Oleh:
Annisa Nurul Fadilah
NIM. 23149011007
a. Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga
2. Pengertian Nyeri
sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal
2014).
menyenangkan akibat dari adanya kerusakan pada jaringan yang actual dan
(Mayasari, 2016).
(Wartonah, 2012).
B. Etiologi
1. Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu penyebab
yang berhubungan dengan fisik dan berhubungan dengan psikis. Secara fisik
misalnya, penyebab nyeri adalah trauma (baik trauma mekanik, termis, kimiawi,
psikis, penyebab nyeri dapat terjadi oleh karena adanya trauma psikologis.
2. Nyeri yang disebabkan oleh faktor psikis berkaitan dengan terganggunya serabut
saraf reseptor nyeri. Serabut saraf nyeri ini terletak dan tersebar pada lapisan
kulit dan pada jaringan-jaringan tertentu yang terletak lebih dalam. Sedangkan
nyeri yang disebabkan factor psikologis merupakan nyeri yang dirasakan bukan
C. Klasifikasi Nyeri
A. Nyeri Akut
B. Nyeri Kronis
berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang
eksistensi
terlalu lama
berkembang dan
terselubung
sampai bertahun-
tahun
intensitasnya,
sehingga sulit
dievaluasi
(perubahan perasaan)
(adaptasi)
Pola Terbatas Berlangsung terus
sehingga dapat
bervariasi
beberapa saat
1. Berdasarkan sumbernya
gunting
(ulkus lambung).
c. Nyeri alih, yaitu nyeri yang dirasakan pada daerah lain yang jauh dari
2. Berdasarkan penyebab
a. Fisik
b. Psycogenic
Terjadi karena sebab yang kurang jelas/susah diidentifikasi ,
E. Fisiologi / Pengaturan
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat
tersebut merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan
tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada vicera, persendian, dinding arteri,
hati dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya
stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti
Menurut Uliyah & Hidayat (2015), pengalaman nyeri pada seseorang dapat
1. Arti nyeri
Arti nyeri bagi individu memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti
dan lain-lain. Keadaan ini, dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti usia,
a) Usia
mereka menganggap nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani dan
nyeri diperiksakan.
b) Jenis kelamin
Gill (1990), mengungkapkan laki-laki dan wanita tidak berbeda secara
budaya (ex : tidak pantas kalua laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh
mengeluh nyeri).
c) Kultur
nyeri.
d) Makna nyeri
e) Perhatian
mengatasi nyeri.
f) Ansietas
saat ini nyeri yang sama timbul, maka akan lebih mudah mengatasi
h) Pola koping
2. Persepsi nyeri
(pada fungsi evaluative secara kognitif). Persepsi ini dipengaruhi oleh factor
merupakan bentuk respons nyeri yang dapat dipengaruhi oleh beberapa factor.
4. Toleransi nyeri
Toleransi nyeri erat hubungannya dengan adanya intensitas nyeri yang dapat
geseksn atau garukan, pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat dan lain-
lain. Sedangkan factor yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan, rasa
marah, bosan, cemas, nyeri yang tidak kunjung hilang, sakit dan lain-lain.
G. Jenis Gangguan
1. Nyeri Akut
2. Nyeri Kronis
Nyeri kronis adalah keadaan individu mengeluh tidak nyaman dengan adanya
sensasi nyeri yang dirasakan dalam kurun waktu yang lebih dari 6 bulan.
3. Mual
Mual merupakan keadaan pada saat individu mengalami sensasi yang tidak
seluruh bagian perut yang bisa saja menimbulkan muntah atau tidak.
H. Pengkajian
utama tentang kesehatan pasien baik fisik, psikologis, maupun emosional (Debora,
2013).
Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya penatalaksanaan nyeri yang
efektif. Karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan dirasakan secara
berbeda pada masing-masing individu, maka perlu dikaji semua faktor yang
mempengaruhi nyeri, seperti faktor fisiologis, psikologis, emosional, dan
Q (quality) atau kualitas dari nyeri, apakah tajam, tumpul, atau tersayat
1. Anamnesa
a. Biodata
Pada biodata, bisa diperoleh data tentang identitas pasien meliputi nama
pasien, tempat tanggal lahir, alamat, umur pasien, jenis kelamin pasien,
pekerjaan pasien, pendidikan pasien, status kawin pasien, agama dan asuransi
kesehatan. Selain itu juga dilakukan pengkajian tentang orang terdekat pasien.
b. Keluhan Utama
tentang tanda dan gejala yang dialami oleh pasien. Setiap keluhan harus
Pada riwayat penyakit sekarang, perawat mengkaji apakah gejala terjadi pada
waktu yang tertentu saja, seperti sebelum atau sesudah makan, ataupun
stress, alergi, makan dan minum terlalu banyak, atau makan terlalu cepat.
Bergabung jumlah dan apa sajakah cairan yang bisa dikonsumsi oleh
2) Pola Eliminasi
mandiri.
a) Pemeliharaan badan
dalam sehari
badan.
a) Waktu tidur
Waktu tidur yang dialami pasien pada saat sebelum sakit dan
posisi yang rileks, waktu bangun dapat dikaji pada saat pasien
c) Masalah tidur
Apa saja masalah-masalah tidur yang dialami oleh pasien pada saat
secara nyenyak
I. Diagnosa Keperawatan
J. Intervensi
. Keperawatan n
Keperawata
1.Keluhan respon
nyeri
nyeri
non
menurun verbal
2. Perasaan Identifik
asi
takut
faktor
mengalami yang
cedera memper
berat
berulang
dan
menurun memper
Terapeutik
Berikan
teknik
nonfarm
akologis
untuk
mengura
ngi rasa
nyeri
(mis.
TENS,
hipnosis
,
akupres
ure,
terapi
musik,
blofeedb
ack,
terapi
pijat,
aromate
rapi,
teknik
imajinas
i
terbimbi
ng,
kompres
hangat
atau
dingin,
terapi
bermain
)
Kontrol
lingkun
gan
yang
memper
berat
rasa
nyeri
(mis.
suhu
ruangan,
pencaha
yaan,
kebising
an)
Fasilitas
i
istirahat
dan
tidur
Pertimb
angkan
jenis
dan
sumber
nyeri
dalam
pemiliha
n
strategi
meredak
an nyeri
Edukasi
Jelaskan
penyeba
b
periode
dan
pemicu
nyeri
Jelaskan
strategi
meredak
an nyeri
Anjurka
n
memoni
tor nyeri
secara
mandiri
Anjurka
n
menggu
nakan
analgeti
k secara
tepat
Ajarkan
teknik
nonfarm
akologis
untuk
mengura
ngi rasa
nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian
analgetik,
jika perlu
Terapeutik
Modifik
asi
Lingkun
gan
(mis.
pencaha
yaan,
kebising
an,
suhu,
matras,
dan
tempat
tidur)
Batas
waktu
tidur
siang,
jika
perlu
Fasilitas
i
menghil
angkan
stress
sebelum
tidur
Tetapka
n jadwal
tidur
rutin
Lakukan
prosedur
untuk
meningk
atkan
kenyam
anan
(mis.
pijat,
pengatur
an
posisi,
terapi
akupres
ur)
Sesuaik
an
jadwal
pemberi
an obat
atau
tindakan
untuk
menunja
ng
siklus
tidur
terjaga
Edukasi
Jelaskan
pentingn
ya tidur
cukup
selama
sakit
Anjurka
n
menepat
i
kebiasaa
n waktu
tidur
Anjurka
n
menghin
dari
makana
n atau
minuma
n yang
mengga
nggu
tidur
Anjurka
n
penggun
aan obat
tidur
yang
tidak
mengan
dung
supresor
terhadap
tidur
REM
Ajarkan
faktor-
faktor
berkontr
ibusi
terhadap
ganggua
n pola
tidur
(mis.
psikolog
is, gaya
hidup,
sering
berubah
shift
bekerja)
Ajarkan
relaksasi
otot
autogenik
atau cara
nonfarmako
logi
Lainnya