Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

UROLITHIASIS
Tugas ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas “Keperawatan Medikal Bedah II”

OLEH :

Kelompok 2

Jean Putri Rahmawardi 1911312060

Hafizah Putri Arlinda 1911312063

Sekar Ayu Wardaningtyas 1911313011

Fitri Yani 1911313014

Umniatul Azizah 1911313017

Loan Atika 1911313020

Indri vania dewita 1911313023

Wulandari Safira 1911313029

Mahya Rodhiyah 1911313038

Virna Aulia Candra 1911313041

Khaira agusda dasril 1911313044

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
UROLITHIASIS

Pokok Bahasan : Sistem Perkemihan


Sub Pokok Bahasan : Urolithiasis
Sasaran : Pasien dan keluarga
Hari/ Tanggal : 7 Maret 2021
Waktu : Pukul 10.00 – 11.00
Tempat : Rumah pasien
Penyuluh : Mahasiswa fakultas keperawatan unand

I. LATAR BELAKANG
Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di negara
berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak
dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan ureter), perbedaan ini dipengaruhi
status gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari. Angka prevalensi rata-rata di seluruh
dunia adalah 1-12 % penduduk menderita batu saluran kemih. Penyebab terbentuknya
batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran urine, gangguan
metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih
belum terungkap (idiopatik) Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang
mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik
dan faktor ekstrinsik
Urolithiasis atau Batu ginjal merupakan batu pada saluran kemih (urolithiasis),
Urolithiasis sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan
diketemukannya batu pada kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat
diketemukan sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter,
buli-buli dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran
kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena
adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu
uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra. Batu ginjal adalah batu yang terbentuk
di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa
mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu slauran kemih yang
paling sering terjadi (Purnomo, 2000).
II. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1 x 60 menit,, masyarakat diharapkan
mampu memahami tentang Urolithiasis

III. TUJUAN KHUSUS


Setelah dilakukan tindakan penyuluhan peserta dapat memahami tentang:
1. Pengertian Urolithiasis
2. Penyebab Urolithiasis
3. Tanda dan gejala Urolithiasis.
4. Penatalaksanaan Urolithiasis
IV. METODE
Ceramah, Tanya jawab.

V. MEDIA
Power point
Laptop
VI. ISI MATERI
1. Pengertian Urolithiasis
2. Penyebab Urolithiasis
3. Tanda dan gejala Urolithiasis
4. Penatalaksanaan medis dan pengobatan Urolithiasis
5. Cara pencegahan Urolithiasis

VII. PROSES PELAKSANAAN


No Kegiatan Respon Waktu
1. Pendahuluan
a. Memberi salam Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menyampaikan tujuan 10 menit
d. Menyampaikan pokok Menyimak
bahasan dan waktu
e. Melakukan apersepsi Aktif menyampaikan pendapat
2. Isi 35 menit
Penyampaian materi tentang:
a. Definisi Urolithiasis
b. Etiologi Urolithiasis Menyimak
c. Patofisiologi Urolithiasis
d. Gejala klinis Urolithiasis
e. Pengobatan Urolithiasis
3. Penutup
a. Tanya jawab Aktif bertanya
b. Kesimpulan Menyimak 15 menit
c. Evaluasi Aktif menjawab
d. Memberi salam penutup Menjawab salam

VIII. SETTING TEMPAT

moderator
Operator/
observer
penyaji

laptop

LC
D

fasilitator
fasilitator

Peserta Peserta

fasilitator Peserta

Peserta Peserta

Fasilitator

IX. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Tempat, materi dan media
b. Peran dan tugas masyarakat sesuai perencanaan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
b. Peserta penyuluhan hadir 70%
c. Audiens mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
d. Audiens berperan aktif selama penyuluhan
3. Evaluasi hasil
a. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menjelaskan
definisi Urolithiasis
b. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menyebutkan
factor penyebab Urolithiasis
c. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menjelaskan
patofisiologi Urolithiasis
d. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menjelaskan
manifestasi klinis Urolithiasis
e. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menyebutkan
penatalaksanaan Urolithiasis

X. REFERENSI
Basuki B. Purnomo. 2011. Dasar-Dasar Urologi. Jakarta: CV. Sagung Seto
Herdman, T. Heater. 2012. Diagnosa Keperawatan: definisi dan klasifikasi 2012-
2014. Jakarta: EGC
http://budiseptiawan.wordpress.com/2008/11/25/refrat-diagnosis-dan-terapi-batu-
saluran-kemih, diunduh 22 Juni 2014.
Huda Nurarif, Amin dan Hardhi Kusuma. 2013. NANDA NIC NOC. Jogjakarta:
Media action publishing
Kimberly. 2011. Kapita Selekta Penyakit. Jakarta: EGC
Mubin, Halim. 2007. Panduan Praktis Ilmu Penyakt Dalam:Diagnosis Dan
Terapi. Jakarta: EGC
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2012. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika
Nidya Ulfa. (2012). Angka kejadian batu opak ginjal yang disertai dengan nyeri
Ketok CVA yang ditemukan dengan pemeriksaan foto polos BNO pada
Pasien suspect nefrolithiasis. Journal of Psychiartic research, 25 (suppl.2),
Hal. 3-15
Nur Lina. (2008). Faktor-faktor resiko kejadian batu saluran kemih pada laki-laki.
Journal of Psychiartic research, 24 (suppl.2), hal. 4-16
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental keperawatan: konsep, proses, dan
Praktik. Jakarta: EGC
Price,S.A, and Wilson, L.M. 2005. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses
Penyakit. Jakarta : EGC
Sunar. P. Dwi. 2012 . Daftar Tanda dan Gejala Ragam Penyakit. Jogjakarta: Flash
books.
XI. ISI MATERI
A. Definisi
Urolitiasis adalah pembentukan batu didalam saluran kemih.Batu saluran kemih
adalah keadaan tidak normal di dalam ginjal, mengandung komponen kristal dan
matriks organik yang secara khas dijumpai di kaliks atau pelvis dan bila akan keluar
dapat berhenti di ureter/kandung kemih.
Urolithiasis adalah terdapatnya batu di saluran urinary (traktus urinarius).
Neprolithiasis: batu yang terbentuk di paremkim ginjal. Ureterolithiasis: terbentuknya
batu di ureter. Batu yang terbentuk dapat ditemukan disetiap bagian ginjal sampai ke
kandung kemih dan uretra dan ukurannya sangat bervariasi dari deposit granuler yang
kecil yang disebut pasir atau kerikil, sampai batu sebesar kandung kemih yang
berwarna oranye. Perbedaan letak batu akan berpengaruh pada keluhan penderita dan
tanda/gejala yang menyertainya.
Urolithiasis atau Batu ginjal merupakan batu pada saluran kemih (urolithiasis),
Urolithiasis sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan
diketemukannya batu pada kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat
diketemukan sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter,
buli-buli dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran
kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena
adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu
uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra. Batu ginjal adalah batu yang terbentuk
di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa
mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu slauran kemih yang
paling sering terjadi (Purnomo, 2000)

B. Epidemologi

Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di negara
berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak
dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan ureter), perbedaan ini dipengaruhi
status gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari. Angka prevalensi rata-rata di seluruh
dunia adalah 1-12 % penduduk menderita batu saluran kemih. Penyebab terbentuknya
batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran urine, gangguan
metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih
belum terungkap (idiopatik) Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang
mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik
dan faktor ekstrinsik

C. Etiologi

Batu terbentuk di traktus urinarius ketika konsertrasi substansi tertentu seperti Ca


oksalat,kalsium fosfat, dan asam urat meningkat. Batu juga dapat terbentuk ketika
terdapat defisiensi substansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal pencegah
kristalisasi dalam urin. Kondisi lain yang mempengaruhi laju pembentukan batu
mencakup PH urine dan status cairan pasien.

Faktor tertentu yang dapat mempengaruhi pembentukan batu, mencakup infeksi, satus
urine, periode imobilitas (drainage batu yang lambat dan perubahan metabolisme
kalsium).

Selain itu ada beberapa teori yang ,membahas tentang proses pembentukan batu yaitu:

1. Teori inti (nucleus): kristal dan benda asing merupakan tempat pengendapan kristal
pada urine yang sudah mengalami supersaturasi.
2. Teori matriks: matriks organik yang berasal dari serum dan protein urine
memberikan kemungkinan pengendapan kristal.
3. Teori inhibitor kristalisasi: beberapa substansi dalam urine menghambat terjadinya
kristalisasi, konsentrasi yang rendah atau absennya substansi ini memungkinkan
terjadinya kristalisasi.
Pembentukan batu membutuhkan supersaturasi dimana supersaturasi ini tergantung
dari PH urine, kekuatan ion, konsentrasi cairan dan pembentukan kompleks.
Batu kalsium dapat diakibatkan oleh:
1. Hiperkalsiuria abortif: gangguan metabolisme yang menyebabkan terjadinya
absorbsi khusus yang berlebihan juga pengaruh vitamin D dan hiperparatiroid.
2. Hiperkal siuria renalis: kebocoran pada ginjal
Batu oksalat dapat disebabkan oleh:
1. Primer autosomal resesif
2. Ingesti-inhalasi: Vitamin C, ethylenglicol, methoxyflurane, anestesi.
3. Hiperoksaloria: inflamasi saluran cerna, reseksi usus halus, by pass jejenoikal,
sindrom malabsorbsi
Batu asam urat disebabkan oleh:
1. Makanan yang banyak mengandung purin
2. Pemberian sitostatik pada pengobatan neoplasma
3. Dehidrasi kronis
4. Obat: tiazid, lazik, salisilat
Batu sturvit biasanya mengacu pada riwayat infeksi, terbentuk pada urin yang kaya
ammonia alkali persisten akibat UTI kronik. Batu sistin terjadi terutama pada
beberapa pasien yang mengalami defek absorbsi sistin.
Namun demikian pada banyak paisen mungkin tidak ditemukan penyebabnya. Batu di
saluran kemih juga dapat terjadi pada penyakit inflamasi usus dan pengobatan dengan
antasida, diamox, laksatif, aspirin.

D. Patofisiologi

Terdapat tiga teori yang menyatakan tentang terbentuknya batu pada saluran kemih,
diantaranya yaitu :

1. Teori inti (nukleus) : kristal dan benda asing merupakan tempat pengendapan kristal
pada urin yang sudah mengalami supersaturasi.
2. Teori matrix : matrix organik yang berasal dari serum atau protein-protein urin yang
memberikan kemungkinan pengendapan kristal.
3. Teori inhibitor kristalisasi : beberapa substansi dalam urin menghambat terjadi
kristalisasi, konsentrasi yang rendah atau absennya substansi ini memungkinkan
terjadinya krislisasi.
Adapun faktor-faktor risiko yang mempengaruhi pembentukan batu pada saluran kemih,
diantaranya yaitu :
1. Hiperkalsiuria
Hiperkalsiuria idiopatik meliputi hiperkalsiuria yang terdiri dari 3 bentuk yaitu :
2. Hiperkalsiuria absorptif; ditandai oleh adanya kenaikan absorpsi kalsium dari lumen
usus, kejadian ini paling banyak dijumpai.
3. Hiperkalsiuria puasa ; ditandai dengan adanya kelebihan kalsium, diduga berasal dari
tulang.
4. Hiperkalsiuria ; yang diakibatkan kelainan reabsorpsi kalsium di tubulus ginjal.
5. Hiperoksaluria
Merupakan kenaikan ekstensi oksalat diatas normal (< 45mg/hari).
6. Hiperurikosuria
Merupakan suatu peningkatan asam urat air kemih yang dapat memacu pembentukan
batu kalsium.
7. Hipositraturia
Merupakan penurunan eksresi inhibitor pembentukan kristal dalam air kemih,
khususnya sitrat merupakan mekanisme lain timbulnya batu ginjal.
8. Penurunan jumlah air kemih
Keadaan ini biasanya disebabkan masukan cairan sedikit yang selanjutnya dapat
menimbulkan batu dengan peningkatan reaktan dan pengurangan aliran air kemih.
9. Faktor diit
Faktor diit dapat berperan penting dalam mengawali pembentukan batu, misalnya diit
tinggi kalsium, diit tinggi purin, tinggi oksalat dapat mempermudah pembentukan batu
saluran kemih.
Adanya berbagai faktor tersebut diatas akan menyebabkan pengendapan partikel-partikel
jenuh (kristal dan matriks) dalam nukleus (inti batu) yang selanjutnya akan mengakibatkan
kelainan kristaluria dan pertumbuhan kristal dan dapat mengakibatkan terbentuknya batu
pada saluran kemih. Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan
infeksi saluran kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih adalah retensi urine, nyeri
saat kencing, perasaan tidak enak saat kencing, kencing tiba-tiba berhenti dan nyeri
pinggang. Manifestasi infeksi beruap panas saat kencing, kencing bercampur darah.
Obstruksi saluran kemih yang tidak mendapatkan penanganan dapat menyebabkan terjadi
komplikasi yaitu hidronefrosis, sednagkan infeksi akan menyebabkan terjadinya
komplikasi yaitu pielonefritis, urosepsis, dan pada akhirnya menyebabkan terjadinya
kerusakan fungsi ginjal yang permanen (gagal ginjal).

E. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis adanya batu dalam saluran kemih bergantung pada adanya
obstruksi, infeksi dan edema. Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi,
menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter
proksimal. Infeksi (peilonefritis & cystitis yang disertai menggigil, demam dan disuria)
dapat terjadi dari iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu, jika ada, menyebabkan
sedikit gejala namun secara fungsional perlahan-lahan merusak unit fungsional ginjal dan
nyeri luar biasa dan tak nyaman.

Batu di piala ginjal mungkin berkaitan dengan sakit yang dalam dan terus
menerus di CVA (costa vertebral angle). Hematuria dan piuria jarang. Nyeri yang berasal
dari area renal menyebar secara anterior dan pada wanita kebawah mendekati kandung
kemih, sedang pada pria mendekati testis. Bila nyeri mendadak menjadi akut, disertai
nyeri tekan di seluruh area kostovertebral dan muncul mual dan muntah, maka pasien
sedang mengalami kolik renal. Diare dan ketidaknyamanan abdominal dapat terjadi.

Batu yang terjebak di ureter, menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa.
Pasien sering merasa ingin berkemih, namun hanya sedikit yang keluar dan biasanya
mengandung darah akibat aksi abrasif batu. Umumnya batu diameter < 0,5-1 cm keluar
spontan.

Batu ureter dapat pula tetap tinggal di ureter hanya ditemukan nyeri tekan. Nyeri
letak atau tak ditemukan nyeri sama sekali dan tetep tinggal di ureter sambil menyumbat
dan menyebabkan hidroureter yang asimtomatik (obstruksi kronik). Tidak jarang terjadi
kematian yang didahului oleh kolik. Bila obstruksi berlanjut, maka kelanjutan dari
kelainan ini adalah hidronefrosis dengan atau tanpa piolonefritis sehingga menimbulkan
gambaran infeksi umum.
Batu yang terjebak di vesika biasanya menyebabkan gejal iritasi dan berhubungan
dengan infeksi traktus urinariun dan hematuria. Jika batu menyebabkan onstruksi pada
leher kandung kemih, akan terjadi retensi urin. Jika infeksi berhubungan dengan adanya
batu maka dapat terjadi sepsis.

Batu uretra biasanya berasal dari batu vesika yang terbawa saluran kemih saat
miksi, tetapi tersangkut di tempat yang agak lebar. Gejala yang umum: sewaktu miksi
tiba-tiba terhenti, menetes, nyeri. Penyulitnya adalah vesikal, abses, fistel proksimal dan
uremia, karena obstruksi urine.

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan batu saluran kemih harus tuntas, sehingga bukan hanya mengeluarkan
batu saja, tetapi harus disertai dengan penyembuhan penyakit batu atau paling sedikit
disertai dengan terapi pencegahan.
Indikasi pengeluaran batu saluran kemih:
1. Obstruksi jalan kemih
2. Infeksi
3. Nyeri menetap/berulang
4. Batu yang kemungkinan menyebabkan infeksi dan obstruksi
5. Batu metabolok yang tumbuh cepat.
Penanganannya berupa terapi medik dan simptomatik atau dengan bahan pelarut. Dapat
pula dengan pembedahan atau pembedahan yang kurang invatif (misal: nefrostomi
perkutan) atau tanpa pembedahan (misal: eswl/litotripsi gelombang kejut ekstrakorporeal
→menghancurkan batu di kaliks ginjal)
Terapi medik/simptimatik:
1. diberikan obat untuk melarutkan batu
2. obat anti nyeri
3. pemberian diuretik untuk mendorong keluarnya batu
Pelarutan: batu yang dapat dilarutkan adalah batu asam urat, dilarutkan dengan pelarut
solutin G
1. Litotripsi
2. Pembedahan:
Pengangkatan batu ginjal secara bedah merupakan mode utama. Namun demikian
saat ini bedah dilakukan hanya pada 1-2% pasien. Intervensi bedah diindikasikan jika
batu tersebut tidak berespon terhadap bentuk penanganan lain. Ini juga dilakukan
untuk mengoreksi setiap abnormalitas anatomik dalam ginjal untuk memperbaiki
drainase urin.
Jenis pembedahan yang dilakukan antara lain:
1. Pielolititomi: jika batu berada di piala ginjal
2. Nefrotomi: bila batu terletak di dalam ginjal atau nefrektomi
3. Ureterolitotomi: bila batu berada dalam ureter
4. Sistolitotomi: jika batu berada di kandung kemih

G. PENCEGAHAN

Setelah batu dikelurkan, tindak lanjut yang tidak kalah pentingnya adalahupaya
mencegah timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata
7%/tahun atau kambuh lebih dari 50% dalam 10 tahun. Prinsip pencegahan didasarkan
pada kandungan unsur penyusun batu yang telah diangkat. Secara umum, tindakan
pencegahan yang perlu dilakukan adalah:

1. Menghindari dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine 2-3 liter per
hari
2. Diet rendah zat/komponen pembentuk batu
3. Aktivitas harian yang cukup
4. Medikamentosa

Beberapa diet yang dianjurkan untuk untuk mengurangi kekambuhan adalah:

1. Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan
menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam.
2. Rendah oksalat
3. Rendah garam karena natiuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuria
4. Rendah purin
5. Rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada hiperkalsiuria absorbtif type II

Anda mungkin juga menyukai