Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.

I
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : TYPOID DI RUANG
423 LT. 4 RAWAT INAP RS MEDIKA BSD

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners


Stase Keperawatan Medikal Medah

Disusun Oleh

Kelompok 4 :

Ellza Warokah

(211030230235)

Fardamean (

Helda Novita

Yansen (

Lutfia Safitri

(211030230245)

Sihabudin Aryan
Dani (

JURUSAN PENDIDIKAN NERS

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

TAHUN 2021-2022
LAPORAN PENDAHULUAN
TYPOID

A. Pengertian
Demam Thypoid atau enteric fever adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada
pencernaan dan gangguan keasadaran. Demam Thypoid disebabkan oleh infeksi
salmonella typhi (Titik Lestari, 2016). Deman Thypoid adalah penyakit sistematik yang
diebabkan oleh bakteri ditandai dengan deman insidious yang berlangsung lama, sakit
kepala yang berat, badan lemah, anoreksia, bradikardi relative, splenomegali, pada
penderita kulit putih 25% di antaranya menunjukkan adanya “rose spot” pada tubuhnya,
batuk tidak produktif pada awal penyakit (Masriadi, 2016).
B. Anantomi danFisiologi

Sistem pencernaan /sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem
organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zatzat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi kedalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapatdicerna atau merupakan sisaproses tersebut dari tubuh. Saluran
pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus,
usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan dan juga meliputi organ - organ
yang terletak diluar saluran pencernaan yaitu: pankreas, hati dankandungempedu.
a. Mulut
Merupakan suaturongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada manusia.
Mulut biasanya terletak dikepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem
pencernaan lengkap yang berakhir dianus. Mulut merupakan jalan masuk untuk
sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi olehselaput lendir. Pengecapan
dirasakan oleh organ perasa yang terdapat dipermukaan lidah. Pengecapan relatif
sederhana, terdiri darimanis, asam, asin dan juga pahit. Penciuman dirasakan oleh
saraf olfaktorius di hidung dan juga lebih rumit, terdiri dari berbagaimacambau.

Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan dikunyah oleh gigi
belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecilyang lebih mudah dicerna.
Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian- bagian dari makanan tersebut
dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludahjuga mengandung
antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan juga menyerang
bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara
otomatis.
b. Kerongkongan(Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut kedalam lambung. Makanan berjalan melalui
keronngkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Esofagus bertemu dengan
faring pada ruas ke-6 tulang belakang.Esofagus dibagi menjadi tiga bagian :
a) Bagian superior (sebagian besar adalah ototrangka).
b) Bagian tengah (campuran otot rangka dan otothalus).
c) Serta bagian inferior (terutama terdiri dari otothalus).

c. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan juga berbentuk seperti kandang
keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu : kardia, fundus dan antrum. Makanan masuk
kedalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang
bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya
kembali isi lambung kedalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang
makanan, yang berkontraksi secara ritmikuntuk mencampur makanan dengan enzim-
enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3zatpenting.
a) Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung darikerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini,bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
kepada terbentuknya tukak lambung.

b) Asamklorida(HCl)

Asam klorida menciptakan suasana yang sangatasam, yang diperlukanoleh pepsin


guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai
penghalang terhadap infeksi dengancara membunuh berbagai bakteri.
c) Prekursor pepsin (enzim yang memecahkanprotein)

d. Usus Halus (ususkecil)


Usus halus /usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak diantara
lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut
zat-zat yang diserap kehati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang
melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan
yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna
protein, gula dan juga lemak.

Lapisan usus halus meliputi, lapisan mukosa(sebelah kanan), lapisan otot melingkar
(Msirkuler), lapisan otot memanjang (M longitudinal) dan lapisan serosa (sebelah
luar). Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari duodenum), usus
kosong (jejenum) dan usus penyerapan (ileum). Villi usushalus terdiri dari pipa
berotot (>6cm), pencernaan secara kimiawi, penyerapan makanan. Terbagi /usus 12
jari (duodenum), usus tengah (jejenum), usus penyerapan (ileum).
a) Usus dua belas jari(Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usushalus yang terletak
setelah lambung dan juga menghubungkannya ke usus kosong. (jejenum). Bagian
usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usushalus, dimulai dari
bulbo duodenale dan berakhirdiligamentumTreitz.

Usus duabelas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus


seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar
pada derajat sembilan. Pada usus duabelas jari terdapat duamuara saluran yaitu
dari pancreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin
duodenumdigitorum, yang berarti dua belas jari.

Lambung melepaskan makanan kedalam usus duabelas jari (duodenum), yang


merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk kedalam duodenum
melalui sfingter pylorus dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika
penuh, duodenum akan mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti
mengalirkan makanan.
b) Usus Kosong(jejenum)
Usus kosong atau jejenum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian dari
usus halus, diantara usus dua belas jari (duodenum) dan jugausus penyerapan
(ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2
meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan
digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam usus kosong
berupa membran mukus dan juga terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas
permukaan dariusus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas
jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan
dengan usus penyerapan, yaitu sedikitnya selgoblet danplak Peyeri. Sedikit sulit
untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secaramakroskopis.
c) Usus Penyerapan(ileum)
Usus penyerapan /ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah
duodenum dan juga jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki
pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12
dan juga garam-garamempedu.
a. Usus Besar(Kolon)
Usus besar /kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari
kolon asendens (kanan), kolon transversum, kolon desendens (kiri), kolon sigmoid
(berhubungan dengan rectum). Banyaknya bakteri yang terdapat didalam ususbesar
berfungsi mencerna makanan beberapa bahan dan juga membantu penyerapan zat-zat
gizi.

Bakteri didalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti
vitaminK. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta
antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam ususbesar.
Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air dan
terjadilahdiare.
b. Usus Buntu(sekum)
Usus buntu /sekum (Bahasa Latin : caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah suatu
kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus
besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan juga beberapa jenis reptil.
Sebagian besar herbivore memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora ekslusif
memiliki yang kecil, yangsebagian /seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
c. Umbai Cacing(Appendix)
Umbai cacing /apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ
ini disebut apendisitis /radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat
menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah didalam rongga abdomen
/peritonitis (infeksi rongga abdomen). Dalam anatomi manusia, umbai cacing adalah
ujung buntu tabung yang menyambungdengan caecum. Umbai cacing terbentuk dari
caecum pada tahap embrio.

Dalam orang dewasa, umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari
2 sampai 20 cm. walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing
bisa berbeda-beda diretrocaecal /dipinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di
peritoneum. Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organvestigial
(sisihan),sebagianyanglainpercayabahwaapendiksmempunyaifungsidalam
sistem limfatik. Operasi membuang umbaicacing dikenal sebagai appendiktomi.
d. Rektum danAnus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari usus besar (setelahkolon sigmoid)
dan berakhir dianus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpang ditempat yang lebih tinggi,
yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan juga tinja masuk ke
dalam rektum, makatimbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya
dinding rektum karena penumpukan material didalam rectum akan memicu sistem
sarafyang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi.

Jika defekasi tidak terjadi, seringkali material akan dikembalikan ke ususbesar,


dimana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk
periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi. Orang dewasa dan
anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan juga anak yang lebih
muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda
BAB. Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan, dimana bahan limba
keluar dari tubuh. Sebagian besar anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan
juga sebagian lainnya dari usus. Pembukaan dan juga penutupan anus diatur oleh otot
spinter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar – BAB),
yang merupakan fungsi utama anus.
C. Etiologi
Penyebab utama Demam Thypoid ini adalah bakteri samonella typhi. Bakteri salmonella
typhi adalah berupa basil gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora, dan
mempunyai tiga macam antigen yaitu antigen O (somatik yang terdiri atas zat komplek
slipopolisakarida), antigen H (flegella), dan antigen VI. Dalam serum penderita, terdapat
zat (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada suasana
aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15-41°C (optimum 37°C) dan pH pertumbuhan 6-
8. Faktor pencetus lainnya adalah lingkungan, system imun yang rendah, 18 feses, urine,
makanan/minuman yang terkontaminasi, formalitas dan lain sebagainya (Titik Lestari,
2016).
D. Klasifikasi
Menurut Ningsih (2017), klasifikasi dari Demam Thypoid adalah sebagai berikut :
a. Demam Thypoid akut nonkomplikasi
Penderita dikarakterisasi dengan demam berkepanjangan abnormalisfungsi bowel
(konstipasi pada pasien dewasa dan diare pada anak), sakit kepala, malaise, dan
anoreksia. Saat periode 17 demam, sampai 25% penyakit menunjukkan adanya
resespot pada dada, abdomen dan punggung.
b. Demam Thypoid dengankomplikasi
Keadaan penderita demam Thypoid mungkin dapat berkembang menjadi komplikasi
parah. Bergantung pada kualitas pengobatan dan keadaan kliniknya, hingga 10%
pasien dapat mengalami komplikasi, mulai dari melena, perforasi dan usus.
c. Keadaan karier(pembawa)
Keadaan karier Thypoid terjadi pada 1-5% pasien, tergantung umur pasien.
KarierThypoid bersifat kronis dalam hal sekresi Salmenella typhi di feses.
E. Tanda danGejala
Menurut Ardiansyah (2016) gejala klinis yang akan timbul pada penderita demam
thypoid pada klien dewasa lebih berat dibanding pada anak. Penyakit ini masa tuntasnya
10 hari hingga sampai 20 hari. Masa tuntas tersingkat untuk demam thypoid adalah 4
hari, jika terinfeksi melalui makanan. Sedangkan masa tuntas terlama berlangsung 30
hari, jika itu terinfeksi melalui minuman. Selama masa inkubasi juga dapat berlangsung 7
hari hingga sampai 21 hari, walaupun pada umumnya 10-12 hari ditemukan gejala
abnormal yaitu perasaan tidak enak badan, terasa lesu, nyeri kepala dan nyeri perut,
pusing, dan tidak bersemangat, yang kemudian disusul juga dengan gejala gejala klinis
yang lain sebagai berikut, yaitu:
a. Demam
Demam berlangsung terjadi selama tiga minggu, yaitu bersifat febris remiten, dan
dengan suhu tubuh yang tidak terlalu tinggi. Selama minggu pertama seperti demam
tinggi atau hipertermi yang berkepanjangan yaitu suhunya setinggi 39°C-40°C
sehingga mengakibatkan sakit kepala, pusing, pegal-pegal, anoreksia, mual, muntah,
batuk. Pada minggu kedua suhu tubuh akan berangsur-angsur meningkat setiap
harinya, yang biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore hari
ataupun juga pada malam hari dan suhu tubuh penderita demam thypoid ini terus
menerus dalam keadaan demam tinggi (hipertermi). Pada minggu ketiga suhu tubuh
ini akan berangsur-angsur turun dan normal kembali diakhir minggu, hal itu jika
terjadi tanpa komplikasi atau berhasil diobati, dan juga bila keadaan membaik,
gejala-gejala tersebut akan berkurang dan temperatur mulai turun.
b. Gangguan pada saluranpencernaan
Pada penderita demam thypoid ini disertai adanya perubahan pola napas yaitu napas
jadi berbau tidak sedap, tidak napsu makan, mukosa bibir menjadi kering dan pecah-
pecah, lidah putih kotor ujung dan adanya tepi kemerahan, perut akan terasa
kembung, hati dan limpa membesar, dan disertai nyeri pada perabaan.
c. Gangguan padakesadaran
Pada penderita demam thypoid ini kesadaran akan menurun, walaupun tidak terlalu
merosot, yaitu dengan adanya gangguan kesadaran seperti apatis sampai samnolen
(keinginan untuk tidur dan terus tidur). Di gejala-gejala tersebut ada munculnya
gejala lain, yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit.
Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh , terutama hemoglobin yang
berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolestrol.
F. Patofisiologi
Penularan salmonella thypi dapat juga ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal
dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly
(lalat), dan melalui Feses. Feses dan muntah pada penderita thypoid dapat menularkan
kuman salmonella typhi kepada orang lain, kuman tersebut dapat ditularkan melalui
perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikosumsi oleh orang
yang sehat. Apabila makanan tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti
mencuci tangan dan makanan yang tercemar salmonella tyhpi masuk ke tubuh orang yang
sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam lambung dan sebagian lagi
masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Didalam jaringan
limpoid ini kuman akan berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah untuk mencapai
sel-selretikuloendotetial.
Sel-sel retikuleondetial ini kemudian akan melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah
dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus, dan kandung
ampedu Demam dan gejala pada thypoid ini disebabkan oleh endotoksemia. Tetapi
berdasarkan penelitian sperimental disimpulkan bahwa endotoksemia bukan penyebab
utama pada demam thypoid. Endotoksemia berperan pada patogenis thypoid, karena akan
membantu pasien inflamasi lokal pada usus halus. Demam ini disebabkan salmonella
thypi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepsan zat pirogen oleh leukosit pada
jaringan yang meradang.
G. PemeriksaanPenunjang
Menurut Lolon (2018), pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada klien yang
mengalami Demam Thypoid adalah sebagai berikut :
d. Pemeriksaan darahtepi
Leukopenia, limfositosis, aneosinofilia, anemia, trombositopenia
e. Pemeriksaan sumsumtulang
Menunjukkan gambaran hiperaktif sumsum tulang
f. Biakanempedu
Terdapat basil salmonella typhosa pada urine dan tinja. Jika pada pemeriksaan
selama dua kali berturut-turut tidak didapatkan basil salmonella typhosa pada urin
dan tinja, maka pasien dinyatakan betul- betulsembuh
g. Pemeriksaanwidal
Didapatkan titer terhadap antigen 0 adalah 1/200 atau lebih, sedangkan titer terhadap
antigen H walaupun tinggi akan tetapi tidak bermakna untuk menegakkan diagnosis
karena titer H dapat tetap tinggi setelah dilakukan imunisasi atau bila penderita telah
lama sembuh.
H. Penatalaksanaan
Menurut Inawati (2017) pengobatan/penatalaksanaan pada penderita Demam thypoid
adalah sebagai berikut :
a. Penatalaksanaanmedis
Pasien demam thypoid perlu dirawat, pasien harus mengalami tirah baring ditempat
tidur sampai minimal 7 sampai 14 hari. Maksud untuk tirah baring ini adalah untuk
mencegah terjadinya komplikasi pendarahan usus atau perforasi usus. Mobilisasi
untuk pasien harus dilakukan secara bertahap, sesuai dengan pulihannya kekuatan
pasien. Kebersihan tempat tidur, pakaian, dan peralatan yang dipakai pasien. Pasien
dengan kesadaran menurun, posisi tubuhnya minimal 2 jam harus diubah-ubah pada
waktu-waktu tertentu untuk menghindari terjadi adanya dekubitus. Defekasi dan
buang air kecil perlu diperhatikan karena kadang-kadang terjadi obstipasi dan retensi
air kemih.
b. Diet dan terapipenunjang
Diet makanan untuk penderita demam thypoid ini harus mengandung cukup intake
cairan dan tinggi protein, serta rendah serat. Diet bertahap untuk pasien demam
thypoid diberi bubur, kemudian bubur kasar dan akhirnya diberi nasi. Beberapa
peneliti menunjukan bahwa pemberian makanan padat dini, yaitu nasi dengan lauk
pauk rendah selulosa (pantang sayuran dengan serat kasar) dan diet tinggi serat akan
meningkatkan kerja usus sehingga resiko perforasi usus lebih kuat.
c. Pemberianobat
Terapi Obat-obatan atibiotika anti inflamasi dan anti piretik: Pemberian antibiotika
sangat penting dalam mengobati demam thypoid karena semakin bertambahnya
resitensi antibiotic, pemberihan terapi empirik merupakan masalah dan kadang-
kadang controversial. Kebanyakan regimen antibiotik disertai dengan 20% kumat.
a) Amoksilin adalah obat kemampuan untuk menurunkan demam, efektivitas
amoksilin lebih kecil dibandingkan dengan kloramfenikol dalam percepatan
penurunan suhu tubuh sampai yang normal dan tingkat kambuh. Dosis yang
dianjurkan 100mg/kg/24 jam secara oral dalam tigadosis.
b) Kotimoksazol efektivitas kurang lebih sama dengan kloramfenikol. Dosis yang
dianjurkan orang dewasa 2x2 tablet, oral (1 tablet mengandung 80mg) selama 10
hari.
c) Sefotaksim diberikan 200/kg/hari secara intervena tiap 6 jam dalam dosis
12g/hari. Penangkapan dinding sel bakteri sintesis, yang menghambat
pertumbuhan bakteri. Generasi ketiga sefaloprin degan spektrum garam negatif.
Lebih rendah efikasi terhadap organisme gram positif. Sangat baik dalam
kegiatan vitro S typhi dan salmonella lain dan memiliki khasiat yang dapat
diterima pada demamthypoid.
d) Seftriaxsone dosis yang dianjurkan adalah 80mg/hari. IV atau IM. Satu kali
sehari selama 5 hari, penangkapan dinding sel bakteri sintesis, yang menghambat
pertumbuhan bakteri. Generasi ketiga sefaloprin dengan spektrum luas gram
negatif aktivitas terhadap organisme gram positif. Bagus aktivitas ini vitro
terhadap S typhi dan salmonellalainnya.
e) Dexametason 3 mg/kg untuk dosis awal, disertai dengan 1 mg/kg setiap 6 jam
selama 48 jam, memperbaiki angka ketahanan hidup penderita syok, menjadi
lemah stupor ataukoma.
f) Anti inflamasi (anti radang) yaitu kortikosteroid diberikan pada kasusberat.
g) Dengan gangguan kesadaran. Dosis yang dianjurkan 1-3 mg/hari IV, dibagi
dalam 3 dosis hingga kesadaranmembaik.
h) Antipiretik untuk menurunkan demam sepertiparacetamol.
i) Antipiretik untuk menurunkan keluhan mual dan muntah.
I. Komplikasi
Komplikasi biasanya terjadi pada usus halus, namun hal tersebut jarang terjadi, apabila
komplikasi ini terjadi pada seorang anak maka dapat berakibat fatal. Gangguan pada usus
halus dapat berupa sebagai berikut, yaitu :
a. Perdarahanusus
Apabila perdarahan terjadi dalam jumlah sedikit perdarahan tersebut sehingga dapat
ditemukan jika dilakukan adanya pemeriksaan feses dengan benzidin, jika
pendarahan banyak maka dapat terjadi melena yang bisa disertai nyeri pada perut
dengan tanda-tanda renjatan. Perforasi usus biasanya timbul pada minggu ketiga atau
setelahnya dan terjadi pada bagian usus distalileum.
b. Perforasi
Perforasi yang tidak disertai peritonitis hanya dapat ditemukan bila terdapat udara di
rongga peritoneum, yaitu pekak hati menghilang dan terdapat udara diantara hati dan
diafragma pada foto rongten abdomen yang dibuat dalam keadaan tegak.
c. Peritonitis
Peritonitis biasanya menyertai perforasi, namun dapat juga terjadi tanpa perforasi
usus. Ditemukan gejala abdomen akut seperti nyeri perut yang hebat, dinding
abdomen tegang (defebce musculair) dan adanya nyeri tekan.
Komplikasi ekstraintestinal diantaranya adalah :
a. Komplikasi kardiovaskuler : miakarditis, trombosis, dantromboflebitis.
b. Komplikasi darah : anemia hemolitik, trombusa penia dan sindrom ureniahemolitik.
c. Komplikasi paru : pneumonia, emfiema, danpleuritas.
d. Kompilkasi hepar dan kandung kemih : hepatitis dankolelitaris.
e. Komplikasi ginjal : glumerulonetritis, prelene tritis, dan perinepitis.
f. Komplikasi tulang : ostieomilitis, spondylitis, danoritis.
g. Komplikasi diluarusus
Terjadi lokalisasi peradangan akibat sepsis (bacteremia), yaitu meningitis, kolesitisis,
ensefalopati, dan lain-lain. Kumolikasi diluar usus ini terjadi karena infeksi sekunder,
yaitu bronkopneumonia.
J. Pencegahan
Menurut Inawati (2017) melakukan pencegahan untuk penderita demam thypoid, yaitu:
a. Vaksinparenteral
Vaksin demam thypoid biasanya diberikan dalam serangkaian dua suntikan subkutan
0,5 ml diberikan pada empat interval mingguan. Tingkat perlindungan adalah 70%.
Dosis booster dianjurkan setiap 3 tahun didaerah endemis tifus, ini tidak boleh
diberikan kepada ibu hamil dan merupakan kontraindikasi dalam pemulihan mereka
dari penyakit serius.
b. Vaksinoral
Vaksin hidup ini diberikan secara lisan dalam bentuk tiga kapsul diambil pada hari
ke 1, 3, dan 5, dengan dosis booster setelah 3 tahun. Tidak harus diberikan sampai
setidaknya seminggu telah berlalu sejak pasien telah diambil setiap antibiotic yang
efektif terhadap salmonella. Bentuk oral paling tidak sama efektifnya dengan (dan
dalam beberapa kasus lebih efektif dari pada) vaksin yangdisuntikan.
K. Phatway
Bakteri salmonella typhi adalah berupa basil gram
negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak
berspora dan mempunyai tiga macam antigen yaitu
antigen O (somatik yang terdiri atas zat komplek
slipopolisakarida), antigen H (flegella), danantigen
VI

DemamThypoidatau
Hipertermia entericfeveradalah penyakit infeksi akutyangTidaknapsu
diatas Suhu tubuh diatas normal
makan Defisitnutrisi

biasanya saluran mengenai Mukosa bibir kering


dengan pencernaan

demam minggu,
gejala
lebih dari satu pada
gangguan
Lemas Intoleransi aktivitas
Nyeri perut
Nyeri akut pencernaan dan gangguan keasadaran.Demam Thypoid disebabkanoleh
infeksi salmonella typhi

Pendarahan usus Perforasi Peritonitis Ekstraintestinal Diluar usus


DAFTAR PUSTAKA

Amalina Izazi.(2018). “Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Utama Demam Typhoid”.


Poltekkes Kemenkes Semarang. Jurnal Kesehatan Vol 11 No 2 Tahun 2018 P-ISSN
: 2086-2555; E-ISSN : 2622-7363DOI : 10.24252/kesehatan.v11i2.6137
Batubuaya, D., Ratag, B, T., Wariki, W. 2017. Hubungan Higiene Perorangan dan Aspek Sosial
Ekonomi Dengan Kejadian Demam Tifoid di Rumah Sakit Tk.III R.W. Mongisidi
Manado. Jurnal Media Kesehatan, 9(3): 1-8
Fitri Nur Diana, MamikRatnawati,danMonika Sawitri.(2017).“AsuhanKeperawatan Pada
KlienDemamThypoidDenganMasalahKetidakseimbanganNutrisi Kurang Dari
KebutuhanTubuh”. STIKES Pemkab Jombang. JurnalIlmiahKeperawatan, Vol 3
No 2 September 2017 ISSN : 2528-3022
Lis Nurhayati dan Lilis Duwi Saputri.(2019). “Penerapan Pemberian Pendidikan Kesehatan
Nutrisi Untuk Mengatasi Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan
Tubuh Pada Demam Tifoid”. Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara.
Jurnal Keperawatan Karya Bhakti Volume 5, Nomor 1, Januari 2019 Hal31-37
Masriadi. (2016). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Trans Info Media
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

A. PENGKAJIAN
Jam :10.00
Pengkajiantgl : 24/11/21 NO.RM 107530
TanggalMRS : 22/11/21 Dx. Masuk : Typoid
Ruang/Kelas 423 Dokter yang merawat : dr. AdiAyu
Nama : Tn.I
Identitas

JenisKelamin : Laki –laki


Umur : 39Tahun
StatusPerkawinan : Menikah
Agama :Islam
PenanggungBiaya : PT. Yuasa Battery Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan :Karyawan
Suku/Bangsa :Indonesia
Alamat : Kebon nanas Rt05/01 PanungganPinang
Keluhan utama : Pasien mengatakan demam naik turun sudah 2 hari, Pasien mengatakan nyeri
Riwayat Sakit dan Kesehatan

perut sudah 1 hari nyeri hilang ketika istirahat dan minum obat , pasien mengatakan tidak napsu
makan

Riwayat penyakit saat ini : Pasien mengatakan demam naik turun sudah 2 hari, pasien mengatakan
nyeri perut sudah 1 hari hilang ketika istirahat dan minum obat, pasien mengatakan nyeri hilang
timbul seperti ditusuk – tusuk. Pasien mengatakan tidak napsu makan hanya makan 2x/sehari
hanya ½ porsi. Pasien tampak meringis kesakitan. Pasien mengeluh nyeri dengan skala nyeri 5.
Pasien telihat gelisah. Pasien mengatakan sulit tidur. Klien tampak mukosa bibir kering dan kulit
tampakkemerahan.

Penyakit yang pernah diderita : Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun

Riwayat penyakit keluarga : Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakitkeluarga

Riwayatalergi: ya tidak Jelaskan :


Pemeriksaan Fisik
KeadaanUmum: baik sedang lemah Kesadaran :Composmentris
Tandavital TD: 123/82mmHg Nadi :104x/mnt Suhu : 38,6ºC RR : 20x/mnt
Polanafas irama: Teratur  Tidakteratur
Pernafasan

Jenis Dispnoe Kusmaul CeyneStokes Lain-lain:


Suaranafas: verikuler Stridor  Wheezing Ronchi Lain-lain:
Sesaknafas Ya Tidak Batuk Ya Tidak
Masalah : Tidak ada
Iramajantung: Reguler Ireguler S1/S2tunggal  Ya  Tidak
Nyeridada: Ya Tidak
Kardiovaskuler
Bunyijantung: Normal Murmur Gallop lain-lain
CRT:  <3dt  > 3dt
Akral: Hangat Panas Dinginkering  Dinginbasah
Masalah : Tidak ada

GCS Eye:4 Verbal :5 Motorik : 6 Total : 15


Refleks fisiologis : patella triceps biceps lain-lain :
Persyarafan

Refleks patologis : babinsky  budzinsky kernig lain-lain :


Lain-lain :
Istirahat / tidur :7-8 jam/hari Gangguan tidur : Tidakada
Masalah : Tidak ada

Penglihatan (mata)
Pupil :  Isokor Anisokor  Lain-lain :
Sclera/Konjungtiva :  Anemis  Ikterus  Lain-lain :
Lain-lain :
Penginderaan

Pendengaran/Telinga : Normal
Gangguan pendengaran :  YaTidak Jelaskan:
Lain-lain:
Penciuman (Hidung)
Bentuk :  Normal  Tidak Jelaskan :
Gangguan Penciuman :  Ya  Tidak Jelaskan :
Lain-lain
Masalah : Tidak ada

Kebersihan: Bersih Kotor


Urin: Jernih Jumlah :1200cc/hr Warna :Kuningjernih Bau : Khas
Alat bantu (kateter, dan lain-lain) : Tidak terpasangkateter
Perkemihan

Kandungkencing: Membesar Ya Tidak


Nyeritekan Ya  Tidak
Gangguan: Anuria Oliguri Retensi
Nokturia Inkontinensia Lain-lain:
Masalah : Tidak ada
Nafsu makan :  Baik  MenurunFrekuensi: 2x/hari
Porsimakan: Habis Tidak Ket : ½ porsi
Diet : Nasi lunak
Minum : 2000 cc/hari Jenis : Air putih
Mulut danTenggorokan
Mulut: Bersih Kotor Berbau
Mukosa Lembab Kering  Stomatitis
Tenggorokan Nyeritelan Kesulitan menelan
Pembesarantonsil  Lain-lain:

Abdomen Tegang Kembung  Ascites Nyeri tekan, lokasi : abdomen


Peristaltik 18x/mnt
Pembesaranhepar Ya Tidak
Pembesaranlien Ya Tidak
Buangair besar 1 x/hari Teratur: Ya  Tidak
Konsistensi Bau: Khas Warna :Kuning
Lain-lain :

Masalah : Defisit nutrisi


Kemampuan pergerakansendi : Bebas  Terbatas
Muskuloskeletal/ Integumen

Kekuatanotot: 55
55
Kulit
Warna kulit : Ikterus Sianotik Kemerahan Pucat Hiperpigmentasi
Turgor: Baik Sedang Jelek
Odema: Ada Tidakada Lokasi
Luka Ada Tidakada Lokasi
Tandainfeksiluka Ada Tidakada Yang ditemukan :
kalor/dolor/tumor/Nyeri/Fungsiolesa
Lain-lain :

Masalah: 1. Intoleransi aktifitas (-)


2. Nyeri akut (-)
3. Resti infeksi/ resiko infeksi(-)
4. Gangguan perfusi jaringan perifer (-)

PembesaranTyroid Ya Tidak


Endokrin

Hiperglikemia Ya Tidak HipoglikemiaYa  Tidak


Lukagangren Ya Tidak Pus Ya Tidak
Masalah : Tidak ada
Mandi :1x/hari Sikat gigi :2x/hari
Personal Higiene Keramas : Hari inibelumkeramas Memotong kuku : 1 minggu sekali
Ganti pakaian :1x/hari

Masalah: 1. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL


(personal hygiene) (-)

Orang yang paling dekat : Ayah dan ibu


Psiko-sosio- spiritual

Hubungan dengan teman dan lingkungan sekitar : Baik


Kegiatan ibadah : Baik
Lain-lain :

Masalah : Tidak ada

Laboratorium

Hemoglobin 14,9 (13,0 – 18,0) g/dL


Hematokrit 42,5 (41– 53) %
Leukosit 5,2 (4,5 – 5,9) 10^3/uL
Netrofil 83,8 (40-75) %
Limposit 9,1 (20– 45) %
Monocyte 5,4 (1-11) %
Eosinophil 1,5 (0–6,0) %
Basophil 0,2 (0– 2) %
Ureum 22 (12– 41) mg/dL
Kreatinin 4,2 (3,4 – 7,0) mg/dL
Natrium 143 (135– 155) mmol/L
Kalium 4,6 (3,5 – 5,5) mmol/L
Salmonella paratyphi BO 1 : 160(1:80)
Salmonellla paratyphi CH 1 :160 (1 :80)
Antigen SARS COV-2 Rapid Antigen hasil (NEGATIF)
Radiologi/ USG, dll

Asering 900 cc
Cefxon 1gr
Topazol 40 mg
Ondan Vell 3 mg
Acfulsif 9 mg
Analtram Tablet
Esilgan 2 mg
B. ANALISADATA
No. Data Problem Etiologi
1. DS : Defisit nutrisi Faktor Psikologis
- Pasien mengatakan tidak napsu (D.0019)
makan
- Pasien mengatakan makan 2x/hari
hanya ½ porsi setiapmakan
- BB : 46kg
- TB : 164cm
- BB Ideal : 100 – 46 = 54 kg
DO :
- Membran mukosakering
- Keadaan umumsedang
- Kesadarancomposmentris
- Hasil pemeriksaan tanda vital:
- TD : 128/82 mmHg
- Nadi :105x/menit
- RR :20x/menit
- Suhu : 38,6°C
2. DS : Nyeri akut Agen cedera fisiologis
- Klien mengatakan nyeri perut sudah (D.0077)
1 hari nyeri hilang ketika istirahat
dan minumobat
- Hasil pemeriksaan nyeri :
- P : NyeriPerut
- Q : Nyeri seperti ditusuk – tusuk
- R : Nyeriperut
- S : Skala nyeri5
- T : Sudah 1hari
DO :
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak meringiskesakitan
- Klien dengan skala nyeri 5
- Klien mengatakan semalam tidak
bisa tidur karena nyeriperut
- Keadaan umumsedang
- Kesadarancomposmentris
- Hasil pemeriksaan tanda vital:
- TD : 128/82 mmHg
- Nadi :105x/menit
- RR :20x/menit
- Suhu : 38,6°C
3. DS : Hipertermia Prosesnya penyakit
- Pasien mengatakan demam sudah 2 (D.0130)
hari
DO :
- Klien tampak kulit terasahangat
- Keadaan umumsedang
- Kesadarancomposmentris
- Hasil pemeriksaan tanda vital:
- TD : 128/82 mmHg
- Nadi :105x/menit
- RR :20x/menit
- Suhu : 38,6°C

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis ditandai dengan berat badan
menurun, napsu makan menurun dan membrane mukosa kering(D.0019)
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis ditandai dengan mengeluh
nyeri, gelisah, sulit tidur dan berfokus pada diri sendiri(D.0077)
3. Hipertermia berhubungan dnegan proses penyakitnya ditandai dengan suhu tubuh
diatas normal, kulit merah, takikardi(D.0130)
D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn. I
Ruang : 423
No.RM : 107530
Diagnosa Tujuan dan
Tanggal Intervensi
No Keperawatan Kriteria Hasil Rasional
dan jam (SIKI)
(SDKI) (SLKI)
1 23/11/2021 Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi Untuk
10:00 (I.03119)
berhubungan tindakan meningkatkan
Observasi
dengan faktor keperawatan 3x24 napsu makan
1. Identifikasi statusnutrisi
psikologis jam status nutrisi pasien
2. Identifikasi makanan yang
ditandai dengan dapat membaik
disukai
berat badan dengan kriteria
3. Identifikasi kebutuhan
menurun, napsu hasil:
kalori dan jenisnutrient
makan menurun 1. Porsi makanan
4. Monitor asupanmakanan
dan membrane yang dihabiskan
5. Monitor beratbadan
mukosa kering meningkat
6. Monitor hasil
(D.0019) 1. Frekuensi
pemeriksaanlaboratorium
makanmembaik
Terapeutik
2. Nafsu makan
1. Lakukan oral hygiene,
membaik
sebelummakan
3. Membran
2. Sajikan makanan secara
mukosa
menarik dan suhu yang
membaik
sesuai
3. Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggiprotein
4. Berikan suplemen
makanan
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk,
jikamampu
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelummakan
2. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yangdibutuhkan,
jika perlu
2 23/11/2021 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri (I.08238) Untuk
10:00
berhubungan tindakan Observasi mempercepat
dengan agen keperawatan 1. Identifikasi lokasi, proses
cedera selama 3x24 jam karakteristik, durasi, penyembuhan
fisiologis diharapkan frekuensi, kualitas, klien dengan
ditandai dengan masalah nyeri akut intensitasnyeri mengurangi
mengeluh dapat teratasi 2. Identifikasi skalanyeri tingkat nyeri.
nyeri, gelisah, dengan kriteria 3. Identifikasi faktor yang
sulit tidur dan hasil : memperberat dan
berfokus pada - Keluhan nyeri memperingannyeri
diri sendiri menurun 4. Monitor efek samping
(D.0077) - Meringis penggunaananalgetik
menurun Teraupetik
- Gelisahmenurun 1. Berikan tehnik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi music,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, tehnik
imajinasi terbimbing,
kompreshangat/dingin,
terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri (mis.
Suhu ruangan,
pencahayaan,kebisingan)
3. Fasilitas istirahat dantidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicunyeri
2. Jelaskan strategi
meredakannyeri
3. Anjurkan memonitor
nyeri secaramandiri
4. Anjurkan menggunakan
analgetik secaratepat
5. Ajarkan tehnik
nonfarmakologis untuk
menggurangi rasanyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jikaperlu

3 23/11/2021 Hipertermia Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia Untuk


10:00
berhubungan tindakan (I.15506) menurunkan
dnegan proses keperawatan 3x24 Observasi suhu tubuh
penyakitnya jam termoregulasi 1. Identifikasi penyebab
ditandai dengan dapat membaik hipertemia (mis. Dehidra,
suhu tubuh diatas dengan kriteria terpapar lingkungan
normal, kulit hasil: panas, penggunaaan
merah, takikardi - Kulit merah incubator)
(D.0130) menurun 2. Monitor suhu tubuh
- Takikardia 3. Monitor kadarelektrolit
menurun 4. Monitor haluaranurine
-Suhu tubuh 5. Monitor komplikasi akibat
membaik hipertermia
Teraupetik
1. Sediakan lingkungan yang
dingin
2. Longkarkan atau lepaskan
pakaian
3. Basahi dan kipasi
permukaantubuh
4. Berikan cairanoral
5. Ganti linen setiap hari
atau lebih sering jika
mengalami hyperhidrosis
(keringatberlebihan)
6. Lakukan pendinginan
eksternal
7. Hindari pemberian
antipiretik atauaspirin
8. Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi
1. Ajurkan tirah baring
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
E. CATATAN PERAWATAN
NamaKlien : Tn.I
DiagnosaMedis : Typoid
RuangRawat 423
Tgl/Jam No. DK Implementasi Tanda Tangan
24/11/21 Manajemen Nutrisi (I.03119)
10:00 1. Mengidentifikasi statusnutrisi
2. Mengidentifikasi makanan yang
disukai
3. Mengidentifikasi kebutuhan kalori
dan jenisnutrient
4. Memonitor asupanmakanan
5. Memonitor hasil pemeriksaan
laboratorium
6. Menyajikan makanan secara menarik
dan suhu yangsesuai
1
7. Memberikan makanan tinggi kalori
dan tinggiprotein
8. Memberikan suplemenmakanan
9. Menganjurkan posisi duduk, jika
mampu
10. Berkolaborasi pemberian medikasi
sebelummakan
11. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan,jika
perlumengidentifikasi status nutrisi
24/11/21 Manajemen nyeri (I.08238)
10:40 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
2
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
2. Mengidentifikasi skalanyeri
3. Memberikan tehnik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi
music, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, tehnik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapibermain)
4. Memfasilitas istirahat dantidur
5. Mengkolaborasi pemberiananalgetik,
jikaperlu
24/11/21 Manajemen Hipertermia (I.15506)
12:00 1. Mengidentifikasi penyebab hipertemia
(mis. Dehidra, terpapar lingkungan
panas, penggunaaanincubator)
2. Memonitor suhutubuh
3. Memonitor komplikasi akibat
3 hipertermia
4. Melongkarkan atau lepaskanpakaian
5. Membasahi dan kipasi permukaan
tubuh
6. Memberikan cairanoral
7. Mengkolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu

Tgl/Jam No. DK Implementasi Tanda Tangan


25/11/21 Manajemen Nutrisi (I.03119)
11:00 1. Mengidentifikasi statusnutrisi
1 2. Mengidentifikasi makanan yang
disukai
3. Mengidentifikasi kebutuhan kalori
dan jenis nutrient
4. Memonitor asupanmakanan
5. Memonitor hasil pemeriksaan
laboratorium
6. Menyajikan makanan secara menarik
dan suhu yangsesuai
7. Memberikan makanan tinggi kalori
dan tinggiprotein
8. Memberikan suplemenmakanan
9. Menganjurkan posisi duduk, jika
mampu
10. Berkolaborasi pemberian medikasi
sebelummakan
11. Berkolaborasi dengan ahli giziuntuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
25/11/21 Manajemen nyeri (I.08238)
13:00 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
2. Mengidentifikasi skalanyeri
3. Memberikan tehnik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
2 TENS, hypnosis, akupresur, terapi
music, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, tehnik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapibermain)
4. Memfasilitas istirahat dan tidur
5. Mengkolaborasi pemberiananalgetik,
jikaperlu
25/11/21 Manajemen Hipertermia (I.15506)
14:00 1. Mengidentifikasi penyebab hipertemia
(mis. Dehidra, terpapar lingkungan
panas, penggunaaanincubator)
2. Memonitor suhutubuh
3. Memonitor komplikasi akibat
3 hipertermia
4. Melongkarkan atau lepaskanpakaian
5. Membasahi dan kipasi permukaan
tubuh
6. Memberikan cairanoral
7. Mengkolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jikaperlu

Tgl/Jam No. DK Implementasi Tanda Tangan


26/11/21 Manajemen Nutrisi (I.03119)
14:20 1. Mengidentifikasi statusnutrisi
2. Mengidentifikasi makanan yang
disukai
3. Mengidentifikasi kebutuhan kalori
dan jenisnutrient
4. Memonitor asupanmakanan
5. Memonitor hasil pemeriksaan
1
laboratorium
6. Menyajikan makanan secara
menarik dan suhu yangsesuai
7. Memberikan makanan tinggi kalori
dan tinggiprotein
8. Memberikan suplemenmakanan
9. Menganjurkan posisi duduk, jika
mampu
26/11/21 Manajemen nyeri (I.08238)
16:00 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
2. Mengidentifikasi skalanyeri
3. Memberikan tehnik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
2 TENS, hypnosis, akupresur, terapi
music, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, tehnik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapibermain)
4. Memfasilitas istirahat dantidur
5. Mengkolaborasi pemberiananalgetik,
jikaperlu
26/11/21 Manajemen Hipertermia (I.15506)
17:00 1. Mengidentifikasi penyebab hipertemia
(mis. Dehidra, terpapar lingkungan
panas, penggunaaanincubator)
2. Memonitor suhu tubuh
3. Memonitor komplikasi akibat
3 hipertermia
4. Melongkarkan atau lepaskanpakaian
5. Membasahi dan kipasi permukaan
tubuh
6. Memberikan cairanoral
7. Mengkolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jikaperlu
F. CATATAN PERKEMBANGAN
NamaKlien : Tn.I
DiagnosaMedis : Typoid
RuangRawat 423
Tgl/Jam No. DK SOAP Tanda Tangan
24/11/21 S:
10:00 - Pasien mengatakan tidak napsumakan
- Pasien mengatakan makan 2x/hari
hanya ½ porsi setiapmakan
- BB : 46kg
- TB : 164cm
- BB Ideal : 100 – 46 = 54 kg
O:
- Membran mukosakering
1
- Keadaan umumsedang
- Kesadarancomposmentris
- Hasil pemeriksaan tanda vital:
- TD : 128/82 mmHg
- Nadi :105x/menit
- RR :20x/menit
- Suhu : 38,6°C
A : Defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan 6,7,8,9,10,11
24/11/21 S:
10:40 - Klien mengatakan nyeri perut sudah 1
hari nyeri hilang ketika istirahat dan
minum obat
2
- Hasil pemeriksaan nyeri :
- P : NyeriPerut
- Q : Nyeri seperti ditusuk – tusuk
- R : Nyeriperut
- S : Skala nyeri5
- T : Sudah 1hari
O:
- Klien tampakgelisah
- Klien tampak meringiskesakitan
- Klien dengan skala nyeri 5
- Klien mengatakan semalam tidak bisa
tidur karena nyeriperut
- Keadaan umumsedang
- Kesadarancomposmentris
- Hasil pemeriksaan tanda vital:
- TD : 128/82 mmHg
- Nadi :105x/menit
- RR :20x/menit
- Suhu : 38,6°C
A : Nyeri belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan 3,4,5
24/11/21 S:
12:00 - Pasien mengatakan demam sudah 2
hari
O:
- Klien tampak kulit terasahangat
- Keadaan umumsedang
- Kesadarancomposmentris
3
- Hasil pemeriksaan tanda vital:
- TD : 128/82 mmHg
- Nadi :105x/menit
- RR :20x/menit
- Suhu : 38,6°C
A : Hipertemia belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan 1,2,3,4,5,6,7
Tgl/Jam No. DK SOAP Tanda Tangan
25/11/21 S:
11:00 - Pasien mengatakan napsu makan mulai
membaik
- Pasien mengatakan makan 2x/hari
hanya 1 porsi setiapmakan
O:
- Membran mukosalembab
- Keadaan umumbaik
1
- Kesadarancomposmentris
- Hasil pemeriksaan tanda vital:
- TD : 126/82 mmHg
- Nadi :86x/menit
- RR :20x/menit
- Suhu : 38,5°C
A : Defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan 6,7,8,9,10,11
25/11/21 S:
13:00 - Klien mengatakan nyeri perut sudah
berkurang
- Hasil pemeriksaan nyeri :
- P : NyeriPerut
- Q : Nyeri seperti ditusuk – tusuk
2 - R : Nyeriperut
- S : Skala nyeri4
- T : Sudah 1hari
O:
- Klien tampakrileks
- Klien tampak sudah tidak meringis
kesakitan
- Klien dengan skala nyeri 4
- Klien mengatakan semalam bisatidur
- Keadaan umumbaik
- Kesadarancomposmentris
- Hasil pemeriksaan tanda vital:
- TD : 126/82 mmHg
- Nadi :86x/menit
- RR :20x/menit
- Suhu : 38,5°C
A : Nyeri belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan 3,4,5
25/11/21 S:
14:00 - Pasien mengatakan demam nya masih
naikturun
O:
- Klien tampak kulit terasahangat
- Keadaan umumbaik
- Kesadarancomposmentris
3 - Hasil pemeriksaan tanda vital:
- TD : 126/82mmHg
- Nadi :86x/menit
- RR :20x/menit
- Suhu : 38,°C
A : Hipertemia belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan 1,2,3,4,5,6,7
Tgl/Jam No. DK SOAP Tanda Tangan
26/11/21 S:
14:20 - Pasien mengatakan sudah napsumakan
- Pasien mengatakan makan 2x/hari
hanya 1 porsi setiapmakan
O:
- Membran mukosalembab
- Keadaan umumbaik
1 - Kesadarancomposmentris
- Hasil pemeriksaan tanda vital:
- TD : 119/67mmHg
- Nadi :69x/menit
- RR :21x/menit
- Suhu : 36,6°C
A : Defisit nutrisi teratasi
P : Intervensi dihentikan
26/11/21 S:
16:00 - Klien mengatakan sudah tidak nyeri
perut
O:
- Klien tampakrileks
- Klien tampak sudah tidak meringis
kesakitan
2 - Klien mengatakan semalam bisatidur
- Keadaan umumbaik
- Kesadarancomposmentris
- Hasil pemeriksaan tanda vital:
- TD : 119/67mmHg
- Nadi :69x/menit
- RR :21x/menit
- Suhu : 36,6°C
A : Nyeri teratasi
P : Intervensi dihentikan
26/11/21 S:
17:00 - Pasien mengatakan demam nya masih
naikturun
O:
- Klien tampak kulit terasahangat
- Keadaan umumbaik
- Kesadarancomposmentris
3 - Hasil pemeriksaan tanda vital:
- TD : 119/67 mmHg
- Nadi :69x/menit
- RR :21x/menit
- Suhu : 36,6°C
A : Hipertemia teratasi
P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai