Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

PADA TN. N DENGAN DIAGNOSA HERNIA DI

RS AL DR. F.X SOEHARJO

DISUSUN OLEH :

NAMA : ELSA SOUHOKA

TK II A

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA

STIKES RUMKIT Prof.dr.J.A.LATUMETEN

AMBON

Page 1 of
LAPORAN PENDAHULUAN

BAB I.

A. Definisi
Hernia adalah kelainan pada dinding abdomen yang memungkinkan isi
abdomen menonjol dari rongga abdomen. Hernia adalah penonjolan dari organ
internal melalui pembentukan abnormal atau lemah pada otot yang
mengelilinginya. Hernia adalah tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui
dinding rongga dimana organ tersebut seharusnya berada yang didalam
keadaan normal tertutup (Jitiwoyono & Kristiyanasari, 2010).
B. Etiologi
1. Hernia Inguinal
a. Terjadi penurunan kekuatan otot dinding abdomen.
1) Kelemahan jaringan
2) Terdapat tempat dibagian lebar diligamen inguinal
3) Traum
b. Terjadi tekanan pada intra abdominal.
1) Obesitas
2) Mengaambil barang berat
3) Mengejan Konstipasi
4) Kehamilan
5) Batuk dalam jangka waktu lama
6) prostate Hipertropi
2. Hernia Hiatal
Faktor hernia hiatal belum diketahui, namun bisa terjadi karena adanya
kelemahan pada jaringan penyokong. Faktor resiko terjadinya Hernia Hiatal
adalah:
a. Pertambahan usia
b. Kegemukan
c. Merokok
3. Hernia Umbilical
Hernia Umbilical/Umbilikus terdapat jika penutupan umbilikus
(didapat tali pusar) tidak sempurna.
4. Hernia Femoralis
a. Akibat adanya hernia Femoralis adalah kehamilan multipara,
kegemukan dan keturunan penahan ikat.
b. Faktor kekurangan bagan fascia dan aponeurosis tranversa,
degenerasi/atropi, tekanan intra abdomen meningkat, pekerjaan
mengangkat benda-benda berat, batuk kronik, gangguan BAB, dan
gangguan BAK.
C. Tanda dan Gejala
1. Tampak benjolan dilipatan paha
2. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit ditempat itu disertai
perasaan mual.
3. Bila terjadi hernia inguinalis strangulate perasaan sakit akan bertambah
hebat disertai kulit diatasnya menjadi merah dan panas
4. Hernia femolaris kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga
Page 2 of
menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing
darah), benjolan dibawah sela paha.
5. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit didaerah perut disertai
sesak nafas.
6. Bila pasien mengejan atau batuk maka benjolan hernia akan bertambah
besar (Rudi Haryono, 2012)
D. Patofisologi
Hernia terdiri dari 3 unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari
peritonium, isi hernia yang biasanya terdiri dari usus, omentum, kadang berisi
organ intraperitonial lain atau organ ekstraperitonial seperti ovarium, apendiks
divertikel dan bulu-bulu. Unsur terakhir adalah struktur yang menutupi kantong
hernia yang dapat berupa kulit (skrotum) umbilikus atau organ-organ lain
misalnya paru dan sebagainya. Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi
karena usia lanjut, karena pada umur tua otot dinding rongga perut melemah.
Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh mengalami
proses degenerasi. Pada orang dewasa kanalis tersebut telah menutup. Namun
karena daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang
menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat seperti batuk kronik, bersin
yang kuat, mengejan dan mengangkat barang-barang yang berat. Kanal yang
sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis
karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut
(Deden Dermwan & Tutik Rahayuningsih, 2010).

Potensial komplikasi terjadi pelengketan antara inti hernia dengan dinding


kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Terjadi
penekanan terhadap cincin hernia, akibat semakin banyaknya usus yang masuk,
cincin hernia menjadi sempit dan menimbulkan perut kembung, muntah,
konstipasi. Bila inkarserata dibiarkan, akan menimbulkan edema sehingga
terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Komplikasi hernia
tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Antara lain obstruksi
usus sederhana hingga perforasi usus yang akhirnya dapat menimbulkan abses
local, peritonitis (Jitiwoyono Dan Kristiyanasari, 2010).

E. PATHWAY
Kelemahan Tekanan
dinding intraabdominal Page 3 of
abdominal tinggi
F.
G.
H.
I.
Aktivitas Adanya
J.
berat tekanan
K.
L.
M. Hernia
N.
O.
Hernia umbilicalis Hernia
P. Hernia para
kongenital inguinalis
Q. umbilicalis
R.
S.
Masuknya omentum T. Kantong hernia
organ intensinal ke U. Kantong hernia melewati celah
kantong umbilikalis V.melewati dinding inguinal
abdomen
W.
X.
Gangguan suplai darah Y. Ketidaknyamana Benjolan pada region
ke intestinal Z. n abdominal inguinal
AA.
BB.
CC.
DD. Nekrosis Pembedahan
intestinal
EE.
FF.
GG.
HH.
Tindakan invasif Kerusakan jaringan Mual
II.
JJ.
KK.
LL. Trauma jaringan Nafsu makan
Tempat invasi menurun
MM. kuman
NN.
OO.
PP. Gangguan Risiko jatuh Intake makanan
QQ. Mobilitas Fisik Infeksi tidak adekuat
RR.
SS.
TT.
Defisit Nutrisi
UU.
VV.
WW.
Gangguan Nyeri Akut
Pola Tidur

XX. Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang pada hernia inguinalis menurut Nurarif (2015) antara

Page 4 of
lain :
1. Hitungan darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan
hemokonsentrasi atau peningkatan hematokrit, peningkatan sel darah putih
dan ketidak seimbangan elektrolit pada hernia.
2. Sinar X abdomen dapat menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus
atau obstruksi usus.
YY. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis hernia menurut Sjamsulhidayat antara lain :
1. Terapi umum
Terapi konservatif sambil menunggu proses penyembuhan melalui
proses selama dapat dilakukan pada hernia umbilikalis pada anak usia
dibawah 2 tahun. Terapi konservatif berupa alat penyangga dapat dipakai
sebagai pengelolaan sementara, misalnya adalah pemakaian korslet pada
hernia ventralis sedangkan pada hernia inguinal pemakaian tidak
dilanjutkan karena selalu tidak dapat menyebuhkan alat ini dapat
melemahkan otot dinding perut.
2. Reposisi
Tindakan memasukkan kembali isi hernia ketempatnya semula secara
hati-hati dengan tindakan yang lembut tetapi pasti. Tindakan ini di hanya
dapat di lakukan pada hernia repobilis dengan menggunakan kedua tangan.
Tangan yang satu melebarkan leher hernia sedangkan tangan yang lain
memasukkan isi hernia melalui leher hernia tadi. Tindakan ini terkadang
dilakukan pada hernia irrepobilis apabila pasien takut operasi, yaitu dengan
cara : bagian hernia di kompres dingin, penderita di beri penenang valium
10 mg agar tidur, pasien di posisikan trandelenbrerg. Jika posisi tidak
berhasil jangan dipaksa, segera lakukan operasi.
3. Suntikan
Setelah reposisi berhasil suntikan zat yang bersifat sklerotok untuk
memperkecil pintu hernia.

4. Sabuk hernia
Digunakan pada pasien yang menolak operasi dan pintu hernia relative
kecil.
5. Herniotomy
Dilakukan pembedahan kantong hernia sampai kelehernya. Kantong
dibuka dan isi hernia di bebaskan jika ada perlengketan, kemudian
reposisi, kantong hernia dijahit, diikat setinggi mungkin kemudian di
potong.

ZZ. KOMPLIKASI
Meski hernia inguinalis sendiri tidak berbahaya, kondisi ini berisiko
mengarah pada komplikasi yang bisa membahayakan nyawa. Komplikasi yang

Page 5 of
mungkin terjadi adalah hernia inguinalis obstruksi, yaitu ketika bagian dari usus
terjepit di dalam saluran inguinalis. Kondisi ini akan menyebabkan mual, muntah,
sakit perut yang disertai dengan benjolan yang terasa sakit pada bagian
selangkangan.

Selain itu, komplikasi lainnya yaitu hernia inguinalis inkarserata, yaitu


kondisi ketika usus yang keluar terjepit dan pasokan darahnya terhenti. Kondisi
ini membutuhkan prosedur operasi secepatnya untuk melepaskan jaringan yang
terperangkap dan mengembalikan pasokan darah agar tidak terjadi kematian pada
jaringan.

Operasi hernia bertujuan untuk mengatasi hernia yang muncul, mencegah


munculnya kembali hernia, serta mencegah komplikasi yang lebih berbahaya.
Walaupun terkadang hernia bisa saja muncul kembali setelah prosedur operasi
dilakukan.

BAB II
Page 6 of
Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai
sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
Tahap pengkajian merupakan dasar utama memberikan asuhan keperawatan
sesuai kebutuhan individu (klien).
a. Identitas
Identitas klien (nama, umur, agama, tempat tinggal, status
pendidikan, dll) dan penanggung jawab klien.
b. Keluhan utama
Pada anamnesis keluhan utama yang lazim di dapatkan adalah
keluhan adanya nyeri akibat tindakan pembedahan maupun sebelum
pembedahan. Untuk mendapatkan pengkajian yang lengkap mengenai
nyeri klien, dapat digunakan metode PQRST (Muttaqin & Sari, 2011).
c. Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan keluhan nyeri hebat pada abdominal bawah, dan nyeri
di daerah sekitar paha dalam maupun testis, keluhan gastrointestinal
seperti mual, muntah, anoreksia, serta kelelahan pasca nyeri sering di
dapatkan (Muttaqin & Sari, 2011)
d. Riwayat penyakit dahulu
Pada riwayat penyakit dahulu yang penting untuk di kaji antara
lain penyakit sistemik, seperti DM, hipertensi, tuberculosis,
diprtimbangkan sebagai sarana pengkajian preoperatif serta dengan
aktivitas (khususnya pekerjaan) yang mengangkat beban berat juga
mempunyai resiko terjadi hernia (Muttaqin & Sari, 2011).
e. Aktivitas/istirahat
Gejala :
1) Sebelum MRS : Pasien sering melakukan aktivitas yang
berlebihan, berkebun, mengangkat2 sawit dan menimbang karet.
2) Sesudah MRS:
a) Membutuhkan papan/matras yang keras saat tidur
b) Penurunan rentang gerak dan ekstremitas pada salah satu
bagian tubuh
c) Tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan
d) Atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena.
e) Gangguan dalam berjalan.
f. Eliminasi
Gejala :
1) Konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi
2) Adanya retensi urine
g. Istirahat tidur
Penurunan kualitas tidur
h. Personal Hygiene
Penurunan kebersihan diri, ketergantungan.
i. Integritas Ego
1) Gejala : ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas, masalah
pekerjaan finansial keluarga
2) Tanda : tampak cemas, depresi, menghindar dari keluarga/orang
terdekat

Page 7 of
j.Kenyamanan
Gejala : nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan semakin memburuk
dengan adanya batuk, bersin, defekasi, nyeri yang tidak ada hentinya,
nyeri yang menjalar ke kaki, bokong, bahu/lengan, kaku pada leher.
2. Pemeriksaan fisik pada abdomen
a. Inspeksi : Terdapat luka post operasi di abdomen regioninguinal
b. Palpasi : Teraba massa, terdapat nyeri tekan pada daerah inguinalis
c. Perkusi : Dullness
d. Auskultasi : Terdengar bising usus

2.Diagnosa Keperawatan (SDKI)

1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik


2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri
3. Risiko infeksi b.d efek prosedur invasif
4. Konstipasi b.d ketidakcukupan asupan serat

Luaran Keperawatan (SLKI)


1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
Setelah dilakukan intrevensi keperawatan, maka tingkat nyeri menurun
dengan kriteria hasil :
a. Keluhan nyeri menurun
b. Meringis menurun
c. Sikap protektif menurun
d. Gelisah menurun
e. Frekuensi nadi menurun
2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, maka mobilitas fisik meningkat
dengan kriteria hasil :
a. Pergerakan ekstremitas meningkat
b. Rentang gerak (ROM) meningkat
c. Nyeri menurun
d. Kelemahan fisik menurun
3. Risiko infeksi b.d efek prosedur invasif
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, maka tingkat infeksi menurun
dengan kriteria hasil :
a. Demam menurun
b. Kemerahan menurun
c. Nyeri menurun
d. Bengkak menurun
4. Konstipasi b.d ketidakcukupan asupan serat
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, maka nafsu makan membaik
dengan kriteria hasil :
a. Keinginan makan membaik
b. Asupan makan membaik
c. Asupan nutrisi membaik

3.Intervensi Keperawatan (SIKI)

Page 8 of
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan intrevensi Manajemen nyeri (I.08238)
pencedera fisik keperawatan, maka tingkat Observasi
nyeri menurun dengan a. Identifikasi lokasi,
kriteria hasil : karakteristik, durasi,
a. Keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas,
b. Meringis menurun intensitas nyeri
c. Sikap protektif menurun b. Identifikasi skala nyeri
d. Gelisah menurun c. Identifikasi respon nyeri
e. Frekuensi nadi menurun non verbal
d. Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
e. Identifikasi pengaruh nyeri
terhadap kualitas hidup
Terapeutik
f. Berikan tehnik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Edukasi
g. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
h. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
i. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
j. Ajarkan tehnik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
k. Kolaborasi pemberian
analgetik.
Gangguan Setelah dilakukan intervensi Edukasi Teknik Napas
mobilitas fisik b.d keperawatan, maka mobilitas (I.12452)
nyeri fisik meningkat dengan Observasi
kriteria hasil : a. Identifikasi kesiapan
a. Pergerakan ekstremitas pasien dan kemampuan
meningkat menerima informasi
b. Rentang gerak (ROM)
meningkat Terapeutik
c. Nyeri menurun b. Sediakan materi dan
d. Kelemahan fisik media pendidikan
menurun kesehatan
c. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
d. Berikan kesempatan
untuk bertanya

Page 9 of
Edukasi
e. Jelaskan tujuan dan
manfaat teknik napas
f. Jelaskan prosedur teknik
napas
g. Anjurkan memposisikan
tubuh senyaman mungkin
h. Anjurkan menutup mata
dan berkonsentrasi penuh
i. Ajarkan melakukan
inspirasi dengan
menghirup udara melalui
hidung secara perlahan
j. Ajarkan melakukan
ekspirasi dengan
menghembuskan udara
dengan mulut mencucu
secara perlahan
k. Demonstrasikan menarik
napas selama 4 detik,
menahan napas selama 2
detik dan
menghembuskan napas
selama 8 detik.
Risiko infeksi b.d Setelah dilakukan intervensi Pencegahan Infeksi
efek prosedur keperawatan, maka tingkat (I. 14539)
invasif infeksi menurun dengan Observasi
kriteria hasil (L. 14137) : a. Monitor tanda dan gejala
a. Demam menurun infeksi lokal dan sistemik
b. Kemerahan menurun
c. Nyeri menurun Terapeutik
d. Bengkak menurun b. Berikan perawatan kulit
pada area luka
c. Cuci tangan sebelum dan
setelah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
d. Pertahankan tehnik
aspetik

Edukasi
e. Jelaskan tanda dan gelaja
infeksi
f. Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka operasi
g. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi.
Konstipasi b.d Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nutrisi
ketidakcukupan keperawatan, maka nafsu (I.03119)
asupan serat makan membaik dengan Observasi
kriteria hasil (L. 03024): a. Identifikasi status nutrisi
Page 10
a. Keinginan makan b. Identifikasi makanan yang
membaik disukai
b. Asupan makan membaik c. Identifikasi kebutuhan
c. Asupan nutrisi membaik kalori dan jenis nutrien
d. Monitor asupan makanan

Terapeutik
e. Berikan makanan tinggi
serat
f. Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein

Kolaborasi
g. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan.

4. Implementasi
Pada tahap ini pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi
secara optimal.
5.Evaluasi
Adalah langkah terakhir dalam proses keperawatan yaitu kegiatan yang disengaja dan
terus menerus melibatkan Kx, perawat dan anggota kesehatan lain. Tujuan evaluasi
yaitu untuk menilai apakah tujuan dalam rencana tindakan keperawatan tercapai atau
tidak atau bahkan timbul masalah baru serta untuk melaksanakan pengkajian ulang.

DAFTAR PUSTAKA

Dermawan deden & Tutik Rahayuningsih.2010. Keperawatan Medikal Bedah Sistem


Pencernnaan.Yogyakarta:Gosyen publising.
Page 11
Haryono, Rudi. 2012. Keperawatan Medical Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta:
Gosyen Publisher
Jitowiyono, S dan Kristiyanasari, W. 2010. Asuhan Keperawatan Post Operasi.
Yogyakarta : Nuha Medika
Mutaqin,Arif & Kumala Sari.2011.Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta:Salemba Medika.
Nurarif, Amin, Huda & Kusuma, Hardhi. (2015). Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA. Yogyakarta : Mediaction Publishing
Sjamsuhidajat, R. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta. Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta Selatan: DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta Selatan: DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta Selatan: DPP PPNI

Page 12
Pengkajian

Tgl. Pengkajian : 07 April 2021 No. Register : 511287


Jam Pengkajian : 09.21 WIB Tgl. MRS : 07 April 2021
Ruang/Kelas : Klinik Bedah

I. IDENTITAS
1. Identitas Pasien 2.
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. J Nama : Ny. M
Umur : 61 tahun Umur : 58 tahun
Jenis Kelamin : L Jenis Kelamin :P
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pekerjaan : IRT
Pekerjaan : Petani Alamat : Sumberingin
Gol. Darah :- Hubungan dengan Klien : Istri
Alamat : Sumberingin

II. KELUHAN UTAMA


1. Keluhan Utama Saat MRS
Nyeri bekas operasi
2. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Klien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi, klien tampak meringis, badan
lemas, pinggiran luka tampak kemerahan.

III. DIAGNOSA MEDIS


Post Herniotomy hari ke-7

IV. RIWAYAT KESEHATAN


1. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan pada tanggal 31 maret 2021 menjalani operasi herniotomy.
Kemudian pada tanggal 7 april klien datang ke klinik bedah RSUD kanjuruhan
dengan keluhan karena sering merasakan nyeri pada luka bekas operasi.
P : Klien mengatakan nyeri, nyeri semakin terasa pada saat bergerak
Q : Klien mengatakan nyeri seperti disayat benda tajam dan ditusuk-tusuk
R : Klien mengatakan nyeri pada area luka post op herniotomy
S : Klien mengatakan skala nyeri 5 menggunakan skala nyeri numerik
T : Klien mengatakan nyeri hilang timbul
Klien tampak meringis kesakitan pada saat bergerak.
2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Tidak ada riwayat kesehatan yang lalu
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada riwayat kesehatan keluarga

Page 13
V. RIWAYAT KEPERAWATAN KLIEN

1. Pola Aktifitas Sehari-hari (ADL)


ADL Sebelum sakit Setelah sakit
Pola pemenuhan kebutuhan Makan : Makan
nutrisi dan cairan (Makan dan Jumlah : 3 x sehari Jumlah : 3 x sehari
Minum ) Jenis : nasi, lauk, sayur Jenis : bubur
Minum
Minum : Jumlah : 1500 cc/hari
Jumlah : 1500 cc/hari Jenis : air putih
Jenis : air putih, kopi
Masalah : klien mengatakan
takut makan makanan seperti
telur, daging ayam karena
takut akan gatal pada area
luka.
Pola Eliminasi BAK BAK
BAK : Jumlah, Warna, Bau, Jumlah : 3-5 x/sehari Jumlah : 3-5 x/sehari
Masalah, Cara Mengatasi. Warna : Kuning Warna : Kuning
Bau : khas Bau : khas
BAB : Jumlah, Warna, Bau, BAB BAB
Konsistensi, Masalah, Cara Jumlah : 2 x/sehari dengan Jumlah : 1 x/sehari dengan
Mengatasi. konsistensi lembek konsistensi lembek

Pola Istirahat Tidur Tidur siang : Klien mengatakan Tidur siang : Klien
- Jumlah/Waktu tidur siang ± 3 jam. mengatakan merasa terganggu
- Gangguan Tidur karena sering terbangun
- Upaya Mengatasi Tidur malam : Klien akibat nyeri.
gangguan tidur mengatakan tidur malam ± 7
- Apakah mudah terbanguan jam/hari. Tidur malam : Klien
- Jika terbangun berapa mengatakan tidur sering
menit bisa tertidur lagi terganggu karena merasakan
- Hal-hal yang nyeri.
mempermudah tidur
- Hal-hal yang
mempermudah bangun
Pola Kebersihan Diri (PH) Mandi : klien mengatakan Mandi : klien mengatakan
- Frekuensi mandi mandi 2x sehari mandi 2x sehari
- Frekuensi Mencuci rambut Gosok gigi : klien mengatakan Gosok gigi : klien
- Frekuensi Gosok gigi gosok gigi ketika mandi mengatakan gosok gigi ketika
- Keadaan kuku Keramas : klien mengatakan mandi
- Melakukan mandiri/ keramas 3x seminggu Keramas : klien mengatakan
dibantu keramas 3x seminggu
Aktivitas Lain Klien mengatakan setiap hari Klien mengatakan setelah
Aktivitas apa yang dilakukan bekerja sebagai petani. operasi hanya di rumah saja

Page 14
klien untuk mengisi waktu tanpa melakukan aktivitas
luang ? karena nyeri yang masih
dirasakan pada luka bekas
post op.

2. Riwayat Psikologi
Klien mengatakan penyakitnya adalah cobaan dari tuhan. Tidak ada gangguan
konsep diri.
3. Riwayat Sosial
Klien tinggal dirumah dan hubungan dengan anggota keluarganya dekat.
4. Riwayat Spiritual
Klien mengatakan sering sholat 5 waktu.

VI. KONSEP DIRI


A. Gambaran diri : Klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya karena
tubuhnya.
B. Identitas diri : Klien mengatakan dirinya seorang laki-laki berusia 61 tahun.
C. Peran : Klien mengatakan di rumah dirinya berperan sebagai kepala
keluarga.
D. Ideal diri : Klien mengatakan berharap kondisinya segera membaik agar
dapat
kembali beraktivitas seperti biasanya.
E. Harga diri : Klien mengatakan merasa sedih dengan kondisinya saat ini
karena
tidak dapat menjalankan kewajibanya sebagai kepala kelurga.

VII. PEMERIKSAAN FISIK (tanggal 07/April/2021)


A. Keadaan Umum : cukup
B. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36,3 oC
RR : 20 x/menit

C. Pemeriksaan Wajah
1) Mata
Kesimetrisan mata( + ), benjolan ( - ), Konjunctiva (ananemis), sclera
berwarna putih.
2) Hidung
Bentuk simetris, perdarahan (-), Kotoran ( - ), Pembengkakan ( - ),
pembesaran / polip ( - ), nyeri tekan ( - ).
3) Mulut
Lesi ( - ), Bibir pecah ( - ), gigi ,gusi, dan lidah : Caries ( + ), Kotoran (-),
Gigi palsu ( - ), Warna lidah putih, Perdarahan ( - ).
4) Telinga
Bentuk simetris, lesi ( - ), nyeri tekan ( - ), peradangan ( - ), penumpukan
serumen ( - ).
D. Pemeriksaan Kepala, Dan Leher

Page 15
1) Kepala
Inspeksi : kesimetrisan (+). Luka ( - ), darah ( - ),
Palpasi : Nyeri tekan ( - )
2) Leher
Inspeksi : Bentuk leher (simetris), peradangan ( - ), massa ( - ).
Palpasi : Pembesaran kelenjar tiroid ( - ), pembesaran Vena jugularis ( - ).
E. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : terdapat luka post op herniotomy. Pinggiran luka tampak kemerahan
Palpasi : terdapat nyeri tekan.
F. Pemeriksaan Kulit/Integument
1) Integument/Kulit
Palpasi : Tekstur (kasar), Turgor/Kelenturan(jelek), struktur (keriput), nyeri
tekan (-).
2) Pemeriksaan Rambut
Ispeksi dan Palpasi : Penyebaran (merata), rontok ( - ), warna putih
(beruban).
3) Pemeriksaan Kuku
Inspeksi dan palpasi : kebersihan kuku (kurang baik).

A. Klasifikasi data

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


Page 16
Ds :
Klien mengatakan - Ku lemah
- Klien mengatakan nyeri pada luka - Skala nyeri 5
bekas post op herniotomy. - Tampak meringis
- nyeri semakin - Terdapat luka post op herniotomy.
terasa pada saat - Pada pinggiran luka tampak
bergerak. kemerahan

- TTV :
P : nyeri semakin TD : 130/80 mmHg
terasa pada saat Nadi : 90 x/menit
bergerak. Suhu : 36,3 oC
Q : Klien mengatakan RR : 20 x/menit
nyeri seperti disayat SPO2 : 99 %
benda tajam (perih)
dan ditusuk-tusuk.
R : Klien mengatakan
nyeri pada area luka
post op herniotomy.
S : Klien mengatakan
skala nyeri 5
menggunakan skala
nyeri numerik.
T : Klien mengatakan
nyeri nyeri hilang
timbul.

B. Analisa Data

Page 17
MASALAH
DATA PENYEBA DIAGNOSA
KEPERAWA
(Tanda mayor & minor) B KEPERAWATAN
TAN
Ds : Tindakan Nyeri akut Nyeri akut b.d agen
P : Klien mengatakan pembedahan pencedera fisik d.d
nyeri, nyeri semakin herniotomy mengeluh nyeri
terasa pada saat (D.0077)
bergerak.
Q : Klien mengatakan
nyeri seperti disayat
benda tajam (perih)
dan ditusuk-tusuk.
R : Klien mengatakan
nyeri pada area luka
post op herniotomy.
S : Klien mengatakan
skala nyeri 5
menggunakan skala
nyeri numerik.
T : Klien mengatakan
nyeri nyeri hilang
timbul.

Do :
- Skala nyeri 5
- Tampak meringis
- Terdapat luka post op herniotomy.
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36,3 oC
RR : 20 x/menit
SPO2 : 99 %

Ds : Efek Risiko infeksi Risiko infeksi d.d


- Klien mengatakan nyeri pada luka prosedur efek prosedur
bekas post op herniotomy. invasif invasive (D.0142)
Do :
- Pada pinggiran luka tampak
kemerahan
- Tampak meringis
- Terdapat luka post op herniotomy.
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36,3 oC
RR : 20 x/menit
SPO2 : 99 %

C. Diagnosa Keperawatan (SDKI)


Page 18
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d mengeluh nyeri (D.0077)

2. Risiko infeksi d.d efek prosedur invasive (D.0142)

Page 19
D. Intervensi Keperawatan

Tujuan dan Hari/ Hari/


Diagnosa Intervensi Implementasi Evaluasi
kriteria hasil tgl tgl
Setelah dilakukan Manajemen nyeri (I.08238) Observasi S:
Nyeri akut b.d intrevensi Observasi 1. Mengidentifikasi lokasi, P : Klien mengatakan
agen pencedera keperawatan, maka 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, masih nyeri.
fisik d.d tingkat nyeri karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, Q : Klien mengatakan
mengeluh nyeri menurun dengan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri nyeri seperti disayat
(D.0077) kriteria hasil : intensitas nyeri 2. Mengidentifikasi skala nyeri benda tajam (perih)
a. Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala nyeri 3. Mengidentifikasi respon dan ditusuk-tusuk.
menurun 3. Identifikasi respon nyeri nyeri non verbal R : Klien mengatakan
b. Meringis non verbal 4. Mengidentifikasi faktor nyeri pada area luka
menurun 4. Identifikasi faktor yang yang memperberat dan post op herniotomy.
c. Gelisah menurun memperberat dan memperingan nyeri S : Klien mengatakan
memperingan nyeri Terapeutik skala nyeri 5
Terapeutik 5. Memberikan tehnik non menggunakan skala
5. Berikan tehnik non farmakologis untuk nyeri numerik.
farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri T : Klien mengatakan
mengurangi rasa nyeri Edukasi nyeri nyeri hilang
Edukasi 6. Menjelaskan strategi timbul.
6. Jelaskan strategi meredakan meredakan nyeri
nyeri 7. Menganjurkan memonitor O : Klien masih tampak
7. Anjurkan memonitor nyeri nyeri secara mandiri meringis, skala nyeri 5.
secara mandiri 8. Mengajarkan tehnik non A : masalah belum
8. Ajarkan tehnik non farmakologis untuk teratasi
farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
mengurangi rasa nyeri P : Lanjutkan intervensi
Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi Observasi S:
Risiko infeksi d.d intervensi (I. 14539) a. Memonitor tanda dan gejala
efek prosedur - Klien mengatakan
keperawatan, maka Observasi infeksi lokal dan sistemik masih nyeri pada
invasive (D.0142) tingkat infeksi a. Monitor tanda dan gejala luka bekas post op
menurun dengan infeksi lokal dan sistemik Terapeutik
herniotomy.
kriteria hasil b. Memberikan perawatan
- Klien mengatakan
(L. 14137) : Terapeutik kulit pada area luka
nyeri seperti
a. Kemerahan b. Berikan perawatan kulit c. Mencuci tangan sebelum
disayat
menurun pada area luka dan setelah kontak dengan
benda tajam (perih)
b. Nyeri menurun c. Cuci tangan sebelum dan pasien dan lingkungan
dan ditusuk-tusuk.
setelah kontak dengan pasien
pasien dan lingkungan d. Mempertahankan tehnik O:
pasien aspetik - Pada pinggiran
d. Pertahankan tehnik aspetik luka masih
Edukasi
tampak
Edukasi e. Menjelaskan tanda dan
kemerahan
e. Jelaskan tanda dan gelaja gelaja infeksi
- Nyeri
infeksi f. Mengajarkan cara
f. Ajarkan cara memeriksa memeriksa kondisi luka A : Masalah belum
kondisi luka operasi operasi teratasi
g. Anjurkan meningkatkan g. Menganjurkan
asupan nutrisi. meningkatkan asupan P : Lanjutkan intervensi
nutrisi.
Page 22

Anda mungkin juga menyukai