Anda di halaman 1dari 24

Strategi Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Jiwa

Pada Pasien Resiko Perilaku Kekerasan

Disusun Oleh :

Venesya Amanda

18077

AKADEMI KEPERAWATAN SUMBER WARAS

Jl. Kyai Tapa Grogol Jakarta Barat 11440

Telp. (021) 56967453

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN DENGAN
KLIEN : RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Pertemuan :I

Hari / Tanggal : ………………….

Nama Klien : Tn / Ny………….

Ruangan : ………………….

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
a. Keluarga klien mengatakan suka marah-marah tanpa sebab
b. Keluarga klien mengatakan klien suka memukul pengendara motor yang lewat
c. Klien pernah menjadi korban penipuan

Data Objektif :

a. Klien menjawab pertanyaan dengan nada bicara keras dan cepat


b. Klien tampak tegang saat berinteraksi
c. Mata klien tampak melotot dan kesal
d. Klien menjawab pertanyaan dengan singkat
e. Klien tampak bermusuhan

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan
a. klien dapat membina hubungan saling percaya
b. klien dapat mengidentifikasi penyebab perilakuk kekerasan
c. klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
d. klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
e. klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan
f. klien dapat mengontrol perilaku kekerasan secara fisik I (nafas dalam) dan
memasukannya kedalam jadwal kegiatan harian
g. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal harian

4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
c. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
d. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
e. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
f. Mengajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan
g. Melatih klien cara control perilaku kekerasan fisik I (nafas dalam)
h. Membimbing pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi ibu/bapak”
“Perkenalkan nama saya suster Venesya Amanda, saya senang di panggil suster Venes,
saya mahasiswi dari Akademi Keperawatan Sumber Waras saya akan dinas di ruangan
ini selama 2 minggu dari tanggal 1-14 Februari 2020 saya dinas dari jam 08:00-14:00.
Selama saya dinas disini saya yang akan merawat bapak/ibu”.” Baik bapak/ibu nama
siapa ? Dan senangnya di panggil apa?”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan bapak/ibu saat ini?’ masih ada rasa kesal atau marah ?”
c. Kontrak Kerja
1. Topik :
“Baiklah bapak/ibu bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang hal-hal yang
membuat perasaan marah bapak/ibu dan cara mengontrolnya?”
2. Waktu :
“Berapa lama bapak/ibu mau berbincang-bincang?” “Bagaimana kalau 20 menit?”
3. Tempat :
“Bapak/ibu mau berbincang-bincang dimana?” “Bagaimana kalau kita berbincang
di teras ruangan ini saja?”
4. Tujuan
“Baik bapak/ibu tujuan pembicaraan kali ini adalah untuk mengetahui penyebab
dan akibat bapak/ibu marah serta melatih cara mengontrol atau mengendalikan rasa
marah, apa bapak/ibu setuju?”

2. Fase Kerja
“Bailah bapak coba bapak ceritakan kepada saya apa yang menyebabkan bapak/ibu
marah?” “Apakah sebelumnya bapak/ibu pernah marah? “ “Apa penyebabnya?” “Samakah
penyebabnua dengan sekarang?” “Oh, jadi ada dua penyebab bapak/ibu menjadi marah?”
“lalu, pada saat bapak/ibu sedang marah apa yang dirasakan?” “Apakah bapak/ibu merasa
kesal, terus dada berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat dan tangan mengepal
dan ingin mengamuk?” “Setelah itu apa yang bapak/ibu lakukan?” “oh jadi bapak/ibu
memukul istri/suami dan memecahkan piring,” “Apakah dengan cara marah atau kesal
bapak/ibu merasa terselesaikan?” “tentu tidak ya pak/bu” “Apa akibat dari cara yang
bapak/ibu lakukan? Betul, suami/istri jadi sakit dan ketakutan. Piring-piring menjadi
pecah. Menurut bapak/ibu adakah cara yang lebih baik?” “Maukah bapak/ibu belajar cara
mengungkapkan marah dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”

“Jadi ada beberapa cara untuk mengontrol marah yang bapak/ibu rasakan. Salah satunya
dengan cara fisik. Jadi dari kegiatan fisik tersebut rasa marah bapak/ibu dapat tersalurkan”
“Dari beberapa cara tadi bagaimana jika kita belajar satu cara dulu ? cara yang pertama
namanya teknik nafas dalam”
“Begini bapak/ibu jika tanda-tanda marah tadi sudah bapak/ibu rasakan, maka bapak/ibu
berdiri, lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar lalu keluarkan nafas perlahan-lahan
melalui mulut sambil membayangkan bahwa bapak/ibu sedang mengeluarkan kemarahan.”
“Silahkan Tn/Ny mencoba melakukannya!” “Bagus coba lakukan sampai lima kali.”
“Bagus sekali bapak/ibu sudah bisa melakukannya”. “Nah bapak/ibu telah melakukan
teknik nafas dalam, sebaiknya latihan ini bapak/ibu lakukan secara rutin, sehingga jika
sewaktu-waktu rasa marahnya muncul, bapak sudah bisa terbiasa melakukannya.” “Nah
setelah bapak/ibu melakukan apa yang kita sudah latih ini yaitu Tarik nafas dalam nanti
bapak/ibu saya bantu dimasukan kedalam jadwal kegiatan harian ya bapak/ibu!”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Respon Klien Terhadap Tindakan Keperawatan
1. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah berbincang-bincang dan melakukan
latihan nafas dalam tadi?”
2. Evaluasi Objektif
“Coba bapak/ibu sebutkan lagi apa yang membuat bapak/ibu marah, lalu akibat dari
bapak/marah dan apa yang paka/ibu lakukan untuk meredakan rasa marah?”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Bapak/ibu nanti apabila merasa marah atau kesal kembali, bapak/ibu bisa ulangi lagi
seperti apa yang sudah kita pelajari ya” “Sekarang, mari kita masukan pada jadwal
harian bapak/ibu ymau berapa kali sehari latihan tarik nafas dalam?” “Dua kali sehari
ya ibu/bapak?” “jadi jika bapak/ibu sudah melakukan nafas dalam yang sudah kita
pelajari bapak tulis dan beri tanda M (Mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B
(Bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T (Tidak) tidak melakukan”
c. Kontrak Yang Akan Datang
1. Topik
“Baiklah bapak/ibu bagaimana jika besok kita akan berbincang-bincang dan latihan
cara yang lain untuk mencegah atau mengontrol marah dengan cara kedua yaitu
teknik memukul bantal apakah bapak/ibu bersedia?”
2. Waktu
“Bapak/ibu mau bertemu lagi pada jam berapa?” “Bagaimana kalau jam 08:00
pagi?” “Baik kalau begitu kita akan latihan cara yang kedua untuk mencegah dan
mengontrol marah besok pada jam 08:00 pagi”
3. Tempat
“bapak/ibu mau dimana kita akan berbincang-bincang?” “Bagaimana kalau kita
ketemu di ruang perawat” “Baik bapak/ibu sesuai dengan waktu dan tempat yang
sudah kita sepakati tadi ya, sampai jumpa besok, saya permisi selamat pagi”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN DENGAN
KLIEN : RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Pertemuan : II

Hari / Tanggal : ………………….

Nama Klien : Tn / Ny………….

Ruangan : ………………….

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
a. Klien mengatakan senang dan sedikit tenang setelah berkenalan
b. Klien mengatakan rasa kesal sedikit menghilang setelah Tarik nafas dalam
c. Klien mengatakan masih sering merasa marah tanpa sebab
Data Objektif :
a. Klien menjawab pertanyaan dengan nada bicara keras dan cepat
b. Klien Nampak tegang Nampak tegang saat berinteraksi
c. Klien tampak bermusuhan

2. Diagnosa Keperawatan
Risiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik II (memukul bantal) dan
memasukkannya kedalam jadwal kegiatan harian

4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan klien
b. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
c. Melatih klien cara mengontrol perilaku kekerasan fisik II (memukul bantal)
d. Membimbing klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi Tn/Ny, masih ingat dengan saya ?
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana dengan perasaan bapak/ibuhari ini?” “adakah hal yang menyebabkan
bapak/ibu marah?” “coba ceritakan kepada saya hal yang membuat bapak/ibu
marah!” “Baik bapak/ibu coba tolong sebutkan kembali kemarin kita sudah
mempelajari cara apa untuk mengontrol rasa marah?” “Bagus sekali bapak/ibu benar
jawabannya” “apakah bapak/ibu sudah dilakukan kembali?” “Bagus bapak/ibu jika
sudah dilakukan” “coba saya mau lihat jadwal kegiatan harian bapak/ibu!” “Nah
bagus, ternayata bapak/ibu melakukan apa yang telah kita pelajari ya”
c. Kontrak Kerja
1. Topik :
“Baik bapak/ibu sesuai janji kita kemarin bagaimana hari ini kita akan belajar
cara dengan kegiatan fisik untuk cara kedua yaitu memukul bantal atau kasur”
2. Waktu
“Berapa lama bapak/ibu mau berbincang-bincang?” “Bagaimana kalau 20
menit?”
3. Tempat
“Bapak/ibu mau berbincang-bincang dimana?” “Bagaimana kalau di ruangan
ini saja?”
4. Tujuan
“Baiklah bapak atau ibu tujuan kita pada hari ini yaitu melatih mengendalikan
rasa marah atau melampiaskan rasa marah tersebut dengan cara kedua yaitu
memukul bantal atau Kasur, apakah bapak/ibu setuju?”

2. Fase Kerja
“Jadi jika ada Sesuatu yang menyebabkan bapak/ibu merasa jengkel, kesal ataupun
marah, selain tarik nafas bapak/ibu bisa mengontrolnya dengan memukul Kasur atau
bantal”
“Sekarang kita bisa mulai latihan memukul bantal dan kasur, mari ke kamar bapak!”
“Jadi kalau nanti Bapak kesal atau marah, Bapak/ibu langsung menuju kamar dan
lampiaskan marah Bapak/ibu dengan memukul bantal dan kasur.” “Sekarang saya
praktikkan cara memukul bantal untuk melampiaskan rasa marah Bapak”. “Pertama
kita tarik nafas dalam dahulu, kemudian tahan sebentar, lalu keluarkan dari mulut
kemudian kita tarik nafas lagi lewat hidung lalu keluarkan sambil langsung memukul
bantal sekuatnya sampai amarah Bapak/ibu hilang.” “Nah coba Bapak/ibu lakukan
memukul bantal dan kasur” “Ya bagus sekali Bapak melakukannya!“ “jadi jika
sewaktu-waktu Bapak/ibu marah, lampiaskan dengan memukul bantal ya,” “Cara ini
dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah, kemudian jangan lupa merapikan
tempat tidurnya kembali ya bapak/ibu supaya rapih” Nah setelah bapak/ibu melakukan
apa yang kita sudah dilatih yaitu cara kegiatan fisik untuk cara kedua yaitu memukul
bantal atau Kasur nanti bapak/ibu saya bantu dimasukan kedalam jadwal kegiatan
harian ya”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak/ibu setelah latihan cara menyalurkan marah
dengan cara kegiatan fisik yang kedua yaitu memukul bantal?
2. Evaluasi Objektif
“Coba sekarang ada berapa cara yang telah kita latih?” “Bagus pak/bu!”
“Sekarang coba bapak/ibu lakukan kembali cara mengontrol atau
mengendalikan marah dengan cara memukul bantal!”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang mari kita masukkan ke jadwal kegiatan harian latihan memukul Kasur ke
dalam aktivitas bapak/ibu” “jika ada keinginan bapak/ibu marah kembali segera
gunakan cara yang kedua yaitu memukul bantal dan Kasur” jadi jika bapak/ibu
sudah melakukan cara dengan kegiatan fisik yaitu cara kedua memukul bantal atau
kasur bapak/ibu bisa tulis dan beri tanda M (Mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh,
B (Bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T (Tidak) tidak melakukan”
c. Kontrak Yang Akan Datang
1. Topik :
“Baiklah bapak/ibu bagaimana jika besok kita belajar mengendalikan atau
mengontrol amarah dengan belajar bicara yang baik?”
2. Waktu
“Bapak/ibu mau bertemu lagi pada jam berapa?” “Bagaimana kalau jam 08:00
pagi?” “Apakah bapak/ibu setuju?”
3. Tempat
“bapak/ibu mau dimana kita akan berbincang-bincang?” “Bagaimana kalau kita
ketemu di ruang tamu?” “Baik bapak/ibu sesuai dengan waktu dan tempat yang
sudah kita sepakati tadi ya, sampai jumpa besok, saya permisi selamat pagi”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN DENGAN
KLIEN : RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Pertemuan : III

Hari / Tanggal : ………………….

Nama Klien : Tn / Ny………….

Ruangan : ………………….

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif
aa. Klien mengatakan masih sering merasa marah tanpa sebab
Data Objektif :
a. Klien menjawab pertanyaan dengan nada bicara agak tinggi
b. Klien tampak tegang

2. Diagnosa Keperawatan
Risiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan
a. klien dapat membina hubungan saling percaya
b. klien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara verbal ( meminta, menolak,
dan mengungkapkan marah secara baik)
c. Menganjurkan pasien Memasukkan kedalam jadwal harian
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan klien
b. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
c. Melatih pasien cara kontrol perilaku kekerasan secara verbal (meminta,
menolak,dan mengungkapkan marah secara baik)
d. Membimbing klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi bapak/ibu, masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaann bapak/ibu hari ini?” “Coba tolong sebutkan kembali cara
apa yang sudah kita pelajari?” “Wah hebat bapak/ibu benar sekali” “Apakah
Bapak/ibu masih ingat bagaimana cara mengontrol rasa marah degan Tarik nafas
dalam dan memukul bantal atau Kasur?” “Betul sekali bapak/ibu jawabannya
benar” “coba saya mau lihat jadwal kegiatan hariannya!” “Nah bagus, ternayata
bapak/ibu melakukan apa yang telah kita pelajari ya, dilakukan setiap kali saat
bapak/ibu merasa marah ata kesal ya”
c. Kontrak Kerja
1. Topik
“Baik bapak/ibu sesuai janji kita kemarin bagaimana hari ini kita akan
latihan cara berbicara untuk mencegah rasa marah?” “apakah bapak/ibu
setuju?”
2. Waktu
“Berapa lama bapak/ibu mau berbincang-bincang?” “Bagaimana kalau 20
menit?”
3. Tempat
“Bapak/ibu mau berbincang-bincang dimana?” “Bagaimana kalau di
ruangan tamu saja?”
4. Tujuan
“Baiklah bapak/ibu tujuan kita pada hari ini yaitu berlatih tentang cara
mengontrol marah dengan bicara yang baik seperti meminta tolong,
menolak sesuatu atau mengungkapkan marah dengan nada yang tidak tinggi
dan tidak mengancam, apakah bapak/ibu setuju?”

2. Fase Kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara dengan baik untuk mencegah marah ya, Pak/bu.”
“Kalau marah sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan
bantal, dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat
kitamarah.”:
“Ada tiga caranya ya bapak/ibu”
1. “Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar. Waktu itu bapak/ibu mengatakan penyebab
marahnya salah satunya karena rumah berantakan. Coba Bapak/ibu minta
rumah dibersihkan dan menjaga rumah agar tidak berantakan dengan baik :
“Bapak/ibu tolong bereskan rumah dan jangan biarkan rumah berantakan”.
“Nanti biasakan dicoba disini untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain
dengan menggunakan suara yang rendah dan tidak menggunakan kata-kata
yang kasar?” “Coba sekarang Bapak/ibu tolong prakttikan.” “Bagus, Pak/bu
seperti itu ya caranya”
2. Menolak dengan cara yang baik, jika ada yang menyuruh Bapak/ibu dan tidak
ingin melakukannya, bapak/ibu katakan: “Maaf saya tidak bisa
melakukannya karena sedang adakerjaan”. Coba sekarang Bapak/ibu tolong
praktikan!” “Nah Bagus, Pak!/bu
3. “Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang
membuat kesal Bapak/ibu dapat mengatakan : “Saya jadi ingin marah karena
perkataan mu itu! Tetapi saat berbicaranya tidak mengguanakn nada kasar
atau tinggi serta mengancam“. Coba sekarang bapak/ibu tolong praktikkan!”
“Nah Bagus seperti itu ya bapak/ibu!”
“Baik;ah pak setelah kita latihan cara berbicara secara baik untuk mencengah
marah bapak/ibu jangan lupa ya untuk memasukannya kedalam jadwal
kegiatan harian”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak/ibu setelah latihan cara cara mengontrol
marah dengan bicara yang baik?”
2. Evaluasi Objektif
“Coba Bapak/ibu tolong sebutkan kembali cara bicara yang baik yang telah
kita pelajari! Ya betul bapak/ibu ,Bagus sekali!
b. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang mari kita masukkan ke jadwal kegiatan harian latihan tentang cara
mengendalikan atau mengontrol marah dengan bicara yang baik ke dalam
aktivitas bapak/ibu” “Bapak/ibu bisa lakukan disini untuk meminta baju,
minta obat dan lain-lain dengan menggunakan suara yang rendah dan tidak
menggunakan kata-kata yang kasar ya bapak/ibu” “jadi jika bapak/ibu sudah
melakukan cara mengontrol marah dengan bicara yang baik yang sudah kita
pelajari bapak/ibu tulis dan beri tanda M (Mandiri) kalau dilakukan tanpa
disuruh, B (Bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T (Tidak) tidak
melakukan”
c. Kontrak Yang Akan Datang
1. Topik
“Baik kalau begitu bagaimana kalu besok kita akan membicarakan cara lain
untuk mengatasi rasa marah Bapak/Ibu yaitu dengan cara ibadah?” “Apakah
Bapak/Ibu setuju?”
2. Waktu
“Bapak/ibu mau bertemu lagi pada jam berapa?” “Bagaimana kalau jam
08:00 pagi?” “Apakah bapak/ibu setuju?”
4. Tempat
“bapak/ibu mau dimana kita akan berbincang-bincang?” “Bagaimana kalau
kita ketemu di ruang tamu?” “Baik bapak/ibu sesuai dengan waktu dan
tempat yang sudah kita sepakati tadi ya, sampai jumpa besok, saya permisi
selamat pagi”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN DENGAN
KLIEN : RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Pertemuan : IV

Hari / Tanggal : ………………….

Nama Klien : Tn / Ny………….

Ruangan : ………………….

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif
a. Klien mengatakan jarang sholat
b. Klien mengatakan kalu sholat suka cepat-cepat
c. Klien mengatakan masih merasa marah tanpa sebab
Data Objektif :
a. Klien tampak kooperatif
b. Klien tampak sesekali nada bicara agak tinggi

2. Diagnosa Keperawatan
Risiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan
a. klien dapat membina hubungan saling percaya
b. klien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara spritual ( berwudhu,
sholat dan bedoa)
c. Menganjurkan pasien Memasukkan kedalam jadwal harian
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan klien
b. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
c. Melatih pasien cara kontrol perilaku kekerasan secara secara spritual (
berwudhu, sholat dan bedoa)
d. Membimbing klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi bapak/ibu, masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaann bapak/ibu hari ini?” “Coba tolong sebutkan kepada say
acara apa yang sudah kita pelajari kemarin? Apakah bapak/ibu masih ingat?”
“Wah benar sekali bapak/ibu” “coba saya mau lihat jadwal kegiatan
hariannya!” “Nah bagus, ternayata bapak/ibu melakukan apa yang telah kita
pelajari ya” “Dilakukan secara teratur ya pak/bu yang kita sudah pelajari karena
untuk mengendalikan amarah bapak/ibu”
c. Kontrak Kerja
1. Topik
“Baik bapak/ibu sesuai janji kita kemarin bagaimanan hari ini kita akan
latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu dengan ibadah?”
“apakah bapak/ibu setuju?”
2. Waktu
“Berapa lama bapak/ibu mau berbincang-bincang?” “Bagaimana kalau 20
menit?”
3. Tempat
“Bapak/ibu mau berbincang-bincang dimana?” “Bagaimana kalau di
ruangan tamu saja?”
4. Tujuan
“Baiklah bapak/ibu tujuan kita pada hari ini yaitu berlatih tentang cara
mengontrol marah dengan cars beribadah karena dengan kita
mendekatkan diri kita kepada Tuhan rasa marah yang bapak/ibu rasakan
akan berkurang”

2. Fase Kerja
“Coba ceritakan kepada saya kegiatan ibadah yang biasa Bapak lakukan!” “Bagus!,
yang mana yang mau di coba?” “Nah, kalau Bapak/ibu sedang marah coba langsung
duduk dan langsung tarik nafasdalam.” “Jika tidak reda juga marahnya rebahkan
badan agar rileks.“ “Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat.”
“Bapak/ibu bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.
Coba Bapak/ibu sebutkan ada berapa sholat 5 waktu?” Bagus, mau coba yang
mana?” “Coba tolong sebutkan caranya kepada saya!” “setelah sholat bapak/ibu
bias berdoa kepada Tuhan untuk mencegah kemarahan dan jangan lupa memohon
ampun kepada Tuhan agar terlindungi dari sifat pemarah” Nah setelah bapak/ibu
melakukan apa yang kita sudah latih ini yaitu Tarik nafas dalam nanti bapak/ibu
saya bantu dimasukan kedalam jadwal kegiatan harian ya bapak/ibu!”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak/ibu setelah latihan mencegah rasa marah
ya itu dengancara bicara beribadah?”
2. Evaluasi Objektif
“Coba bapak/ibu jelaskan kembali pada saya bagaimana cara
mengendalikan rasa marah dengan cara minum obat dengan baik dan
benar?” “Wah bagus, jawaban bapak/ibu benar sekali!”
“Coba Bapak/ibu tolong sebutkan kembali cara apa saja yang sudah kita
pelajari sebelumnya? Apakah bapak/ibu masih ingat?” “Wah benar sekali
bapak/ibu”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak/ibu
ya” “ “Bapak/ibu mau berapa kali sholat?” “Baik kita masukkan sholat 5 waktu
ya” Jadi jika bapak/ibu sudah melakukan cara ibadah yang sudah kita pelajari
bapak/ibu tulis dan beri tanda M (Mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B
(Bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T (Tidak) tidak melakukan”

c. Kontrak Yang Akan Datang


e. Topik
“Baik kalau begitu bagaimana kalu besok kita akan membicarakan cara lain
untuk mengatasi rasa marah Bapak/Ibu yaitu dengan penggunaan obat yang
benar?” “Apakah Bapak/Ibu setuju?”
f. Waktu
“Bapak/ibu mau bertemu lagi pada jam berapa?” “Bagaimana kalau jam
08:00 pagi?” “Apakah bapak/ibu setuju?”
5. Tempat
“bapak/ibu mau dimana kita akan berbincang-bincang?” “Bagaimana kalau
kita ketemu di ruang tamu?” “Baik bapak/ibu sesuai dengan waktu dan
tempat yang sudah kita sepakati tadi ya, sampai jumpa besok, saya permisi
selamat pagi”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN DENGAN
KLIEN : RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Pertemuan :V

Hari / Tanggal : ………………….

Nama Klien : Tn / Ny………….

Ruangan : ………………….

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif
a. Klien mengatakan masih merasa marah tanpa sebab
Data Objektif :
a. Klien tampak kooperatif
b. Klien tampak sesekali nada bicara agak tinggi

2. Diagnosa Keperawatan
Risiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan
a. klien dapat membina hubungan saling percaya
b. klien dapat mengontrol perilaku kekerasannya dengan minum obat prinsip 6
benar (benar pasien, benar obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar
dokumentasi
c. Menganjurkan pasien Memasukkan kedalam jadwal harian
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan klien
b. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
c. Melatih pasien cara kontrol perilaku kekerasan dengan minum obat prinsip
6 benar (benar pasien, benar obat, benar dosis, benar cara, benar waktu,
benar dokumentasi
d. Membimbing klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi bapak/ibu, masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaann bapak/ibu hari ini?” “Bagaimana bapak/ibu sudah
dilakukan mengendalikan rasa marah dengan cara beribadah?” “coba saya mau
lihat jadwal kegiatan hariannya!” “Nah bagus, ternayata bapak/ibu melakukan
apa yang telah kita pelajari ya” “Dilakukan secara teratur ya pak/bu yang kita
sudah pelajari karena untuk mengendalikan amarah bapak/ibu”
c. Kontrak Kerja
1. Topik
“Baik bapak/ibu sesuai janji kita kemarin bagaimanan hari ini kita akan
latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu dengan ibadah?”
“apakah bapak/ibu setuju?”
2. Waktu
“Berapa lama bapak/ibu mau berbincang-bincang?” “Bagaimana kalau
20 menit?”
3. Tempat
“Bapak/ibu mau berbincang-bincang dimana?” “Bagaimana kalau di
ruangan tamu saja?”
4. Tujuan
“Baiklah bapak/ibu tujuan kita pada hari ini yaitu berlatih tentang cara
mengontrol marah dengan cara minum obat dengan baik dan benar, agar
bapak/ibu tidak terjadi kesalahan dalam minum obat, dan dapat
mengendalikan atau mengontrol rasa marah bapak/ibu”

2. Fase Kerja
“Bapak/ibu sudah dapat obat dari dokter?” “Berapa macam obat yang Bapak/ibu
minum?” “Warnanya apa saja?” “Bagus! “Apakah bapak/ibu tahu Jam berapa
minum obat?” “Baik bapak/ibu saya jelaskan ya obatnya, Obat yang bapak/ibu
minum ada tiga macam Pak/bu, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar
pikiran tenang, yang putih namanya THP agar rileks dan tidak tegang, dan yang
merah jambu ini namanya HLP gunanya agar rasa marah bapak/ibu berkurang”.
“Semuanya ini harus Bapak/ibu minum sebanyak 3x sehari pada jam 07:00 pagi,
jam 13:00 siang, dan jam 19:00 malam” “Bila nanti setelah minum obat mulut Bapak
terasa kering, untuk membantu mengatasinya Bapak/ibu bisa mengisap-isap es batu”
“Bila terasa berkunang-kunang, Bapak/ibu sebaiknya istirahat dan jangan
beraktivitas dulu.” “Saat sebelum minum obat ini Bapak/ibu lihat dulu label di kotak
obata pakah benar nama Bapak/ibu tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum,
jam berapa saja harus diminum, baca juga apakah nama obatnya sudah benar?”
“Disini minta obatnya pada suster atau dokter kemudian cek lagi apakah benar
obatnya“Jangan penah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan
dokter ya pak/bu, karena dapat terjadi kekambuhan” “Sekarang kita masukkan
waktu minum obat kedalam jadwal ya, Pak/Bu”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak/ibu setelah latihan mencegah rasa marah ya
itu dengancara bicara minum obat dengan baik dan benar?”
2. Evaluasi Objektif
“Coba Bapak/ibu tolong jelaskan kembali cara minum obat yang baik dan
benar!” “Ya Bagus bapak/ibu benar!”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang mari kita masukkan kegiatan cara minum obat yang baik dan
benar pada jadwal kegiatan bapak/ibu ya” “Jadi jika bapak/ibu sudah
melakukan cara cara minum obat yang baik dan benar sesuai yang sudah
kita pelajari bapak/ibu tulis dan beri tanda M (Mandiri) kalau dilakukan
tanpa disuruh, B (Bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T (Tidak)
tidak melakukan”
c. Kontrak
1. Topik
“Baik bapak/ibu besok kita ketemu lagi untuk melihat sejauh mana
Bapak/ibu melaksanakan kegiatan dan sejauh mana dapat mencegah
rasa marah”
2. Waktu
“Kapan kita akan berbincang-bincang ? bagaimana kalau besok jam
08.00 WIB berapa lama bapak/ibu mau berbincang-bincang?” “
bagaimana kalua s15 menit?
3. Tempat
“Dimana kita akan berbincang-bincang ? Bagaimana kalau di ruang
tamu saja?” “Baiklah bapak/ibu sesuai dengan yang kita sepakati besok
kita akan bertemu kembali ya, kalua begitu saya permisi, Selamat pagi”
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/369697397/Strategi-Pelaksanaan-Resiko-
Perilaku-Kekerasan-SP-RPK
(Diakses pada Senin, 23 November 2020,)
https://www.academia.edu/43809042/STRATEGI_PELAKSANAAN_RESIKO_P
ERILAKU_KEKERASAN (Diakses pada Senin, 23 November 2020)

Anda mungkin juga menyukai