Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr.

D DENGAN
MASALAH UTAMA : RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI WISMA DWARAWATI RSJ Prof Dr. SOEROJO KOTA MAGELANG

DISUSUN OLEH:

Disusun Oleh:
WIDYASTUTI
21.0604.0048

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2021
ASUHAN KEPERAWATAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Ruang rawat : Wisma Dwarawati


Tanggal Dirawat : 13 Oktober 2021

A. Identitas Klien
Nama : Sdr. D
Tgl pengkajian : 20 Oktober 2021
Umur : 34 tahun
No RM : 00118300
Alamat : Jln.Dewi Kunthi No. 14 rt 12 rw 04 Dukuh Sidomukti Salatiga
Pendidikan : D-I
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Dx Keperawatan : Schizoaffective disorder

B. Alasan Masuk
a. Data pada saat masuk RS
Klien dibawa ke RSJ Prof.Dr. Soerojo Magelang dengan keluhan sulit tidur, marah
marah membanting barang-barang rumah tangga, memukul ibu dan kakak,
membenturkan kepala ke tembok.
b. Data pada saat dikaji
Klien mengatakan dirumah marah-marah, membanting barang-barang yang ada di
kamarnya, memukul tembok, dan memukul pakde karena klien merasa diguna-
guna oleh pakdenya, klien mengatakan melihat benda ungu di telinga pakdenya
dan klien berfikir bahwa benda itu untuk mengguna-guna dirinya dan ketika akan
diambil tidak diperbolehkan akhirnya klien mengamuk ibu dan kakaknya.
C. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
= klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya pernah di rawat di RSJ Prof.Dr.
Soerojo Magelang pada tanggal 22 Agustus 2021 dan terakhir kontrol pada tanggal 21
September 2021
2. Pengobatan sebelumnya?
= klien pernah di rawat di rsj 2 bulan yang lalu dan putus obat tanggal 21 september
2021
3. Pernah mengalami:
a. Aniaya fisik : Klien mengatakan belum pernah mengalami aniaya fisik
b. Aniaya seksual: klien mempunyai riwayat pemerkosaan dengan kakak kandungnya
c. Penolakan: tidak ada penolakan
d. Kekerasan dalam keluarga: keluarga mengatakan klien memukul ibu dan kakaknya
e. Tindakan kriminal: tidak ada tindakan kriminal
Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, pernah opname di RSJ Prof.Dr.
Soerojo Magelang pada tanggal 22 Agustus 2021, pasien tidak memiliki riwayat
kekerasan, pasien memiliki riwayat pemerkosaan dengan kakak kandungnya, klien
melakukan kekerasan dalam keluarga yaitu memukul ibu, kakak dan pakdenya karena
dianggap pakdenya mengguna-guna klien.
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
= Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki Riwayat gangguan jiwa
5. Adakah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ?
= Klien mengatakan pernah menjadi korban pemerkosaan oleh kakak kandungnya .
6. Faktor presipitasi
Klien mengatakan dirumah marah-marah, karena mengira pakdenya mengguna-guna
klien dan klien mendengar suara-suara jika pakdenya mengguna-guna klien, klien sering
melihat pocong, kuntilanak dan sebagainya .

D. Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital : TD : 120/80 mmHg N : 80 x/menit
S : 36,2° C RR : 20 x/menit
Ukur : TB : 160 cm
BB : 54 kg
Tidak ada keluhan fisik yang dirasakan klien.
E. Psikososial
1. Genogram

Ket :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
:Sudah Meninggal laki-laki
: Sudah meninggal perempuan
: tinggal serumah
: hubungan keluarga
Dalam anggota keluarga yang tinggal dengan Sdr. D, sering berinteraksi, hubungan baik
dan pengambilan keputusan diambil alih oleh Ibu klien . Pola asuh dalam keluarga Sdr. D
yaitu demokratis, berdiskusi dengan keluarga. Klien berusia 34 tahun, tinggal serumah
dengan Ibunya.
2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri : Klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya, klien
mengatakan tidak ada anggota tubuh yang tidak disukai, klien tidak memiliki cacat
fisik, klien menerima semua anggota tubuhnya.
b. Identitas diri : Klien mengatakan dirinya perempuan, berumur 17 tahun, klien
mengatakan bekerja sebagai sekertaris, klien mengatakan kelulusan D-I jurusan
sekertaris, klien mempunyai 1 kakak laki-laki yang sudah menikah dan mempunyai
anak 1, klien tinggal bersama ibunya bapak dari klien sudah meninggal dunia
c. Peran : Klien mengatakan sebagai anak dan bekerja untuk memenuhi
kebutuhannya
d. Ideal diri : Harapan klien saat ini, klien selalu dalam keadaan sehat dapat berkumpul
dengan keluarga bertemu dengan ibu dan keponakannya
e. Harga diri : Klien mengatakan diterima dimasyarakat dan tidak dikucilkan
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang paling berarti untuk dirinya adalah ibunya.
b. Klien mengatakan mengenal tetangganya danteman-temannya sering berinteraksi
dengan tetangga dan teman-temannya setelah pulang dari kerja .
c. Klien mengalami hambatan dalam berhubungan dengan orang lain dalam hal
komunikasi karena klien mudah tersinggung.
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan : Menurut klien, jika gangguan jiwa itu adalah merupakan
cobaan hidup dari Allah.
b. Kegiatan Ibadah : Klien mengatakan sering berdoa, mengaji, dan shalat di rumah.

F. Status Mental
1. Penampilan Umum
Penampilan klien terlihat rapi dan bersih, rambut rapi banyak kutu, gigi tampak sedikit
kotor.
2. Pembicaraan
Klien berbicara dengan lembut dan kadang tidak nyambung.
3. Aktivitas Motorik
Aktivitas motorik klien kadang melamun dan menyendiri.
4. Alam Perasaan
Klien mengatakan sekarang senang.
5. Afek
Afek klien labil.
6. Interaksi Selama Wawancara
Klien kooperatif, kontak mata mudah beralih dan tidak menunjukan bermusuhan.
7. Persepsi
Klien mendengar sesuatu yang menyuruhnya untuk aneh-aneh, dank lien melihat seperti
pocong,kuntilanak, dan lain-lain yang membuat klien tidak nyaman dan melakukan
pemberontakan (resiko perilaku kekerasan)
8. Proses Pikir
Loghorhoe berbicara berlebihan dan keberulangan dalam komunikasi.
9. Isi Pikir
Autistik cara berpikir berdasarkan lamunan/fantasi/halusinasi/wahamnya sendiri.
10. Tingkat Kesadaran
Klien tidak mengalami gangguan tingkat kesadaran .
11. Memori
Klien tidak mengalami gangguan memori .
12. Tingkat Konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berkonsentrasi namun mudah dialihkan.
13. Kemampuan Penilaian
Klien tidak memiliki gangguan kemampuan penilaian.
14. Daya Tilik Diri
Klien mengerti jika dirinya mengalami gangguan perilaku kekerasan dan halusinasi .

G. Kebutuhan Persiapan Pulang


1. Makan
Selama di RS klien makan secara mandiri 3x sehari, porsi sedang, jenis nasi, lauk pauk,
sayur, dan buah. Klien mampu merapikan alat makan, tetapi harus diberi stimulus.
2. BAB/BAK
Klien BAB/BAK secara mandiri dikamar mandi/toilet.
3. Mandi
Klien mengatakan sudah mandi, mandi 2x sehari namun disuruh / dingatkan. Klien
tampak bersih dan tidak ada bau badan.
4. Berpakaian / Berhias
Klien menggunakan baju seragam RSJS, klien mampu memakai baju sendiri, rambut
rapi, kancing baju tidak mau di kancingkan dengan benar .
5. Istirahat dan Tidur
Istirahat klien cukup. Setelah makan siang klien kadang tidur, malam hari Pukul 21.00
kadang sudah tidur dan bangun sebelum subuh pukul 04.00 pagi.
6. Penggunaan Obat
Klien minum obat 2x sehari yaitu pagi dan malam hari setelah makan. Obat diberikan
oleh perawat, klien belum ada inisiatif untuk meminta obat.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan sering ke puskesmas jika sakit. Klien juga mengatakan jika pulang
nanti akan tetap melanjutkan pengobatannya/kontrol ke RS.
8. Kegiatan Di Dalam Rumah
Klien mengatakan dirumah kadang mengurus tanaman .
9. Kegiatan Di Luar Rumah
Klien bersosialisasi dengan tetangga maupun teman-temannya.

H. Mekanisme Koping
Adaptif : klien mengatakan kalau ada masalah cerita kepada ibunya, klien mampu berbicara
dengan orang lain.

I. Masalah Psikososial Dan Lingkungan.


1. Masalah dengan dukungan kelompok : klien mendapat dukungan dari keluarga
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan : klien mengatakan tidak ada masalah dengan
lingkungan
3. Masalah dengan pendidikan: klien mempunyai pendidikan D-I
4. Masalah dengan pekerjaan : klien mengatakan tidak bekerja karena dirawat di RSJ
5. Masalah dengan perumahan :klien mengatakan tidak ada masalah di perumahan
6. Masalah ekonomi : klien mengatakan tidak ada masalah ekonomi, kadang diberi oleh
ibunya
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan : klien mengatakan tidak ada masalah dengan
pelayanan kesehatan
J. Pengetahuan pasien
1. Penyakit jiwa : klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit jiwa
2. Faktor presipitasi : klien mengatakan merasa jengkel karena ada suara-suara yang
menyuruhnya untuk memberontak
3. Sistem pendukung : keluarga mendukung kesembuhan klien
4. Penyakit fisik : klien tidak memiliki penyakit fisik
5. Koping : adaptif klien menceritakan masalahnya kepada ibunya.
6. Obat-obatan : klien mengatakan rajin minum obat

K. Aspek Medis
1. Diagnosa medis : F.25.2 Schizoaffective disorder
2. Terapi medis : Soroquin 400mg oral
Haloperidol inj 5mg/12 jam
Diazepam inj 10mg/12 jam
Risperidone 3x2mg oral
Clozapin 1/2x2 oral
L. Analisa Data
No Hari/Tanggal Analisa Data Diagnosa Paraf
Keperawatan
1. Rabu, 20 DS : Resiko Perilaku
Oktober - Pasien mengatakan marah Kekerasan
2021 karena mendengar ada yang
mengganggu
- Pasien mengatakan tidak
nyaman jika perilakunya
dikritik oleh orang lain
- Pasien mengatakan kecewa
jika kemauannya tidak dituruti
- Pasien mengatakan pernah
melempar barang-barang
dirumahnya
DO :
- Tatapan tajam
- Afek labil
- Mondar-mandir
- Tampak murung ketika
kemauannya tidak dituruti

2 Rabu, 20 DS: Gangguan Persepsi


Oktober - Pasien mengatakan melihat Sensori : Halusinasi
2021 pocong, kuntilanak dan yang
lainnya
- Pasien mengatakan
mendengar suara ayahnya
memanggil
- Pasien mengatakan jika
makan harus menyisakan
makanan untuk dunia lain
DO:
- Pasien Asyik melamun sendiri
- Pasien tidak fokus,
konsenterasi mudah beralih
- Pasien mondar-mandir
- Pasien bicara dan tertawa
sendiri
- Pasien terlihat mencari
sesuatu
3. Rabu, 20 DS: Waham
Oktober - Pasien mengatakan dapat
2021 melihat allah
- Pasien mengatakan bahwa
dirinya seorang S3
- Pasien mengatakan
mempunyai indra ke 6
DO:
- Loghorhoe
- Sirkumtansial
- Flight of idea
- Pasien tampak berperilaku
aneh
- Kontak mata pasien mudah
beralih
- Afek labil

M. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Perilaku Kekerasan
2. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
3. Waham

N. Rencana Keperawatan
No Hari, Diagnosa Tujuan & kriteria Intervensi Rasional
tanggal keperawatan hasil (SIKI)
& jam (SLKI)
1. Rabu, Resiko Setelah dilakukan Pencegahan perilaku
tindakan
20 Okt perilaku kekerasan (1.14544)
keperawatan 3X8
2021 kekerasan jam diharapkan Observasi
resiko perilaku
- Monitor adanya - Mengurangi
kekerasan dapat
teratasi dengan benda yang perilaku
kriteria hasil:
berpotensi menyerang
Kontrol diri
(L.09076) membahayakan atau
- Perilaku
melukai diri
menyerang
(4-1) sendiri/oran
- Perilaku
Terapeutik g lain
melukai diri
sendiri/oran - Melakukan TAK
g lain (4-1)
stimulasi persepsi - Agar pasien
- Perilaku
merusak resiko perilaku dapat
lingkungan
kekerasan mengenali
sekitar (4-1)
- Perilaku marahnya
agresif/amu
dan tidak
k (4-1)
Keterangan : melakukan
- 1
perilaku
(menurun)
- 2 (cukup kekerasan
menurun)
dan pasien
- 3 (sedang)
- 4 (cukup dapat
meningkat)
menyebutka
- 5
(meningkat) n penyebab
dari
perilaku
Edukasi kekerasan
- Latih pasien untuk
mengurangi - Agar pasien
kemarahan secara dapat
verbal dan non mengontrol
verbal marah, tidak
berkata
kasar dan
melakukan
aktivitas
Kolaborasi yang positif
- Berikan obat oral
dan injeksi - Untuk
kolaborasi dengan mengurangi
dokter dan tenaga marah
medis lainnya
 Soroquin
1x400mg
oral
 Haloperidol
inj 5mg/12
jam
 Diazepam
inj 10mg/12
jam
 Risperidone
3x2mg oral
 Clozapin
1/2x2 oral

O. Implementasi
No Hari, Diagnosa Implementasi Respon Paraf
. tangga keperawata (Data Subyektif dan
l& n Obyektif)
jam
1. Rabu, Resiko - Monitor adanya benda DS:
20 okt perilaku yang berpotensi - Pasien
2021 kekerasan membahayakan mengatakan
08:00 tidak membawa
WIB benda yang
membahayakan
DO:
- Pasien tidak
membawa
benda-benda
tajam yang
membahayakan
pasien dan
orang lain
09:00 - Melakukan TAK DS:
WIB stimulasi persepsi resiko - Pasien
perilaku kekerasan mengatakan
(mengenal perilaku kesal jika ada
kekerasan yang biasa yang tidak
dilakukan) setuju dengan
pendapatnya
dan tidak suka
jika
pemintaannya
ditolak
DO:
- Pasien tampak
kecewa ketika
permintaannya
tidak dituruti
08:30 - Memberikan obat rutin DS:
WIB oral dan injeksi yang - Pasien
diresepkan oleh dokter mengatakan
 Soroquin 400mg mau meminum
oral obat
 Risperidone 2mg DO:
oral - Pasien tampak
 Clozapine ½ oral meminum obat

 Haloperidol 5mg
 Diazepam 10mg

2. Kamis, - Monitor adanya benda DS:


21 Okt yang berpotensi - Pasien
2021 membahayakan mengatakan
08:00 tidak membawa
WIB benda yang
membahayakan
DO:
- Pasien tidak
membawa
benda-benda
tajam yang
membahayakan
pasien dan
orang lain
09:00 - Melakukan TAK tentang DS:
WIB pembuatan cake pisang - Pasien
mengatakan
senang
mengikuti
kegiatan TAK
pembuatan cake
pisang
DO:
- Pasien tampak
mengikuti TAK
dengan fokus
dan menjawab
pertanyaan yang
dilontarkan
12:00 - SP1 DS:
WIB Latih pasien untuk - Pasien
mencegah perilaku mengatakan
kekerasan dengan melatih senang ketika
5 benar minum obat diberikan
materi tentang 5
benar minum
obat dan
mengerti fungsi
obat yang
diberikan
DO:
- Pasien dapat
menyebutkan 5
benar minum
obat dengan
berurutan dan
waktu minum
obat, pasien
dapat
menyebutkan 5
benar obat
diulang 4x baru
08:30 bias berurutan
WIB - Memberikan obat rutin DS:
yang diresepkan oleh - Pasien
dokter mengatakan
 Soroquin 400mg mau meminum
oral obat
 Risperidone 2mg DO:
oral - Pasien tampak
 Clozapine ½ oral meminum obat

 Haloperido l5mg
 Diazepam 10mg
16:00 - SP 2 DS:
WIB Latih pasien untuk - Pasien
mencegah perilaku mengatakan
kekerasan (melatih jika sedang
kontrol marah secara kecewa, marah
verbal) akan berusaha
menjaga
perkataan dan
tidak berkata
kasar
DO:
- Pasien
mengikuti
latihan secara
fokus dan dapat
mengulang lagi
apa yang
dijelaskan
Jumat, - Monitor adanya benda DS:
22 okt yang berpotensi - Pasien
2021 membahayakan mengatakan
08:00 tidak membawa
WIB benda yang
membahayakan
DO:
- Pasien tidak
membawa
benda-benda
tajam yang
membahayakan
pasien dan
orang lain
09:00 - Melakukan TAK DS:
WIB mengontrol marah dengan - Pasien
spiritual mengatakan
perasaannya
senang
mengikuti
kegiatan TAK
DO:
- Pasien dapat
mengikuti TAK
dengan fokus
menjawab dan
berdiskusi
tentang
mengontrol
marah dengan
spiritual
10:00 - SP 3 DS:
WIB Latih pasien untuk - Pasien
mencegah perilaku mengatakan
kekerasan (melatih secara perasaannya
spiritual) lega, senang
setelah
mengikuti SP
DO:
- Pasien
mengikuti
latihan secara
fokus dan dapat
mengulang lagi
apa yang
dijelaskan tetapi
harus diulang
3x
16:00 - SP 4 DS:
WIB Latih pasien untuk - Pasien
mencegah perilaku mengatakan
kekerasan (melatih teknik perasaannya
napas dalam) senang
mengikuti
latihan napas
dalam
DO:
- Pasien
mengikuti SP
dengan fokus,
dapat
menyebutkan
tujuan apas
dalam, dapat
melakukan
teknik napas
dalam

P. Evaluasi
No. Hari, tanggal Diagnosa Evaluasi Paraf
& jam keperawatan
1. Rabu, 20 okt Resiko perilaku S:
2021 kekerasan - Pasien mengtakan bersedia diajak
09:00 WIB untuk diskusi TAK
- Pasien mengatakan perasaannya
senang ketika berpartisipasi dalam
TAK
- Pasien mengatakan kecewa jika
permintaannya tidak di turuti
O:
- Pasien tampak senang
- Pasien tampak kecewa jika
permintaannya tidak dituturi
- Pasien mampu menyebutkan
penyebab, tanda gejala resiko
perilaku kekerasan
A:
- Resiko perilaku kekerasan TAK
teratasi pasien dapat mengenali
masalah
P:
- Monitor munculnya resiko
perilaku kekerasan
- Hindarkan barang-barang tajam
- Tidak menyangkal pembicaraan
pasien
- Terapi farmakologis
 Soroquin 1x400mg oral
 Haloperidol inj 5mg/12
jam
 Diazepam inj 10mg/12
jam
 Risperidone 3x2mg oral
 Clozapin 1/2x2 oral
2. Kamis, 21 S:
Okt 2021 - Pasien bersedia diajak diskusi
12:00 WIB - Pasien mengatakan sudah dapat
menegenali masalah ketika marah
- Pasien mengatakan sudah bias
mengontrol marahnya
- Pasien mengatakan mau minum
obat
- Pasien mengatakan senang
mengikuti diskusi 5 benar minum
obat
O:
- Pasien tampak fokus mengikuti
diskusi
- Pasien dapat menyebutkan 5
benar minum obat dengan benar
tetapi di ulang 4X
- Pasien mengerti fungsi obt yang
diberikan
A:
- Resiko perilaku kekerasan SP 1
teratasi (pasien dapat
menyebutkan 5 benar obat secara
beruntut dan mengerti fungsi obat
yang diberikan)
P:
- Monitor munculnya resiko
perilaku kekerasan
- Hindarkan barang-barang tajam
- Tidak menyangkal pembicaraan
pasien
- Terapi farmakologis
 Soroquin 1x400mg oral
 Haloperidol inj 5mg/12
jam
 Diazepam inj 10mg/12
jam
 Risperidone 3x2mg oral
 Clozapin 1/2x2 oral
16:00 WIB S:
- Pasien bersedia diajak diskusi
- Pasien mengatkan sudah
meminum obat secara rutin
- Pasien mengatakan jika marah/
kecewa akan berusaha menjaga
perkataannya
- Pasien mengatakan jika akan
meminta sesuatu harus bicara
dengan baik
O:
- Pasien tampak fokus dalam
mengikuti diskusi
- Pasien dapat mencontohkan
bagaimana berbicara dengan baik
dan tidak dengan marah-marah,
menolak, menyatakan rasa
kekesalan dengan baik
- Pasien tampak berbicara dengan
nada rendah
- Pasien dapat mengungkapkan rasa
tidak nyaman
A:
- Resiko perilaku kekrasan SP 2
teratasi (pasien dapat
menyebutkan cara
meminta,menolak,
mengungkapkan rasa kesal
dengan baik)
P:
- Monitor munculnya resiko
perilaku kekerasan
- Hindarkan barang-barang tajam
- Tidak menyangkal pembicaraan
pasien
Jumat, 22 S:
Okt 2021 - Pasien mengatakan sudah bisa
10:00 WIB meminta menolak
mengungkapkan rasa kesal
dengan baik dan nada rendah
- Pasien mengatakan jika marah
membaca istighfar
- Pasien mengatakan membaca
dzikir ketika marah
- Pasien mengatakan jika marah
berusaha untuk duduk
- Pasien merasa senang
O:
- Pasien tampak mempraktekkan
ketika marah membaca istighfar
- Pasien tampak fokus ketika
diskusi
- Pasien dapat menyebutkan apa
saja yang harus dilakukan ketika
marah (duduk tenang, mengambil
air wudhu, istighfar)
A:
- Resiko perilaku kekerasan SP 3
teratasi (pasien dapat
menyebutkan apa saja yang dapat
dilakukan ketika marah dengan
cara spiritual)
P:
- Monitor munculnya resiko
perilaku kekerasan
- Hindarkan barang-barang tajam
- Tidak menyangkal pembicaraan
pasien
- Terapi farmakologis
 Soroquin 1x400mg oral
 Haloperidol inj 5mg/12
jam
 Diazepam inj 10mg/12
jam
 Risperidone 3x2mg oral
 Clozapin 1/2x2 oral
14:00 S:
- Pasien mengatakan jika marah
bisa mengucapkan istigfar
- Pasien mengatakan bisa
mengontrol marah dengan nafas
dalam
- Pasien mengatakan akan tarik
nafas dalam ketika sedang kecewa
maupun merasa kesal
O:
- Pasien tampak melakukan napas
dalam
- Pasien mampu untuk mengotrol
emosi
- Pasien aktif dalam mengikuti
diskusi
A:
- Resiko perilaku kekerasan SP 4
teratasi (pasien dapat
mempraktekkan napas dalam)

Anda mungkin juga menyukai