Anda di halaman 1dari 16

TUMOR INTRA ABDOMEN

A. DEFINISI
Tumor merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang
tumbuh terus menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan
disekitarnya serta tidak berguna bagi tubuh. Tumor intra abdomen merupakan massa
yang padat dengan ketebalan yang berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh
yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali
pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dari sel normal dalam
bentuk dan strukturnya. Secara patologi kelainan ini mudah terkelupas dan dapat
meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava inferior.
Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang di bungkusnya
tetapi tidak menginvasinya. Yang termasuk tumor intra abdomen antara lain, Tumor
hepar, Tumor limpa /lien, Tumor lambung/usus halus, Tumor colon, Tumor ginjal
(hipernefroma), Tumor pankreas. Pada anak-anak dapat terjadi Tumor wilms(ginjal).

B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal.
Perbedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi
autonominya dalam pertumbuhan, kemampuanya mengadakan infiltrasi dan
menyebabkan metastasis. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
tumor antara lain:
1. Karsinogen
a. Kimiawi
Bahan kimia dapat berpengrauh langsung (karsinogen) atau memerlukan
aktivasi terlebih dahulu (ko-karsinogen) untuk menimbulkan neoplasi. Bahan kimia
ini dapat merupakan bahan alami atau bahan sintetik/semisintetik. Benzopire suatu
pencemar lingkungan yang terdapat di mana saja, berasal dari pembakaran tak
sempurna pada mesin mobil dan atau mesin lain (jelaga dan ter) dan terkenal sebagai
suatu karsinogen bagi hewan maupun manusia. Berbagai karsinogen lain antara lain
nikel arsen, aflatoksin, vinilklorida. Salah satu jenis benzo (a) piren, yakni, hidrokarbon
aromatik polisiklik (PAH), yang banyak ditemukan di dalammakanan
yang dibakar menggunakan arang menimbulkan kerusakan DNA sehingga
menyebabkan neoplasia usus, payudara atau prostat.
b. Fisik
Radiasi gelombang radioaktif seirng menyebabkan keganasan. Sumber radiasi
lain adalah pajanan ultraviolet yang diperkirakan bertambah besar dengan hilangnya
lapisan ozon pada muka bumi bagian selatan. Iritasi kronis pada mukosa yang
disebabkan oleh bahan korosif atau penyakit tertentu juga bisa menyebabkan
terjadinyaneoplasia.
c. Viral
Dapat dibagi menjadi dua berdasarkan jenis asam ribonukleatnya; virus DNA
serta RNA. Virus DNA yang sering dihubungkan dengan kanker antara human
papiloma virus (HPV), Epstein-Barr virus (EPV), hepatiti B virus (HBV), dan hepatitis
C virus (HCV). Virus RNA yang karsonogenik adalah human T-cell leukemia virus I
(HTLV-I).
2. Hormon
Hormon dapat merupakan promoter kegananasan.
3. Faktor gayahidup
Kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan- makanan yang kurang
berserat. Asupan kalori berlebihan, terutama yang berasal dari lemak
binatang, dan kebiasaan makan makanan kurang serat meningkatkan risiko
berbagai keganasan, seperti karsinoma payudara dan karsinomakolon.
4. Parasit
Parasit schistosoma hematobin yang mengakibatkan karsinoma planoseluler.
5. Genetik, infeksi, trauma, hipersensivitas terhadapobat

C. PATOFISIOLOGI
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh
mutasi genetic dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk kolon dan
berpopliferasi secara abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam
lingkungan sekitar sel tersebut. Sel-sel neoplasma mendapat energi terutama dari
anaerob karena kemampuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai
enzim yang lengkap untukoksidasi.
Susunan enzim sel uniform sehingga lebih mengutamakan berkembang biak yang
membutuhkan energi unruk anabolisme daripada untuk berfungsi yang
menghasilkan energi dengan jalankatabolisme.
Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk protioplasma
dan energi, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat mengalahkan sel-sel
normal dalam mendapatkan bahan-bahan tersebut.(Kusuma, Budi drg.2001).
Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan
terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan
sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui
pembuluh darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk
membentuk metastase (penyebaran tumor) pada bagian tubuh yanglain.
Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umum seperti yang telah digunakan,
namun tumor bukan suatu penyakit tunggal dengan penyebab tunggal : tetapi
lebih kepada suatu kelompok penyakit yang jelas dengan penyebab, metastase,
pengobatan dan prognosa yang berbeda.

D. MANIFESTASIKLINIS
Kanker dini sering kali tidak memberikan keluhan spesifik atau menunjukan tanda
selama beberapa tahun. Umumnya penderita merasa sehat, tidak nyeri dan tidak
terganggu dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Pemeriksaan darah atau
pemeriksaan penunjang umumnya juga tidak menunjukkan kelainan. Oleh karena itu,
American Cancer Society telah mengeluarkan peringatan tentang tanda dan gejala
yang mungkin disebabkan kanker. Tanda ini disebut “7-danfer warning signals
CAUTION”. Yayasan Kanker Indonesia menggunakan akronim WASPADA sebagai
tanda bahaya keganasan yang perludicurigai.
C = Change in bowel or bladder habit
A = a sore that does not heal
U = unusual bleding or discharge
T = thickening in breast or elsewhere
I = indigestion or difficult
O = obvious change in wart or mole
N = nagging cough or hoarseness
Tumor abdomen merupakan salah satu tumor yang sangat sulit untuk
dideteksi. Berbeda dengan jenis tumor lainnya yang mudah diraba ketika mulai
mendesak jaringan di sekitarnya. Hal ini disebabkan karena sifat rongga tumor
abdomen yang longgar dan sangat fleksibel. Tumor abdomen bila telah terdeteksi
harus mendapat penanganan khusus. Bahkan, bila perlu dilakukan pemantauan
disertai dukungan pemeriksaan secara intensif. Bila demikian, pengangkatan dapat
dilakukan sedinimungkin.
Biasanya adanya tumor dalam abdomen dapat diketahui setelah perut tampak
membuncit dan mengeras. Jika positif, harus dilakukan pemeriksaan fisik dengan hati-
hati dan lembut untuk menghindari trauma berlebihan yang dapat mempermudah
terjadinya tumor pecah ataupun metastasis. Dengan demikian mudah ditentukan pula
apakah letak tumornya intraperitoneal atau retroperitoneal. Tumor yang terlalu besar
sulit menentukan letak tumor secara pasti. Demikian pula bila tumor yang berasal dari
rongga pelvis yang telah mendesak ke rongga abdomen. Berbagai pemeriksaan
penunjang perlu pula dilakukan, seperti pemeriksaan darah tepi, laju endap darah
untuk menentukan tumor ganas atau tidak. Kemudian mengecek apakah tumor telah
mengganggu sistem hematopoiesis, seperti pendarahan intra tumor atau metastasis ke
sumsum tulang dan melakukan pemeriksaan USG atau pemeriksaanlainnya.
Tanda dan Gejala :
a. Hiperplasia.
b. Konsistensi tumor umumnya padat ataukeras.
c. Tumor epitel biasanya mengandung sedikit jaringan ikat, dan apabila
tumor berasal dari masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat elastis
kenyal ataulunak.
d. Kadang tampak hipervaskulari di sekitartumor.
e. Bisa terjadi pengerutan dan mengalamiretraksi.
f. Edema sekitar tumor disebabkan infiltrasi ke pembuluhlimfa.
g. Konstipasi.
h. Nyeri.
i. Anoreksia, mual,lesu.
j. Penurunan berat badan.
i. Pendarahan.
E. PEMERIKSAANFISIK
Pemeriksaan klinik di sini adalah pemeriksaan rutin yang biasa dilakukan
dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik,yaitu:
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
Pemeriksaan ini sangat penting, karena dari hasil pemeriksaan klinik yang
dilakukan secara teliti, menyeluruh, dan sebaik-baiknya dapat ditegakkan
diagnosis klinik yang baik pula. Pemeriksaan klinik yang dilakukan harus secara
holistik, meliputibio-psiko-sosio-kulturo-spiritual.

F. PEMERIKSAANPENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan adalah:
a. Radiografi polos atau radiografi tanpa kontras, contoh: X-fototengkorak,
leher, toraks, abdomen, tulang,mammografi.
b. Radiografi dengan kontras, contoh: Foto Upper Gr, bronkografi, Colon
in loop,kistografi.
c. USG (Ultrasonografi), yaitu pemeriksaan dengan menggunakan
gelombang suara. Contoh: USG abdomen, USG urologi,mammosografi.
d. CT-scan (Computerized Tomography Scanning), contoh: Scan
kepala, thoraks, abdomen, whole body scan,dll.
e. MRI (Magnetic Resonance Imaging). Merupakan alat scanning yang
masih tergolong baru dan pada umumnya hanya berada di rumah sakit
besar. Hasilnya dikatakan lebih baik dariCT.
f. RIA (Radio Immuno Assay), untuk mengetahui petanda tumor (tumor
marker).
G. PENANGANAN
1. Pembedahan
Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya gasterektomi
subtotal atau total, dan digunakan untuk baik pengobatan maupun paliasi. Pasien
dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh harus
menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah pasien
harus menjalani prosedur kuratif atau paliatif. Komplikasi yang berkaitan
dengan tindakan adalah injeksi, perdarahan, ileus, dan kebocoran
anastomoisis.
2. Radioterapi
Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam
pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA sel
tumor. Bentuk energy yang digunakan pada radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu
energy tertinggi dalam spektrumelektromagnetik.
3. Kemoterapi
Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi
tumor, untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi
dengan terapi radiasi dengan melawan sel dalam proses pembelahan, tumor
dengan fraksi pembelahan yang tinggi ditangani lebih efektif dengankemoterapi.
4. Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan keempat untuk
kanker dengan menstimulasi system imun(biologic response modifiers/BRM)
berupa antibody monoclonal, vaksin, factor stimulasi koloni, interferon, interleukin.
2.1 AsuhanKeperawatan
2.1.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan merupakan dasar proses keperawatan diperlukan
pengkajian yang cermat untuk mengenal masalah klien agar dapat memberikan tindakan
keperawatan. Keberhasilan keperawatan sangat penting dalam pengkajian. Tahap pengkajian
ini terdiri dari komponen antara lain: anamnesis, pengumpulan data, analisa data, perumusan
diagnosa keperawatan
a. Anamnesis
Identitas klien meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia mudah), JK (banyak
laki-laki karena sering ngebut–ngebutan dengan motor tanpa pengaman helm),
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit,
no registrasi, diagnosa medis.
b. Riwayat kesehatan: perasaan lelah, nyeri abdomen (PQRST), pola eliminasi terdahulu dan
saat ini, deskripsi tentang warna, bau, dan konsistensi feses, mencakup adanya darah
danmukus.
c. Riwayat masa lalu tentang penyakit usus inflamasi kronis atau polip kolon, riwayat
keluarga dari penyakit kolon dan terapi obat saat ini. Kebiasaan diet diidentifikasi
mencakup masukan lemak dan atau serat serta jumlah konsumsi alkohol. Penting dikaji
riwayat penurunan berat badan.
d. Auskultasi terhadap bising usus dan palpasi untuk nyeri tekan, distensi dan masa padat.
Specimen feses diinspeksi terhadap karakter dan adanya darah.
e. Aktivitas danistirahat
Gejala: Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah. Insomnia, tidak tidur semalaman
karena diare. Merasa gelisah dan ansietas. Pembatasan aktivitas/kerja sehubungan dengan
efek proses penyakit.
f. Sirkulasi
Tanda: Takikardia (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan nyeri).
Kemerahan, area ekimosis (kekurangan vitamin K). Tekanandarah hipotensi, termasuk
postural. Kulit/membran mukosa: turgor buruk, kering, lidah pecah–pecah
(dehidrasi/malnutrisi).
g. Integritasego
Gejala: Ansietas, ketakutan misalnya: perasaan tak berdaya/tak ada harapan. Faktor stress
akut/kronis misalnya: hubungan dengan keluarga dan pekerjaan, pengobatan yang mahal.
Tanda: Menolak, perhatian menyempit, depresi.
h. Eliminasi
Gejala: Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau berair. Episode diare
berdarah tak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering tak dapat dikontrol (sebanyak 20-
30 kali defekasi/hari); perasaan dorongan/kram (tenesmus); defekasi darah/pus/mukosa
dengan atau tanpa keluar feses. Pendarahan per rektal. Riwayat batu ginjal (dehidrasi).
Tanda: Menurunya bising usus, tak adanya peristaltik atau adanya peristaltik yang dapat
dilihat di hemoroid, fisura anal (25 %), fistula perianal.
i. Makanan dancairan
Gejala: Penurunan lemak, tonus otot dan turgor kulit buruk. Membran mukosa bibir pucat;
luka, inflamasi rongga mulut.
Tanda: Anoreksia, mual dan muntah. Penurunan berat badan, tidak toleran terhadap
diit/sensitive; buah segar/sayur, produk susu, makanan berlemak.
j. Hygiene
Tanda: Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri. Stomatitis menunjukan
kekurangan vitamin. Baubadan.
k. Nyeri dankenyamanan
Gejala; Nyeri/nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (mungkin hilang dengan defekasi),
titik nyeri berpindah, nyeri tekan (atritis).
Tanda: Nyeri tekan abdomen/distensi.
l. Keamanan
Gejala; Riwayat lupus eritematosus, anemia hemolitik, vaskulitis, Arthritis (memperburuk
gejala dengan eksaserbasi penyakit usus). Peningkatan suhu 39-40°Celcius (eksaserbasi
akut). Penglihatan kabur, alergi terhadap makanan/produk susu (mengeluarkan histamine
kedalam usus dan mempunyai efek inflamasi).
Tanda: Lesi kulit mungkin ada misalnya: eritema nodusum (meningkat, nyeri tekan,
kemerahan dan membengkak) pada tangan, muka; pioderma ganggrenosa (lesi tekan
purulen/lepuh dengan batas keunguan) pada paha, kaki dan matakaki.
m. Interaksisocial
Gejala: Masalah hubungan/peran sehubungan dengan kondisi. Ketidak mampuan aktif
dalam sosial.
n. Penyuluhan danpembelajaran
Gejala: Riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus
o. Pemerikasaan fisik persistem(B1-B6)
1) Breathing (pernapasan): Biasanya ditandai dengan napas pendek dispnea, ditandai
dengan takipne dan frekuensi napasmenurun.
2) Blood (Sirkulasi/kardio): Terdapat takikardi, perubahan perfusi ditandai dengan
turgor buruk, kulitpucat.
3) Brain (persarafan): Kesadaran composmentis–coma refleksmenurun
4) Blader (perkemihan): Oliguria, inkontenensia, penurunan jumlah urin akibat
kurangnya intake cairan,dehidrasi.
5) Bowel (pencernaan): Ditandai dengan anoreksia, mual, muntah, penurunan BB, tidak
toleran terhadap diet, kehilangan nafsu makan, feses bervariasi dari bentuk lunak
sampai keras, diare, feses berdarah, menurunnya bisingusus.
6) Bone (muskuloskeletal): Penurunan kekuatan otot, kelemahan, dan malaise.
2.1.2 DiagnosaKeperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitasjaringan.
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka post operasi.
c. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentangpenyakit
d. Resiko infeksi berhubungan dengan luka postoperasi

2.2.4 IntervensiKeperawatan
DIAGNOSA
No SLKI SDKI
KEPERAWATAN
1 Cemas berhubungan a. Controlcemas a. Penurunan kecemasan
dengan kurang b. Koping iteria - Gunakan pendekatan yang menenangkan
pengetahuan Hasil: R/ meningkatkan bina hubungan saling
tentang penyakit 1. Klien percaya
Ditandai dengan: mampu - Jelaskan semua prosedur dan apa
a. Gelisah mengidenti yangdirasakanselamaprosedur
b. Insomnia fikasi dan R/ agar pasien mengetahui tujuan dan
c. Resah mengungka prosedur tindakan
d. Ketakutan pkan - Temani pasien untuk memberikan
e. Sedih gejalacema keamanan dan mengurangitakut
f. Fokus padadiri s R/ mengurangi kecemasan pasien
g. Kekuatiran 2. Mengidentifik - Berikan informasi factual mengenai
asi, diagnosis, tindakan prognosis
mengungkapk R/ membantu mengungrangi tingkat
an dan me kecemasan
nunjukkan - Identifikasi tingkatkecemasan
tehnik untuk R/ mengetahui tingkat kecemasan pasien
mengontrolce - Bantu pasien mengenal situasi yang
mas menimbulkankecemasan
3. Vital sign R/membantu pasien agar lebih tenang
dalam batas - Dorong pasien untuk mengungkapkan
Normal perasaan, ketakutan,persepsi
4. Postur tubuh, R/ membantu pasien
ekspresi - Instruksikan pasien menggunakan
wajah,bahasa teknik relaksasi
tubuh dan R/ cemas berkurang, pasien merasa tenang
tingkat aktivi - Berikanobat
tas R/untukmengurangiKecemasan
menunjukkan
berkura ngnya
kecemasan
2 Nyeri berhubungan a. Skala nyeri a. Managemen nyeri:
dengan terputusnya b. Kont - Lakukan pengkajian nyeri secara komp
kontinuitasjaringan rol rehensif termasuk lokasi, karakteristik,
Batasan Karakteristik: Nyeri durasi,frekuensi,kualitasdanfaktor
a. Laporan secara Kriteri presipitasi
verbal atau non a R/ mengetahui tindakan dan obat yang
Verbal Hasil: akan diberikan
b. Fakta dari observasi a. Mampu - Observasi reaksinonverbal
c. Posisi antalgik mengontrol nyeri dariketidaknyamanan
(menghindarinyeri) (tahu penyebab R/ mengetahui tingkat nyeri pasien
d. Gerakanmelindungi nyeri, mampu - Gunakan teknik komunikasi terapeutik
e. Tingkah laku menggunakan untuk mengetahui pengalaman nyeri
berhati-hati teknik pasien
f. Muka topeng(nyeri) nonfarmakologi R/membantu pasien mengungkapkan
g. Gangguan tidur untuk perasaan nyerinya
(mata sayu, tampak mengurangi - Evaluasi bersama pasien dan tim
capek, sulit atau nyeri, mencari kesehatan lain tentang ketidakefektifan
gerakan kacau, bantuan) kontrol nyeri masalampau
menyeringai) b. Melaporkan R/untuk memberikan intervensi yangtepat
h. Terfokus pada diri bahwa nyeri - Kontrol lingkunganyang
sendiri berkurangdengan dapatmempengaruhi nyeri seperti suhu
i. Fokus menyempit menggunakan ruangan, pencahayaan dan kebisingan
(penurunan persepsi manajemen nyeri R/membantu mengurangi nyeripasien
waktu,kerusakan c. Mampu - Kurangifaktor presipitasi nyeri
proses berpikir, mengenali nyeri R/ mengurangi nyeri pasien
penurunan interaksi (skala, intensitas, - Pilih dan lakukanpenanganan nyeri
dengan orang lain frekuensi dan (farmakologi, non farmakologi dan
dan lingkungan) tandanyeri inter personal)
j. Tingkah laku d. Menyatakan rasa R/ membantu mengurangi rasa nyeri pasien
distraksi, contoh nyaman setelah - Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
jalan-jalan, menemui nyeriberkurang menentukanintervensi
orang lain dan atau Tanda vital dalam R/ memberikan intervensi yang tepat
aktivitas berulang- rentang normal - Ajarkan tentang teknik non
ulang farmakologi R/mengurangi nyeri
k. Respon autonom dengan cara pengobatan non
seperti berkeringat, farmakologis
perubahan tekanan - Berikan analgetik untuk mengurangi
darah, perubahan nyeri
nafas, nadi dan R/ nyeri dapat berkurang
dilatasipupil - Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
l. Perubahan otonom R/ nyeriterkontrol
dalam tonus otot - Tingkatkan istirahat R/menguragi nyeri
(mungkin dalam b. AnalgesicAdministration
rentang dari lemah - Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas,
kekaku) dan derajat nyeri sebelum pemberian
m. Tingkah laku obat
ekspresif(contoh R/ untuk memberikan intervensi yang tepat
gelisah, merintih, - Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
menangis, waspada, dosis, danfrekuensi
iritabel, nafas R/ benar dalam pemberian obat
panjang/berkeluh - Cek riwayat alergi pilihananalgesik
kesah yang diperlukan atau kombinasi dari
n. Perubahan dalam analgesik ketika pemberian lebih dari
nafsu makan dan satu
minum R/ menentukan obat yang tidak alergi
Faktor Yang untuk pasien
Berhubungan :Agen - Tentukan pilihan analgesik tergantung
injury (biologi, kimia, tipe dan beratnya nyeri
fisik, psikologis) R/ memberikan obat yang sesuai
dengan keluhan
- Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertamakali
R/ mengetahui kondisi pasien
- Berikan analgesik tepatwaktu terutama
saat nyerihebat
R/ membantu menguranginyeri
3 Kerusakan integritas kulit Integritas kulit dan Mencegah infeksi:
berhubungan dengan luka mengalami a. perawatan luka
adanya luka post operasi penyembuhan - Anjurkan pasien untuk menggunakan
Batasan karakteristik : Kriteria Hasil: pakaian yanglonggar
a. Gangguan pada a. Integritas kulit R/ menjaga integritas kulit pasien
bagiantubuh yang baik - Jaga kulit agar tetap bersih dan kering
b. Kerusakan lapisan bisadipertahankan R/agar kulit tetaplembab
kulit(dermis) (sensasi, - Hindari kerutan pada tempat tidur
c. Gangguan permukaan elastisitas, R/ menjaga integritas kulit tetapbaik
kulit (epidermis) temperatur, - Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien)
Faktor yang hidrasi,pigmentas setiap dua jamsekali
berhubungan: i) R/ membantu agar pasien nyaman
Eksternal: b. Tidak ada - Monitor kulit akan adanya
a. Hipertermia atau luka/lesi pada kemerahan R/ mengetahui kondisi
hipotermia kulit integritaskulit
b. Substansikimia c. Perfusi - Oleskan lotion atau minyak/baby oil
c. Kelembabanudara jaringanbaik pada derah yangtertekan
d. Faktor mekanik d. Menunjukkan R/ agar kulit tetap terjaga tidak terjadi
(misalnya : alat yang dapat pemahaman luka baru
menimbulkan luka, dalam proses - Monitor aktivitas dan mobilisasi
tekanan, restraint) perbaikan kulit pasien R/ membantu pasien agar
e. Immobilitasfisik dan mencegah bisamobilisasi
f. Radiasi terjadinya - Monitor status nutrisipasien
g. Usia yangekstrim sederaberulang R/ mengawasi pasien agar tidak
h. Kelembabankulit e. Mampu kekurangan nutrisi
i. Obat-obatan melindungi kulit - Memandikan pasien dengan sabun dan
Internal: dan air hangat R/mempertahankan personal
a. Perubahan status mempertahankan higienepasien
metabolik kelembaban kulit - Observasi luka :lokasi, dimensi,
b. Tulangmenonjol dan kedalaman luka, karakteristik, warna
c. Defisit imunologi perawatanalami cairan, granulasi, jaringan nekrotik,
Faktor yang f. Tidak ada tanda- tanda-tanda infeksilokal.
berhubungan : tanda infeksi R/ menguragi tanda-tanda infeksi
a. Gangguansirkulasi g. Menunjukkan - Lakukan teknik perawatan luka dengan
Iritasi kimia (ekskresi terjadinya proses steril R/mencegah adanyainfeksi
dansekresitubuh, medikasi) penyembuhanluk
c. Defisit cairan,kerusakan a
mobilitas fisik,
keterbatasan pengetahuan,
faktormekanik(tekanan,
gesekan)kurangnya
nutrisi, radiasi,
faktorsuhu(suhuyang
ekstrim)
4 Resiko infeksi a. Statusimun a. Infection Control (Kontrol infeksi)
berhubungan b. Controlinfeksi - Bersihkan lingkungan setelah
dengan luka c. Risiko dipakai pasien lain
post operasi control Kriteria /mengurangi resiko infeksi
Faktor-faktor resiko : Hasil: - Pertahankan teknikisolasi
a. Prosedur Infasif a. Klien bebas dari tanda / menurunkan resiko kontaminasi silang
b. Tidakcukupan dan gejalainfeksi - Batasi pengunjung bilaperlu
pengetahuan b. Mendeskripsikan / menurunkan resiko infeksi
untuk menghindari proses penularan - Instruksikan pada pengunjung untuk
paparanpathogen penyakit, factor yang mencuci tangan saat berkunjung dan
c. Trauma mempengaruhi penularan setelah berkunjung
d. Kerusakan jaringan serta meninggalkanpasien
dan peningkatan penatalaksanaannya, / mencegah terjadinya kontaminasi silang
paparanlingkungan c. Menunjukkan - Gunakan sabun antimikrobia untuk
e. Ruptur membran kemampuan untuk cuci tangan
amnion mencegah timbulnya / mencegah terpajan pada
f. Agen infeksi organisme infeksius
farmasi d. Jumlah leukosit dalam - Cuci tangan setiap sebelum dan
(imunosupresan) batasnormal sesudah tindakankeperawatan
g. Malnutrisi e. Menunjukkan perilaku / menurunkan resiko infeksi
h. Peningkatan hidupsehat - Pertahankan lingkungan aseptik selama
paparan pemasangan alat
lingkunganpathoge / mempertahankan tekniksteril
n - Tingkatkan intakenutrisi
i. Imonusupresi / membantu meningkatkan responimun
j. Ketidakadekuat - Berikan terapi antibiotik bilaperlu
an imun buatan / mencegah terjadinya infeksi
k. Tidak b. Infection Protection (proteksi terhadap
adekuat pertahanan infeksi)
sekunder - Monitor tanda dan gejala
(penurunan infeksi sistemik danlokal
Hb, Leukopenia, R/mengidentifikasi keadaan umum
penekanan pasien dan luka
respon inflamasi) - Monitor hitung granulosit,
l. Tidak WBC R/ mengidentfikasi
adekuat pertahanan adanyainfeksi
tubuh primer (kulit - Monitor kerentanan terhadap
tidak utuh, infeksi R/ menghindari resiko
trauma jaringan, infeksi
penurunan kerja - Berikan perawatan kulit pada
silia, cairan tubuh area epidema
statis, R/ meningkatkan kesembuhan
perubahan sekresi - Inspeksi kondisi luka / insisi
pH, bedah R/mengetahui tingkat
kesembuhanpasien
perubahanperistaltik - Instruksikan pasien untuk
) minum antibiotik sesuairesep
m. Penyakit kronik R/ membantu meningkatkan status
pertahanan tubuh terhadap
infeksi
- Ajarkan cara menghindari
infeksi R/ mempertahankan
teknikaseptik
- Laporkan kulturpositif
R/ mengetahui terjadinya infeksi pada
luka
2.2.5 Implementasi keperawatan
Implementasi di buat berdasarkan rencana yang telah disusun dengan melihat pada kebutuhan
dari pasien. Implementasi yang dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan antara lain :
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontinuitas jaringan.
a. Melakukan pengkajian nyeri dengan metodePQRST
b. Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam untuk menguranginyeri
c. Melakukan kompres hangat/dingin pada area yangnyeri
d. Melakukan masase pada daerah yangnyeri
e. Melayani injeksi analgetik sesuaipermintaan
f. Mengobservasi tanda-tandavital
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan post op tumorabdomen
a. Membersihkan, memantau dan meningkatkan proses penyembuhan pada luka yang di
tutup dengan jahitan, klip ataustraples
b. Memonitor tanda dan gejala infeksi pada areainsisi
c. Membersihkan area sekitar jahitan atau staples, menggunakan lidi kapassteril
d. Mengganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau biarkan luka tetap terbuka
(tidak dibalut) sesuaiprogram.
3. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentangpenyakit
a. Gunakan pendekatan yang menyenangkan
b. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilakupasien
c. Jelaskan semua prosedur tindakan dan apa yangdirasakan selama prosedur.
d. Libatkan keluarga untuk mendampingiklien
e. Dengarkan dengan keluhan pasien penuhperhatian
f. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaanketakutan
4. Resti infeksi berhubungan dengan luka postoperasi
a. Observasi tanda-tandavital
b. Bersihkan lingkungan dengan baik setelah digunakan setiappasien.
c. Ganti peralatan perawatan per pasien sesuai protocol institusi.
d. Batasi jumlahpengunjung.
e. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatanperawatan.
f. Lakukan tindakan-tindakan pencegahan yang bersifatuniversal.
g. Pakai sarung tangan sebagaimana dianjurkan kebijakan pencegahan
universal / Universalprecautions.
h. Pastikan teknik perawatan luka yangtepat.
i. Berikanterapi antibiotic sesuaidengan yangdianjurkan.
2.2.6 Evaluasi
Adalah bagian terakhir dari proses keperawatan semua tahap proses keperawatan harus
dievaluasi. Hasil asuhan keperawatan dengan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi ini didasarkan pada hasil yang diharapkan atau perubahan yang terjadi pada klien.
Adapun sasaran evaluasi pada klien dengan tumorabdomen.
Evaluasi agar dapat dilakuakan pada setiap diagnosa keperawatan antara lain :
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontinuitas jaringan.
S: pasien mengatakan tidak nyerilagi
O: Pasien tampak rileks, ekspresi wajah tenang, skala nyeri 0 (0-10), pasien dapat
menggunakan analgesic yang tepat sesuai anjuran
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka post operasi.
S: pasien mengatakan lukanya tampak bersih
O: luka tampak bersih, balutan tampak bersih
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
3 Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit
S: pasien mengatakan sudah tidak cemaslagi
O: pasien tampak rileks dan tenang
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
4 Resti infeksi berhubungan dengan luka postoperasi
S: pasien mengatakan lukanya tidak terasa sakit, bengkak dll.
O: luka dan balutan tampak bersih
A: Masalah teratasi
P: Intervensidihentikan

Daftar Pustaka

Bulechek, G.M., Butcher, H.K., &Dotcherman,J.M. 2008. Nursing Interventions

Classification, 5th ed. St. Louis: Mosby-YearBook.


Herdman, T. H eather dkk. NANDA nursing diagnoses: definitions and classification
2012-2014. Philadelphia: NANDA International.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., & Swanson, E. 2008. Nursing Outcomes

Classification, 4th edition. Mosby Elsevier.


Nurarif, A.H., & Kusuma, H. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan
Diagnosa Medis, NANDA, dan N0C-NIC Jilid 1. Yogyakarta: MediAction.
Smeltzer, Suzanna C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner &
Suddart edisi 8 volume 1,2,3. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai