Paliatif
Dosen pengampu: Ns. Dwi Yatiningsih, S.Kep
Pertemuan 6 | Kelompok 1
Evan Saputra 20220303133 Nur Hikmah 20220303
Siti Nur Azizatul F 20220303127 Temi 2022030312
Devi N. F. 20220303123 Sinta 20220303
Annisa 20220303124
Suci R 20220303128
www.esaunggul.ac.id
www.esaunggul.ac.id
1. Pengkajian Nyeri
www.esaunggul.ac.id
2. Edukasi apa yang diperlukan dan bagaimana manajemen
gejalanya
• Edukasi dan manajemen yang diberikan kepada pasien yaitu terapi non
farmakologis dengan mengajarkan terapi relaksasi nafas dalam, terapi
musik untuk pengalihan nyeri, terapi spiritual.
• Mampu mengurangi gejala psikis dan somatik, dapat mengurangi emosi
negative,depresi atau ansietas yang dapat memperberat nyeri.
• Mengedukasi pasien tentang pemberian obat morphin, manfaat dan efek
samping yang dirasa pasien untuk mengurasi kecemasan pasien.
www.esaunggul.ac.id
3. Mobilisasi seperti apa yang harus dilakukan
Perawat memberikan dukungan mobilisasi dengan :
Observasi
• Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya Identifikasi toleransi fisik
melakukan pergerakan. Memonitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi.
Terapeutik
• Memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (misalnya tongkat).
Memfasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu.
Edukasi
• Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi. Anjurkan melakukan mobilisasi dini.
Informasikan kepada keluarga untuk memberi dukungan kepada klien. Berikan
terapi komplementer. Kompres hangat pada sendi yang kaku.
www.esaunggul.ac.id
4. Diperlukan kolaborasi dengan siapa dan apa tindakannya
• Kolaborasi dengan tim nyeri terdiri dari dokter anastesi untuk pemberian
obat opioid kenapa di beri opioid karena skala tinggi yaitu 8 dan sudah di
berikan obat morfin 10 mg dan pentanil 25 mikro, nyeri hanya berkurang
sedikit untuk pereda nyeri.
• Kolaborasi dengan dokter anestesi tentang mempertimbangkan
pemasangan alat epidural untuk mengatasi nyerinya, karena sudah
diberikan obat opioid tapi hanya sedikit berkurang.
• Kolaborasi perawat memberikan perawatan pasien fraktur yaitu ajarkan
teknik relaksasi seperti tarik nafas dalam untuk mengurangi rasa nyeri ,
mengatur posisi, mengajarkan cara cuci tangan yang baik.dan benar agar
mencegah terjadinya infeksi, mengajarkan ROM untuk managemen
energy, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan
obat dan motivasi kepada pasien untuk kesembuhannya.
www.esaunggul.ac.id
5. Diagnosa Keperawatan dan Implementasi
Diagnosa 1 : Nyeri kronik berhubungan dengan penyakit (Ca Paru-paru metastatik ke tulang) ditandai dengan
pasien mengeluh nyeri, tidak mampu melakukan aktivitas, NRS 8 saat beraktivitas, TD 150 mmHg, P 22x/menit, N
120 x/menit, S 36,6 derajat celcius
Implementasi : Manajemen Nyeri
Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas nyeri, skala, respons non verbal, factor yang
memperberat dan memperingan nyeri, pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri, identifikasi pengaruh
budaya terhadap respons nyeri, monitor keberhasilan terapi komplementer yang telah diberikan, monitor efek
samping penggunaan analgetic
Terapeutik
- Berikan teknik non farmakologis (mis. TENS, kompres hangat/dingin, hipnosis, akupresure, terapi musik, aroma
terapi, imajinasi terbimbing, dll)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, pemicu nyeri, strategi meredakan nyeri, anjurkan memonitor secara mandiri,
anjurkan memonitor nyeri secara mandiri, anjurkan menggunakan analgesic secara tepat, anjurkan Teknik non
farmakologis
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik
www.esaunggul.ac.id
5. Diagnosa Keperawatan dan Implementasi
Diagnosa 2 : Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan pasien mengatakan takut
untuk minum obat morphin. Pasien sangat khawatir menjadi kecanduan dan cemas tentang sembelit, pasien
tampak terlihat cemas dan takut untuk meminum obat morphin
Implementasi : Reduksi Ansietas
Observasi
- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. Kondisi, waktu, stressor), identifikasi kemampuan mengambil
keputusan, monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non verbal)
Terapeutik
- Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan, Temani pasien untuk mengurangi kecemasan,
Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan penuh perhatian, Gunakan pendekatan yang tenang
dan meyakinkan, Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan, Diskusikan perencanaan realistis
tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi
- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami, Informasikan secara factual mengenai diagnosis,
pengobatan dan prognosis, anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, latih teknik relaksasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
www.esaunggul.ac.id
5. Diagnosa Keperawatan dan Implementasi
Diagnosa 3 : Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri ditandai dengan pasien mengatakan nyeri pinggul
kanan, hasil bone scan ditemukan adanya fraktur patologis pada femur kanan
Implementasi : Dukungan ambulasi
Observasi
- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnyaIdentifikasi toleransi fisik melajukan ambulasiMonitor
frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai ambulasiMonitor kondisi umun selama melakukan
ambulasi
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis.tongkat, kruk). Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika
perluLibatkan kekuarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan ambulasi
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi. Anjurkan melakukan ambulasi diniAjarkan ambulasi sederhana yang
harus dilakukan (mis.berjalan dari tempat tidur kekursi roda, berjalan dari temoat tidur ke kamar mandi,
berjalan sesuai toleransi)
www.esaunggul.ac.id
Luaran 1 : Tingkat nyeri menurun, dengan kriteria Hasil :
1. Keluhan nyeri menurun
2. Frekuensi nadi normal
3. Pola napas normal
4. Tekanan darah normal
www.esaunggul.ac.id
Hatur nuhun
www.esaunggul.ac.id