Anda di halaman 1dari 101

MANAGEMENT NYERI

Latar Belakang
Standar JCI
(Joint Commision International)

AOP 1.5
Semua pasien rawat jalan dan rawat inap dilakukan pengkajian
nyeri menggunakan elemen penilaian yang dapat diukur/terukur

COP 6
Patient are supported in managing pain effectively
Manajemen penanganan nyeri yang efektif bagi pasien
menggunakan tool yang terukur dan dikomunikasikan ke pasien
serta keluarga melalui edukasi penanganan nyeri (PFE) serta
monitoring berkelanjutan
Standar Akreditasi Rumah Sakit
( JCI Like )
Standar AP.1.7
Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining untuk
rasa sakit dan dilakukan asesmen apabila ada rasa
nyerinya
Maksud dan Tujuan AP.1.7.
Pada saat asesmen awal dan asesmen ulang, prosedur
skrining dilakukan utk mengidentifikasi pasien dng rasa
sakit, pasien dapat diobati di rumah sakit atau dirujuk
untuk pengobatan. Lingkup pengobatan berdasarkan
pelayanan yang tersedia di rumah sakit.
Elemen Penilaian 1.7.
• Pasien di skrining untuk rasa sakit
• Apabila diidentifikasi ada rasa sakit pada asesmen awal,
pasien dirujuk atau rumah sakit melakukan asesmen
lebih mendalam, sesuai dengan umur pasien, dan
pengukuran intensitas dan kualitas nyeri seperti
karakter, kekerapan / frekuensi, lokasi dan lamanya.
• Asesmen dicatat sedemikian sehingga memfasilitasi
asesmen ulangan yang teratur dan tindak lanjut sesuai
kriteria yang dikembangkan oleh rumah sakit dan
kebutuhan pasien.
NYERI
1. Defenisi nyeri

 Nyeri merupakan pengalaman sensorik subyektif dan


emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan
jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan
kondisi terjadinya kerusakan. (IASP, International
Association The Study of Pain, 2012)

 Menurut WHO (2010) nyeri adalah pengalaman sensori


atau emosional yang disertai kerusakan jaringan yang
aktual atau potensial.

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
Menurunkan intensitas dan durasi keluhan nyeri
Menurunkan nyeri akut yang kemungkinan mengarah menjadi
nyeri kronis yang persisten
Menurunkan dan mengurangi penderitaan serta
ketidakmampuan akibat nyeri
Meminimalkan reaksi yang tidak diinginkan atau intoleransi
terhadap terapi nyeri
Meningkatkan kualitas hidup pasien
2. Respon tubuh terhadap nyeri
 Sistem respirasipeningkatan kebutuhan oksigen dan
produksi karbondioksida
 Sistem kardiovaskulergangguan perfusi, hipoksia
jaringan
 Sistem gastrointestinalperangsangan saraf simpatis
meningkatkan tahanan sfinkter dan menurunkan
motilitas saluran cerna yang menyebabkan ileus
 Sistem urogenital perangsanagan saraf simpatis
meningkatkan tahanan sfinkter saluran kemih dan
menurunkan motilitas saluran cerna yang
menyebabkan retensi urin
 Sistem metabolism dan endokrinkelenjar simpatis
menjadi aktif, sehingga terjadi pelepasan katekolamin
sehingga berpengaruh pada kerja insulin.
 Sistem hematologinyeri menyebabkan peningkatan
adhesi platelet, meningkatkan fibrinolisis dan
hiperkoagulopati
 Sistem imunitas  penurunan daya tahan tubuh akibat
stress s/d nyeri
 Efek psikologis  mempengaruhi tumbang bayi
 Homeostasis cairan dan elektrolit  krn nyeri
menyebabkan peningkatan metabolisme
Patofisiologi Nyeri
Teori Pengontrolan Nyeri
(Gate Control Theory)
 Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat
sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah
pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut
merupakan dasar teori untuk menghilangkan nyeri (Smeltzer, &
Bare, 2002).
 Mekanisme penutupan ini dapat terlihat saat seorang perawat
mengusap punggung klien dengan lembut. Pesan yang
dihasilkan akan menstimulasi mekanoreseptor.
 Impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme
pertahanan di sepanjang system saraf pusat
 Alur saraf desenden melepaskan opiate endogen, seperti endorphin
dan dinirorfin, suatu pembunuh alami nyeri yang berasal dari tubuh.
 Tehnik distraksi, konseling dan pemberian placebo
merupakan upaya untuk melepaskan endorphin (Potter dan Perry,
2005)
Tahapan Fisiologi Nyeri
Transduksi : aktivitas
elektrik terkait
Transmisi : impuls
diteruskan
Modulasi : Hambatan
nyeri di medula
spinalis
Persepsi : Impuls
nyeri diteruskan
hingga timbul
perasaan subyektif
Sifat Nyeri
 Subyektif dan sangat individual

 Gejala Objektif merupakan manifestasi rangsangan


simpatis

 Tidak menyenangkan

 Merupakan suatu kekuatan yg mendominasi

 Bersifat tidak berkesudahan


 Melelahkan dan menuntut energi

 Mengganggu hub. personal dan mempengaruhi


makna hidup

 Tidak dapat diukur secara obyektif

 Gunakan pemeriksaan yang cermat dalam


mengkaji nyeri (PQRST)
Klasifikasi Nyeri
Ciri - Ciri Nyeri Akut
• Nyeri yang timbul karena kerusakan jaringan, nyeri
yang timbul secara mendadak dan diikuti aktifitas
syaraf otonom.
• Cepat menghilang,
• Tidak melebihi 6 bulan
• Ditandai adanya peningkatan tegangan otot
• Takikardi
• Hipertensi
• Pucat
• Midriasis
Nyeri Kronis
 Nyeri kronis: nyeri yang timbul secara
perlahan-lahan, menetap, biasanya
berlangsung dalam waktu cukup lama,
yaitu lebih dari 6 bln,
 Sukar dicari penyebabnya
 Tidak disertai aktivitas syaraf otonom.
Ex: nyeri terminal karna kanker
 Disertai gejala: Kecemasan, ketakutan,
putus asa, gangguan tidur, nafsu makan
dan libido berkurang, BB↓
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri
 Usia dan jenis kelamin
 Kebudayaan
 Makna dan toleransi nyeri
 Perhatian
 Ansietas
 Keletihan
 Pengalaman sebelumnya
 Gaya koping
 Dukungan keluarga dan sosial
Penilaian Nyeri
Penilaian nyeri merupakan hal yang terpenting
dalam penanganan nyeri karena dapat digunakan
untuk :
Menilai intensitas nyeri pasien

Menentukan pilihan terapi bagi pasien

Menentukan efektifitas terapi nyeri yang telah


diberikan
Panduan Pengkajian Nyeri
VIHA Quality Council July 2008.
O.P.Q.R.S.T.U.V
Lanjutan Panduan Pengkajian Nyeri
Hal-hal yang Perlu Dikaji
 Lokasi
 Intensitas nyeri
 Kualitas nyeri
 Pola
 Faktor presipitasi
 Respon afektif
 Sumber koping
 Pengaruh pada aktivitas sehari-hari
 Gejala yang menyertai
 OBSERVASI RESPON PERILAKU DAN
FISIOLOGIS
PENGKAJIAN
SKALA NYERI
Metode Pengkajian Skala Nyeri
 Numerik Rating Scale

 Wong Baker Face Pain Scale

 FLACC

 CriticL Care pain observation tool (CPOT)


 Numeric Rating Scale

0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan
4-6 : Nyeri sedang
7-10 : Nyeri berat
Wong Baker Face Pain Scale

0-1 : Tidak nyeri 6-7 : Lumayan nyeri


8-9 : Sangat nyeri
2-3 : Sedikit nyeri
10 : Amat sangat nyeri
4-5 : Cukup nyeri ( tidak tertahankan )
Pengkajian Nyeri usia 0-3 tahun (FLACC)
Pengkajian Nyeri Pasien tidak sadar
POINT PENTING DALAM
MENGKAJI NYERI
 Meredakan nyeri
 Meningkatkan rasa nyaman
 Meningkatkan fungsi fisiologis, psikologi dan
fisik
 Meningkatkan kepuasan dalam manajemen
nyeri.
Poin-poin ini tidak dimulai setelah
melaksanakan pengobatan nyeri tetapi
sebaliknya harus dimulai sejak awal mengkaji
nyeri.
KEGAGALAN DALAN PENGKAJIAN
NYERI
 Tidak adekuatnya skill, pengetahuan, sikap dan
kepercayaan terhadap nyeri.
 Dokumentasi nyeri yang tidak baik, pengkajian,
manajemen dan pengkajian ulang nyeri.
 Umur pasien, type, derajat nyeri : orang tua kurang
mengeluhkan nyerinya walaupun merasa tidak nyaman,
tetapi pada bayi akan terus menerus menangis apapun
yang dirasakannya.
 Mitos dan miskonsepsi thd nyeri: merasa takut jika akan
timbul ketergantungan obat thd obat nyeri yang
diberikannya.
KENDALA DALAM SYSTEM LAYANAN

 Prioritas penangan nyeri rendah


 Tidak adekuatnya reimbursment utk biaya
perawatan pasien ( BPJS di cover / tidak )
 Regulasi obat-obat yang digunakan ( tidak
lengkapnya jenis obat-obat opioid di Indonesia)
 Kurangnya akses spesialis nyeri
TIPS SUKSES MENGGUNAKAN SKALA
NYERI
 Berikan waktu utk pasien bisa mengungkapkan
respon nyeri dengan skala nyeri ( jangan
terburu-buru )
 Berikan lingkungan yang tenang, bebas
gangguan
 Pastikan pendengaran pasien bisa mendengar
dengan jelas, penglihatan yang jelas : kartu
dengan huruf dan nomer yang besar dan jelas,
gambar anatomi
 Berbicara dengan pelan, jelas dan ckp kencang
 Libatkan anggota keluarga dan pengasuhnya
 Gunakan skala nomer yang besar dan jelas
 Ajarkan pasien menggunakan skala nyeri
 Jelaskan untuk menggunakan skala nyeri setiap
waktu
 Gunakan skala nyeri yang sama utk evaluasi
nyeri
 Jika pasien sulit bicara, boleh menunjuk angka
yang besar atau memakai gambar anatomi
BEBERAPA PERTANYAAN PENTING YG
PERLU DITANYAKAN
 Apakah anda merasa nyeri sekarang ?
 Dimanakah nyeri yang anda rasakan ?
 Seperti apakah terasa nyerinya ?
 Apakah nyerinya selalu disitu ? Apakah nyerinya
datang dan pergi ?
 Berapa lama anda merasakan nyeri ?
 Apa yang membuat nyeri hilang ?
 Apa yang membuat nyeri tambah berat ?
 Apakah anda merasa ada gejala-gejala yang
lain ?
 Seberapa besar nyeri mempengaruhi aktivitas,
tidur, nafsu makan, mood, berinteraksi, energi
dan semua hal yang berpengaruh pada kualitas
hidup
 Pada skala nyeri 0 -10, nomer berapa yang
menunjukkan level nyerimu ?
Monitoring Nyeri
Ringan

 Kaji ulang 8 jam kemudian


 Edukasi tentang penanganan nyeri
pada pasien dan keluarga
 Intervensi mandiri keperawatan
seperti teknik distraksi, nafas dalam
Sedang
 Kaji ulang 2 jam sampai nyeri teratasi
 VAS kurang dari 4 lakukan intervensi sama
dengan nyeri ringan
 Kolaborasi dengan DPJP
 Lakukan tata laksana nyeri oleh tim
management nyeri
Berat

 Kaji setiap 1 jam sampai dengan skala


nyeri berkurang
 Lakukan intervensi sama dengan nyeri
sedang
Management Nyeri
 FARMAKOLOGI
 NON FARMAKOLOGI
Nyeri

Terapi Non farmakologi

SSP: otak, limbic sistem ,


neurotransmiter

Kelenjar endokrin

Pe↑ endorphine Pe↑ serotonin Pe↑ Dopamin

Kejernihan mental, terlepas perasaan cemas, nyeri,


sejahtera dan bahagia
Relaksasi
 Bagian dari terapi perilaku kognitif yang bertujuan untuk
mengendalikan nyeri dengan menurunkan ketegangan fisiologis
tubuh.
 Salah satu metode yang efektif untuk mengurangi nyeri kronis.
 Yang perlu diperhatikan dalam melakukan tehnik ini adalah posisi
yang nyaman berbaring ataupun duduk, dengan kepala ditopang,
lingkungan yang tenang, pasien kooperatif.
 Efek positif yang dapat dirasakan dengan menggunakan tehnik ini
adalah mampu memperbaiki kualitas tidur pasien, menurunkan
fatiq, meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan kemampuan
mentoleransi nyeri.
Distraksi
 Mengalihkan perhatian pasien ke dalam hal lain yang dapat
menurunkan atau mengurangi rasa nyeri bahkan sampai dengan
mampu meningkatkan toleransi terhadap nyerinya sehingga pasien
merasa berada dalam suasana yang nyaman dan menyenangkan.
 Penerapan tehnik distraksi gunakan strategi yang baik dan
sesuaikan dengan usia anak.
 Tehnik distraksi: Melihat gambar pada buku, memberi elusan,
sentuhan, bermain puzzle, meniup gelembung, mendengarkan
musik (selama 30 menit, <90 desibel), menggambar, mewarnai,
bercerita.
Guided Imagery

 Sebuah tehnik dengan menggunakan imajinasi dan visualisasi


untuk membantu mengurangi ataupun menurunkan stres/nyeri dan
menciptakan perasaan yang nyaman dengan mengkaji sebuah
kekuatan alam sadar maupun bawah sadar untuk menciptakan
suatu bayangan gambar yang menghantarkan pada suasana
tenang dan hening serta timbulnya relaksasi diri (National Safety Council,
2004)
 Guided Imagery dapat berfungsi sebagai pengalih perhatian dari
stimulasi yang menyakitkan dengan demikian dapat mengurangi
respon nyeri (Jacobson, 2006).
 Mekanisme imajinasi positif dapat melepaskan endorphin yang
melemahkan respon sakit dan dapat melemahkan
psikoneuroimmunologi yang mempengaruhi respon stres sehingga
dapat mengurangi rasa sakit (Hart, 2008).
Therapy Farmakologis
Evaluasi
 Evaluasi merupakan tahap terakhir
dari proses keperawatan. Kegiatan
Evaluasi ini adalah
membandingkan hasil yang telah
dicapai setelah implementasi
keperawatan dengan tujuan yang
diharapkan dalam perencanaan.
Perawat mempunyai tiga alternatif dalam
menentukan sejauh mana tujuan tercapai :
 Berhasil : Perilaku pasien sesuai pernyataan
tujuan dalam waktu atau tanggal yang telah
ditetapkan di tujuan
 Tercapai sebagian : pasien menunjukkan
perilaku tetapi tidak sebaik yang ditentukan
dalam pernyataan tujuan.
 Belum tercapai : pasien tidak mampu sama
sekali menunjukkan perilaku yang diharapkan
sesuai dengan pernyataan tujuan
Kriteria Evaluasi :
 Hasil yang diharapkan setelah
perawatan pasien, meliputi :
 Tidak timbul nyeri luka selama
penyembuhan
 Luka insisi normal tanpa infeksi
 Tidak timbul komplikasi
 Pola eliminasi lancar
 Pasien tetap dalam tingkat optimal tanpa
cacat
 Kehilangan berat badan minimal atau
tetap normal
 Sebelum pulang, pasien dan keluarga
mengetahui tentang : Pengobatan
lanjutan, Jenis obat yang diberikan, Diet,
Batas kegiatan dan rencana kegiatan di
rumah.
Edukasi Pasien
 Pentingnya penanganan nyeri
 Metode – metode yang dapat dilakukan untuk
penanganan nyeri
 Rutinitas penilaian nyeri
 Optimal intensitas nyeri yang dapat ditoleransi
oleh pasien
 Partisipasi pasien dalam penanganan nyeri
Pengkajian, Monitoring,
Tatalaksana dan Evaluasi
Nyeri Pada Anak
Latar Belakang
• Nyeri bersifat subjektif sehingga sulit untuk
dinilai terutama pd anak. Penilaian nyeri pd
anak merupakan faktor yang penting untuk
mencapai manajemen nyeri yang optimal dan
efektif.
• Nyeri yang dialami anak-anak ternyata juga
bisa dialami oleh bayi baru lahir
• Hospitalisasi memberikan dampak diantaranya
terganggunya pembentukan rasa percaya,
penurunan sense of control dan nyeri
(Hockenberry & Wilson, 2009).
Latar Belakang
• Pengkajian nyeri dengan menggunakan
instrumen yang sesuai untuk anak merupakan
hal penting yang harus dilakukan perawat untuk
dapat mengetahui tingkat nyeri pada anak
sehingga dapat dilakukan monitoring dan
intervensi nyeri yang sesuai.
• Penatalaksanaan nyeri dapat dilakukan secara
farmakologis maupun non farmakologis
tergantung pada tingkatan nyeri dan usia anak.
•Saat perawatan bayi baru lahir atau prematur yg
dirawat di RS khususnya perawatan NICU sering
mengalami rangsang nyeri dan stres lebih sering
dan lebih berat antara lain: suntikan, pengambilan
darah, pemasangan infus, ETT, alat bantu napas
dan tindakan medis lainnya.
•Neonatus hanya dapat mengkomunikasikan nyeri
melalui perubahan tingkah laku dan perubahan
fisiologis, misalnya ekspresi wajah, menggerakkan
ekstremitas secara refleks, perubahan posisi tubuh
dan menangis dengan nada tinggi dan keras.
Ekspresi wajah merupakan tanda paling sensitif
untuk menggambarkan nyeri pada neonatus.
Bermacam-macam prosedur yg diterima
bayi
EKSPRESI WAJAH
4. Dampak nyeri

 Paparan nyeri merupakan suatu stimulus yang dapat


merusak perkembangan otak bayi dan berkontribusi
terhadap gangguan belajar dan perilaku pada masa
anak-anak.

 Dampak nyeri pada anak dan neonatus: peningkatan


keadaan jaga dan iritabilitas, perubahan makan, muntah,
kehilangan selera dan kehilangan energi untuk
menghisap (Wong, 2009).
5. Pengkajian Nyeri pada Anak dan
Neonatus

 Pengkajian nyeri berfungsi dalam menentukan tingkatan


nyeri sehingga dapat ditentukan intervensi yang tepat

 Ada 3 metode untuk menilai nyeri pada anak yaitu :


1. Laporan langsung dari anak
2. Observasional / perilaku
3. Fisiologik.

Alat penilai nyeri yang memakai laporan


langsung adalah :
Pain Assessment Tool (PAT)
 Alat pengkajian nyeri yang dikembangkan khusus untuk
neonatus
 PAT ini merupakan pengkajian yang berfokus terhadap
respon perilaku dan fisiologis terhadap rangsangan nyeri
pada neonatus, serta meyertakan indikator persepsi
perawat
 PAT diberlakukan pada neonatus usia gestasi 27 minggu
sampai cukup bulan (Wong, 2009).
 Pain assesment
Pengkajian nyeri pada neonatus dengan
menggunakan PAT :
 Amati neonatus selama 15-30 detik (perilaku, warna, ekspresi
wajah).
 Setelah itu, secara lembut menyentuh anggota badan neonatus
untuk menentukan kekakuan otot atau ketegangan pada anggota
tubuh.
 Berikan penilaian neonatus untuk masing-masing parameter yaitu
fisiologis, perilaku dan persepsi perawat.
 Setiap parameter terdiri atas skor indikator yaitu 0-2, kemudian
menghitung total yaitu dalam rentang skor 0-20 (semakin tinggi
skor, semakin tinggi tingkat rasa nyeri neonatus).
 Formulir PAT
BAGAIMANA MENGKAJI NYERI PADA
ANAKANAK ?
 Oucher self report pain
scale
 Digunakan pada anak
umur 3 – 12 th.
 Anak-anak yang lebih
kecil menggunakan skala
gambar wajah, dan yang
lebih besar menggunakan
skala nyeri dng angka.
BAGAIMANA MENGKAJI NYERI PADA BAYI
(INFANT)
METODE PENILAIAN SKRINING NYERI
VAS : Visual Analog Scale
Tidakada nyeri  Nyeri kronis
 Nyeri akut

Skala nyeri: ………. ..................


Lokasi: …………….……………
Durasi:……………….................
Frekuensi: ……………………..
Karakteristik...............................

Nyeri hilang, bila:


 Minum obat  Mendengar musik

 Istirahat  Berubah posisi / tidur


 Lain lain, sebutkan:

Skrining untuk pasien dewasa & anak usia > 3 tahun yang
kooperatif dengan skala penilaian 1 – 10
Katagori penilaian : Ringan < 4, Sedang 4-6 dan berat ≥ 7-10
VAS : Visual Analog Scale
Bagaimana caranya ??
Tentukan Numerical Rating Scale dan Faces Scale
FLACC SCALE
Flacc Skor Penilaian
scale
0 1 2

Wajah Tidak ada ekspresi Kadang terlihat wajah Dahu bergetar,


tertentu di wajah/dalam berkerut, murung, sering/terus menerus
keadaan tersenyum meringis dan menarik mengerutkan dahi serta
diri rahang tampak
mengatup

Ekstermitas Posisi Rileks Tampak tegang, tidak Menendang-nendang,


nyaman dan gelisah menarik diri

Gerakan Berbaring tenang, Berguling, mengeliat, Meringkuk, kaki tampak


bergerak dengan tampak tegang, bolak kaku/spasme, kadang
nyaman, posisi normal balik menyentak

Tangisan/ Tidak menangis Mengeluh, merintih dan Menangis terus-


menangis merengek terusan, berteriak,
terisak-isak, menjerit

Kemampuan Tenang Dapat Sulit ditenangkan


ditenangkan dibujuk/ditenangkan
dengan pelukan dan
sentuhan
Ekspresi Wajah dan Respon bayi thd
prosedur
Ekspresi Wajah dan Respon bayi thd
prosedur
Pelayanan Kesehatan Penggaris Nyeri
Pain Assessment Tools
Neonatal/Infant Pain Scale (NIPS)
(Recommended for children less than 1 year old) - A score greater
than 3 indicates pain
Pain Assessment Score
Facial Expression
 0 – Relaxed muscles Restful; face, neutral expression
 1 – Grimace; Tight facial muscles; furrowed brow, chin, jaw, (negative facial expression – nose, mouth and brow)
Cry
 0 – No Cry ; Quiet, not crying
 1 – Whimper ; Mild moaning, intermittent
 2 – Vigorous Cry ; Loud scream; rising, shrill, continuous (Note: Silent cry may be scored if baby is intubated as evidenced
by obvious mouth and facial movement.
Breathing Patterns
 0 – Relaxed ; Usual pattern for this infant
 1 – Change in Breathing ; Indrawing, irregular, faster than usual; gagging; breath holding
Arms
 0 – Relaxed/Restrained ; No muscular rigidity; occasional random movements of arms
 1 – Flexed/Extended ; Tense, straight legs; rigid and/or rapid extension, flexion
Legs
 0 – Relaxed/Restrained ; No muscular rigidity; occasional random leg movement
 1 – Flexed/Extended ; Tense, straight legs; rigid and/or rapid extension, flexion
State of Arousal
 0 – Sleeping/Awake ; Quiet, peaceful sleeping or alert random leg movement
 1 – Fussy ; Alert, restless, and thrashing
Pain Assessment Tools
UCLA David
6. Monitoring Nyeri
Protokol pelaksanaan nyeri
Ringan
kaji ulang 8 jam kemudian, edukasi tentang penanganan nyeri pada pasien &
keluarga, intervensi mandiri keperawatan seperti tehnik distraksi, musik, nafas
dalam

Sedang
kaji ulang setiap 2 jam sampai nyeri teratasi VAS < 4, lakukan intervensi sama
dengan nyeri ringan, kolaborasi dengan DPJP dan lakukan tatalaksana nyeri
oleh tim managemen pain

Berat
Kaji tiap 1 jam sampai dengan skala nyeri berkurang, lakukan intervensi sama
dengan nyeri sedang
7. Tatalaksana Nyeri Non Farmakologis
pada Anak dan Neonatus
• Pemberian glukosa atau sukrosa  Active listening
• Membedong  Acupressure
• Stimulasi Multisensori  Animal-assisted therapy
• Pacifier/ empeng  Biofeedback
• Skin to skin Contact
 Healing Touch
 Humor
• Breastfeeding
 Journaling
• Kangaroo Mother Care • Massage Meditation
• Gentle touch/ Therapeutic touch • Music Therapy
• Guided Imagery • Prayer
• Aromatherapy • Progressive muscle relaxation
• Hypnotherapy • Story telling
Menenangkan bayi
SKIN TO SKIN CONTACT / KMC
Nest & Pacifier
NEONATUS DAN LINGKUNGAN
TUJUAN DASAR INTERVENSI DI NICU/LEVEL
III & II :
Adalah memfasilitasi dan meningkatkan
tumbang bayi yi dengan :
1. Merubah lingkungan perawatan dng
meminimalkan stressor.
2. Menurunkan tingkah laku yg membuat
stressful.
3. Menghemat energi.
4. Mengajar OT utk mengenal tingkah laku bayi.
5. Meningkatkan hubungan interaksi OT & bayi
dlm perawatan.
Dukungan Lingkungan utk memberikan
kenyamanan
1. NOISE LEVEL DI NICU
Tkt Kebisingan (dB) Keterangan

 50 – 60 Berbicara normal
 50 – 73,5 Suara mesin incubator
 45 – 85 Suara fasilitas (alarm,telp)
 48 – 69 Suara humidifier dan nebulizer
 65 – 80 Alat bantu (vent,syringe p)
 92,8 Membuka inkubator
 96 – 117 Meletakan diatas incubator
 110 – 116 Menutup satu/dua pintu incubtr

 130 – 140 Membanting pintu inkubator


2. Menurunkan tingkah laku yg stressful

 Merawat bayi sebaiknya individual, dng


pertanyaan : Mengapa melakukan prosedur
ini ?, Apakah prosedur ini perlu dilakukan saat
ini ?

 Overstimulasi di NICU terjadi ketika prosedur


dilakukan (81% - 94%), prosedur medik dan
perawatan rata-rata 40 – 132 x per hari.
Relaksasi
3. Menghemat Energi
 Prosedur perawatan yang menyakitkan, yang tidak vital
sebaiknya tidak dilakukan dan istirahat adalah yang
paling penting untuk menghemat energi.
 Banyak perawat yg merawat akan membingungkan bayi
utk belajar ; banyak teknik penanganan, emosi dan
pesan-pesan nonverbal.
 DiterapkannyaPrimary Nurse ( PN ) meminimalkan
jumlah pemberi asuhan.
 PN dapat secara kontinyu dan konsisten berinteraksi
dengan OT.
INTERVENSI OT & STAFF UTK
MENENANGKAN TANGIS BAYI
 Menenangkan dengan berbicara ( suara cukup
keras dari tangis bayi ) shg bayi mampu
mendengar.
 Meletakkan telapak tangan menyilang di dada
bayi atau memegang lengan bayi diatas dada
dng telapak tangan pemberi asuhan.
 Mengambil bayi, memeluk ( posisi tegak adalah
posisi yg paling menenangkan dan nyaman )
Manajemen Nyeri pada pasien di ICU
Tujuan

• Masalah penanganan nyeri pasien di ICU


• Penilaian nyeri pada pasien di ICU
• Delirium dan Agitatsi mempengaruhi penanganan
• Sistem Skor
• Nyeri
• Delirium
• Agitasi
• Penanganan nyeri pada pasien-pasien di ICU
Penyebab nyeri pada pasien2 di ICU

Akses intravena
Tubes (ETT, WSD tube)
Penyakit penyerta
Tindakan Intervensi
Sebab-sebab lain
Angka kejadian NYERI pada pasien di ICU
• Pasien dewasa (medis), pembedahan, dan pasien2 trauma
rutin/pasti mengalami nyeri ( saat istirahat dan selama intervensi
atau pada proses perawatan di ICUI)

• Pasien dewasa pasca operasi jantung sering mendapat


penangannya nyeri yang kurang baik ( pengalaman wanita >>>
nyeri)
Nyeri pada pasein kritis  memori traumatis pasien

• I minggu setelah keluar dari ICUI  82% ingat akan nyeri/ tak nyaman
berhubungan dengan ETT 77% mengalami nyeri moderate to severe
selama perawatan di ICU
• Pada pasien bedah jantung nyeri merupakan memori yang traumatik
bagi pasien selama perawatan di ICU
• 6 bulan kemudian 38% masih mengalami nyeri akibat memori
traumatik selama perawatan di ICU
• 17% mengalami nyeri hebat, and 18% berisiko berkembang menjadi
post traumatic stress disorder ( PTSD )
Nyeri  Dan konsekuensi bagi pasien di UPI

• Peningkatan pelepasan catecholamine 


vasocontriction  gangguan perfusi jaringan
berkurangnya tekanan oksigen ke jaringan
• Hipermetabolisme katabolik hiperglikemia  lipolisis 
pemecahan sel otot  mengganggu penyembuhan luka
 meningkatkan infeksi luka
• Menekan aktivitas sel limfosit menurunkan sel
cytotoxic T dan mengurangi aktivitas fagositis netrofil
SIMPULAN:

Nyeri pada pasien di ICU memicu respon


stress  mengakibatkan  Katabolisme,
Ileus, Pelepasan ADH, disregulation
sistem imunitas, hiperkoagulasi,
peningkataan kerja myocardial, dan
iskemia
TERIMA KASIH
Script Guided Imagery

Tutup matamu dan biarkan dirimu santai…


Mulailah membayangkan nyeri yang kamu rasakan secara perlahan-lahan…
Rasakan nyeri yang kamu rasakan seperti sebuah bola/ balon.
Pilih warna bola/ balon yang kamu sukai...
Sekarang, mulailah meniup bola/ balon warna pilihanmu. Biarkan bola/ balonnya membesar
sebesar nyeri yang kamu rasakan..
Bayangkan berapa besar bola/ balon yang bisa kamu tiup (ikuti dengan pertanyaan berapa
besar bola/ balonnya menggunakan skala nyeri).
Sekarang, perlahan-lahan buat bola/ balonnya menjadi kecil..semakin kecil…Apakah kamu
bisa mengecilkan ukurannya sampai sekecil butiran pasir?
Sekarang, biarkan bola/ balon nyeri yang sudah mengecil ukurannya tersebut secara perlahan
keluarkan dari tubuhmu. Ijinkan ia keluar bersama setiap hembusan nafasmu…
Rasakan setiap hembusan nafasmu…dan nyeri tersebut perlahan-lahan ikut keluar bersama
hembusan nafasmu..dan rasakanlah nyerinya pergi menjauh dari tubuhmu…
(ikuti dengan pertanyaan berapa skala nyeri yang klien rasakan sekarang).

(Berikan sugesti kepada klien untuk latihan merubah ukuran nyeri yang dirasakan dengan
berbagai pilihan cara yang berbeda, seperti melemparkannya ke tempat sampah atau
membiarkan angin membawanya terbang)

Anda mungkin juga menyukai