sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan kadar
gula darah melebihi normal.1
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010, diabetes
mellitus merupakan kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin , atau
kedua- duanya. 2
Laporan status global pada Non-Communicable Disease (NCD) WHO
tahun 2010 melaporkan bahwa 60 % penyebab kematian semua umur di dunia
adalah karena PTM (Penyakit Tidak Menular). Diabetes melitus menduduki
peringkat ke -6 sebagai penyebab kematian. Sekitar 1,3 juta orang meninggal
akibat diabetes dan 4 % meninggal sebelum usia 70 tahun.3
WHO memperkirakan bahwa pengidap diabetes di dunia mencapai 300
juta orang, sedangkan diabetes melitus di indonesia akan mengalami kenaikan
jumlah pasien diabetes mellitus dari 8,4 juta pada tahun 2004 menjadi sekitar 21,3
juta pada tahun 2030. Indonesia menurut WHO menempati urutan keempat
dengan jumlah terbesar di dunia setelah india, cina dan Amerika serikat. Sesuai
data depertemen kesehatan RI , pasien diabetes rawat inap dan rawat jalan di
rumah sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin.3
Laporan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian
Kesehatan (RISKESDAS) tahun 2013 menyebutkan terjadi peningkatan
prevalensi pada penderita diabetes melitus yang diperoleh berdasarkan wawancara
yaitu 1,1% pada tahun 2007 menjadi 1,5% pada tahun 2013 sedangkan prevalensi
diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter atau gejala pada tahun 2013 sebesar
2,1% dengan prevalensi terdiagnosis dokter tertinggi pada daerah Sulawesi
Tengah (3,7%) dan paling rendah pada daerah Jawa Barat (0,5%). Masih dari data
RISKESDAS tersebut menyebutkan prevalensi dari penderita DM cenderung
meningkat pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki dan terjadi
peningkatan prevalensi penyakit diabetes melitus sesuai dengan pertambahan
umur namun mulai umur 65 tahun cenderung menurun dan tersebut cenderung
lebih tinggi bagi penderita yang tinggal diperkotaan dibandingkan dengan
dipedesaan. Jika ditinjau dari segi pendidikan menurut RISKESDAS bahwa
prevalensi diabetes melitus cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan
tingkat pendidikan tinggi serta dengan kuintil indeks kepemilikan yang tinggi.4
Diabetes Mellitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin, atau kedua-duanya.
Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi oleh sel beta di pankreas,
suatu organ kecil yang terletak pada bagian belakang lambung. Produksi insulin
dipengaruhi oleh tingginya kadar gula darah. Makin tinggi gula di dalam darah,
maka semakin tinggi insulin yang akan diproduksi.
Hiperglikemia adalah kondisi kadar gula darah (glukosa) yang tinggi. Pada
semua krisis hiperglikemik, hal yang mendasari adalah defisiensi insulin relatif
ataupun absolut. Hiperglikemia dapat melemahkan kapasitas sekresi insulin dan
menambah berat resistensi insulin sehingga produksi insulin semakin berkurang.7
Kayumanis merupakan salah satu tanaman yang kulit batang, cabang dan
dahannya digunakan sebagai bahan rempah-rempah dan merupakan salah satu
komoditas ekspor Indonesia. Tanaman kayumanis yang dikembangkan di
Indonesia terutama adalah Cinnamomum burmanii Blume dengan daerah
produksinya di Sumatera Barat dan Jambi dan produknya dikenal sebagai cassiavera atau Korinjii cassia. Selain itu terdapat Cinnamomum zeylanicum Nees,
dikenal sebagai kayu manis Ceylon karena sebagian besar diproduksi di Srilangka
(Ceylon) dan produknya dikenal sebagai cinnamon. Jenis kayumanis ini juga
terdapat di pulau Jawa. Selain kedua jenis tersebut, terdapat pula jenis C. cassia
yang terdapat di Cina.8
Sebagian besar kulit kayumanis yang diekspor Indonesia adalah jenis
Cinnamomum burmanii. Kulit kayumanis dapat digunakan langsung dalam
bentuk asli atau bubuk, minyak atsiri dan oleoresin. Minyak kayu manis dapat
diperoleh dari kulit batang, cabang, ranting dan daun pohon kayu manis dengan
cara destilasi, sedangkan oleoresinnya dapat diperoleh dengan cara ekstraksi kulit
kayu manis dengan pelarut organik Beberapa tahun terakhir ini, para ilmuwan
berhasil mengungkap khasiat lain dari kayu manis, yakni menurunkan kadar gula
darah. Kandungan senyawa fenol pada kulit kayu manis mampu meningkatkan
oksidasi glukosa.9
Berdasarkan pernyataan diatas, peneliti tertarik ingin melakukan penelitian
tentang Pengaruh Pemberian Teh Serbuk Kulit Kayu Manis Terhadap Kadar Gula
Darah Pasien Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja RSUD Solok Selatan Tahun
2015.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Pengaruh Pemberian Teh Serbuk Kulit Kayu Manis Terhadap
Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja RSUD Solok
Selatan Tahun 2015?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Teh Serbuk Kulit Kayu Manis
Terhadap Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja RSUD
Solok Selatan Tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya kadar gula darah awal pasien Diabetes Mellitus kasus dan
kontrol Di Wilayah Kerja RSUD Solok Selatan
b.
Diketahuinya kadar gula darah akhir pasien Diabetes Mellitus kasus dan
kontrol Di Wilayah Kerja RSUD Solok Selatan
c. Diketahuinya perbedaan kadar gula darah awal dan akhir pasien Diabetes
Mellitus kasus dan kontrol Di Wilayah Kerja RSUD Solok Selatan
d. Diketahuinya Pengaruh Pemberian Serbuk Kulit Kayu Manis Terhadap
Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja RSUD
Solok Selatan Tahun 2015 dalam penurunan kadar gula darah pasien
Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja RSUD Solok Selatan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan peneliti dalam
mengimplementasikan ilmu dan pengetahuan, khususnya pada mata kuliah
Metodologi Penelitian yang diperoleh selama perkuliahan dalam melakukan
penelitian.
2. Bagi Pasien
Dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk pengobatan alternatif bagi
pasien atau penderita penyakit Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja RSUD Solok
Selatan.
3. Bagi Masyarakat
Dapat memberi informasi dan masukan kepada masyarakat atau keluarga
mengenai obat-obatan tradisional yang dapat membantu dalam mengontrol kadar
gula darah penderita Diabetes Mellitus, dan meningkatkan kepedulian akan
bahaya Diabetes Mellitus serta meningkatkan perhatian pada kesehatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1. Diabetes Melitus
Diabetes melitus atau penyakit gula adalah penyakit yang ditandai dengan
kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Tingkat kadar glukosa darah
menentukan apakah seseorang menderita DM atau tidak.10
Tabel 2.1 Menunjukan Kriteria DM atau Bukan
Bukan DM
Gangguan
Puasa
2 jam PP
Puasa
Kapiler < 80
Vena 100 140
2 jam PP
Toleransi
Glukosa
DM
Kapiler 80 120
Puasa
2 jam PP
disebut nilai ambang ginjal. Ginjal, tempat membuat urine, hanya dapat menahan
gula kalau kadarnya hanya sampai angka tersebut. Lebih tinggi dari itu, ginjal
tidak dapat menahan gula dan kelebihan gula akan keluar bersama urine.11
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang terjadi ketika
pankreas tidak cukup dalam memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak efisien
menggunakan insulin itu sendiri. Insulin adalah hormon yang mengatur kadar gula
darah. Hiperglikemia atau kenaikan kadar gula darah, adalah efek yang tidak
terkontrol dari diabetes dan dalam waktu panjang dapat terjadi kerusakan yang
serius pada beberapa sistem tubuh, khususnya pada pembuluh darah jantung
(penyakit jantung koroner), mata (dapat terjadi kebutaan), ginjal (dapat terjadi
gagal ginjal), syaraf (dapat terjadi stroke) .3
DM ditandai dengan kelompok gejala hiperglikemia, perubahan
metabolisme lipid, karbohidrat, dan protein serta meningkatnya resiko komplikasi
penyakit vaskular yang terjadi karena defisiensi sintesis dan sekresi insulin.
Penyakit kencing manis dalam istilah medisnya disebut diabetes mellitus, dan
penderitanya disebut Diabetisi (sesuai kesepakatan Konggres I persatuan diabetes
Indonesia (PERSADI) di Bandung pada tahun 1986). Pada penderita DM, air
seninya terasa manis karena mengandung gula. Diabetes mellitus (DM) atau yang
dikenal dengan sebutan penyakit kencing manis merupakan suatu sindrom klinik
yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah atau hiperglikemia
(glukosa puasa 126 mg/dl atau postpradial 200mg/dl atau glukosa darah
sewaktu mg/dl). Bila diabetes melitus tidak segera diatasi akan terjadi gangguan
10
11
endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang jarang
dan sindrom genetik lain yang berkaitan dengan diabetes . Etiologi bagi diabetes
tipe ini merupakan defek spesifik pada sekresi atau fungsi insulin, kelainan
metabolik yang menyebabkan gangguan sekresi insulin, kelainan mitokondria,
dan keadaan-keadaan yang lainnya yang menyebabkan IGT.17
d. Diabetes Mellitus Kehamilan
Diabetes mellitus kehamilan atau sering disebut dengan istilah Diabetes
Mellitus Gestasional (DMG) adalah suatu gangguan toleransi karbohidrat yang terjadi
atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan sedang berlangsung. Faktor risiko
diabetes tipe ini antara lain obesitas, adanya riwayat DMG, gukosuria, adanya riwayat
keluarga dengan diabetes, abortus berulang, adanya riwayat melahirkan bayi dengan
berat > 4 kg, dan adanya riwayat preeklamsia. Penilaian adanya risiko diabetes
melitus gestasional perlu dilakukan sejak kunjungan pertama untuk pemeriksaan
kehamilannya. Bentuk diabetes yang terjadi selama kehamilan. DM gestasional
disease, pernisious anemia, dan myasthenia gravis. keadaan ini berhubungan dengan
antigen HLA-DR3 dan muncul pada usia sekitar 30-50 tahun. Pada diabetes tipe 1
13
14
15
a) Kadar glukosa darah puasa 126 mg/dL (7,0 mmol/L).Puasa diartikan pasien tidak
mendapatkan asupan kalori tambahan sedikitnya 8 jam.
b) Tampak gejala klasik diabetes melitus dan kadar glukosa darah sewaktu 200mg/dL
(11,1 mmol/L). Gejala klasik diabetes mellitus termasuk poliuria, polidipsia dan
penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Glukosa sewaktu merupakan hasil
pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir.
c) Kadar glukosa darah 2 jam pada Tes Toleransi Glukosa Oral 200
mg/dL(11,1mmol/L).Tes Toleransi Glukosa Oral dilakukan dengan standar World
Health Organization, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75
gramglukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air. 2
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau
diabetesmelitus, maka dapat digolongkan ke dalam kelompok Toleransi
GlukosaTerganggu (TGT) atau Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT)
tergantungdari hasil yang diperoleh: 23
a) TGT: glukosa darah plasma 2 jam setelah beban antara 140-199 mg/dL (7,8-11,0
mmol/L).
b) GDPT: glukosa darah puasa antara 100-125 mg/dL (5,6-6,9 mmol/L).
16
gelap), keluar keringat dingin, detak jantung meningkat, sampai hilang kesadaran.
Apabila tidak segera ditolong dapat terjadi kerusakan otak dan akhirnya
kematian .15
Pada hipoglikemia, kadar glukosa plasma penderita kurang dari 50 mg/dl,
walaupun ada orang-orang tertentu yang sudah menunjukkan gejala hipoglikemia
pada kadar glukosa plasma di atas 50 mg/dl. Kadar glukosa darah yang terlalu
rendah menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat pasokan energi sehingga tidak
dapat berfungsi bahkan dapat rusak. Hipoglikemia lebih sering terjadi pada
penderita diabetes tipe 1, yang dapat dialami 1 2 kali perminggu. Dari hasil
survei yang pernah dilakukan di Inggeris diperkirakan 2 4% kematian pada
penderita diabetes tipe 1 disebabkan oleh serangan hipoglikemia. Pada penderita
diabetes tipe 2, serangan hipoglikemia lebih jarang terjadi, meskipun penderita
tersebut mendapat terapi insulin. Serangan hipoglikemia pada penderita diabetes
umumnya terjadi apabila penderita:
-
Makan terlalu sedikit, lebih sedikit dari yang disarankan oleh dokter atau
ahli gizi
Minum alkohol
Stress
17
18
19
20
24
24
21
f)
24
d. Terapi Farmakologis
22
Menurut Heyne (1987), pohon kayu manis merupakan tumbuhan asli Asia
Selatan, Asia Tenggara dan daratan Cina, Indonesia termasuk didalamnya.
Tumbuhan ini termasuk famili Lauraceae yang memiliki nilai ekonomi dan
merupakan tanaman tahunan yang memerlukan waktu lama untuk diambil
hasilnya. Hasil utama kayu manis adalah kulit batang dan dahan, sedang hasil
samping adalah ranting dan daun. Komoditas ini selain digunakan sebagai
rempah, hasil olahannya seperti minyak atsiri dan oleoresin banyak dimanfaatkan
23
Nama asing
(cina).
Nama daerah
(Batak), kanigar,
24
: Plantae
Divisi
: Gymnospermae
Subdivisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledonae
Sub kelas
: Dialypetalae
Ordo
: Policarpicae
Famili
: Lauraceae
Genus
: Cinnamomum
Spesies
: Cinnamomum burmannii
25
daunnya mengandung alkaloida dan polifenol.29 Penelitian terhadap minyak atsiri dari
Cinnamomum burmannii yang berasal dari Guangzhou, Cina yang dilakukan oleh
Wang, dkk pada tahun 2009 melaporkan bahwa komponen mayor minyak atsiri yang
terkandung adalah transsinamaldehid (60,72%), eugenol (17,62%) dan kumarin
(13,39%) . 30
Komposisi
7,90 %
Minyak atsiri
2,40 %
Alkohol ekstrak
10 12 %
Abu
3,55 %
Serat kasar
20,30 %
Karbohidrat
59,55 %
26
Lemak
2,20 %
Tabel 2.2. Komposisi kimia Cinnamomum burmanni (Thomas and Duethi, 2001)
Kayu manis atau cinnamon memiliki kandungan berbagai senyawa kimia,
yaitu minyak atsiri sekitar 0,5-2 %, seperti eugenol, safrol, sinamilaldehida dan
linalol. Polisakarida sekitar 10 %, diterpen serta kumarin (Bradley,2006),
komponen fenol sekitar 4-10 % seperti tanin terkondensasi (proanthocyanidins,
cathecins), gum, mucilago, resin, pati. 32
Efek farmakologis kayu manis memiliki efek karminatif, spasmolitik,
antibakteri, anti fungi, anti rematik, anti inflamasi, penambah nafsu makan
(stomakik), menghilangkan nyeri dan anti diabetes.kayu manis dapat mengontrol
gula darah karena mengandung senyawa polimer tipe A polifenol. 33
Suatu penelitian juga telah menunjukan bahwa bahan aktif dalam kulit
kayu manis yaitu cinnamaldehyde Nama lain dari cinnamic aldehyde adalah
cinnamaldehyde, cinnamal, 3- phenylpropenal, -phenylacrolein dan mempunyai
rumus kimia C6H5CH=CHCHO. Cinnamic aldehyde merupakan senyawa yang
terdapat dalam kayu manis dan diperoleh dengan mengisolasi minyak kayu manis.
27
Kandungan cinnamic aldehyde dalam minyak kayu manis sekitar 74 %., dapat
menurunkan kadar glukosa plasma pada tikus diabetes. 35
28
Cinnamon bark oil adalah minyak yang diperoleh dari kulit. Sementara Cassia oil
adalah minyak yang diperoleh dari daun, ranting dan bubuk kulit kayu manis. 37
Komponen utama yang terkandung didalam minyak kayu manis adalah
sinamaldehid, eugenol, aceteugenol, dan aldehida.selain itu masih ada kandungan
lain yang menentukan aroma spesifik dari kayu manis. Kandungan terbesar dalam
minyak kayu manis adalah eugenol, sekitar 80-90%. Minyak ini diperoleh dari
penyulingan atau destilasi air dan uap, kandungan minyak yang diperoleh
tergantung pada cara penyulingannya (Rismunandar dan Paimin, 2001).
Cinnamon bark oil diperoleh dengan cara menyuling serbuk kulit kayu manis kering
atau serpihan kulit yang tidak dapat dijual. Cinnamon bark oil mengandung Cinnamic
aldehyde (tidak boleh kurang dari 55%), eugenol (4-10%), alipathic aldehyde, dan
phellandene. 26
29
39
B. Kerangka konsep
1. Kelompok Kasus
30
sewaktu ( awal)
sewaktu (akhir)
2. Kelompok Kontrol
sewaktu ( awal)
sewaktu (akhir)
C. Hipotesis
Ada pengaruh pemberian teh serbuk kulit kayu manis terhadap penurunan
kadar gula darah pada kelompok perlakuan (kasus).
D. Matriks Operasional
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Design Penelitian
Design penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan pra-pasca
perlakuan (pretest-posttest with control group design). Artinya pengukuran kadar
31
gula darah dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan dan terdapat kontrol sebagai
pembanding. Kasus dan kontrol adalah penderita Diabetes Mellitus yang memiliki
kadar gula darah 200 mg/dl yang tidak diberi perlakuan. Hasil penelitian ini
untuk melihat pengaruh pemberian Serbuk kulit kayu manis dalam kadar gula
darah penderita Diabetes Mellitus di wilayah kerja RSUD Solok Selatan tahun
2015. 42
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Tahun 2015 diwilayah kerja RSUD
Solok Selatan.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh penderita Diabetes Mellitus yang
berada di wilayah kerja RSUD Solok Selatan.42
2. Sampel
Sampel penelitian adalah pasien Diabetes Mellitus yang diambil secara
purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan keinginan peneliti
sebanyak 20 orang 10 sampel kasus dan 10 orang sampel kontrol .
Pengambilan sampel juga mempertimbangkan syarat-syarat berikut.42
a. Hasil pengukuran kadar gula darah saat di Rumah sakit 200
mg/dl.
b. Bersedia diberikan perlakuan berupa pemberian Teh Serbuk kulit
kayu manis setiap hari selama 7 hari dengan menandatangani surat
persetujuan.
32
33
yang dilakukan ditujukan pada asupan makan responden dan jenis zat gizi yang
akan dikontrol adalah karbohidrat.
Metode yang digunakan untuk mengetahui asupan makan responden
adalah metode recall 24 jam yang dilakuan 3 24 jam dalam waktu 7 hari. Recall
dilakukan pada hari pertama, hari keempat dan hari terakhir.
4. Pelaksanaan penelitian
Teh serbuk kulit kayu manis diberikan kepada sampel 200 ml dengan
proporsi sdt serbuk kulit kayu manis dan 2 gr gula diabetik setiap hari selama 7
hari. Sebelum diberikan perlakuan kadar gula darah sampel diukur dan pada hari
ke 7 setelah 1 jam minum teh serbuk kulit kayu manis kadar gula darah diukur
kembali. Sedangkan kontrol tidak diberi perlakuan.17 Kadar gula darah diukur
dalam rentang waktu pagi hingga siang hari.
E. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data
1. Data primer
Data yang dikumpulkan adalah jumlah Teh sebuk kulit kayu manis yang
dihabiskan, data berat badan dan tinggi badan untuk melihat status gizi (IMT), dan
data kadar gula darah sewaktu responden yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri.
Untuk mengukur kadar gula darah dengan menggunakan alat ukur kadar gula
darah glukose test.
2. Data sekunder
Data dikumpulkan meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, tergolong
diabetes yang diperoleh dari laporan kesehatan di RSUD Solok Selatan.
F. Pengolahan dan Analisis Data
34
1. Pengolahan data
Data mengenai kadar gula darah pasien yang diperoleh diolah dengan cara
komputerisasi dengan langkah-langkah sebagai berikut: 43
a. Menyunting Data (editing)
Dalam menyunting data dilakukan pengecekan kelengkapan pengisian
kuesioner, kejelasan jawaban, kesesuaian relevansi jawaban dan keseragaman
satuan.
b. Mengkode Data (coding)
Memberi kode pada masing-masing data sesuai dengan tujuan penelitian
yang sudah
dirumuskan.
c. Memasukkan Data (entry)
Penyajian data tingkat kehabisan, kadar gula darah (sebelum dan sesudah),
dan penurunan kadar gula darah kedalam tabel.
d. Membersihkan Data (cleaning)
Pemeriksaan kembali terhadap data yang telah di entrykan untuk
mengecek kesalahan yang mungkin terjadi.
2. Analisis data
a. Analisis Univariat
Analisis univariat untuk melihat rata-rata Teh serbuk kulit kayu manis yang
dihabiskan dan rata - rata kadar gula darah sebelum dan sesudah perlakuan.
b. Analisis Bivariat
35
Analisis bivariat untuk menguji hipotesis yaitu ada perbedaan antara kadar
gula darah sebelum dan sesudah pemberian Teh serbuk kulit kayu manis pada
kelompok perlakuan dengan uji T-Test beda dua mean dependent dan uji T-Test
independent untuk mengetahui pengaruh pemberian Teh serbuk kulit kayu manis
dengan melihat perbedaan rata-rata penurunan kadar gula darah pada kelompok
perlakuan dan kontrol. Dengan tingkat kepercayaan p = <0,05.42
36