Disusun Oleh :
Nama : Uswatun Khoirun Nisa
Nim : 40901800099
B. Etiologi
Etiologi dari demam thypoid adalah salmonella typhi, termasuk dalam dalam
genus salmonella. Salmonella bersifat bergerak, berbentuk batang, tidak membentuk
spora, tidak berkapsul, gram (-). Tahan terhadap berbagai bahan kimia, tahan
beberapa hari/ minggu pada suhu kamar, bahan limbah, bahan makan kering, bahan
farmasi dan tinja. Salmonella mati pada suhu 54.4° C dalam 1 jam, atau 60° C dalam
15 menit. (Widagdo, 2011).
C. Anatomi
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya
menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan
juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan yaitu: pankreas,
hati dan kandung empedu.
1) Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanandan air pada
manusia. Mulut biasanya terletak di kepaladan umumnya merupakan bagian
awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Mulut merupakan
jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh
selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di
permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin
dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih
rumit, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi
depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi
bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan
membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim
pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan
enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri
secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara
otomatis.
2) Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui
sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut kedalam lambung. Makanan
berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik.
Esofagus bertemu dengan faringpada ruas ke-6 tulang belakang.
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
Serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus)
3) Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu:
Kardia
Fundus
Antrum
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk
cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal,
sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik
untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi
lambung menghasilkan 3 zat penting:
a) Lendir Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam
lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan
kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung. Asam
klorida(HCl).
b) Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan
oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi
juga berperan sebagai penghalangterhadap infeksi dengan cara
membunuh berbagai bakteri.
c) Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
E. Patofisiologi
Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan dimusnahkan dalam
lambung oleh asam lambung. Sebagian kuman lagi masuk ke usus halus, ke jaringan
limfoid dan berkembang biak menyerang usus halus. Kemudian kuman masuk ke
peredaran darah (bakterimia primer), dan mencapai sel-sel retikulo endoteleal, hati,
limpa dan organ lainnya. Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan berakhir saat
sel-sel retikulo endoteleal melepaskan kuman ke dalam peredaran darah dan
menimbulkan bakterimia untuk kedua kalinya. Selanjutnya kuman masuk ke beberapa
jaringan organ tubuh terutama limpa, usus, dan kandung empedu. (Suriadi &Yuliani,
2006, hal: 254).
Pada minggu pertama sakit, terjadi hiperplasia plaks player. Ini terjadi pada
kelenjar limfoid usus halus. Minggu kedua terjadi nekrosis dan pada minggu ketiga
terjadi ulserasi plaks player. Pada minggu keempat terjadi penyembuhan ulkus yang
dapat menimbulkan sikatrik. Ulkus dapat menyebabkan perdarahan, bahkan sampai
perforasi usus. Selain itu hepar, kelenjar-kelenjar mesentrial dan limpa membesar.
Gejala demam disebabkan oleh endotoksil, sedangkan gejala pada saluran pencernaan
disebabkan oleh kelainanpada usus halus. (Suriadi &Yuliani, 2006, hal: 254).
F. Komplikasi
Perdarahan dan perforasi usus(terutama pada minggu ketiga)
Miokarditis
Neuropsikiatrik : Psikosis, ensefalomielitis
Kolesistitis, kolangitis, hepatitis, pneumonia, pancreatitis
Takikardi
Insufisiensi jantung
Insufisiensi pulmonal
Kejang demam
G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Suriadi & Yuliani (2006, hal: 256) pemeriksaan penunjang demam thypoid
adalah:
a) Pemeriksaan darah tepi Leukopenia, limfositosis, aneosinofilia, anemia,
trombositopenia
b) Pemeriksaan sumsum tulang menunjukkan gambaran hiperaktif sumsum
tulang
c) Biarkan empedu terdapat hasil salmonella typhosa pada urin dan tinja. Jika
pada pemeriksaan selama dua kali berturut-turut tidak didapatkan basil
salmonella typhosa pada urin dan tinja, maka pasien dinyatakan betul-betul
sembuh.
d) Pemeriksaan widal didapatkan titer terhadap antigen 0 adalah 1/200 atau lebih,
sedangkan titer terhadap antigen H walaupun tinggi akan tetapi tidak
bermakna untuk menegakkan diagnosis karema titer H dapat tetap tinggi
setelah dilakukan imunisasi atau bila penderita telah lama sembuh.
H. Penatalaksanaan Teraupetik
Perawatan
Diet yang cukup kalori
Hindari kompres alkohol atau es
Obat-obatan
- Klorampenikol
- Triampenikol
- Kotrimoxazol
- Amoxilin dan ampicillin
I. Pengkajian
Pengkajian menurut Nursalam (2008, hal: 154-155) adalah sebagai berikut:
1. Identitas klien
a. Keluhan utama : perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala,
pusing, dan kurang bersemangat serta nafsu makan berkurang
(terutama selama masa inkubasi).
b. Suhu tubuh : pada kasus yang khas, demam berlangsung selama 3
minggu, bersifat febris remiten, dan suhunya tidak tinggi sekali.
Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik tiap
harinya, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada
sore dan malam hari. Pada minggu kedua, pasien terus berada
dalam keadaan demam. Pada 17 minggu ketiga, suhu berangsur-
angsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.
c. Kesadaran : umumnya kesadaran pasien menurun walaupun berapa
dalam, yaitu apatis sampai samnolen. Jarang terjadi sopor, koma,
atau gelisah (kecuali bila penyakitnya berat dan terlambat
mendapatkan pengobatan). Disamping gejala-gejala tersebut
mungkin terdapat gejala lainnya. Pada punggung dan anggota
gerak terdapat reseola, yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli
basil dalam kapiler kulit yang ditemukan dalam minggu pertama
demam. Kadang-kadang ditemukan pula bradikardi dan epitaksis
pada anak besar.
2. Pemeriksaan fisik
a. Mulut : terdapat nafas yang berbau tidak sedap serta bibir kering
dan pecah-pecah (ragaden), lidah tertutup selaput putih, sementara
ujung dan tepinya bewarna kemerahan, dan jarang disertai tremor.
b. Abdomen : dapat ditemukan keadaan perut kembung
(meteorismus), bisaterjadi konstipasi atau mungkin diare atau
normal.
c. Hati dan Limfe : membesar disertai nyeri pada perabaan.
3. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah tepi terdapat gambaran leukopenia, limfositosis,
relatif pada permukaan sakit.
b. Darah untuk kultur (biakan, empedu) dan widal3) : biakan empedu
hasil salmonella typhi dapat ditemukan dalam darah pasien pada
minggu pertama sakit, selanjutnya lebih sering ditemukan dalam
feces dan urine.
4. Pemeriksaan widal
a. Untuk membuat diagnosis, pemeriksaan yang diperlukan ialah titer
zat anti terhadap antigen 0, titer yang bernilai 1/200 atau lebih
menunjukkan kenaikan yang progresif.
J. Diagnosa Keperawatan
1) Hipertermia b.d proses infeksi salmonella typhi d.d suhu tubuh diatas nilai normal
dan kulit terasa panas
2) Defisit nutrisi b.d faktor psikologis d.d nafsu makan berkurang
3) Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan d.d mengeluh sulit tidur