Dalam konsep dasar nutrisi kita mengenal sebuah istilah yang disebut
dengan nutrien. Nutrienadalah sejenis zat kimia organik atau
anorganik yang terdapat dalam makanan dandibutuhkan oleh tubuh
untuk menjalankan fungsinya, setiap nutrien memiliki
komposisikimia tertentu yang akan menampilkan sekurang-
kurangnya satu fungsi khusus pada saatmakanan dicerna dan diserap
oleh tubuh. Asupan makanan yang adekuat terdiri atas enam zat
nutrisi esensial (kelompok nutrien) yang seimbang.
a. Stroke
b. Parkinson
c. Mobius syndrome
d. Cerebral palsy
e. Cleft lip
f. Cleft palate
g. Amyotropic lateral
h. Kerusakan neuromuskular
i. Luka bakar
j. Kanker
k. Infeksi
l. AIDS
m. Penyakit Crohn’s
n. Enterokolitis
o. Fibrosis kistis
b. Data Minor
2) Kram/nyeri abdomen
8) Sariawan
11) Diare
V. Klasifikasi Nutrisi
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh. Karbohidrat
akan terurai dalam bentuk glukosa yang kemudian dimanfaatkan
tubuh dan kelebihan glukosa akan di simpan di hati dan jaringan otot
dalam bentuk glikogen (Tarwoto dan Wartonah, 2010).
2. Protein
Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam
penyusunan senyawa-senyawa penting seperti enzim, hormon, dan
antibodi (Tarwoto dan Wartonah, 2010).
3. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang mengasilkan
jumlah kalori lebih besar dari pada karbohidrat dan protein (Tarwoto
dan Wartonah, 2010).
4. Vitamin
Vitamin merupakan komponen organik yang dibutuhkan tubuh
dalam jumlah kecil dan tidak dapat diproduksi dalam tubuh. Vitamin
sangat berperan dalam proses metabolisme karena fungsinya sebagai
katalisator.
5. Mineral
Mineral adalah ion anorganik esensial untuk tubuh karena
peranannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dan
vitamin tidak menghasilkam energi, tetapi merupakan elemen kimia
yang berperan dalam mempertahankan proses tubuh.
6. Air
Merupakan media transport nutrisi dan sangat penting dalam
kehidupan sel-sel tubuh. Setiap hari, sekitar 2 liter air masuk ke tubuh
kita melalui minum, sedangkan cairan digestif yang diproduksi oleh
berbagai organ saluran pencernaan sekitar 8-9 liter, sehingga sekitar
10- 11 liter cairan beredar dalam tubuh. Namun demikian, dari 10-11
liter cairan yang masuk, hanya 50-200 ml yang dikeluarkan melalui
feses, selebihnya direabsorpsi. Absorpsi air terjadi pada usus halus
dan usus besar (kolon) dan terjadi melalui proses difusi (Tarwoto dan
Wartonah, 2010).
Mineral utama yaitu Ca, P, Mg, Na, K, Cl, & S. Dan jika
mengalami kekurangan dapat mengganggu fungsi tube
4. Air sebagai pelarut dalam tubuh dan sebagai alat transport untuk
mendistribusikan nutrien ke jaringan.
a) Makronutrien
- Sumber energi
Bentuk energi: ATP, fosfokreatin, dan zat molekul berenergi
tinggi. Fungsi: transport dan kerja mekanik.
- Sintesis
Sintesis bahan dasar yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
pertahanan sel dan jaringan.
- Simpanan
Jika asupan lebih dari kebutuhan untuk energi dan sintesis, maka
akan disimpan sebagai glikogen dan lemak. Simpanan ini
menyediakan energi saat puasa.
b) Vitamin
Obesitas/Overweight
1. Pengkajian Keperawatan
Status nutrisi seseorang, dalam hal ini klien dengan gangguan status nutrisi,
dapat dikaji dengan menggunakan pedoman A-B-C-D (Mubarak, 2008).
A : Pengukuran antropometrik
B : data biomedis
C : tanda – tanda klinis status nutrisi
D : Diet
Tujuan mengkaji kebutuhan nutrisi :
a. Mengidentifikasi adanya defisiensi nutrisi dan pengaruh terhadap status
kesehatan.
C. Riwayat Kesehatan
D. Pola kesehatan
1) Pola fungsi persepsi
2) Pola nutrisi
3) Pola eliminasi
4) Pola aktivitas
5) Pola cairan
6) Pola persepsi kognitif
7) Pola konsep diri
8) Pola toleransi koping stress
9) Pola ketakinan dalam diri
10) Pola reproduksi seksual
11) Pola spiritual
E. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan pada klien merupakan penilaian kondisi
fisik yang berhubungan dengan masalah nutrisi. Prinsip pemeriksaan ini
adalah head to toe yaitu dari kepala sampai kekaki. Selanjutnya dilakukan
pengamatan terhadap tanda – tanda atau gejala klinis defisiensi nutrisi.
a. Pengukuran antropometri
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Keperawata Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
n yang
mungkin
muncul
Defisit Setelah diberikan 1. Identifikas 1. Untuk
Nutrisi asuhankeperawatan i status mengetahui
..x... jam maka nutrisi status nutrisi
status nutrisi dapat 2. Identifikas klien.
membaikdengan i alergi 2. Untuk
kriteria hasil : dan
mengetahui
Perasaan intoleransi
apakah klien
cepat kenyang makanan.
memiliki
menurun. 3. Identifikas
alergi
Nyeri i makanan
terhadap
abdomen yang
makanan.
menurun disukai.
Nafsu 4. Identifikas 3. Untuk
makan membaik i
mengetahui
Bising kebutuhan
makanan
usus membaik kalori dan
yang disukai
jenis
Kekuatan klien.
nutrien
otot pengunyah
5. Monitor 4. Untuk
meningkat
Asupan
Kekuatan otot mengetahui
makan
Menelan berapa
6. Monitor
meningkat kebutuhan
berat badan
kalori dan
Membran mukosa 7. Monitor
apa
membaik hasil
Sariawa pemeriksaa 5. jenis nutrien
n n yang
menuru laboratoriu dibutuhkan.
n m
6. Untuk
Serum 8. Sajikan
mengetahui
albumin Makanan
asupan nutrisi
meningkat secara
yang masuk.
menarik
Rambut 7. Untuk
dan suhu
rontok menurun memantau
yang
Diare menurun berat badan
sesuai.
klien.
9. Berikan
8. Untuk
makanan
memantau
tinggi
serat. status nutrisi
10. Berikan klien.
makanan 9. Meningkatka
tinggi n keinginan
kalori dan pasien untuk
tinggi makan.
protein. 10. Untuk
11. Berikan mencegah
suplemen terjadinya
makanan, konstipasi
jika perlu. 11. Untuk
12. Ajarkan menambah
diet yang energi.
diprogram
kan. 12. Untuk
13. Kolaboras memaksimalk
i dengan an asupan
ahli gizi nutrisi klien.
untuk Agar klien
menentuk dapat
an jumlah mengetahui
kalori dan makanan apa
jenis saja yang
nutrien boleh
yang dikonsumsi.
dibutuhka 13. Untuk
n. menentukan
jumlah dan
jenis makanan
yang sesuai
dengan
kebutuhan
klien.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh
perawat. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan implementasi
adalah intervensi yang dilaksanakan sesuai rencana setelah dilakukan
validasi, penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan teknikal,
intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efesien dan situasi yang tepat,
keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan didokumentasi keperawatan
berupa pencatatan dan pelaporan.
5. Evaluasi Keperawatan
Menurut Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat
dinilai dari adanya kemampuan dalam (Hidayat dan Uliyah, 2012) :
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia :
Jakarta
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia :
Jakarta
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi