Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN MASALAH

KEPERAWATAN IMPECTUNITY PADA LANSIA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik

Disusun oleh :

C.0105.17.000 Neng Lyra Martiara Dewi

C.0105.17.031 Revi lutfiani

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR

CIMAHI

2020
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Konsep Impecunity pada Lansia


A. Definisi Impecunity pada Lansia
Impecunity atau yang dalam bahasa Indonesia berarti kemiskinan
merupakan suatu kondisi dimana seseorang memiliki pendapatan jauh lebih
rendah dari rata-rata pendapatan sehingga tidak banyak memiliki kesempatan
untuk mensejahterakan dirinya (Suryawati, 2005). Pada konteks kemiskinan yang
dialami oleh lansia maka hal penting yang harus dipertanyakan adalah mengapa
lansia bisa sampai mengalami kemiskinan.
Berbagai teori telah menyebutkan dan fakta telah membuktikan bahwa
ketika seseorang memasuki usia lanjut maka akan terjadi proses penurunan fungsi
tubuh. Penurunan fungsi tubuh tersebut dapat memengaruhi produktivitas lansia
ketika bekerja. Sehingga fenomena yang terjadi pada lansia adalah adanya fase
pension baik bagi pekerja formal maupun informal. Pada lansia pekerja formal
terdapat sistem batasan usia maksimum seseorang dipekerjakan sehingga ia akan
diberhentikan dari pekerjaanya. Sedangkan orang dengan pekerjaan informal
(misal berdagang) memang tidak ada pensiun atau pemberhentian bekerja namun
penurunan fungsi tubuh seiring bertambahnya usia pasti akan memaksa seseorang
untuk menurunkan intensitas pekerjaannya atau justru menghentikannya sendiri.
Miller (2009) mengemukakan bahwa fase berhenti kerja atau pensiun pasti
akan dialami oleh seluruh lansia dan pada saat itu mengakibatkan pendapatan
(uang) menurun serta perubahan peran dan status sosial. Pada fase tersebut tugas
lansia adalah harus mampu beradaptasi dengan masa pensiun dan penurunan
pendapatan yang terjadi (Rosdahl dan Kowalski, 2012).
Dari uraian diatas maka dapat penulis tarik kesimpulan bahwa impecunity
pada lansia adalah suatu kondisi dimana lansia mengalami penurunan atau bahkan
kehilangan pendapatan dikarenakan ketidakmampuan lansia untuk bekerja secara
produktif karena perubahan fungsi tubuh yang terjadi.
B. Perubahan Fisik Lansia yang Berhubungan dengan Impecunity
Berikut beberapa perubahan pada lansia serta dampak yang terjadi yang
karenanya lansia dapat dikatakan sudah tidak memenuhi lagi kriteria untuk
bekerja secara produktif sehingga terjadi penurunan pendapatan:
1) Penurunan penglihatan, akan mengakibatkan kesulitan dalam
beraktivitas sehari-hari, berisiko jatuh, dan kecelakaan/insiden lainnya
(Wang, C.W., et al., 2014).
2) Demensia/penurunan daya ingat, akan menyebabkan lansia butuh
pendampingan dalam berbagai kegiatan, terutama kegiatan
instrumental (bepergian, mencuci, menelepon, dan lain sebagainya)
dan pemenuhan kebutuhan dasar (Ananta & Wulan, 2011).
3) Penurunan kekuatan otot, akan menyebabkan lansia kesulitan
melakukan kegiatan fungsional seperti kemampuan mobilitas dan
aktivitas perawatan diri (Utomo, 2010).
4) Penurunan pendengaran, berisiko tinggi terjadi kesalahan dalam
berkomunikasi (Ciorba, et al., 2012).

C. Faktor Lain Penyebab Ketidaklayakan Bekerja pada Lansia Menurut


Turner dan Helms (1995) lansia sudah tidak layak dipekerjakan karena:
1) Pekerja lanjut usia adalah pekerja yang lambat dalam bekerja, kurang
(bahkan tidak dapat) memenuhi persyaratan standar produktivitas yang
ditentukan perusahaan.
2) Pekerja lanjut usia banyak yang tidak fleksibel, sulit dilatih dan
dikembangkan karena mereka sulit untuk dapat menerima perubahan.
3) Gaji pekerja lanjut usia akan menambah beban perusahaan yang
rasionya sudah tidak realistis lagi dengan peningkatan kinerjanya.

D. Dampak Impecunity pada Lansia


1) Dampak Bagi Lansia itu Sendiri
Penurunan penghasilan bagi lansia akan menyebabkan stres dan depresi
(Kurniasih, 2013). Selain itu lansia yang cenderung benar-benar tidak
melakukan kegiatan apa-apa setelah pensiun juga berisiko tinggi
mengalami depresi (Hayati dan Nurviyandari, 2013). Bahkan pada lansia
laki-laki dapat terjadi gangguan konsep diri dikarenakan perannya
sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah tidak lagi berjalan optimal
(Lee & Smith, 2009).
2) Dampak Bagi Pembangunan Sosial-Ekonomi
Orlicka (2015) dalam studinya menjelaskan bahwa peningkatan populasi
usia lanjut dan kemiskinan yang terjadi pada lansia dapat berdampak
pada pembangunan ekonomi bagi pemerintah. Selain itu penelitian yang
dilakukan oleh Dethier et al. (2011) turut mendukung dengan
menjabarkan terdapat korelasi antara berapa jumlah uang pensiun yang
didapat seorang lansia dengan tingkat kemiskinan dan kesejahteraan
suatu wilayah.

E. Peran Perawat pada Lansia yang Mengalami Impecunity


1) Memberikan Pelayanan Konseling
Lansia yang mengalami penurunan pendapatan cenderung akan mudah
stres dan depresi. Ketika hal itu terjadi maka perawat harus menggunakan
teknik komunikasi terapeutik yang tepat untuk memberikan intervensi
keperawatan. Perawat harus menjadi pendengar yang baik, menunjukkan
sikap empati, menggali kemampuan yang masih dimiliki lansia,
memotivasi, dan memberi pujian pada kegiatan tercapai yang dilakukan.
2) Mengadakan Pelatihan/Terapi Okupasi
Perawat di era globalisasi dituntut untuk dapat terampil dan kreatif dalam
berbagai bidang. Karena keterampilan dan tingkat kreativitas seorang
perawat dapat menjadi role model dan ditularkan pada kliennya. Pada
kasus ini, perawat dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan yang
masih bisa dilakukan oleh lansia untuk kemudian dijadikan sebuah
wirausaha guna menambah penghasilan. Selain itu terapi okupasi juga
dapat meningkatkan persepsi kebermaknaan hidup, mengurangi stres,
meningkatkan keterampilan, dan meningkatkan produktivitas lansia
(Kaharingan et al., 2015; Ponto et al., 2015; Umah, 2012). Contoh:
pemberdayaan lansia untuk membuat anyaman, crafting, atau
pembudidayaan TOGA.
3) Advokasi Asuransi Kesehatan Pemerintah
Bagi lansia-lansia yang tidak memiliki asuransi kesehatan sedang ia dalam
kondisi miskin, maka perawat wajib mengadvokasi dari mulai
memberikan penyuluhan hingga membantu pendaftaran asuransi
kesehatan pemerintah tersebut agar jika lansia sakit maka tidak akan
terlalu dibebani secara finansial.
F. WOC Impecunity pada lansia

uussusia
Usia lanjut : berubahan fungsi tubuh pada lansia

Demensia/ Penurunan kekuatan


Penurunan Penurunan
penglihatan: penurunan daya oto & tulang rapuh : pendengaran : risiko
kesulitan ingat: mudah lupa, risiko jatuh, tidak miss komunikasi
beraktifitas, sulit fokus kuat berdiri lama, dalam bekerja
kesulitan tidak kuat
membaca, resiko mengangkat varang
jatuh, mata berat, gerakan
mudah lelah lamban

Penurunan produktivitas bekerja


MK: Manajemen
Kesehatan Keluarga
Tidak Efektif Pensiun/pemberhentian kerja

Penurunan pendapatan, Lansia laki-laki sebagai


Kejadian sakit pada kebutuhan sehari-hari kurang kepala kelauarga tidak
diri sendiri/keluarga terpenuhi dapat memenuhi kebutuhan
keluiarga
Pembiayaan tidak Kemiskinan/impectunity MK: Gangguan Konsep
optimal, tidak ada
Diri: Penampilan Peran
asuransi Tidak

Pengobatan/terapi tidak efektif Ketidak adekuatan sistem


pendukung dan strategi
koping

MK: Koping Tidak Efektif


2.1 Pengkajian Fokus
A. Data Demografi

1) Jenis Kelamin
Laki-laki yang mengalami penurunan pendapatan cenderung berisiko
depresi lebih tinggi dibandingkan perempuan karena laki-laki
merupakan kepala keluarga yang mempunyai peran besar dalam
keluarga (Lee dan Smith, 2009).
2) Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan lansia dapat mempengaruhi pendapatan uang
pensiunan dan mekanisme koping yang dilakukan (Hayati, 2014).
3) Anggota Keluarga
Kaji berapa jumlah anggota keluarga inti dan berapa orang yang
sekiranya masih dalam masa pembiayaan klien.
4) Pekerjaan Terdahulu dan Penghasilan
Pekerjaan lansia sebelum pensiun/berhenti bekerja perlu dikaji. Tidak
semua pekerjaan apalahi yang bukan pegawai akan dapat uang pensiun.
Selain itu jumlah uang pensiunan juga dapat memengaruhi tingkat
stress dan depresi lansia (semakin rendah jumlah uang pensiun yang
diterima maka semakin tinggi tingkat stress dan depresi) (Kurniasih,
2013).
B. Riwayat Kesehatan Dahulu dan Sekarang
Perlu dikaji terkait penyakit yang pernah diderita untuk memprediksi
apakah lansia tersebut dapat terserang penyakit yang sama lagi
dikemudian hari atau justru menderita komplikasi akibat penyakit
primernya terdahulu. Hal tersebut berkaitan dengan pembiayaan yang
mungkin akan dibebankan pada lansia apalagi jika lansia tersebut tidak
memiliki keanggotaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik secara komprehensif (head to toe/per sistem) wajib
dilakukan meski tidak ada keluhan berarti yang dirasakan lansia guna
mengantisipasi penyakit degeneratif.

2.2 Diagnosa Keperawatan yang Dapat Muncul

1) Koping Tidak Efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan


sistem pendukung/strategi koping
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, D.0096, Kategori:
Psikologis, Subkategori: Integritas Ego
2) Penampilan Peran Tidak Efektif berhubungan dengan faktor
ekonomi
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, D.0125, Kategori:
Relasional, Subkategori: Interaksi Sosial
3) Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif berhubungan
dengan kesulitan ekonomi
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, D.0115, Kategori:
Perilaku, Subkategori: Penyuluhan dan Pembelajaran

2.3 Tujuan, Kriteria Hasil, dan Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan Referensi Berdasarkan


Keperawatan Hasil/NOC NIC/Evidence Based
Practice
Koping Tidak Setelah dilakukan 1) Bina hubungan Intervensi nomor 1, 2, 3,
Efektif b.d. tindakan keperawatan saling percaya dengan 4: merupakan standar
selama…..x….jam,
ketidakadekuatan klien mampu klien dan/atau intervensi yang ada
sistem menghadapi keluarga pada NIC.
permasalahan yang
pendukung/ 2) Berikan
dihadapi dengan
strategi koping menggunakan kesempatan klien Intervensi nomor 5:
mekanisme koping untuk studi yang dilakukan
oleh Surbakti (2008)
mengungkapkan mengungkapkan bahwa
perasaannya, bantu
klien identifikasi
stressor
adaptif yang 1) Berikan dukungan lansia pensiun yang
ditunjukkan dengan: pada klien apabila mempunyai tingkat
1) Ekspresi wajah telah mengungkapkan depresi rendah ternyata
klien tampak perasaanya menggunakan strategi
tenang, tidak 2) Ajarkan alternatif koping adaptif yang
cemas koping yang berorientasi ego yaitu
2) Klien konstruktif dengan rutin
mengungkapkan 3) Ajarkan klien melaksanakan dan
dengan verbal untuk menggunakan menjadwalkan
tentang perasaan strategi koping hobi/kesukaannya dan
yang lebih baik berorientasi ego yaitu berupaya untuk
3) Klien dengan memfasilitasi meningkatkan
menunjukkan
dan menjadwalkan religiusitas dengan
perilaku yang
konstruktif dalam secara berkala klien membiasakan diri selalu
kegiatan sehari- melakukan hobinya mengadu dan berdoa
hari
serta membantu klien kepada Tuhan YME
untuk meningkatkan apabila ada masalah.
religiusitas, latih klien
untuk senantiasa Intervensi nomor 6:
berdoa dan mengadu Suprapto (2013) dalam
studinya memaparkan
kepada Tuhan YME bahwa konseling
setiap kali ada logoterapi dapat
meningkatkan
masalah.
kebermakanaan hidup
4) Gunakan pada lansia.
pendekatan konseling
logoterapi

Penampilan Setelah dilakukan 1) Diskusikan dengan Intervensi nomor 1 dan 2:


Peran Tidak tindakan keperawatan klien hal-hal apa saja merupakan standar
Efektif b.d. selama…..x….jam, yang masih dapat intervensi yang ada pada
faktor ekonomi klien mampu
menerima diri terhadap dilakukan klien NIC.
peran yang
diembannya
karena kondisinya yang 2) Bangun Intervensi nomor 3:
sekarang ditunjukkan kepercayaan diri Penelitian yang
dengan: klien dengan dilakukan oleh
1) Klien memberi Kaharingan et al.
mengungkapkan motivasi dan (2015) menunjukkan
bahwa kegiatan terapi
secara verbal pujian okupasi yang diajarkan
tentang kepuasannya 3) Ajarkan kepada lansia membuat
suatu lansia semakin
sekarang menjalani
keterampilan memaknai dan
peran dalam okupasi pada menghargai hidup.
keluarga lansia
2) Klien mampu
menjalani perannya
saat ini dengan
strategi koping yang
adaptif

Manajemen Setelah dilakukan 1) Anjurkan Intervensi nomor 1:


Kesehatan tindakan keperawatan keluarga penelitian yang
Keluarga selama…..x….jam, untuk mendukung dilakukan Wulandhani,
Tidak Efektif klien mampu lansia senantiasa et al. (2014)
b.d. kesulitan menunjukkan memeriksakan menunjukkan bahwa
ekonomi kemampuan mengatur kesehatannya semakin tinggi
kesehatan keluarga secara rutin dukungan keluarga
dengan efektif 2) Advokasi maka semakin
menggunakan klien untuk termotivasi lansia untuk
kemampuan/sumber mendapatkan memeriksakan
daya yang tersedia yang pembiayaan apabila kesehatannya.
ditunjukkan dengan: belum mempunyai
1) Klien dan keluarga keanggotaan Intervensi nomor 2:
menunjukkan asuransi kesehatan merupakan standar
perilaku hidup
pemerintah intervensi yang ada di
bersih dan sehat
secara rutin 3) Berikan NIC.
pendidikan
kesehatan terkait Intervensi nomor 3:
pemanfaatan hasil studi Yuliani
pelayanan (2015)
posyandu lansia,
risiko
2) Klien dan keluarga kesehatan lansia menunjukkan bahwa
berpartisipasi aktif dan pendidikan kesehatan
dalam kegiatan berpengaruh terhadap
kesehatan di pencegahannya, peningkatan partisipasi
masyarakat serta penyakit klien lansia ke
(posyandu, kerja posyandu lansia.
umum yang
bakti, senam, dan
lain sebagainya) sering terjadi di
masyarakat

BAB II
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PADA Tn. P DENGAN


IMPECTUNITY DI DESA BOJONG RT 09 RW 14 KECAMATAN SARI

I. Pengkajian
A. Identitas/Data Klien
Nama : Tn. P
Umur : 70 tahun
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Status Perkawinan : Duda
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Ds.Bojong, Kec.Sari
Orang yang paling dekat dihubungi : Ny. S
Hubungan dengan Usila : Anak
Alamat keluarga : Ds. Mekar Sari, Kec.Kalijaga
B. Riwayat Keluarga
(a) Pasangan : Ny. G
Hidup/meninggal : Meninggal
Kesehatan :-
Umur :-
Pekerjaan :-
Alamat :-
Kematian : 3 tahun yang lalu
Sebab Kematian : Sakit
Tahun meninggal : 2010
(b) Anak: Ny. S
Hidup/mati : hidup
Kesehatan : baik
Umur : 40 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Ds. Mekar Sari, Kec.Kalijaga

C. Riwayat Pekerjaan
Tn.P mengatakan Sebelumnya Tn. P bekerja sebagai pegawai buruh tani, namun
setelah usianya semakin bertambah Tn. P tidak bisa bekerja seperti biasanya karena
Tn.P mengalami sakit di area punggungnya dan Tn.P hanya mengandalkan biaya
dari anak satu-satunya yaitu Ny.G.
D. Riwayat Lingkungan Hidup
Tn.P mengatakan tinggal di rumah milik sendiri, dan ia hanya tinggal seorang diri.
Karena sang Anak Ny.G telah menikah dan tinggal bersama suaminya di daerah
yang berbeda..
E. Sumber/Sistem Pendukung yang digunakan
Tn.P hanya mengandalkan biaya dari anak satu-satunya yaitu Ny.G dan pemberian
dari tetangga dekatnya.
F. Status Kesehatan Saat ini
 Obat-obatan : Tn. P mengkonsumsi obat warung
 Alergi : Tidak ada
 Penyakit yang diderita : Tn. P sering mengeluh sakit di area punggung yang
dirasakannya sudah lama
 Nutrisi : biasanya Tn. P Makan 2x/hari terkadang hanya makan
1x/hari dengan porsi secukupnya.
G. Status Kesehatan Masa Lalu
Tn. P mengatakan tidak pernah dirawat dirumah sakit. Jika sakit Tn. P selalu pergi
ke Puskesmas untuk periksa.
H. Tinjauan Sistem
Keadaan umum : Baik
Integument : Kulit Hitam, kering, keriput
Kepala : Mesocepal, rambut beruban
Mata : Pandangan kurang jelas (sedikit kabur)
Telinga : Pendengaran sedikit terganggu
Hidung dan sinus : Tidak ada keluhan, bersih
Mulut dan tenggorokan : Tidak ada keluhan, bibir agak kering.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Genitor reproduksi : Tidak ada keluhan
Musculoskeletal : Sering merasa sakit di punggung.
Sistem saraf pusat : Sering merasa pusing
Sistem endokrin : Tidak ada keluhan
Sistem pencernaan : Tidak ada keluhan
Sistem Penciuman : Tidak ada keluhan, masih berfungsi dengan baik
Psikososial : Tidak ada gangguan.
Pernafasan :Bunyi ronchi, pengembangan dada sama, RR=20x/menit
Kardiovaskuler : TD=150/90 mmHg, N=80 x/menit
Gastrointestinal : simetris, peristaltik usus 9 x/menit, tidak ada nyeri
tekan
Perkemihan : sering terjadi inkontinensia

I. PENGAKAJIAN PSIKOSOSIAL, EMOSIONAL DAN SPIRITUAL


1. Psikososial
Tn.P sering berkunjung kerumah tetangganya tiap pagi dan sore hari, terkadang
tetangganya yang mengunjungi rumah Tn.P, karena Tn.P hanya tinggal seorang
diri dirumah, jadi untuk menghilangkan kepenatannya terkadang ia berkunjung
ke rumah tetangganya untuk bercengkrama, dan iya berkata merasa senang
memiliki tetangga yang masih peduli dan berperilaku baik terhadapnya.
2. Identifikasi Masalah Emosional
PERTANYAAN TAHAP I
Apakah klien mengalami sukar tidur ? Ya
Apakah klien sering merasa gelisah ? Tidak
Apakah klien sering murung atau menangis sendiri ? Tidak
Apakah klien sering was-was atau kuatir ? Ya
Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika lebih dari atau sama dengan 1 jawaban
“Ya”
PERTANYAAN TAHAP 2
Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan ? Ya
Ada masalah atau banyak pikiran ? Ya
Ada gangguan/ masalah dengan keluarga lain ? Tidak
Menggunakan obat tidur / penenang atas anjuran dokter ? Tidak
Cenderung mengurung diri ? Tidak
Bila lebih dari atau sama dengan 1 jawaban ”Ya” MASALAH EMOSIONAL
POSITIF (+)
Keterangan : hasil lebih dari atau sama dengan 1 jawaban ”Ya” berarti Tn.P
MASALAH EMOSIONAL POSITIF (+)

3. Spiritual
Tn. P dan keluarga menganut agama Islam. Tn. P mengatakan kewajibannya
tidak pernah ditinggalkan yaitu sholat 5 waktu.
J. MENGHITUNG INDEKS MASSA TUBUH (IMT)
IMT = 48 kg : (1,6)m2 = 18,75
Status Gizi Normal : 18-25

K. PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN


1. KATZ indeks
Termasuk /kategori manakah klien

a. Mandiri dalam makan, kontinensia, menggunakan pakaian, pergi ke toilet,


berpindah tempat dan mandi.
b. Mandiri semua kecuali salah satu dari fungsi di atas.
c. Mandiri, kecuali mandi + satu fungsi yang lain.
d. Mandiri, kecuali berpakaian, mandi dan satu fungsi lain.
e. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan satu fungsi yang lain.
f. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah tempat dan satu
fungsi yang lain.
g. Ketergantungan untuk semua fungsi
Keterangan :

- Mandiri : Berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari


orang lain
- Keterangan : Mandiri semua kecuali salah satu dari fungsi di atas.

2. Barthel Indeks
Termasuk manakah klien ?

NO KRITERIA DENGAN MANDIRI KETERANGAN


BANTUAN

1 Makan 5 10 Frekuensi : 2x sehari

Jumlah : sedang

Jenis : ikan asin, lauk pauk


sambal sayur

2 Minum 5 10 Frekuensi : ketika haus

Jumlah : 1 gelas

Jenis : air putih, air teh, kopi

3 Berpindah dari kursi 5 – 10 15


ke tempat tidur,
sebaliknya

4 Personal toilet (Cuci 5 5 Frekuensi : 5-6 x hari


muka, menyisir
rambut, menggosok
gigi)
5 Keluar masuk toilet 5 10
(Mencuci pakaian,
menyeka tubuh)

6 Mandi 5 15 Frekuensi : 2x sehari

7 Jalan dipermukaan 0 5
datar

8 Naik turun tangga 5 10

9 Mengenakan pakaian 5 10

10 Kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi : 2x sehari

Konsistensi : lembek

11 Kontrol bladder 5 10 Frekuensi : 6-7x hari


(BAK)
Jumlah : -

Warna : kuning khas

12 Olah raga /latihan 5 10 Frekuensi : tidak pernah

Jenis : -

13 Rekreasi pemanfaatan 5 10 Frekuensi : 1-2 x hari


waktu luang
Jenis : -

Keterangan
a. 130 : mandiri
b. 65-125: Ketergantungan sebagian
c. 60 : Ketergantungan total
Keterangan : klien termasuk mandiri

3. Pengkajian Status Mental Gerontik


a. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short
Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)
Instruksi : ajukan pertanyaan 1 – 10 pada daftar ini dan catat semua
jawabannya

NO PERTANYAAN BENAR SALAH


1 Tanggal berapa hari ini ? salah

2 Hari apa sekarang ini ? benar

3 Apa nama tempat ini ? benar

4 Dimana alamat anda ? benar

5 Berapa umur anda ? Benar

6 Kapan anda lahir (Min tahun lahir) ? benar

7 Siapa presiden Indonesia sekarang ? benar

8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ? benar

9 Siapa nama ibu anda benar

10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap lakukan Salah


pengurangan 3 dari setiap angka baru (20 –
3,17 – 3, 14 – 3,11 – 3)

Total score Salah 2

Interprestasi hasil :
a. Salah 0 – 3 Fungsi intelektual utuh
b. Salah 4 – 5 Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9 – 10 Kerusakan intelektual berat
Keterangan : fungsi intelektual klien utuh

b. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan mengguakan MMSE


(Mini Mental Status Exam)
ASPEK NILAI NILAI KRITERIA
KOGNITIF MAKSIMAL KLIEN

Orientasi waktu 5 4 Menyebut dengan benar :

o   Tahun

o   Musim

o   Tanggal

o   Hari
o   Bulan

Orientasi ruang 5 5 Dimana sekarang kita berada :

o   Negara Indonesia

o   Propinsi Jawa Barat

o   Kota

o   Desa

o   Rumah

Registrasi 3 3 Sebutkan nama objek yang telah


disebut oleh pemeriksa :

o   pot bunga

o   buku

o   Tv

Perhatian dan 5 2 Minta klien untuk memulai dari


kalkulasi angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5x/tingkat :

o   93

o   68

o   79

o   72

o   65

Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi 3


kembali obyek pada no. 2 (Pada
registrasi diatas)

o   pot bunga

o   Tv
o   buku

Bahasa 9 6 Tunjukan klien benda, tanyakan


apa namanya :

o   balpen

o   sapu

Minta klien untuk mengulangi


kata – kata ”tidak ada, jika dan
atau tetapi.

o   Bila benar, 1 point

Minta klien untuk mengikuti


perintah berikut terdiri dari 3
langkah :

o   Ambil kertas ditangan


anda

o   Lipat dua

o   Taruh di lantai

Perintahkan klien dengna


menutup mata klien, untuk point
seperti no. 1

o   balpen /sapu

Perintahkan pada klien :

o   Menulis 1 kalimat


o   Menyalin 1 gambar

Interprestasi nilai : 23

>24 : Tidak ada gangguan kognitif

18– 23 : Gangguan kognitif sedang


0– 17 : Gangguan kognitif berat
Keterangan : gangguan kognitif klien sedang

4. Pengkajian Keseimbangan

Parameter Status /keadaan skor nilai Ket

Riwayat jatuh 3 Tidak pernah 0 Klien mengatakan


bulan terakhir 0 belum pernah
Pernah 25
terjatuh

Penyakit penyerta Ada 15 Kaki klien


(diagnosa 15 bengkak
Tidak ada 0
sekunder)

Alat bantu jalan Tanpa alat bantu, tidak 0 Klien tidak bisa
dapat jalan , kursi berjalan
roda, bed rest

Tongkat penyangga 15 0

Kursi atau benda lain 30


untuk tumpuan
berjalan

Pemakaian infus Ya 20 Klien tidak


intravena/heparin 0 menggunakan
Tidak 0 infus

Cara berjalan Normal, tidak dapat 0 Klien nampak


jalan berjalan dengan
0 langkah kecil-kecil
Lemah 10

Tengganggu 20

Status mental Menyadari 0 Klien mengatakan


kelemahannya dirinya sudah
0 lemah dan tak
Tidak menyadari 15
selincah waktu
kelemahannya
muda dulu
Jumlah 15

Tingkat Resiko Skor morse

Resiko rendah 0-24

Resiko sedang 25-44

Resiko tinggi >45

Interpretasi : Resiko rendah

5. Pengkajian Kondisi Depresi


Geriactric Depression Scale

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah anda puas dengan kehidupan anda ? ya

2 Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan ? ya

3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong ? ya

4 Apakah anda sering merasa bosan ? ya

5 Apakah anda punya setiap semangat yang baik setiap saat ? tidak

6 Apakah anda takut bahwa suatu yang buruk atau menimpa ya


anda ?

7 Apakah anda merasa tidak bahagia ? tidak

8 Aakah anda sering merasa tidak berdaya ? tidak

9 Apakah anda lebih senang dirumah daripada pergi keluar ? ya

10 Apakah anda banyak masalah dibandingkan kebanyakan tidak


orang ?

11 Apakah anda pikir hidup anda sekarang menyenangkan ? tidak

12 Apakah anda merasa tidak berharga saat ini ? tidak

13 Apakah anda merasa penuh semangat ? ya

14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tak ada harapan ? tidak

15 Apakah anda pikir bahwa 3 orang lain lebih baik dari anda ? Ya

Ya : 1, No : 0
Kesimpulan
5.9 = Suspek Depresi
>10 = depresi
Keterangan : nilai Ya klien 8 berarti suspek depresi

II. Analisa Data

No Data Etiologi Problem

DS : Tn. P mengatakan tidak bisa ketidakadekuatan


bekerja karna usia yang sudah sistem Koping Tidak
1. lanjut pendukung/strategi Efektif
DO : usia Tn.P 70 tahun koping

2. DS: Tn.P mengatakan beliau hidup


sendiri karna 3 tahun yang lalu Penampilan peran
Faktor ekonomi
istrinya meninggal dunia tidak efektif

DO: hasil pengkajian terdapat


suspek depresi

3. DS: Tn. P mengatakan bahwa ia


hanya mengandalkan pemberian
dari anaknya dan tetangga
Manajemen
- DO: kesehatan keluarga
kondisi Tn.P tampak kurang baik Kesulitan Ekonomi
karna iya mengalami sakit di
punggugnya dan hanya
mengandalkan obat warung jika
sakitnya kambuh

III. Diagnosa Keperawatan


1) Koping Tidak Efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan sistem
pendukung/strategi koping
2) Penampilan Peran Tidak Efektif berhubungan dengan faktor ekonomi
3) Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif berhubungan dengan kesulitan
ekonomi

IV. Intervensi
adaptif yang 3) Berikan dukungan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
ditunjukkan Intervensi
pada Keperawatan
klien apabila
Keperawatan Hasil/NOC
dengan: telah mengungkapkan
1) Ekspresi wajah perasaanya
Koping Tidak Setelah
klien dilakukan
tampak 4) 1)Ajarkan
Bina alternatif
hubungan
Efektif tindakan
b.d. tenang, keperawatan,
tidak saling
koping percaya dengan
yang
klien mampu
ketidakadekuatan menghadapi
cemas klien
konstruktif dan/atau
sistem permasalahan
2) Klien yang 5) keluarga
Ajarkan klien
dihadapi dengan untuk menggunakan
pendukung/ mengungkapkan 2) Berikan
menggunakan
strategi koping dengan verbal strategi
kesempatan koping
klien
mekanisme koping
tentang perasaan berorientasi
untuk ego yaitu

yang lebih baik dengan memfasilitasi


mengungkapkan
3) Klien danperasaannya,
menjadwalkanbantu
menunjukkan secara berkala klien
klien identifikasi
perilaku yang melakukan hobinya
konstruktif dalam stressor
kegiatan sehari- serta membantu klien
hari untuk meningkatkan
religiusitas, latih klien
untuk senantiasa
berdoa dan mengadu
kepada Tuhan YME
setiap kali ada
masalah.
6) Gunakan
pendekatan konseling
logoterapi

Penampilan Setelah 1) Diskusikan dengan


Peran dilakukan klien hal-hal apa saja
Tidak tindakan
keperawatan, yang masih dapat
Efektif
b.d. klien mampu dilakukan klien
faktor menerima diri
ekono terhadap peran
mi yang
diembannya
karena kondisinya yang 2) Bangun
sekarang ditunjukkan kepercayaan diri
dengan: klien dengan
1) Klien memberi
mengungkapkan motivasi dan
secara verbal pujian
tentang kepuasannya 3) Ajarkan
sekarang menjalani suatu
keterampilan
peran dalam okupasi pada
keluarga lansia
2) Klien mampu
menjalani perannya
saat ini dengan
strategi koping yang
adaptif

Manajemen Setelah dilakukan 1) Anjurkan


Kesehatan tindakan keperawatan, keluarga
Keluarga
Tidak klien mampu untuk mendukung
Efektif menunjukkan lansia senantiasa
b.d. kemampuan mengatur memeriksakan
kesulitan kesehatan keluarga kesehatannya
ekonomi dengan efektif secara rutin
menggunakan 2) Advokasi
kemampuan/sumber klien untuk
daya yang tersedia yang mendapatkan
ditunjukkan dengan: pembiayaan apabila
1) Klien dan keluarga belum mempunyai
menunjukkan keanggotaan
perilaku hidup
bersih dan sehat asuransi kesehatan
secara rutin pemerintah
2) Klien dan keluarga
3) Berikan
berpartisipasi aktif
dalam kegiatan pendidikan
kesehatan di kesehatan terkait
masyarakat pemanfaatan
(posyandu, kerja
bakti, senam, dan pelayanan
lain sebagainya) posyandu lansia,
risiko kesehatan
lansia dan
pencegahannya,
serta penyakit
umum yang sering
terjadi di
masyarakat

Anda mungkin juga menyukai