A
DENGAN NYERI AKUT DI RUANG CEMPAKA RS Dr SOBIRIN
Disusun untuk memenuhi standar penilaian praktik klinik Kebutuhan Dasar Manusia
Disusun Oleh:
1. Devi Oktayanti
2. Fiola Desta Safitri
3. Lismawati
4. Mita Indah Sari
5. Mori Maya Sari
6. Mutia Annisa
7. Nurul Hidayah
8. Pramudya Nelsa
9. Sarastika Ayu Widiantari
Saya berharap Laporan Pendahuluan ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Laporan Pendahuluan ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik,
saran, dan usulan demi memperbaikinya, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun. Semoga Laporan Pendahuluan sederhana ini dapat dipahami dan bermanfaat
bagi siapapun yang membacanya.
A. Definisi Nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat
subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya,
dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang
Secara umum, nyeri diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh
B. Etiologi
1. Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu penyebab yang
berhubungan dengan fisik dan berhubungan dengan psikis. Secara fisik misalnya,
penyebab nyeri adalah trauma (baik trauma mekanik, termis, kimiawi, maupun elektrik),
neoplasma, peradangan, gangguan sirkulasi darah. Secara psikis, penyebab nyeri dapat
2. Nyeri yang disebabkan oleh faktor psikis berkaitan dengan terganggunya serabut saraf
reseptor nyeri. Serabut saraf nyeri ini terletak dan tersebar pada lapisan kulit dan pada
jaringan-jaringan tertentu yang terletak lebih dalam. Sedangkan nyeri yang disebabkan
faktor psikologis merupakan nyeri yang dirasakan bukan karena penyebab organik,
C. Klasifikasi Nyeri
Menurut Maryunani (2015), klasifikasi nyeri umumnya dibagi 2, yaitu nyeri akut dan
nyeri kronis:
1) Nyeri Akut
Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, tidak melebihi 6
2) Nyeri Kronis
Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan biasanya berlangsung dalam waktu
cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan.Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah
2. Objektif : tekanan darah meningkat, pola napas berubah, nafsu makan berubah, proses
berfikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri, dan diaphoresis.
E. Patofisiologi
Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri
adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang
berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespons hanya
terhadap stimulus kuat yang secara ptensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga dengan
nyeri nosiseptor. Secara anatomis, reseptor nyeri (nosiseptor) ada yang bernilai dan ada yang
Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut saraf perifer. Serabut
nyeri memasuki medulla spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan
akhirnya sampai di dalam masa berwarna abu-abu di medulla spinalis. Sekali stimulus
nyeri mencapai korteks serebral, maka otak menginterpretasi kualitas nyeri dan memproses
informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosisai kebudayaan dalam
Herniasi
Cincin Hernia
Hernia Inguinalis
Durante
Pembedahan
Gangguan Masuknya
Mobilitas Fisik Mikroorganisme
Resiko Tinggi
Infeksi
Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mugkin adalah menggunakan
respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri, namun pengukuran dengan pendekatan
objektif juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Andarmoyo,
2016). Menurut Yudiyanta, et al (2015), salah satu contoh pengukuran intensitas nyeri yaitu
Numeric Rating Scale (NRS) karena dianggap sederhana dan mudah dimengerti, sensitif
terhadap dosis, jenis kelamin dan perbedaan etnis. Lebih baik untuk digunakan pada saat
Menurut Uliyah & Hidayat (2015), pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi
1) Arti Nyeri
Arti nyeri bagi individu memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri
tersebut merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak dan lain-lain.
Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, jenis kelamin, latar belakang
2) Persepsi Nyeri
Persepsi nyeri merupakan penilaian sangat subjektif, tempatnya pada korteks (pada
fungsi evaluatif secara kognitif). Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor yang dapat memicu
stimulasi nociceptor.
3) Toleransi Nyeri
Toleransi nyeri erat hubungannya dengan adanya intensitas nyeri yang dapat
toleransi nyeri antara lain alkohol, obat-obatan, pilates exercise, gesekan atau garukan,
pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat dan lain-lain. Sedangkan faktor yang
menurunkan toleransi antara lain kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang tidak
Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang terhadap nyeri, seperti
ketakutan, gelisah, cemas, menangis dan menjerit. Semua ini merupakan bentuk respons
I. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
d. EKG
J. Komplikasi
Berdasarkan Ni Putu Wardani (2014), komplikasi nyeri ada 2:
1) Gangguan pola istirahat tidur
2) Syok neurogenic
K. Penatalaksanaan
1) Farmakologi
Menurut Wahyudi & Wahid (2016) menjelaskan bahwa penanganan nyeri secara
a. Analgesik Narkotik
Analgesik narkotik terdiri dari berbagai derativ opium seperti morfin dan kodein.
Narkotik memberikan efek penurunan nyeri dan kegembiraan karena obat ini
endogen pada susunan saraf pusat. Namun penggunaan obat ini menimbulkan efek
Analgesik non narkotik seperti aspirin, asetaminifen dan ibuprofen selain memiliki
efek anti nyeri juga memiliki efek anti inflamasi dan antipiretik. Efek samping obat
ini paling umum terjadi gangguan pencernaan seperti adanya ulkus gaster dan
perdarahan gaster.
2) Non Farmakologi
dasar terlaksananya asuhan keperawatan yang efektif pada klien yang mengalami
nyeri.
b. Bimbingan Antisipasi
c. Relaksasi
Relaksasi adalah suatu tindakan untuk “membebaskan” mental dan fisik dari
3) Imajinasi Terbimbing
Imajinasi terbimbing adalah upaya untuk menciptakan kesan dalam pikiran klien,
kemudian berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap dapat menurunkan
4) Distraksi
Merupakan tindakan pengalihan klien ke hal-hal diluar nyeri, yang dengan demikian
5) Akupuntur
Akupuntur merupakan terapi pengobatan kuni dari Cina, dimana akupuntur menstimulasi
titik-titik tersebut pada tubuh untuk meningkatkan aliran energi disepanjang jalur yang
6) Biofeedback
Metode elektrik yang mengukur respon fisiologis seperti gelombang pada otak, kontraksi
kepada klien.
7) Stimulasi kutaneus
Teknik ini bekerja dengan menstimulasi permukaan kulit untuk mengontrol nyeri. Sebagai
contoh tindakan ini adalah mandi air hangat/sauna, masase, kompres air dingin/panas,
8) Akupresur
Terdapat beberapa teknik akupresur untuk membebaskan rasa nyeri yang dapat dilakukan
secara mandiri. Klien dapat menggunakan ibu jari atau jari untuk memberikan tekanan
pada titik akupresur untuk membebaskan ketegangan pada otot kepala, bahu atau leher.
9) Psikoterapi
Psikoterapi dapat menurunkan persepsi pada nyeri pada beberapa klien, terutama pada
klien yang sangat sulit sekali mengontrol nyeri, pada klien yang mengalami depresi, atau
2. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan
1) Identitas
Berisikan data umum dari pasien. Yang terdiri nama pasien, jenis kelamin, umur, status
2) Riwayat Kesehatan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan, tipe
makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai, yang dapat
digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang dan rencana
a) Keluhan Utama
Pasien bercerita tentang riwayat penyakit, perjalanan dari rumah ke rumah sakit.
Data yang diperoleh dari pasien, apakah pasien mempunyai penyakit di masa lalu
maupun sekarang.
Data yang diperoleh dari pasien maupun keluarga pasien, apakah keluarga ada yang
Seberapa besar pasien mengkonsumsi makanan dan apa saja makanan yang di
konsumsi.
Rentang waktu yang diperlukan pasien untuk dapat mengkonsumsi makanan yang
di berikan
Berapakah jumlah dan apasajakah cairan yang bisa dikonsumsi oleh pasien yang
b) Pola Eliminasi
Berapa kali dalam sehari, adakah kelainan, berapa banyak, dibantu atau secara
mandiri.
Kerutinan dalam eliminasi alvi setiap harinya, bagaimanakah bentuk dari BAB
3) Kesulitan BAK/BAB
1) Pemeliharaan badan
Kebiasaan pasien dalam pemeliharaan badan setiap harinya mulai dari mandi,
Rutinitas membersihkan gigi, berapa kali pasien menggosok gigi dalam sehari
a) Waktu tidur
Waktu tidur yang dialami pasien pada saat sebelum sakit dan dilakukan di
rumah, waktu tidur yang diperlukan oleh pasien untuk dapat tidur selama di
rumah sakit.
b) Waktu bangun
Waktu yang diperlukan untuk mencapai dari suatu proses NERM ke posisi
yang rileks, waktu bangun dapat dikaji pada saat pasien sebelum sakit dan pada
c) Masalah tidur
Apa saja masalah–masalah tidur yang dialami oleh pasien pada saat sebelum
Hal–hal yang dapat membuat pasien mudah untuk dapat tidur secara nyenyak.
mudah terbangun.
b. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum
3) Tanda–tanda Vital
Ukuran dari beberapa kriteria mulai dari tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu.
4) Pemeriksaan Kepala
Pada kepala yang dapat kita lihat adalah bentuk kepala, kesimetrisan, penyebaran
5) Pemeriksaan Wajah
6) Pemeriksaan Mata
kesimetrisan.
7) Pemeriksaan Hidung
8) Pemeriksaan Telinga
Inspeksi: Keadaan telinga, adakah serumen, adakah lesi infeksi yang akut atau kronis.
9) Pemeriksaan Leher
Palpasi: palapasi trachea, posisi trachea (miring, lurus, atau bengkok), adakah
Bagaimanakah keadaan turgor kulit, adakah lesi, kelainan pada kulit, tekstur, warna
kulit.
Inspeksi dan Palpasi: mendeteksi letak jantung, apakah ada pembesaran jantung.
Perkusi: mendiagnosa batas-batas diafragma dan abdomen.
Inspeksi : bagaimana bentuk abdomen (simetris, adakah luka, apakah ada pembesaran
abdomen).
Auskultasi : mendengarkan suara peristaltic usus 5-35 dalam 1 menit. Perkusi : apakah
Palpasi : adanya nyeri tekanan atau nyeri lepas saat dilakukan palpasi.
Inspeksi : keadaan rambut pubis, kebersihan vagina atau penis, warna dari kulit
disekitar genetalia
Kriteria Hasil :
b. Monitor komplikasi tirah baring (mis. kehilangan massa otot, sakit punggung,
c) Gelisah menurun
d) Polatidur membaik
e. Implementasi keperawatan
f. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang
berguna untuk mengetahui apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan
tercapai atau perlu pendekatan lain. Evaluasi keperawatan mengukur keberhasilan dari
rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan
pasien. Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. (Dinarti, 2017)
DAFTAR PUSTAKA
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi
1. Jakarta: DPP PPNI.
-------. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi
1. Jakarta: DPP PPNI.
SDKI PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. DPP PPNI
SLKI PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. DPP PPNI
SIKI PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. DPP PPNI