Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTEK STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN DI

RUANG PERAWATAN BEDAH RS AN-NISA TANGERANG

Oleh:

1. Lailatul Amalia 211030230136


2. Roslina Mawarni 211030230062
3. Tama Desel Ima 211030230134
4. Hesti Silviana 211030230170
5. Muhammad Iqbal 211030230166

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penyusun dapat

menyelesaikan tugas Stase Manajemen Keperawatan ini. Dalam proses laporan ini

penyusun mendapat bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, untuk itu

penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Puji Astuti, S.Kep Selaku

Kepala Ruangan Perawatan Bedah dan Kepada Ibu Ns. Rahayu Nawang Wulan,

S.Kep., M.Kep selaku pembimbing akademi Stase Manajemen Keperawatan dan

Kepada Koordinator Mata Kuliah Stase Manajemen Keperawatan Bapak Ns.Veri,

S.Kep., M.Kep

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, baik dalam

penyusunan kalimat maupun bahasanya. Oleh karena itu penyusun mengharapkan

kritik dan saran yang sifatnya membangun agar lebih baik di kemudian hari.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat umumnya bagi pembaca, dan khususnya

bagi penyusun.

Tangerang, September 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Tujuan Penulisan .....................................................................................3
C. Manfaat Penulisan ...................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI ...........................................................................5
A. Fungsi Manajemen ..................................................................................5
B. Output .....................................................................................................17
C. Audit Dokumentasi .................................................................................19
D. Indikator Penyakit ...................................................................................20
E. Indikator Pelayanan ................................................................................20
BAB III ANALISA SITUASI ...........................................................................22
A. Profil Ruangan ........................................................................................22
B. Denah Ruangan .......................................................................................23
C. Fasilitas Ruangan ....................................................................................23
D. Analisis SWOT .......................................................................................24
E. Analisa Data ............................................................................................25
F. Perumusan Masalah ................................................................................27
G. Perumusan Alternative Penyelesaian Masalah .......................................27
H. POA (Planning Of Action) ......................................................................28
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................30
A. Kesenjangan Teori Dan Penyelesaian Masalah ......................................30
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................32
A. Kesimpulan .............................................................................................32
B. Saran .......................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................34
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan profesional dimana

tim keperawatan dikelola dengan menjalankan 4 fungsi manajemen yaitu

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Keempat fungsi

tersebut saling berhubungan dan memerlukan keterampilan- keterampilan teknis,

hubungan ant ara manusia dan konseptual yang mendukung tercapainya asuhan

keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna kepada klien. Adanya

alasan tersebut manajemen keperawatan perlu mendapat prioritas utama dalam

pengembangan keperawatan dimasa depan. Hal tersebut berkaitan dengan

tuntunan profesi dan tuntunan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan

memerlukan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang

terjadi (Nursalam, 2014 dalam Maryanti,2019).

World Health Organtization (WHO) menyatakan, rumah sakit adalah institusi

perawatan kesehatan yang memiliki staf medis profesional yang terorganisir,

memiliki fasilitas rawat inap, dan memberikan layanan 24 jam. Menyediakan

pelayanan komperehensif, penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan

penyakit (preventif) kepada masyarakat (WHO,2017). Undang – undang No.44

tahun 2009, mendefinisikan rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan

yang memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara menyeluruh dengan

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit

sebagai salah satu bagian sistem pelayanan kesehatan yang memberikan

1
pelayanan kepada masyarakat mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang

medik, rehabilitasi medik dan pelayanan perawatan (Septiari,2012).

Asuhan Keperawatan merupakan suatu proses atau rangkaian kegiatan praktik

keperawatan langsung pada klien diberbagai tatanan pelayanan kesehatan yang

pelaksanaannya berdasarkan kaidah profesi keperawatan dan merupakan inti

praktik keperawatan (Ali, 2009). Dalam melaksanakan tugasnya perawat memberi

asuhan keperawatan yang terbaik sesuai kemampuannya, dalam keperawatan ada

beberapa metode salah satunya metode Tim. Metode Tim di terapkan dengan

menggunakan kerja sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari perawat

professional, dan pembantu perawat untuk memberikan asuhan keperawatan

kepada kelompok pasien. ( Kuntoro, A 2010 dalam Maryanti,2019).

Rs An – Nisa kota tangerang merupakan rumah sakit rujukan tipe C dan memiliki

motto yaitu Ihsan Dalam Pelayanan. Visi Rs An – Nisa yaitu menjadi rumah sakit

berciri islam yang dipercaya dan dipilih oleh masyarakat. Sedangkan Misi Rs An

– Nisa yaitu menyediakan pelayanan bermutu dan professional, mewujudkan citra

islam diseluruh jajaran dalam segala tindakan dan penampilan, mengembangkan

jiwa melayani secara ihsan dalam setiap karyawan.

Ruang Perawatan Bedah Rs An-Nisa Kota Tangerang adalah salah satu

ruangan rawat inap di Rs An-Nisa Kota Tangerang yang memberikan pelayanan

yang terdiri dari 8 ruangan yaitu 201, 202, 203, 204, 205, 206, 207, 208.

Diruang tindakan 201, 207, 208 terdiri dari 2 bed, 1 ac, 1 tv, 1 kamar mandi, 2

kulkas, 1 tempat wastafel. 202 dan 203 terdiri dari 3 bed, 1 ac, 1 kamar mandi

dan wastafel, 204, 205 dan 206 terdiri dari 5 bed, 1 ac, 1 tv, 1 kamar mandi dan

2
wastafel. Selain itu, Ruang Perawatan Bedah merupakan salah satu ruangan

perawatan RS An-Nisa yang memberikan perawatan bagi pasien laki-laki

maupun perempuan dewasa maupun anak.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Setelah melakukan praktek kepemimpinn dan manajemen keperawatan di

Ruang Perawatan Bedah Rs An-Nisa Kota Tangerang mahasiswa mampu

melakukan pengelolaan pelayanan keperawatan profesional tingkat dasar

secara bertanggung jawab dan menunjukkan sikap kepemimpinan yang

profesional.

2. Tujuan khusus

Setelah melakukan praktek kepemimpinan dan manajemen keperawatan

selama 2 minggu di Ruang Perawatan Bedah Rs An-Nisa Kota Tangerang

mahasiswa mampu :

a. Melakukan pengkajian data yang meliputi profil umum ruang

keperawatan, unsur input, unsur proses dan unsur ouput.

b. Menganalisa hasil kajian pada setiap sub unsur pada unsur input,

unsur proses dan unsur output.

c. Membuat identifikasi permasalahan yang ada, memprioritaskan

masalah tersebut dan menyusun rencana kegiatan.

d. Melaksanakan dan mengevaluasi tindakan sesuai rencana yang

sudah disusun.

3
C. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Sebagai sumber informasi khususnya bagi mahasiswa program profesi

ners dalam aplikasi konsep kepemimpinan dan manajemen keperawatan

secara langsung.

2. Manfat Praktik

Sebagai bahan masukan bagi perawat khususnya di Rs An-Nisa Kota

Tangerang untuk meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan

yang mengacu kepada model praktek keperawatan professional (MPKP).

4
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Fungsi Manajemen

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan fungsi dasar manajemen. Perencanaan dalam

keperawatan merupakan upaya dalam meningkatkan profesionalisme

pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan keperawatan dapat

dipertahankan bahkan ditingkatkan. Dengan melihat pentingnya fungsi

perencanaan, dibutuhkan perencanaan yang baik dan profesional.

Perencanaan yang baik harus berdasarkan sasaran, bersifat sederhana,

mempunyai standar, fleksibel, seimbang, dan menggunakan sumber-

sumber yang tersedia terlebih dahulu secara efektif dan efisien

(Swansburg, 1993 dalam Hadinto Ariel dkk, 2016). Perencanaan adalah

sejumlah keputusan yang menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan

tertentu (Hasibuan, 2010 dalam Hadinto Ariel dkk, 2016).

Perencanaan diruang MPKP adalah kegiatan perencanaan yang melibatkan

seluruh perawat ruang MPKP mulai dari kepala ruangan, ketua tim dan

anggota tim/perawat pelaksana. Perencanaan yang disusun oleh perawat

yang terlihat di ruang MPKP disesuaikan dengan peran dan fungsi masing-

masing.

5
a. Perencanaan di ruang MPKP

Kegiatan di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi, filosofi,

kebijakan dan standar kerja.

1) Perumusan visi, misi, filosofi.

2) Kegiatan di ruang MPKP meliputi perumusan filosofi, visi, misi,

dan tujuan.

a) Filosofi

Filosofi adalah statmen yang mencerminkan nilai- nilai, visi,

dan misi dari suatu organisasi. Filosofi memuat seperangkat

nilai-nilai yang mengakar dan menjadi rujukan semua kegiatan

dalam organisasi dan menjadi landasan dan arahan seluruh

perencanaan jangka panjang. Pernyataan tertulis dari filosofi

menunjukkan nilai-nilai dan keyakinan yang menyangkut

administrasi keperawatan dalam institusi atau organisasi. Nilai-

nilai dalam filosofi dapat lebih dari satu yang mengemukakan

pandangan praktisi dan manajer perawat tentang apa yang

mereka yakini dari manajemen dan praktek keperawatan.

b) Visi

Visi ini dirumuskan bersama oleh kepala ruang dengan

memperhatikan masukan-masukan dari stakeholders dan visi

seharusnya ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala

sesuai dengan perkembangan ipteks dan masyarakat. Visi

6
diruangan diturunkan dari visi rumah sakit yang merupakan

pengembangan yang disesuaikan dengan ruangmasing-masing.

c) Misi

Misi seharusnya menjadi tolok ukur dalam evaluasi di seluruh

unit kerja yang bisa di revisi secara berkala sesuai dengan

perkembangan ipteks dan kebutuhan masyarakat. Misi bagian

perawat harus berasal dari misi lembaga keseluruhan dan untuk

memutuskan misi diruangan keperawatan para perencana harus

terlebih dahulu menilai, lingkungan internal dan external

bagian dari keperawatan. Untuk mengetahui bahwa misi yang

dibuat realistic para perencana harus mengetahui ukuran dan

karakter wilayah jangkauan wilayah, masalah-masalah sosial

dan kesehatan yang umum serta kelebihan dan kekurangan para

anggota staf keperawatan.

d) Tujuan

Tujuan adalah pernyataan konkret dan spesifik dimana misi

akan dicapai dan filosofi atau keyakinan berlangsung. Tujuan

harus hidup yang memuat pernyataan konkret yang menjadi

standar agar kinerja dapat diukur. Tujuan dalam keperawatan

ini diperlukan dalam semua area dimana pelayanan

keperawatan berlangsung. Tujuan memberikan abonement dari

produk perawatan kesehatan yang hubungan selanjutnya dalam

rantai perencanaan adalah setiap kepala perawat atau

7
coordinator harus mengarahkan para perawat profesionalnya

untuk mengembangkan pernyataan tentang filosofi, visi, misi

dan tujuan unit keperawatan. Sebagai contoh jika filosofi

organisasi mengacu kepada keyakinan agama, maka pernytaan

visi, misi dan tujuan juga mencerminkan keyakinan yang sama.

Jika visi departemen menyatakan maksud-maksud yang sama.

3) Jenis Perencanaan yang diterapkan di MPKP

Jenis perencanaan yang diterapkan diruang MPKP adalah

perencanaan jangka pendek yang terdiri dari rencana harian,

bulanan dan tahunan.

a) Rencana Harian

Rencana harian adalah rencana aktifitas pada tiap shift yang

dilakukan oleh perawat asosiet/perawat pelaksana, perawat

primer/ketua tim dan kepala ruangan. Rencana harian dibuat

sebelum operan dilakukan dan dilengkapi pada saat operan dan

pre conference.

1) Rencana harian kepala ruangan

Isi kegiatan harian kepala ruangan meliputi semua kegiatan

yang dilakukan oleh seluruh SDM yang ada di ruangan

dalam rangka menghasilkan pelayanan asuhan keperawatan

yang berkualitas. Kepala ruangan harus mengetahui

kebutuhan ruangan dan mempunyai hubungan keluar

dengan unit yang terkait untuk memenuhi kebutuhan

8
tersebut. Demikian pula dengan asuhan keperawatan,

kepala ruangan sebagai narasumber utama atau konsultan

untuk menjamin terlaksananya asuhan keperawatan pada

semua tim di ruangan.

Berikut isi rencana harian kepala ruangan meliputi :

- Asuhan keperawatan

- Supervisi Katim dan perawatpelaksana

- Supervisi tenaga selain perawat

- Kerja sama dengan unit yangterkait

2) Rencana Harian KetuaTim

Isi rencana harian ketua tim antara lain adalah:

- Penyelenggaraan asuhan keperawatan pada pasien

ditimnya,

- Melakukan supervisi perawat pelaksana untuk

menilai kompetensi secara langsung dan tidak

langsung, serta on the job trainning yang dirancang,

- Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya.

- Ketua tim sebaiknya hanya dinas pagi, karena pada

pagi hari banyak kegiatan atau tindakan yang

dilakukan dan merencanakan kegiatan sore dan

malam.

3) Rencana Harian Perawat Pelaksana

Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan

9
keperawatan untuk sejumlah klien yang dirawat pada shif

dinasnya. Rencana harian perawat pelaksana shif sore dan

malam agak berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim

maka perawat tersebut berperan sebagai ketua tim dan

perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre dan

post conference. Perawat pelaksana akan membuat rencana

yang ditujukan pada tindakan keperawatan untuk sejumlah

pasien yang dirawat pada shift dinasnya.

b) Rencana Bulanan

Ketua tim dan kepala ruangan membuat rencana bulanan

berhubungan dengan peningkatan asuhan keperawatan dan

pelayanan keperawatan.

1) Rencana Bulanan Kepala Ruangan

Setiap akhir bulan kepala ruangan melakukan evaluasi hasil

ke empat pilar atau nilai MPKP dan berdasarkan hasil

evaluasi tersebut, kepala ruangan akan membuat rencana

tindak lanjut dalam rangka peningkatan kualitas hasil.

Dalam fungsi perencanaan, kepala ruangan membuat

laporan tentang evaluasi rencana harian yang dibuat oleh

ketua tim dan perawat pelaksana.

Kegiatan yang termasuk rencana bulanan karu

- Membuat jadwal dan memimpin case conference

- Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan

10
kelompokkeluarga

- Membuat jadwaldinas

- Membuat jadwal petugasTAK

- Membuat jadwal memimpin rapat bulanan perawat

- Membuat jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan

- Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua

tim dan perawat pelaksana

- Melakukan audit dokumentasi

- Membuat laporanbulanan

2) Rencana Bulanan KetuaTim

Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang

keberhasilan kegiatan yang dilakukan didalam timnya yaitu

askep dan kinerja perawat pelaksana. Berdasarkan hasil

tersebut, dibuat rencana tindak lanjut untuk perbaikan pada

bulan berikutnya. Ketua tim membuat laporanevaluasi

rencana kegiatan harian asuhan keperawatan yang

dilakukan oleh perawat pelaksana dan melaporkan hasil

audit asuhan keperawatan serta melakukan perbaikan

asuhan keperawatan dengan merencanakan

diskusilangsung.

Kegiatan-kegiatan yang mencakup rencana bulanan katim

adalah:

- Mempersentasikan kasus dalam caseconference

11
- Memimpin pendidikankesehatan kelompok keluarga

- Melakukan supervisi perawat pelaksana.

3) Rencana tahunan

Setiap akhir tahun kepala ruang melakukan evaluasi hasil

kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan

rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan

berikutnya.

Rencana kegiatan tahunan mencakup :

a) Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja

MPKP baik proses kegiatan (aktifitas yang dilakukan

dari 4 pilar praktek profesioanal) serta evaluasi

mutupelayanan.

b) Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota

masing-masing tim

c) Penyegaran terkait dengan materi MPKP khusus

kegiatan yang masih rendah pencapaianya yang

bertujuan mempertahankan kinerja yang telah dicapai

MPKP bahkan meningkatkanya dimasa mendatang

d) Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi

peningkatan jenjang karir perawat (pelaksana menjadi

katim, katim menjadikaru),rekomendasi untuk

melajutkan pendidikan formal, membuat jadual untuk

mengikuti pelatihan-pelatihan.

12
2. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah rangkaian kegiatan manajemen untuk

menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi

dan memanfaatkanya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi

dengan mengintegrasikan semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh

sebuah organisasi, Dalam sistem kerjasama secara jelas diatur siapa

menjalankan apa, siapa bertanggung jawab atas siapa, arus komunikasi

dan memfokuskan sumber daya pada tujuan, Pengorganisasian diruangan

perawatan MPKP menggunakan pendekatan sistem/metode antara lain

adalah pembuatan struktur organisasi, daftar dinas dan daftar pasien.

Uraian tugas masing-masing personil diatas antara lain adalah :

a. Kepala ruangan

1) Membuat rencana tahunan, bulanan, mingguan dan harian.

2) Mengorganisir pembagian tim danpasien

3) Memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan yang ada

diruangannya

4) Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada

diruangannya

5) Memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim kesehatan yang

lainnya

6) Melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan di

ruangannya, kemudian menindaklanjutinya

7) Mewakili MPKP dalam koordinasi dengan unit kerja lainnya.

13
b. Ketua tim / perawat primer:

1) Membuat rencana tahunan, bulanan, mingguan danharian.

2) Mengatur jadual dinas timnya yang dikoordinasikan dengan

kepalaruangan,

3) Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi

asuhan keperawatan bersama-sama anggota timnya.

4) Memberi pengarahan pada perawat pelaksana tentang pelaksanaan

asuhan keperawatan,

5) Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam

pelaksanaan asuhan keperawatan,

6) Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggung

jawab timnya,

7) Melakukan perbaikan pemberian asuhankeperawatan.

c. Uraian tugas perawat pelaksana:

1) Membuat rencana harian asuhan keperawatan yang menjadi

tanggung jawabnya.

2) Melaksanakan asuhan keperawatan dengan melakukan interaksi

dengan pasien dan keluarganya

3) Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada ketua tim

14
No Nama Jabatan Pendidikan Jumlah Tenaga
1 Kepala Ruangan S1 Kep, Ners 1
2 Perawat Primer S1 Kep, Ners 2
3 Perawat Asosiet S1 Kep, Ners 15
d. Struktur Organisasi Ruangan

3. Pengarahan

Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada staff agar

mereka mampu bekerjasecara optimal dalam melaksnaakan tugas-

tugasnya sesuai dengan ketrampilan yang mereka miliki. Pengarahan ini

termasuk didalamnya adalah kejelasan komunikasi, pengembangan

motivasi yang efektif. Pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi yang

paling fundamental dalam manajemen, karena merupakan pengupayaan

berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai

dari tingkat teratas sampai terbawah, berusaha mencapai sasaran

organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula, dengan cara

terbaik dan benar. Memang diakui bahwa usaha- usaha perencanaan dan

pengorganisasian bersifat vital, tetapi tidak akan ada output konkrit yang

akan dihasilkan sampai kita mengimplementasi aktivitas-aktivitas yang

diusahakan dan yang diorganisasi. Untuk maksud itu maka diperlukan

tindakan pengawasan (actuating) atau usaha untuk menimbulkan action.

Pengarahan diruang perawatan dapat dilakukan dalam beberapa kegiatan

yaitu program motivasi, manajemen konflik, pendelegasian, supervisi dan

komunikasi efektif Programmotivasi Program motivasi dimulai dengan

membudayakan cara berfikir positif bagi setiap SDM dengan

15
mengungkapkannya melalui pujian (reinforcement) pada setiap orang yang

bekerja bersama-sama. Kebersamaan dalam mencapai visi, dan misi

merupakan pendorong kuat untuk fokus pada potensi masing-masing

anggota.

4. Pengendalian

a. Kinerja perawat

Hasil observasi ditemukan bahwa kinerja perawat di RPU 4 lantai 4

belum optimal dalam pelaksanaan hand overnya, meskipun begitu,

semua perawat bekerja sesuai dengan perannya masing-masing dan

sesuai kebutuhan pasien serta sesuai dengan program yang harus

dijalani. Perawat membagi dan berkoordinasi dengan baik satu sama

lain untuk bergantian saat istirahat dan ibadah.

B. Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerjaan

1. Klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan

Menurut Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) membagi

klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan klien dengan

menggunakan standar sebagai berikut:

a. Kategori I: self care/perawatan mandiri, memerlukan waktu 1-2

jam/hari

1) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri

2) Makanan dan minum dilakukan sendiri

3) Ambulasi dengan pengawasan

16
4) Observasi tanda-tanda vital setiap pergantian shift

5) Pengobatan minimal dengan status psikologi stabil

6) Perawatan luka sederhana

b. Kategori II : Intermediate care/perawatan partial, memerlukan waktu

3-4 jam/hari

1) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu

2) Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam

3) Ambulasi dibantu

4) Pengobatan dengan injeksi

5) Klien dengan kateter urin, pemasukan dan pengeluaran dicatat

6) Klien dengan infus, dan klien dengan pleura pungsi

c. Kategori III : Total care/Intensif care, memerlukan waktu 5-6 jam/hari

1) Semua kebutuhan klien dibantu

2) Perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan

3) Observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam

4) Makan dan minum melalui selang lambung

5) Pengobatan intravena “perdrip”

6) Dilakukan suction

7) Gelisah / disorientasi

8) Perawatan luka kompleks.

2. Cara perhitungan jumlah dan kategori tenaga keperawatan

a. Metode Douglas

17
Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) menetapkan

jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan

berdasarkan klasifikasi klien, dimana masing- masing kategori

mempunyai nilai standar per shift nya, yaitu sebagai berikut:

Jml Klasifikasi klien


Minimal Parsial Total
klie
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
n
1. 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2. 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3. 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
Dst

C. Audit Dokumentasi

Audit dokumentasi adalah kegiatan mengevaluasi dokumen asuhan

keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat pelaksana. Dalam kegiatan audit

dokumentasi perlu adanya pelaksanaan dan pengawasan yang baik agar dapat

terlaksana dengan optimal sesuai aturan yang di tetapkan rumah sakit (Keliat

dan Akemat, 2009).

Audit keperawatan adalah upaya evaluasi secara professional terhadap mutu

pelayanan keperawatab yang diberikan kepada klien. Hal ini cukup penting

karena kekurangan dalam pelayanan keperawatan dapat mengancam jiwa dan

kehilangan nyawa klien. Dengan metode kasus Audit keperawatan di ruang pu

4 metode kasus pasien dengan temuan diberikan terapi cairan pekat itu tidak

menggunakan syringe pum karena takut pasien dicurigai plebitis dan kulitnya

kebakar jd tidak pakai syringe pump.

18
D. Indikator Penyakit

1. Hemoroid

2. App Kronik

3. Abses Colli

4. Fraktur

5. Tumor

6. Hernia

E. Indikator Pelayanan

Indikator mutu pelayanan menurut Kemenkes 2012 yaitu:

1. Keselamatan pasien (kejadian infeksi, dekubitus, pasien jatuh)

2. Kenyamanan pasien dalam perawatan (insiden pulang paksa, manajemen

nyeri)

3. Pengetahuan pasien terhadap informasi perawatan yang diterima

4. Kepuasan pasien terhadap perawatan

Menurut kemenkes (2016) Standar kepuasan pasien di pelayanan Kesehatan di

tetapkan secara nasional oleh depertemen Kesehatan. Menurut peraturan

kementrian Kesehatan republic Indonesia tahun 2016 tentang standar

pelayanan minimal untuk kepuasan pasien yaitu diatas 95%.

Berdasarkan data yang didapatkan kepuasan pasien RS An-Nisa sejumlah 3,7

bintang dari 5 bintang setara dengan 74%. Kepuasan pasien berpengaruh

positif dan signifikan terhadap loyalitas pasien-pasien Rumah Sakit An-Nisa

19
kota Tangerang. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan pasien

maka akan semakin meningkat pula loyalias pasien akan kualitas pelayanan

rumah sakit an nisa kota Tangerang sehingga pasien akan merekomendasikan

pada orang lain dan setia untuk menggunakan jasa rumah sakit an nisa kota

Tangerang

20
BAB III

PROFILE RUANGAN

A. Profil Ruangan RPB RS An-Nisa

Ruangan perawatan Bedah merupakan salah satu ruangan rawat inap di Rs

An-Nisa Kota Tangerang yang memberikan pelayanan yang terdiri dari 8

ruangan yaitu 201, 202, 203, 204, 205, 206, 207, 208. Diruang tindakan 201,

207, 208 terdiri dari 2 bed, 1 ac, 1 tv, 1 kamar mandi, 2 kulkas, 1 tempat

wastafel. 202 dan 203 terdiri dari 3 bed, 1 ac, 1 kamar mandi dan wastafel,

204, 205 dan 206 terdiri dari 5 bed, 1 ac, 1 tv, 1 kamar mandi dan wastafel.

Selain itu, Ruang Perawatan Bedah merupakan salah satu ruangan perawatan

RS An-Nisa yang memberikan perawatan bagi pasien laki-laki maupun

perempuan dewasa dan anak.

Rumah sakit An-Nisa Kota Tangerang merupakan rumah sakit rujukan yang

terakreditasi RS Paripurna yang memiliki motto, visi, dan misi antara lain

yaitu:

Motto RS An-Nisa Tangerang:

a. Ihsan dalam pelayanan

Visi RS An-Nisa Tangerang:

a. Menjadi rumah sakit berciri islami yang dipercaya dan dipilih oleh

masyarakat.

21
Misi RS An – Nisa Tangerang:

a. Menyediakan pelayanan bermutu dan professional

b. Mewujudkan citra islami diseluruh jajaran dalam segala tindakan dan

penampilan.

c. Mengembangkan jiwa melayani secara ihsan pada setiap karyawan.

B. Denah Ruangan RPB RS An-Nisa

DENAH RUANGAN RPB

201 PINTU
202 Ners Kamar Tempat
203 MASUK linen
Station mandi

Tangga
Darurat

204 205 206 207 208

C. Fasilitas Ruangan di RPB

No. Nama Barang Jumlah Kondisi

1 Televisi 9 Baik

2 Lemari 2 Baik

3 Ac 9 Baik

4 Jam dinding 9 Baik

22
5 Meja nakes 27 Baik

6 Brankar 27 Baik

7 Humidifier oksigen 27 Baik

8 Bel pasien 27 Baik

9 Lemari barang 27 Baik

10 Standar infus 27 Baik

11 Kursi 27 Baik

12 Tempat sampah 9 Baik

13 Kamar mandi 9 Baik

14 Antiseptik 9 Baik

D. Struktur Organisasi Ruangan

STRUKTUR ORGANISASI RANG PERAWATAN UMUM 4


RUMAH SAKIT AN – NISA TANGERANG

Kepala Instansi
InstalasiRawat
RawatInap
Inap
RAWAT JALAN
Dr. Puspitasari Purwoko

Koordinator
Koordinator RPB
RPB IGD & RAWAT
Ns. Puji Astuti, S.Kep KHUSUS

MEDIA
PP PP
Ns. Nurlita Sari, S.Kep Ns. Ellis Siti S, S.Kep

23
PA PA KEPERAWATAN
Ns. Naya Andini, S.Kep Ns. Siti Masrogayah, S.kep

PA PA
Ns. Endah Puji Lestari,S.Kep Ns. Nofiana S.Kep UMUM

PA PA
Ns. Dina Kurnia P, S.kep Ns. Rati Lisnawati S.Kep PENUNJANG
MEDIS
PA PA
Ns. Pajar Prihatin, S.Kep Ns. Eki Resti Anggreini, S.kep
KEUANGAN

PA PA
Ns. Miftakhul Jannah, S.kep Ns. Devin Iriyadi R, S.kep
MUTU

PA PA
Ns. Puji Eka, S.kep Ns. Euis Sri Mulyami, S.kep HRD

PA
Ns. Andi, S.kep

PA
Ns. Ina Rusniawati, S.kep

24
BAB IV
ANALISA SITUASI

a. Analisis SWOT

Strength Weakness Opportunity Threated


1. Letak lokasi RS 1. Belum 1. Banyak RS lain 1. Banyak nya Rs
An-Nisa terlaksananya yang belum lain yang lebih
Tangerang penerapan cara menggunakan modern di
terletak ditempat perhitungan sistem EMR sekitar Rs An-
yang strategis jumlah dan 2. Terdapat Nisa
2. RS An-Nisa kategori tenaga mahasiswa Tangerang
terakreditasi RS keperawatan praktek untuk 2. Banyaknya RS
Paripurna dengan metode membantu lain yang
3. Hampir seluruh Douglas dalam memberikan
tenaga 2. Pelaksanaan melakukan fasilitas yang
keperawatan di hand over pelayanan lebih memadai
RS An-Nisa dilakukan terlalu kesehatan. dan lengkap
tepatnya di RPB lama 3. Adanya
berpendidikan S1 dikarenakan persaingan
Keperawatan dan tugas shift mutu
Ners sebelumnya pelayanan antar
4. Discharged belum selesai rumah sakit
planning sudah 3. Belum adanya yang secara
dilakukan penamaan kotak langsung
dengan baik obat untuk setiap maupun tidak
5. Pendkes yang pasien dalam langsung
diberikan pada ruangan mempengaruhi
pasien sudah aspek
dilakukan pelayanan
dengan baik kesehatan.

25
6. Pembuangan
sampah medis
sesuai dengan
standar

b. Analisa Data

No Data focus Masalah


1 Wawancara: Penerapan metode mpkp

- Perawat mengatakan akan direncanakannya primer yang belum

mpkp metode primer tetapi belum terlaksana terlaksana dan masih

- Perawat mengatakan jika dengan metode mpkp menggunakan metode tim

primer memudahkan perawat dalam melakukan modifikasi

asuhan

- Perawat mengatakan bahwa untuk RPB tingkat

beban kerjanya masih berat dan tidak sesuai

dengan jumlah tenaga keperawatan

- Perawat mengatakan berkerja selama 6-12 jam

dalam sehari, dengan formasi shif pagi

sebanyak 2 orang, shift siang 3 orang, shift

malam 3 orang

Observasi:

- Kurangnya tenaga kerja keperawatan

- Jumlah tenaga perawat di RPB ada sebanyak 10

perawat, meliputi S1 ners sebanyak 90% S1

26
keperawatan 10%
2 Wawancara : Kurang optimalnya

Perawat mengatakan bahwa saat operan terlalu pelaksanaan pre conference

lama dan melewati batas waktu jam kerja hal ini dan post conference (hand

disebabkan karena beban kerja yang sangat berat over) di RPB

dan kurangnya tenaga Kesehatan.

Observasi :

- Hand over yang melewati batas jam kerja

- Perawat pulang tidak sesuai dengan jam

kerja
3 Wawancara Belum tersedianya papan

- Perawat mengatakan bahwa tidak ada label label puasa di RPB

atau papan nama puasa pada pasien yang akan

melakukan pre operasi dan pemeriksaan lab

dll

- Perawat mengatakan terkadang petugas gizi

yang memberikan menu makanan padahal

pasien sedang menjalani puasa untuk

preoperasi dan pemeriksaan lab dll.

Observasi

- Tidak adanya papan nama puasa di meja

pasien

c. Perumusan Masalah

27
NO MASALAH Mg Sv Mn Nc Af TOTAL
UNSUR INPUT
1 Penerapan cara 5 4 4 5 5 2000
perhitungan jumlah dan
kategori tenaga
keperawatan dengan
metode Douglas
2 Belum adanya penamaan 4 3 5 2 2 240
kotak obat untuk setiap
pasien dalam ruangan

d. Perumusan Alternatif Penyelesaian Masalah

Seleksi alternative penyelesaian masalah pada ruangan perawatan bedah

menggunakan pembobotan CARL yaitu:

a) Capability yaitu kemampuan melaksanakan alternative

b) Accesbility yaitu kemudahan dalam melaksanakan alternative

c) Readiness yaitu kesiapan dalam melaksanakan alternative

d) Leverage yaitu daya ungkit alternative tersebut dalam menyelesaikan

masalah

Rentang nilai 1-4 dengan kriteria sebagai berikut:

1) Nilai 1 = tidak mampu

2) Nilai 2 = cukup mampu

3) Nilai 3 = mampu

4) Nilai 4 = sangat mampu

28
Alternatif Penyelesaian Priorita
No C A R L Total
Masalah s
1 Penerapan cara perhitungan 4 4 3 4 15
jumlah dan kategori tenaga
keperawatan dengan I
metode Douglas
2 Roleplay cara handover
yang baik dan benar 3 3 3 4 13 II

3 Membuat kotak obat untuk


pasien di ruangan 2 3 3 4 12 III

e. POA (Plan Of Action)

No Masalah Pokok Uraian Sasaran Target Yang Waktu PJ


kegiatan kegiatan tujuan Terlibat pelaksana
an
1. Belum Pelaksanaa 1. Identifikasi 1. Perawat Role Karu, 4-5 Karu
terlaksananya n cara masalah dapat Play: Perawat, November Iqbal
penerapan penghitung 2. Konsultasi memahami cara Mahasis 2021 Lailatul
cara an jumlah dengan KARU cara penghit wa Roslina
perhitungan dan 3. Membuat penghitung ungan Tama
jumlah dan kategori laporan an metode Metode
kategori tenaga 4. Mengimpleme douglas douglas
tenaga keperawat ntasikan 2. Role Play: terlaksa
keperawatan an dengan rencana tindak cara na
dengan metode lanjut masalah penghitung 100%
metode douglas yang ada di an jumlah
Douglas RPB dan
5. Mengevaluasi kategori
implementasi tenaga
yang sudah keperawata
dikerjakan n dengan
metode
douglas

29
2. Pelaksanaan Pelaksanaa 1. Identifikasi perawat dapat Role Karu, 4-5 Karu
n hand masalah melaksanaka Play: Perawat November Iqbal
hand over
over sesuai 2. Konsultasi n hand over Hand Mahasis 2021 Lailatul
dilakukan jam yang dengan KARU secara tepat Over wa Roslina
seharusnya 3. Membuat waktu 100 % Tama
terlalu lama
ditentukan laporan sehingga
dikarenakan 4. Mengimpleme pulang sesuai
ntasikan jam kerja
tugas shift
rencana tindak yang
sebelumnya lanjut masalah ditentukan
yang ada di Role Play:
belum selesai
RPB Hand Over
5. Mengevaluasi
implementasi
yang sudah
dikerjakan

3. Belum Mengadak 1. Identifikasi Penamaan Pengad Karu, 4-5 Karu


adanya an masalah kotak obat aan Perawat, November Iqbal
penamaan penamaan 2. Konsultasi pasien pada label Mahasis 2021 Lailatul
kotak obat dengan KARU setiap dikotak wa Roslina
kotak obat
pada 3. Membuat ruangan obat Tama
untuk setiap pasien laporan teratasi 100% 100%
pasien dalam dalam 4. Mengimpleme
ruangan setiap ntasikan
ruangan rencana tindak
lanjut masalah
yang ada di
RPB
5. Mengevaluasi
implementasi
yang sudah
dikerjakan

30
BAB V

PEMBAHASAN

A. Kesenjangan Teori dan Penyelesaian Masalah

Kebutuhan tenaga keperawatan diruang rawat inap menurut Depkes,

memertimbangkan dari segi asuhan keperawatan yang terdiri dari asuhan

keperawatan minimal atau minimal care, asuhan keperawatan sedang, asuhan

keperawatan agak berat dan asuhan keperawatan maksimal dengan masing-

masing kriteria seperti yang diklasifikasikan oleh Rowland (1980) serta tingkat

ketergantungan pasien. Depkes dalam perhitungan tenaga perawat didasarkan

beberapa aspek seperti : tingkat ketergantungan pasien, jenis kasus, jumlah

rata-rata pasien perhari, jam perawatan yang diperlukan atau hari atau pasien,

jam kerja efektif dari perawat yakni tujuh jam perhari.

Efektifitas dan efisiensi ketenagakerjaan dalam keperawatan sangat ditunjang

oleh pemberian asuhan keperawatan yang tepat dan kompetensi perawat yang

memadai. Oleh karena itu, perlu kiranya dilakukan perencanaan yang strategi

dan sistematik dalam memenuhi kebutuhan tenaga keperawatan. Dan

perencanaan yang baik mempertimbangkan: klasifikasi klien berdasarkan

tingkat ketergantungan, metode pemberian asuhan keperawatan, jumlah dan

kategori tenaga keperawatan serta perhitungan jumlah tenaga keperawatan.

31
Untuk itu diperlukan kontribusi dari manager keperawatan dalam menganalisis

dan merencanakan kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit rumah sakit.

Oleh karena itu, pada setiap ruangan perlu dilakukan pembagian perawat yang

berdinas di setiap shift sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien, hal ini

dilakukan untuk mengurangi beban kerja perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan.

Operan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima

sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Operan pasien harus

dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan

lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah

dan yang belum dilakukan serta perkembangan pasien saat itu. Informasi yang

disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat

berjalan dengan sempurna. Operan dilakukan oleh perawat primer

keperawatan kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas

malam secara tertulis dan lisan. (Nursalam, 2011).

Operan adalah salah satu bentuk komunikasi antara dinas pagi, siang dan

malam, menurut observasi yang kami dapat dari ruangan Perawatan Bedah

kami menemukan saat operan perawat melakukan timbang terima belum

32
optimal sesuai dengan MPKP, diantaranya operan dilakukan terlalu lama yang

disebabkan karena pendokumentasian sebelumnya yang belum selesai.

Prinsip pemberian obat kepada pasien antara lain:

1. Benar pasien

2. Benar obat

3. Benar dosis

4. Benar rute cara pemberian

5. Benar waktu

6. Benar dokumentasi

7. Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien

Pemberian lebel obat disertakan di setiap kotak obat masing-masing pasien,

dan biasanya merupakan lebel dua bagian untuk memudahkan penataan

kembali. Salah satu bagian dari lebel dihilangkan, biasanya dengan

mengupasnya, dan ditempelkan pada penamaan lebel obat yang sesuai dengan

ruangan dan nama pasiennya.

Pemberian label obat dapat meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus

diwaspadai dan dapat mencegah risiko tinggi dalam menyebabkan komplikasi,

efek samping atau bahaya yang dapat merugikan pasien.

33
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Pelaksanaan kegiatan praktik manajemen keperawatan di RPB RS An-Nisa

Tangerang pada tanggal 25 Oktober-5 November 2021. Kelompok melakukan

pengkajian selama 2 minggu kemudian diolah atau dianalisa dan merumuskan

masalah dimana kelompok menemukan beberapa masalah diantaranya :

1. Dari analisa kelompok didapatkan bahwa belum terlaksananya penerapan

cara perhitungan jumlah dan kategori tenaga keperawatan dengan metode

Douglas

2. Dari analisa kelompok didapatkan bahwa kurang optimalnya pelaksanaan

pre conference dan post conference di RPB.

3. Dari Analisa kelompok didapatkan bahwa belum adanya penamaan kotak

obat untuk setiap pasien dalam ruangan

B. SARAN

1. Pihak Rumah Sakit

a. Untuk melakukan pre conference dan post conference dengan lebih

terkoordinasi sehingga kelak perawat dapat datang dan pulang sesuai

jam kerja.

b. Untuk selalu menaruh papan puasa pada pasien yang sedang di

rencanakan puasa.

2. Pihak Perawat Ruangan

34
a. Perawat RPB tetap menjalankan assesmen awal pasien baru sesuai

dengan SOP ditambah dengan pemberitahuan mengenai adanya papan

puasa.

b. Mengembangkan timbang terima pasien yang sudah ada dengan

menyesuaikan metode MPKP serta menjalankan peran sesuai dengan

pembagian tugas dan tanggung jawab yang menjadi standarisasi.

35
DAFTAR PUSTAKA

Halimah Saadah,2020. Laporan Lengkap Stase Manajemen Keperawatan


Program Studi Profesi Ners Angkatan Xi. Program Studi Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo. Tahun
2020
Maryanti Popi, 2019. Penerapan Pre Dan Post Confrence Keperawatan Di
Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam Rsud H.Hanfie Bungo
Nursala, 2011. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Professional. Jakarta : Salemba Medika.
Sri Hastuti, 2013. Laporan Praktek Klinik Manajemen Keperawatan Diruang
Nusa Indah Rsud Majalengkatahun. Program Studi Profesi Ners Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (stikes) Cirebon. Tahun 2013

36

Anda mungkin juga menyukai