Anda di halaman 1dari 25

I.

Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan Manusia

Berikut Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan Manusia:


Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna
atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan,
yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
A. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air
pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan
bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian
dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh
organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana,
terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf
olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah
oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih
mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian
dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai
mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya
lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung.
Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
B. Tenggorokan ( Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan.
Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk. Skema melintang mulut, hidung,
faring, dan laring
C. Laring
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar
limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan
terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan
makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas
tulang belakang.
Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan
perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan
rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium.Tekak
terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung,
bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior =
bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut nasofaring,
pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang
gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan
sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang
menghubungkan orofaring dengan laring
D. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang
dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung.
Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses
peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: oeso
(membawa) dan phagus (memakan)). Esofagus bertemu dengan faring
pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi.Esofagus dibagi menjadi
tiga bagian:
 Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
 Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
 Serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
E. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti
kandang keledai.Terdiri dari 3 bagian yaitu: Kardiak, fundus dan pylorus.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot
berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan
normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam
kerongkongan.Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang
berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim.
Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
1. Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung.
Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan
yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
2.  Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan
oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga
berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh
berbagai bakteri.
3. Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
F. Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh
darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta.
Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang
membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding
usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan
lemak.
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot
melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan
lapisan serosa ( Sebelah Luar ).
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
1. Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang
terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong
(jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari
usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum
Treitz.Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak
terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari
yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari
terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang
berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan
masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang
bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan
sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
2. Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah
bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum)
dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh
usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus
kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan
mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat
jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara
histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni
berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan
dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri.
Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara
makroskopis.Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti
“lapar” dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa
Laton, jejunus, yang berarti “kosong”.Diagram usus halus (terlabel small
intestine).
3. Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.
Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m
dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus
buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan
berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu. Diagram
ileum dan organ-organ yang berhubungan.
G. Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus
buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari
feses.Usus besar terdiri dari :
 Kolon asendens (kanan)
 Kolon transversum
 Kolon desendens (kiri)
 Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi


mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.Bakteri di
dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.
Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta
antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus
besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir
dan air, dan terjadilah diare.
Gambar : Anatomi Usus Besar

H. Usus Buntu (sekum)


Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah
anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta
bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia,
burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum
yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang
sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
I. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu.
Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing.
Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk
nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga
abdomen).Dalam anatomi manusia.
J. Rektum dan anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah
sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid)
dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat
yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh
dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air
besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material
di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan
untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material
akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali
dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan
pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini,
tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam
pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan
limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh
(kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur
oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang
air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

II. Definisi Nutrisi

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan


oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energy dan digunakan dalam
aktivitas tubuh (Hidayat, A. Aziz Alimul, 2015). Nutrisi adalah zat- zat
gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kessehatan dan penyakit,
termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan- bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan
bahan- bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta
mengeluarkan sisanya (Tarwoto dan Wartonah, 2010). Nutrisi juga
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses
dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan- bahan penting
dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi yang
tidak seimbang dalam tubuh ada yang diakibatkan karena kekurangan
nutrisi dan kelebihan nutrisi.

Nutrien adalah sejenis zat kimia organik atau anorganik yang


terdapat dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan
fungsinya. Enam zat nutrisi esensial (kelompok nutrien) yaitu : air,
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral mempunyai tiga fungsi
utama yaitu :
1) Menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh

2) Menyediakan “struktur material” untuk jaringan tubuh seperti tulang


dan otot

3) Mengatur proses tubuh.

Dalam konsep dasar nutrisi kita mengenal sebuah istilah yang disebut
dengan nutrien. Nutrienadalah sejenis zat kimia organik atau
anorganik yang terdapat dalam makanan dandibutuhkan oleh tubuh
untuk menjalankan fungsinya, setiap nutrien memiliki
komposisikimia tertentu yang akan menampilkan sekurang-
kurangnya satu fungsi khusus pada saatmakanan dicerna dan diserap
oleh tubuh. Asupan makanan yang adekuat terdiri atas enam zat
nutrisi esensial (kelompok nutrien) yang seimbang.

Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik


karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam
berespons terhadap stresor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit
sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu
bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit
melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh (Aziz
Alimul, 2015).

Defisit nutrisi merupakan asupan nutrisi tidak cukup untuk


memenuhi kebutuhan metabolisme (SDKI: Edisi 1).

III. Etiologi Nutrisi

a. Stroke

b. Parkinson
c. Mobius syndrome

d. Cerebral palsy

e. Cleft lip

f. Cleft palate

g. Amyotropic lateral

h. Kerusakan neuromuskular

i. Luka bakar

j. Kanker

k. Infeksi

l. AIDS

m. Penyakit Crohn’s

n. Enterokolitis

o. Fibrosis kistis

IV. Manisfestasi Nutrisi


Defisit nutrisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
a. Data Mayor
1) Berat badan menururn minimal 10% di bawah rentang ideal

b. Data Minor

1) Cepat kenyang setelah makan

2) Kram/nyeri abdomen

3) Nafsu makan menurun

4) Bising usus hiperaktif

5) Otot pengunyah lemah

6) Otot menelan lemah


7) Membran mukosa pucat

8) Sariawan

9) Serum albumin turun

10) Rambut rontok berlebih

11) Diare

V. Klasifikasi Nutrisi

1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh. Karbohidrat
akan terurai dalam bentuk glukosa yang kemudian dimanfaatkan
tubuh dan kelebihan glukosa akan di simpan di hati dan jaringan otot
dalam bentuk glikogen (Tarwoto dan Wartonah, 2010).
2. Protein
Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam
penyusunan senyawa-senyawa penting seperti enzim, hormon, dan
antibodi (Tarwoto dan Wartonah, 2010).
3. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang mengasilkan
jumlah kalori lebih besar dari pada karbohidrat dan protein (Tarwoto
dan Wartonah, 2010).
4. Vitamin
Vitamin merupakan komponen organik yang dibutuhkan tubuh
dalam jumlah kecil dan tidak dapat diproduksi dalam tubuh. Vitamin
sangat berperan dalam proses metabolisme karena fungsinya sebagai
katalisator.
5. Mineral
Mineral adalah ion anorganik esensial untuk tubuh karena
peranannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dan
vitamin tidak menghasilkam energi, tetapi merupakan elemen kimia
yang berperan dalam mempertahankan proses tubuh.
6. Air
Merupakan media transport nutrisi dan sangat penting dalam
kehidupan sel-sel tubuh. Setiap hari, sekitar 2 liter air masuk ke tubuh
kita melalui minum, sedangkan cairan digestif yang diproduksi oleh
berbagai organ saluran pencernaan sekitar 8-9 liter, sehingga sekitar
10- 11 liter cairan beredar dalam tubuh. Namun demikian, dari 10-11
liter cairan yang masuk, hanya 50-200 ml yang dikeluarkan melalui
feses, selebihnya direabsorpsi. Absorpsi air terjadi pada usus halus
dan usus besar (kolon) dan terjadi melalui proses difusi (Tarwoto dan
Wartonah, 2010).

VI. Patofisiologi Nutrisi

1. Makronutrien (karbohidrat, protein, lipid) untuk menyuplai energi bagi


tubuh

2. Vitamin membantu penggunaan makronutrien dan mempertahankan


jaringan tubuh.

3. Mineral mempertahankan homeostasis.

Mineral utama yaitu Ca, P, Mg, Na, K, Cl, & S. Dan jika
mengalami kekurangan dapat mengganggu fungsi tube

4. Air sebagai pelarut dalam tubuh dan sebagai alat transport untuk
mendistribusikan nutrien ke jaringan.
a) Makronutrien

Makronutrien sendiri memiliki fungsi yaitu:

- Sumber energi
Bentuk energi: ATP, fosfokreatin, dan zat molekul berenergi
tinggi. Fungsi: transport dan kerja mekanik.
- Sintesis
Sintesis bahan dasar yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
pertahanan sel dan jaringan.
- Simpanan
Jika asupan lebih dari kebutuhan untuk energi dan sintesis, maka
akan disimpan sebagai glikogen dan lemak. Simpanan ini
menyediakan energi saat puasa.
b) Vitamin

Vitamin adalah zat organik yang dibutuhkan sedikit tetapi herus di


suplai dalam diet. Vitamin larut air (B & C) & vitamin larut lemak
(A,D, E, K. ) Berperan penting dalam metabolisme yaitu dimana
vitamin larut air sebagai prekursor koenzim dan vitamin larut lemak
sebagai koenzim, hormon, & antioksidan.
c) Mineral
Elemen anorganik yang penting untuk pembentuk struktur & fungsi
tubuh Ada 2 kelompok:
1. Mineral utama: kebutuhan > 100mg/hari

2. Trace elements: kebutuhan < 100mg/hari


Mineral utama yaitu Ca, P, Mg, Na, K, Cl, & S. Dan jika mengalami
kekurangan dapat mengganggu fungsi tubuh
Semua hal di atas berhubungan penting untuk melakukan metabolisma.
Metabolisme meliputi:
1) Jalur Sintetis (anabolisme/endorgenik)
⇒ menggabungkan molekul-molekul kecil menjadi makromolekul yang
lebih kompleks; memerlukan energi yang disuplai dari hidrolisis ATP
2) jalur degradatif (katabolisme/eksorgenik)
⇒ memecah molekul kompleks menjad molekul yang lebih sederhana;
melepaskan energi yang dibutuhkan untuk mensintesis ATP.
Maka secara gamblang disimpulkan bahwa nutrisi sangat dibutuhkan
sebagai kebutuhan dasar manusia diakrenakan nutrisi adalah sumber energi
utama tubuh untuk mampu melakukan kerja organ, suplai nutrisi berhubungan
dengan laju metabolik, metabolisme, respirasi, kardiovaskular dan seluruh
sistem kerja tubuh. Karena tanpa nutrisi, keseluruhan sistem tubuh tidak akan
mampu bekerja.
VII. Pathway Kebutuhan Nutrisi

PATHWAY KEBUTUHAN NUTRISI

Risiko kelebihan BB/Overweight

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh

Obesitas/Overweight

VIII. Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi


a. Status Nutrisi

Status nutrisi menurut (Tarwoto dan Wartonah, 2010),


karakteristik status nutrisi ditentukan melalui adanya indeks massa
tubuh (body mass index-BMI) dan berat badan tubuh ideal (ideal
body weight- IBW).
1. Body mass index (BMI)

Merupakan ukuran dari gambaran berat badan


seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan
total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji
kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.
Rumus BMI diperhitungkan :

BB(kg)/ TB(M) atau BB (pon) x 704,5/ TB (inchi)²

2. Ideal body weight (IBW)

Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam


fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah
tinggi badan dalam sentimeter dikurangi 100 dan dikurangi
atau ditambah 10% dari jumlah tersebut.
Rumus IBW diperhitungkan :

(TB – 100) + 10%


ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

1. Pengkajian Keperawatan
Status nutrisi seseorang, dalam hal ini klien dengan gangguan status nutrisi,
dapat dikaji dengan menggunakan pedoman A-B-C-D (Mubarak, 2008).
A : Pengukuran antropometrik
B : data biomedis
C : tanda – tanda klinis status nutrisi
D : Diet
Tujuan mengkaji kebutuhan nutrisi :
a. Mengidentifikasi adanya defisiensi nutrisi dan pengaruh terhadap status
kesehatan.

b. Mengumpulkan informasi khusus guna menetapkan rencana asuhan


keperawatan terkait nutrisi.
c. Menilai keefektifan asuhan keperawatan terkait nutrisi dan
kemungkinan untuk memodifikasi asuhan tersebut.
d. Mengidentifikasi kondisikelebihan nutrisi yang berisiko
menyebabkan obesitas, diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi.
e. Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi pasien.

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses


keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data. Yang terdiri
dari:
A. Identitas pasien
Yaitu mencakup (Nama, No RM, Umur, Jenis Kelamin,
Pekerjaan, Agama, Status, Tanggal MRS, Tanggal Pengkajian).
B. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)

C. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat kesehatan dahulu


2. Riwayat kesehatan sekarang
3. Riwayat kesehatan keluarga

D. Pola kesehatan
1) Pola fungsi persepsi
2) Pola nutrisi
3) Pola eliminasi
4) Pola aktivitas
5) Pola cairan
6) Pola persepsi kognitif
7) Pola konsep diri
8) Pola toleransi koping stress
9) Pola ketakinan dalam diri
10) Pola reproduksi seksual
11) Pola spiritual
E. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan pada klien merupakan penilaian kondisi
fisik yang berhubungan dengan masalah nutrisi. Prinsip pemeriksaan ini
adalah head to toe yaitu dari kepala sampai kekaki. Selanjutnya dilakukan
pengamatan terhadap tanda – tanda atau gejala klinis defisiensi nutrisi.

Tabel.Temuan Fisik Pada Pengkajian Head to Toe

Sistem Temuan pemeriksaan fisik


Integument 1. Lemak subkutan menyusut
2. Kulit kering dan tipis, rentan
terhadap trauma dan iritasi, serta
lambat sembuh
Mata Arcus senilis, penurunan visus
Telinga Pendengaran berkurang yang selanjutnya
dapat berakibat gangguan bicara
Kardiopulmunar Curah jantung berkurang serta elastisitas
jantung dan pembuluh darah berkurang.
Walaupun tidak ada kelainan paru namun
dapat terdengar ronki basal.
Muskuloskeletal Massa tulang berkurang, lebih jelas pada
wanita.
Gastrointestinal Mobilitas dan absorbsi saluran cerna
berkurang, daya pengecap serta produksi
saliva menurun.
Neurological Rasa raba juga berkurang, langkah
menyempit pada wanita, dan pada pria agak
melebar
Sumber: (Muhith Abdul, 2016)

a. Pengukuran antropometri

Metode pengukuran ini meliputi pengkajian ukuran dan proporsi


tubuh manusia. Pengukuran antropometrik terdiri atas:
1) Tinggi badan

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan


keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, TB
tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Tinggi badan
merupakan parameter paling penting bagi keadaan yang telah
lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui
dengan tepat, serta dapat digunakan sebagai ukuran kedua
yang penting, karena dengan menghubungkan BB terhadap TB
(qua stick) faktor umur dapat di kesampingkan.
Pengukuran tinggi badan dapat menggunakan alat
pengukur tinggi badan microtoise dengan kepekaan 0.1 cm
dengan menggunakan satuan sentimeter atau inci. Pengukuran
dilakukan pada posisi berdiri lurus dan tanpa menggunakan
alas kaki.
Cara pengukuran TB untuk lansia :

Tinggi lutut (TL) untuk menentukan tinggi badan (TB)


lanjut usia Pria = (2.02 x tinggi lutut (cm)) – (0.04 x umur
(tahun)) + 64.19 Wanita = (1.83 x tinggi lutut (cm)) – (0.24
x umur (tahun)) + 84.88 Pengukuran tinggi badan dengan
panjang depan
Pria = 118,24 + (0,28 x panjang depa) – (0,07 x umur)
cm Wanita = 63,18 + (0,63 x panjang depa) – (0,17 x
umur) cm
2) Berat badan
Merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling sering
digunakan. Pengukuran berat badan juga dapat memberikan
gambaran status gizi seseorang dengan mengetahui indeks massa
tubuh. Pengukuran berat badan ini menggunakan timbangan injak
seca.
3) Tebal lipatan kulit
Pengukuran ketebalan lipatan kulit merupakan cara menentukan
presentasi lemak pada tubuh. Lemak tubuh merupakan penyusun
komposisi tubuh yang merupakan salah satu indikator yang bisa
digunakan untuk memantau keadaan nutrisi melalui kadar lemak
dalam tubuh. Pengukuran lipatan kulit mencerminkan lemak pada
jaringan subkutan, massa otot dan status kalori. Pengukuran ini
dapat juga digunakan untuk mengkaji kemungkinan malnutrisi,
berat badan normal atau obesitas.

4) Lingkar lengan atas

Lingkar lengan atas merupakan pengkajiam umum yang


digunakan untuk menilai status nutrisi. Pengukuran LILA
dilakukan dengan menggunakan sentimeter kain (tape around).
Pengukuran dilakukan pada titik tengan lengan yang tidak
dominan. Nilai normal lingkar lengan atas pada lansia adalah 21
hingga 22 cm.
Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan
dan mengkaji status nutrisi serta ketersediaan energi tubuh
(Nasrullah, 2016).
5) Hasil pemeriksaan penunjang
Normal kadar kolesterol dibawah 100 mg/dl dan ada
peningkatan atau penurunan kadar kolesterol.
6) Riwayat diet
Pengkajian riwayat diet dilakukan dengan mengkaji jumlah dan
jenis makanan yang dikonsumsi pasien selama 24 jam yang
meliputi karbohidrat, protein, lemak, sayur, buah – buahan, air,
dan mineral. Pengkajian asupan dan pola makan meliputi
pengkajian dan informasi mengenai makanan yang dikonsumsi,
persiapan makanan, dan kebiasaan makan (Moore 1997 dalam
Mubarak, 2008).
Analisis diet klien dapat dilakukan dengan menggunakan
kelompok makanan harian (daily food groups) dan table
komposisi makanan (food composition table). Pola makan dan
kebiasaan makan dipengaruhi oleh budaya, latar belakang etnis,
status sosial ekonomi, dan aspek psikologi (Mubarak, 2008).

2. Diagnosa Keperawatan

Defisist Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan


makanan, ketidakmampuan mencerna makanan, ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrien, peningkatan kebutuhan metabolisme, faktor ekonomi
(mis. finansial tidak mencukupi), faktor psikologis (mis. stres, keengganan
untuk makan) yang dibuktikan dengan berat badan menurun minimal 10%
di bawah rentang ideal, cepat kenyang setelah makan, kram/nyeri abdomen,
nafsu makan menurun, bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot
menelan lemah, membran mukosa pucat, sariawan, serum albumin turun,
rambut rontok berlebihan, diare.

Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),


diagnosa keperawatan yang muncul pada masalah nutrisi adalah (PPNI,
2017):
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan muntah
2. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan asupan kalori
dan protein.

3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Keperawata Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
n yang
mungkin
muncul
Defisit Setelah diberikan 1. Identifikas 1. Untuk
Nutrisi asuhankeperawatan i status mengetahui
..x... jam maka nutrisi status nutrisi
status nutrisi dapat 2. Identifikas klien.
membaikdengan i alergi 2. Untuk
kriteria hasil : dan
mengetahui
 Perasaan intoleransi
apakah klien
cepat kenyang makanan.
memiliki
menurun. 3. Identifikas
alergi
 Nyeri i makanan
terhadap
abdomen yang
makanan.
menurun disukai.
 Nafsu 4. Identifikas 3. Untuk
makan membaik i
mengetahui
 Bising kebutuhan
makanan
usus membaik kalori dan
yang disukai
jenis
 Kekuatan klien.
nutrien
otot pengunyah
5. Monitor 4. Untuk
meningkat
Asupan
 Kekuatan otot mengetahui
makan
 Menelan berapa
6. Monitor
meningkat kebutuhan
berat badan
kalori dan
 Membran mukosa 7. Monitor
apa
membaik hasil
 Sariawa pemeriksaa 5. jenis nutrien
n n yang
menuru laboratoriu dibutuhkan.
n m
6. Untuk
 Serum 8. Sajikan
mengetahui
albumin Makanan
asupan nutrisi
meningkat secara
yang masuk.
menarik
 Rambut 7. Untuk
dan suhu
rontok menurun memantau
yang
 Diare menurun berat badan
sesuai.
klien.
9. Berikan
8. Untuk
makanan
memantau
tinggi
serat. status nutrisi
10. Berikan klien.
makanan 9. Meningkatka
tinggi n keinginan
kalori dan pasien untuk
tinggi makan.
protein. 10. Untuk
11. Berikan mencegah
suplemen terjadinya
makanan, konstipasi
jika perlu. 11. Untuk
12. Ajarkan menambah
diet yang energi.
diprogram
kan. 12. Untuk
13. Kolaboras memaksimalk
i dengan an asupan
ahli gizi nutrisi klien.
untuk Agar klien
menentuk dapat
an jumlah mengetahui
kalori dan makanan apa
jenis saja yang
nutrien boleh
yang dikonsumsi.
dibutuhka 13. Untuk
n. menentukan
jumlah dan
jenis makanan
yang sesuai
dengan
kebutuhan
klien.

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh
perawat. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan implementasi
adalah intervensi yang dilaksanakan sesuai rencana setelah dilakukan
validasi, penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan teknikal,
intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efesien dan situasi yang tepat,
keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan didokumentasi keperawatan
berupa pencatatan dan pelaporan.
5. Evaluasi Keperawatan
Menurut Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat
dinilai dari adanya kemampuan dalam (Hidayat dan Uliyah, 2012) :

a) Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan


dalam makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila kurang dari
kebutuhan
b) Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditentukan dengan tidak adanya tanda
kekurangan atau berlebihan berat badan
c) Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukan dengan
adanya proses pencernaan makan yang adekuat.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2015. Buku Pengantar Kebutuhan Manusia. Edisi 2.

Salemba Medika : Jakarta

Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.

Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia :
Jakarta

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia :
Jakarta

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai