Anatomi Fisiologi
B. Definisi
Diare merupakan kondisi ketika pengidapnya melakukan buang
air besar (BAB) lebih sering dari biasanya. Di samping itu, feses
pengidap diare lebih encer dari biasanya. Hal yang perlu diwaspadai,
meski diare bisa berlangsung singkat, tapi bisa pula berlangsung
selama beberapa hari. Bahkan dalam beberapa kasus bisa terjadi
hingga berminggu-minggu. Diare merupakan salah satu mekanisme
pertahanan tubuh, yang dengan adanya diare, cairan yang tercurah
kelumen saluran pencernaan akan membersihkan saluran pencernaan
dari bahan-bahan patogen (cleansing effect) (Indah Wasliah dkk,
2020).
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan
yang terjadi karena frekwensi satu kali atau lebih buang air besar
dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Suriadi, 2001). Diare adalah
peningkatan keenceran dan frekuensi feses. Diare mungkin dalam
volume besar atau sedikit dan dapat disertai atau tanpa darah. Diare
dapat terjadi akibat adanya zat terlarut yang tidak dapat diserap di
dalam feses, yang di sebut diare osmotik, atau karena iritasi saluran
cerna. Penyebab tersering diare dalam volume besar akibat iritasi
adalah infeksi atau bakteri di usus halus distal atau usus besar.di
dalam jurnal (Darmi Arda dkk, 2020)
Diare merupakan gangguan Buang Air Besar (BAB) ditandai
dengan BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair,
dapat disertai dengan darah, ada beberapa faktor yang meningkatkan
resiko balita mengalami diare seperti faktor lingkungan yang meliputi
pengolahan sampah, saluran limbah maupun sumber air. Pengolahan
sampah dan saluran limbah yang tidak tepat dapat menyebabkan
terjadinya diare pada balita. (Susi Hartati dkk. 2018)
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan definisi dari
Diare adalah buang air besar lebih dari tiga kali (sering) dan konsitensi
tinja menjadi cair.
C. Etiologi
1. Diare disebabkan oleh kuman E.coli.salmonella, vibrio cholera
(kolera), dan serangan bakteri lain yang jumlanya berlebihan dan
patogenik (memanfaatkan kesempatan ketika kondisi tubuh lemah)
seperti pseudomonas (Jastria pusmarani, 2019).
2. Infeksi basil (disentri)
3. Inveksi virus enterovirus dan adenovirus
4. Infeksi parasit oleh cacing (askaris)
5. Infeksi jamur (candidiasis)
6. Infeksi akibat organ lain, seperti radang tonsil, broncbitis, dan
radang tenggorokan.
7. Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang
tercemar basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah(sayuran),
dan kurang matang.
8. Diare bisa disebabkan faktor psikologis yaitu rasa takut, cemas,
dan tegang jika terjadi pada anak dapat disebabkan diare kronis.
Untuk etiologi yang paling sering menjadi penyebab diare
adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri. berdasarkan kelainan
usus, diare dibagi menjadi invasif dan non- invasif. Bakteri non-
invasif menyebabkan diare karena memiliki toksin (Rahmat
Febriawan, 2020)
Shigella merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang,
tunggal, tidak memiliki flagel, aerobik ataupun aerobik fakultatif dan
tidak membentuk spora. Suhu optimum pertumbuhan yakni 37oC
dimana habitatnya berada pada saluran pencernaan dengan
infeksinya melalui fase oral. Bakteri ini mampu mengeluarkan LT
toksik yang akan menginvasi ke epitel sel mukosa usus halus dan
berkembang dengan baik pada daerah invasi tersebut. Shigella
akan mengeluarkan toksik yang akan merangsang terjadinya
perubahan sistematik pada mukosa usus yang dapat
menyebabkan sel-sel akan mati pada jaringan epitel usus halus
sehingga terjadi tuak kecil didaerah invasi ( Fitratul Aini, 2018).
D. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang terjadi pada kasus diare, antara lain:
1. Koleriform, dengan diare yang terutama terdiri atas cairan saja.
2. Disentriform, pada diare didapatkan lender kental dan kadang-
kadang darah.
a. Dehidrasi
b. Asidosismetabolik
c. Gangguan gizi akibat muntah dan berak-berak
d. Hipogelemi
e. Gangguan sirkulasi darah akibat yang keluar banyak sehingga
terjadi syok
3. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer,
kadang disertai wial dan wiata.
E. Patofisiologi
Beberapa faktor yang menyebabkan diare adalah faktor infeksi
dan malabsorbsi makanan. Penyebab lainnya adalah disentri, kurang
gizi, dan infeksi (Atik Pramesti W, 2017).
Diare sekretori biasanya disebabkan karena enterotoksin pada
infeksi Vibrio cholerae, atau Eschericia coli, penyakit yang
menghasilkan horon (VIPoma), reseksi ileum (gangguan absorpsi
garam empedu), efek obat laxatif diotyl sodium sulfosuksinat dll). Diare
osmosis terjadi pada malabsorpsi, penggunaan obat-obat seperti
magnesium sulfat, magnesium hidroksida, defek dalam absorpsi
mukosa usus misal pada defisiensi disakaridase, malabsorpsi
glukosa/galaktosa. Adanya substansi yang tidak terserap menarik air
dari plasma menuju ke lumen usus mengikuti gradien konsentrasi.
Sedangkan pada diare sekretori terjadi akibat peningkatan sekresi
secara langsung atau yang lebih dominan akibat penurunan absorbsi.
a. Faktor infeksi
1) Infeksi enteral adalah infeksi saluran pencernaan yang
merupakan penyebab utama diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio,
E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,
Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus,
Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica,
G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
2) Infeksi parenteral adalah merupakan infeksi di luar sistem
pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis media
akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
b. Faktor Malabsorbsi Malabsorbsi karbohidrat adalah disakarida
(intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida
(intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa
merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di
samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
c. Faktor Makanan Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi
makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
d. Faktor Psikologis Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa
takut dan cemas) (Magdalena Simanjuntak, 2017).
E. Pathway
Diare
DIARE
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemerisan darah rutin, digunakan untuk mendeteksi kadar berat
jenis plasma dan adanya kelainan pada peningkatan kadar leojosit
2. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium
dan fosfat
3. Pemeriksaan Analisa gas darah,untuk mengidentifikasi gangguan
keseimbangan asam basa dalam darah
4. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin. Digunakan untuk
mengetahi faal ginjal.
5. Pemeriksaan enzim,untuk menilai keterlibatan rotavirus dengan
ELISA (Enzme linked immunosorbent Assay)
6. Pemeriksaan fases untuk mendeteksi agen penyebab
7. Pemeriksaan endoskopi walaupun jarang di lakukan,dengan
sigmoidoskopi dapat mendetksi penyakit kolitis pseudomembran
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaannya yaitu dengan cara pengeluaran diet dan
pemberian cairan.
1. Diare tanpa dehidrasi memerlukan cairan tambahan berupa
apapun
misalnya air putih, sari buah segar ,air teh, kuah sup ,air tajin
2. Diare dengan dehidrasi sedang memerlukan cairan khusus yang
mengandung campuran gula dan garam yang disebut larutan
dehidrasi oral. Dibuat dengan mencampurkan garam rehidrasi
kedalam satu liter air besar
3. Nutrisi
Pemberian makan harus dipenuhi yaitu setelah dehidrasi 24 jam
pertama segera memberikan oral, pemberian makan dimulai
dengan makanan yang mudah di cerna dan porsi kecil tapi sering
serta hindari makanan yang merangsang seperti asam dan peda
(Rinik Eko, 2017).
Menurut (Zuraida Sukma Abdilla, 2019), penanganan diare akut
sebagai berikut :
1. Rehidrasi Cairan Pada keadaan awal dapat diberikan sediaan
cairan/bubuk hidrasi peroral setiap kali diare. Pemberian hidrasi
melalui cairan infus dapat meggunakan sediaan berupa Ringer
Lactat ataupun NaCl isotonis.
2. Pengaturan Asupan Makanan Pemberian asupan makanan
diberikan secara normal, sebaiknya dalam porsi kecil namun
dengan frrekuensi yang lebih sering. Pilih makanan yang
mengandung mikronutrien dan energy (pemenuhan kebutuhan
kalori dapat diberikan bertahap sesuai toleransi pasien).
Menghindari makanan atau minuman yang mengandung susu
karena dapat terjadinya toleransi laktosa, demikian juga makanan
yang pedas ataupun mengandung lemak yang tinggi.
H. Komplikasi
1. Dehidrasi merupakan komplikasi dari kejadian diare yang
disebabkan karena tubuh mengalami kehilangan cairan 40-50
ml/kg berat badan, dimana banyaknya kehilangan cairan
menentukan derajat dehidrasi, dan menyebabkan gangguan pada
termoregulasi di hipotalamus anterior sehingga terjadi
demam.Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akan
menyebabkan perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler
sehingga terjadi ketidakseimbangan potensial membrane ATP
ASE, difusi Na+, K+ kedalam sel, depolarisasi neuron dan lepas
muatan listrik dengan cepat melalui neurotransmitter sehingga
timbul kejang (Doni Wibowo, 2019).
2. Disritmia jantung
3. Enterokolitis
4. Gangguan elektrolit
5. Kerusakan kulit
6. Malnutrisi
7. Pendarahan GI
8. Sindrom malabsorpsi
9. Sindrom zollinger-ellison
Menurut (Zuraida Sukma Abdillah, 2019). komplikasi utama dari
diare adalah dehidrasi dan gangguan fungsi kardiovaskular akibat
hipovolemia berat. Kejang dapat terjadi dengan adanya demam tinggi,
terutama pada infeksi Shigella. Abses intestine dapat terjadi pada
infeksi Shigella dan Salmonella, terutama pada demam tifoid, yang
dapat memicu terjadinya perforasi usus, suatu komplikasi yang dapat
mengancam jiwa. Muntah hebat akibat diare dapat menyebabkan
rupture esofagus atau aspirasi.
I. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Primary Survey
Derajat kesadaran
14-15 Composmentis
12-13 Apatis
10-11 Somnolen
9-7 Delirium
4-6 Stupor
3 coma
Exposure 1) kaji riwayat sedetail mungkin
2) kaji stress dan pola makan, serta gaya hidup pasien
3) kaji tentang waktu sampai adanya gejala
4) kaji apakah ada anggota keluarga atau teman yang
terkena
5) apakah sebelumnya baru mengadakan perjalanan?
6) Lakukan pemeriksaan abdomen
7) Lakukan pemeriksaan roentgen abdominal
b. Secondary Survey
a) Riwayat penyakit sekarang
b) Riwayat kesehatan terdahulu
Penyakit yang pernah dialami, Alergi (obat, makanan, dll),
Obat-obatan yang digunakan
c) Pemeriksaan Fisik Fokus
Keadaan Umum : Kesadaran
TTV :
Berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantun dan
pernapasan serta tekanan darah.
Hidung :
Terdaat secret ada hidung, tidak terlihat pernafasan cuing
hidung.
Ekstremitas :
Akral hangat, CRT <2 detik, tidak ada gangguan gerak kuaat,
tidak odema, tidak ada lesi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit nutrisi b.d ketidak mampuan mencerna makanan d.d nasu
makan menurun, diare.
2. Diare b.d malabsorpsi b.d defekasi lebih dari tia kali dalam 24jam.
3. Ganggan Integritas kulit b.d perubahan nutrisi (kelebihan atau
kekurangan d.d nyeri
4. Resiko Hemofelemi Syok
5. Gangguan oksigenasi
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna
makanan.
Manajemen Nutrisi
Observasi
o Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Terapeutik
o Berikan makanan tinggi serat untuk mecegah konstipasi
Edukasi
o Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Pemantauan Nutrisi
Observasi
o Identifikasi pola makan
o Monitor mual muntah
Terapeutik
o Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
o Informasikan hasil pemantauan
2. Diare b.d malabsorpsi b.d defekasi lebih dari tia kali dalam 24jam
Manajemen Diare
Observasi
o Identifikasi penyebab diare
Terapeutik
o Berikan cairan intravena
Edukasi
o Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
o Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas, pedas, dan
mengandung laktosa
Manajemen Eliminasi fekal
Observasi
o Monitor buang air besar (mis. Warna, frekuensi, konsistensi,
volume).
o Monitor tanda dan gejala diare
Terapeutik
o Berikan air hangat setelah makan
o Sediakan makanan tinggi serat
Edukasi
o Anjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi
serat
DAFTAR PUSTAKA
Sloane Ethel. 2014. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Susi Hartati, Nurazila. 2018. Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare
Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru.
Endurance.
Disusun Oleh:
Deli Indah Lestari
Nim : 14201.10.18004
PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN
STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN PROBOLINGGO
TAHUN AKADEMIK 2022
LAPORAN PENDAHULUAN DAN RESUME
“DIARE” DI RUANG IGD
RS ELIZABETH
Disusun Oleh:
Deli Indah Lestari
Nim : 14201.10.18004
PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN
STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN PROBOLINGGO
TAHUN AKADEMIK 2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN RESUME
“DIARE” DI RS ELIZABETH
Mahasiswa
CI Akademik CI Klinik
Kepala Ruagan
LEMBAR KONSULTASI