2. Elsi audina sari 3. Nedalia anggraini 4.Jodi prizaer DEFENISI • Ventilator mekanis adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen selama waktu yang lama (Brunner and Suddarth, 2001). • Merawat pasien pada ventilator mekanis telah menjadi bagian integral dari asuhan keperawatan di unit perawatan kritis, di unit medikal bedah umum, di fasilitas perawatan yang luas, dan bahkan di rumah. Perawat, dokter, dan ahli terapis pernapasan harus mengerti masing-masing kebutuhan pernapasan spesifik pasien dan bekerja bersama untuk membuat tujuan yang realistis. Klasifikasi Ventilator • Terdapat beberapa jenis ventilator mekanis.Ventilator diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi. Dua kategori umum adalah ventilator tekanan-negatif dan tekanan-positif. • Sampai sekarang kategori yang paling umum digunakan adalah ventilator tekanan-positif. Ventilator tekanan-positif juga termasuk klasifikasi metoda fase inspirasi akhir (tekanan-bersiklus, waktu-bersiklus dan volume-bersiklus) VENTILATOR TEKANAN NEGATIF
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan
negatif pada dada eksternal. Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara untuk mengalir ke dalam paru-paru, sehingga memenuhi volumenya. Secara fisiologis, jenis ventilasi terbaru ini serupa dengan ventilasi spontan Ventilator Tekanan Positif
dengan mengeluarkan tekanan positif pada jalan nafas, serupa dengan mekanisme di bawah, dan dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang selama inspirasi. Ekspirasi terjadi secara pasif. Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakea atau trakeostomi. Ventilator ini secara luas digunakan di lingkungan rumah sakit dan meningkat penggunaannya di rumah untuk pasien dengan penyakit paru primer. Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif, yaitu: 1.Ventilator Tekanan-Bersiklus.
Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan positif yang
mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai. Dengan kata lain, siklus ventilator hidup, mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya tercapai, dan kemudian siklus mati. Keterbatasan utama dengan ventilator jenis ini adalah bahwa volume udara atau oksigen dapat beagam sejalan dengan perubahan tahanan atau kompliens jalan napas pasien. Akibatnya adalah suatu ketidakkonsistensian dalam jumlah volume tidal yang dikirimkan dan kemungkinan mengganggu ventilasi. Konsekuensinya, pada orang dewasa, 2.Ventilator Volume-Bersiklus
Ventilator waktu-bersiklus mengakhiri atau
mengendalikan inspirasi setelah waktu yang ditentukan. Volume udara yang diterima pasien diatur oleh kepanjangan inspirasi dan frekuensi aliran udara. Sebagian besar ventilator mempunyai frekuensi kontrol yang menentukan frekuensi pernapasan, tetapi waktu-pensiklus murni jarang digunakn untuk orang dewasa. Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi. 3.Ventilator Volume-Bersiklus
• Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan-positif yang paling banyak digunakan sekarang. Dengan ventilator jenis ini, volume udara yang akan dikirimkan pada setiap inspirasi telah ditentukan. Mana kala volume preset ini telah dikirimkan pada pasien, siklus ventilator mati dan ekshalasi terjadi secara pasif. Dari satu nafas ke nafas lainnya, volume udara yang dikirimkan oleh ventilator secara relatif konstan, sehingga memastikan pernapasan yang konsisten, adekuat meski tekanan jalan nafas beragam. Pengesetan awal ventilator setting : 1 .Atur mesin untuk memberikan volume tidal yang dibutuhkan (10-15 ml/kg). 2. Sesuaikan mesin untuk memberikan konsentrasi oksigen terendah untuk mempertahankan PaO2 normal (80-100 mmHg). Pengesetan ini dapat diatur tinggi dan secara bertahap dikurangi berdasarkan pada hasil pemeriksaan gas darah arteri. 3 .Catat tekanan inspiratori puncak. 4. Atur cara (bantu-kontrol atau ventilasi mandatori intermiten) dan frekuwensi sesuai dengan program medik dokter. NEXT • 5.Jika ventilator diatur pada cara bantu kontrol, sesuaikan sensivitasnya sehingga pasien dapat merangsang ventilator dengan upaya minimal (biasanya 2 mmHg dorongan inspirasi negatif). • 6.Catat volume 1 menit dan ukur tekanan parsial karbondioksida (PCO2) dan PO2, setelah 20 menit ventilasi mekanis kontinu. • 7.Sesuaikan pengesetan (FO2 dan frekuwensi) sesuai dengan hasil pemeriksaan gas darah arteri atau sesuai dengan yang ditentukan oleh dokter. • 8.Jika pasien menjadi bingung atau agitasi atau mulai “Bucking” ventilator karena alasan yang tidak jelas, kaji terhadap hipoksemia dan ventilasikan manual pada oksigen 100% dengan bag resusitasi. Indikasi Ventilasi Mekanis Jika pasien mengalami penurunan kontinu oksigenasi (PaO2), peningkatan kadar karbondioksida arteri (PaCO2), dan asidosis persisten (penurunan pH), maka ventilasi mekanis kemungkinan diperlukan. Kondisi seperti pascaoperatif bedah toraks atau abdomen, takar lajak obat, penyakit neuromuskular, cedera inhalasi, PPOM, trauma multipel, syok, kegagalan multisistem, dan koma semuanya dapat mengarah pada gagal nafas dan perlunya ventilasi mekanis. Komplikasi Ventilasi Mekanis 1. Komplikasi pada jalan nafas 2. Masalah Selang Endotrakeal 3. Masalah Mekanis 4. Barotrauma 5. Penurunan Curah Jantung. 6. Keseimbangan air positif Asuhan Keperawatan Pengkajian • Perawat mempunyai peran penting dalam mengkaji status pasien dan fungsi ventilator. Dalam mengkaji pasien, perawat mengevaluasi hal-hal berikut: a.Tanda-tanda vital. b.Bukti adanya Hipoksia (Gelisah, Ansietas, Takikardia, Peningkatan Frekuensi Pernapasan, Sianosis). c.Frekuensi dan Pola Pernapasan. d.Bunyi Napas. e.Status Neurologis. f.Volume Tidal, Ventilasi Satu Menit, Kapasitas Vital Kuat. g.Kebutuhan Penghisapan. h.Upaya Ventilasi Spontan Pasien. i.Status Nutrisi. j.Status Psikologis. dalam memantau ventilator, perawat harus memperhatikan hal- hal sebagai berikut 1.Jenis ventilator (volume bersiklus, tekanan bersiklus, tekanan negatif). 2.Cara pengendalian (kontrol, bantu/kontrol, intermitent mandatory, ventilation). 3.Pengesetan volume tidal dan frekuensi. 4.Pengesetan F1O2 (fraksi oksigen yang diinspirasi). 5.Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan. 6.Pengesetan sigh (biasanya 1,5x dari volume tidal dan berkisar dari 1-3/jam) jika memungkinkan. 7.Adanya air dalam selang, terlepasnya sambungan, atau terlipatnya selang. 8.Humidifikasi (humidifier dengan air). 9.Alarm (fungsi yang sesuai). 10.PEEP (tekanan akhir ekspiratori positif) atau tingkat dukungan tekanan, jika memungkinkan Kesimpulan Ventilator mekanis adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen selama waktu yang lama (Brunner and Suddarth, 2001) Diagnosa keperawatan mayor pasien dapat mencangkup a. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan penyakit yang mendasari, atau penyesuaian pengesetan ventilator selama stabilisasi penyapihan. b. Ketidak efektifan jalan napas yang berhubungan sengan pembentukan lendir yang berkaitan dengan ventilasi mekanis tekanan positif kontinu. c. Resiko terhadap trauma dan infeksi berhubungan dengan inkubasi endotrakea dan trakeostomi. d. Kerusakan mobilitas fisik yang berhungan dengan ketergantungan ventilator. Evaluasi Keperawatan a. Menunjukkan pertukaran gas, kadar gas darah arteri, tekanan arteri pulmonal, dan tanda-tanda vital adekuat. b. Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal. c. Bebas dari cedera atau infeksi seperti yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel darah putih. d. Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan. e. Berkomunikasi secara efektif melalui pesantertulis, gerak tubuh, alat komunikasi lainnya. f. Dapat mengatasi masalah secara efektif.