Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

“Ca Colorectral”

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (S1 & NERS)

SEKOLAH TINGGI IMLU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA

BEKASI

2019
A. DEFINISI
Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang bersifat ganas. Bisa
mengenai organ apa saja di tubuh manusia. Bila menyerang di kolon, maka
disebut kanker kolon, bila mengenai di rektum, maka disebut kanker rektum. Bila
mengenai kolon maupun rektum maka disebut kanker kolorektal (Aru, 2006).
Kanker kolon sebagaimana sifat kanker lainnya, memiliki sifat dapat
tumbuh dengan relatif cepat, dapat menyusup atau mengakar (infiltrasi) ke
jaringan disekitarnya serta merusaknya, dapat menyebar jauh melalui kelenjar
getah bening maupun pembuluh darah ke organ yang jauh dari tempat asalnya
tumbuh, seperti ke lever, paru-paru, yang pada akhirnya dapat menyebabkan
kematian bila tidak ditangani dengan baik ( Burkitt, 1971 ).

B. ETIOLOGI
Penyebab dari pada kanker colorektal tidak diketahui. Diet dan
pengurangan waktu peredaran pada usus besar ( Aliran depan feces ) yang
meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh
Amerika Cancer Society, The National Cancer Institute, dan organisasi kanker
lainnya.

Etiologi lain :

 Kontak dengan zat-zat kimia tertentu seperti logam berat, toksin, dan
ototoksin serta gelombang elektromagnetik.
 Pola makan yang buruk, antara lain terlalu banyak daging dan lemak yang
tidak diimbangi buah dan sayuran segar yang banyak mengandung serat.
 Zat besi yang berlebihan diantaranya terdapat pada pigmen empedu, daging
sapi dan kambing serta tranfusi darah.
 Lemak jenuh dan asam lemak omega-6 (asam linol).
 Minuman beralkohol, khususnya bir. Usus mengubah alkohol menjadi
asetilaldehida yang meningkatkan risiko menderita kanker kolon.
 Obesitas.
 Bekerja sambil duduk seharian, seperti para eksekutif, pegawai administrasi,
atau pengemudi kendaraan umum.

C. PATOFIOLOGI
Perubahan Patologi
Tumor terjadi ditempat yang berada dalam colon mengikuti kira-kira pada bagian
(Sthrock 1991 a ) :

· 26 % pada caecum dan ascending colon

· 10 % pada transfersum colon

· 15 % pada desending colon

· 20 % pada sigmoid colon

· 30 % pada rectum

Karsinoma colorektal sebagian besar menghasilkan adenomatus polip.


Biasanya tumor ini tumbuh tidak terdeteksi sampai gejala-gejala muncul secara
perlahan dan tampak membahayakan.Penyakit ini menyebar dalam beberapa
metode.Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di
perut,mencapai serosa dan mesenterik fat.Kemudian tumor mulai melekat pada
organ yang ada disekitarnya,kemudian meluas kedalam lumen pada usus besar
atau menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi.

Sistem sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh
darah pada usus besar melalui limpa,setelah sel tumor masuk pada sistem
sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang kedua adalah tempat
yang jauh kemudian metastase ke paru-paru. Tempat metastase yang lain
termasuk :
- Kelenjar Adrenalin

- Ginjal

- Kulit

- Tulang

D. TANDA DAN GEJALA

Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi
segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah
pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia
dan perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi.

Kanker kolon kanan, dimana isi kolon berupa caiaran, cenderung tetap
tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi,
karena lumen usus lebih besar dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan
sering terjadi, dan darah bersifat samara dan hanya dapat dideteksi dengan tes
Guaiak ( suatu tes sederhana yang dapat dilakukan di klinik ).

Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang yang
kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium
awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan
kadang – kadang pada epigastrium. Kanker kolon kiri dan rectum cenderung
menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan respon refleks.
Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri
cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses dapat kecil dan
berbentuk seperti pita. Baik mucus maupun darah segar sering terlihat pada
feses. Dapat terjadi anemia akibat kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada
sigmoid atau rectum dapat mengenai radiks saraf, pembuluh limfe atau vena,
menimbulkan gejala – gejala pada tungakai atau perineum.
Hemoroid, nyeri pinggang bagian bawah, keinginan defekasi atau sering
berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat – alat tersebut. Gejala
yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak
lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

fecal occult blood test, pemeriksaan darah samar feses di bawah mikroskop

 Colok dubur.
 Barium enema, pemeriksaan serial sinar x pada saluran cerna bagian
bawah, sebelumnya pasien diberikan cairan barium ke dalam rektum
 Sigmoidoskopi atau kolonoskopi, dengan menggunakan teropong, melihat
gambaran rektum dan sigmoid adanya polip atau daerah abnormal
lainnya dalam layar monitor.
 Biopsi, tindakan pengambilan sel atau jaringan abnormal dan dilakukan
pemeriksaan di bawah mikroskop.

F. PENATALAKSANAAN
 Pembedahan merupakan tindakan primer pada kira – kira 75 % pasien dengan
kanker kolorektal. Pembedahan dapat bersifat kuratif atau palliative. Kanker
yang terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi
laparoskopik dengan polipektomi, suatu prosedur yang baru dikembangkan
untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskop
digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan di kolon ; massa
tumor kemudian dieksisi. Reseksi usus diindikasikan untuk kebanyakan lesi.
Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah palliative. Apabila tumor telah
menyebar dan mencakup struktur vital sekitarnya, maka operasi tidak dapat
dilakukan.
Terapi radiasi merupakan penanganan kanker dengan menggunakan x-ray
berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Terdapat dua cara pemberian
terapi radiasi, yaitu dengan eksternal radiasi dan internal radiasi. Pemilihan
cara radiasi diberikan tergantung pada tipe dan stadium dari kanker.
 External radiasi (external beam therapy) merupakan penanganan dimana
radiasi tingkat tinggi secara tepat diarahkan pada sel kanker. Sejak radiasi
digunakan untuk membunuh sel kanker, maka dibutuhkan pelindung khusus
untuk melindungi jaringan yang sehat disekitarnya. Terapi radiasi tidak
menyakitkan dan pemberian radiasi hanya berlangsung beberapa menit.
Internal radiasi (brachytherapy, implant radiation) menggunakan radiasi yang
diberikan ke dalam tubuh sedekat mungkin pada sel kanker. Substansi yang
menghasilkan radiasi disebut radioisotop, bisa dimasukkan dengan cara oral,
parenteral atau implant langsung pada tumor. Internal radiasi memberikan
tingkat radiasi yang lebih tinggi dengan waktu yang relatif singkat bila
dibandingkan dengan eksternal radiasi, dan beberapa penanganan internal
radiasi secara sementara menetap didalam tubuh.
 Kemoterapi
Kanker kolon telah banyak resisten pada hampir sebagian besar agen
kemoterapi. Bagaimanapun juga kemoterapi yang diikuti dengan ekstirpasi
dari tumor secara teoritis seharusnya dapat menambah efektifitas dari agen
kemoterapi. Kemoterapi sangat efektif digunakan ketika kehadiran tumor
sangat sedikit dan fraksi dari sel maligna yang berada pada fase pertumbuhan
banyak.

G. KOMPLIKASI
Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada lokasi
tumor atau melelui penyebaran metastase yang termasuk :
 Perforasi (perlubangan) usus besar yang disebabkan peritonitis (radang
peritoneum) yaitu membrane serosa yang melapisi dinding rongga abdomen.
 Pembentukan abses ( Kumpulan nanah setempat)
 Pembentukan fistula (saluran abnormal akibat pembedahan) pada urinari
bladder atau vagina
Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang
menyebabkan pendarahan.Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara
berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akhirnya tidak bisa sama
sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ
yang berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab
gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KANKER KOLOREKTAL

A. PENGKAJIAN
1. Sejarah Ca pada klien diperoleh perawat berdasarkan usia dan jenis
kelamin,sejarah diet dan keadaan dari letak geografi diet. Sebagian besar resiko
yang menjadi pertanyaan perawat :

1. Sejarah dari keluarga terhadap Ca colorectal

2. Radang usus besar

3. Penyakit Crohn’s

4. Familial poliposis

5. Adenoma

Perawat bertanya tentang perubahan kebiasaan pada usus besar seperti diare
dengan atau tanpa darah pada feces klien mungkin merasa perutnya terasa
penuh ,nyeri atau berat badan turun tetapi biasanya hal tersebut terlambat
ditemukan .

2. Pemeriksaan fisik.
Tanda-tanda Ca Colorektal tergantung pada letak tumor.Tanda-tanda yang
biasanya terjadi adalah :

· Perdarahan pada rectal

· Anemia

· Perubahan feces

Kemungkinan darah ditunjukan sangat kecil atau lebih hidup seperti mahoni atau
bright-red stooks.Darah kotor biasanya tidak ditemukan tumor pada sebelah
kanan kolon tetapi biasanya ( tetapi bisa tidak banyak ) tumor disebelah kiri
kolon dan rektum.

Hal pertama yang ditunjukkan oleh Ca Colorectal adalah :

 teraba massa
 pembuntuan kolon sebagian atau seluruhnya
 perforasi pada karakteristik kolon dengan distensi abdominal dan nyeri

Ini ditemukan pada indikasi penyakit Cachexia.

3. Pemeriksaan psikososial.
Orang-orang sering terlambat untuk mencoba perawatan kesehatan karena
khawatir dengan diagnosa kanker. Kanker biasanya berhubungan dengan
kematian dan kesakitan. Banyak orang tidak sadar dengan kemajuan pengobatan
dan peningkatan angka kelangsungan hidup. Deteksi dini adalah cara untuk
mengontrol Ca colorectal dan keterlambatan dalam mencoba perawatan
kesehatan dapat mengurangi kesempatan untuk bertahan hidup dan menguatkan
kekhawatiran klien dan keluarga klien.
Orang-orang yang hidup dalam gaya hidup sehat dan mengikuti oedoman
kesehatan mungkin merasa takut bila melihat pengobatan klinik, klien ini
mungkin merasa kehilangan kontrol, tidak berdaya dan shock. Proses diagnosa
secara umum meluas dan dapat menyebabkan kebosanan dan menumbuhkan
kegelisahan pada pasien dan keluarga pasien. Perawat membolehkan klien untuk
bertanya dan mengungkapkan perasaanya selama proses ini.

4. Pemeriksaan laboratorium
Nilai hemaglobin dan Hematocrit biasanya turun dengan indikasi anemia.
Hasil tes Gualac positif untuk accult blood pada feces memperkuat perdarahan
pada GI Tract. Pasien harus menghindari daging, makanan yang mengandung
peroksidase (Tanaman lobak dan Gula bit ) aspirin dan vitamin C untuk 48 jam
sebelum diberikan feces spesimen. Perawat dapat menilai apakah klien pada
menggumakan obat Non steroidal anti peradangan ( ibu profen ) Kortikosteroid
atau salicylates. Kemudian perawat dapat konsul ke tim medis tentang gambaran
pengobatan lain.
Makanan-makanan dan obat-obatan tersebut menyebabkan perdarahan.
Bila sebenarnya tidak ada perdarahan dan petunjuk untuk kesalahan hasil yang
positif.
Dua contoh sampel feses yang terpisah dites selama 3 hari berturut-turut,
hasil yang negatif sama sekali tidak menyampingkan kemungkinan terhadap Ca
colorektal. Carsinoma embrionik antigen (CEA) mungkin dihubungkan dengan
Ca colorektal, bagaimanapun ini juga tidak spesifik dengan penyakit dan
mungkin berhubungan dengan jinak atau ganasnya penyakit. CEA sering
menggunakan monitor untuk pengobatan yang efektif dan mengidentifikasi
kekambuhan penyakit

5. Pemeriksaan radiografi
Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan
tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan
adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada
lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema
barium secara umum dilakukan setelah sigmoidoscopy dan colonoscopy.
Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan
luas dari penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat
yang jauh yang sudah metastasis.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan semua data pengkajian, diagnosa keperawatan utama yang
mencakup, adalah sebagai berikut :

1. Konstipasi b/d lesi obstruksi

2. Resiko kekurangan volume cairan b/d muntah dan dehidrasi


3.. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan anoreksia

4. Nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi.

5. intoleransi aktifitas berhubungan dengan Keletihan anemia.

6. Ansietas b/d rencana pembedahan dan diagnosis kanker

C. PERENCANAAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN


1. Konstipasi berhubungan dengan lesi obstruksi
Tujuan : Mengurangi resiko terjadinya konstipasi.
Intervensi :
Mempertahankan eliminasi Frekuensi dan konsistensi defekasi. Dorong asupan
harian sedikitnya 2 ltr cairan sampai dengan 8-10 gelas. Anjurkan satu gelas air
hangat yang diminum 30 mnt sebelum sarapan, cairan ini bertindak sebagai
stimulus untuk pengeluaran feses.
2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan dehidrasi
Tujuan : .Mempertahankan Keseimbangan Cairan & Elektrolit.
Intervensi :
Catat masukan dan haluaran, mencakup muntah, yang akan menyediakan data
akurat tentang keseimbangan cairan
 Batasi masukan makanan oral dan cairan untuk mencegah muntah.
 Berikan antiemetik sesuai indikasi
 Pasang selang nasogastrik untuk mengalirkan akumulasi cairan dan
mencegah distensi abdomen
 Pasang kateter indwelling untuk memantau haluaran urin setiap jam.
Haluaran kurang dari 30 ml / jam dilaporkan sehingga terapi cairan intravena
dapat disesuaikan.
 Pantau pemberian cairan IV dan elktrolit, terutama kadar serum untuk
mendeteksi hipokalemia dan hiponatremia, yang terjadi akibat kehilangan
cairan gastrointestinal.
Kaji status hidrasi, penurunan turgor kulit, membrane mukosa kering, urine
pekat, serta peningkatan berat jenis urine dilaporakan.

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan
muntah.
Tujuan:
Masukan yang adekuat serta kalori yang mencukupi kebutuhan tubuh.
Intervensi:
 Kaji adanya pantangan atau adanya alergi terhadap makanan tertentu.
 Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian menu yang sesuai dengan diet
yang ditentukan.
 Pantau masukan makanan oleh klien.
 Anjurkan agar membawa makanan dari rumah jika dipelukan dan sesuai
dengan diet.
 Lakukan perawatan mulut sebelum makan sesuai ketentuan

4. Nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi


Tujuan : Pasien dapat menangani rasa nyeri.
Intervensi :
Analgesic diberikan sesuai resep lingkungan dibuat kondusif untuk relaksasi
dengan meredupkan lampu, mematikan TV atau radio, dan membatasi
pengunjung dan telepon bila diinginkan oleh pasien. Tindakan kenyamanan
tambahan ditawarkan : perubahan posisi, gosokan punggung, dan teknik
relaksasi.

5. Inteloransi aktifitas berhubungan dengan keletihan sekunder akibat anemia


Tujuan:
Pasien mampu mempertahankan tingkat aktifitas yang optimal.
Intervensi:
 Kaji pola istirahat serta adanya keletihan pasien.
 Anjurkan kepada pasien untuk mempertahan pola istirahat atau tidur
sebanyak mungkin dengan diimbangi aktifitas.
 Bantu pasien merencanakanaktifitas berdasarkan pola istirahat atau keletihan
yang dialami.
 Anjurkan kepada klien untuk melakukan latihan ringan.
 Observasi kemampuan pasien dalam malakukan aktifitas.

6. Ansietas b/d rencana pembedahan dan diagnosis kanker


Tujuan : Menurunkan Ansietas.
 Kaji tingkat ansietas pasien serta mekanisme koping yang digunakan
 Upaya pemberian dukungan, mencakup pemberian privasi bila diinginkan
dan menginstruksikan pasien untuk latihan relaksasi.
 Untuk meningkatkan kenyamanan pasien, perawat harus mengutamakan
relaksasi dan perilaku empati.
 Jawab pertanyaan pasien dengan jujur dan menggunakan bahasa yang mudah
dipahami.

D. EVALUASI KEPERAWATAN
Adapun kriteria hasil yang diharapkan pada klien dengan kanker kolorektal
adalah:
1. Tidak terjadinya konstipasi dan pendarahan lebih lanjut.
2. Adanya peningkatan aktifitas sehari-hari tanpa menimbulkan gangguan rasa
nyaman.
3. Nyeri dan ansietas dapat teratasi.
4. Tidak terjadi komplikasi.
5. Memahami cara perawatan di rumah.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kanker usus besar (kanker kolon) lebih sering terjadi pada wanita, kanker
rektum lebih sering ditemukan pada pria. Sekitar 5% penderita kanker kolon atau
kanker rektum memiliki lebih dari satu kanker kolorektum pada saat yang
bersamaan.
kanker kolon biasanya dimulai dengan pembengkakan seperti kancing
pada permukaan lapisan usus atau pada polip. Kemudian kanker akan mulai
memasuki dinding usus. Kelenjar getah bening di dekatnya juga bisa terkena.
Karena darah dari dinding usus dibawa ke hati, kanker kolon biasanya menyebar
(metastase) ke hati segera setelah menyebar ke kelenjar getah bening di
dekatnya.
Adapun tanda dan gejala dari ca colorectal ntara lain: Gejala ca colorectal
ini sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus
tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses,
konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan
rectal merupakan keluhan yang umum terjadi. . Oleh karena itu sangat penting
kita mengetahui asuhan keperawatan sehingga dapat mengurangi resiko dari
masalah keperawatan yang muncul.
Diagnosa keperawatan yang muncul dalam masalah Ca Kolrektal ini
antara lain:

1. Konstipasi b/d lesi obstruksi

2. Resiko kekurangan volume cairan b/d muntah dan dehidrasi


3.. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan anoreksia

4. Nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi.

5. intoleransi aktifitas berhubungan dengan Keletihan anemia.

6. Ansietas b/d rencana pembedahan dan diagnosis kanker

Evaluasi dari kriteria hasil yang diharapkan pada klien dengan kanker kolorektal
adalah :

1. Tidak terjadinya konstipasi dan pendarahan lebih lanjut.


2. Adanya peningkatan aktifitas sehari-hari tanpa menimbulkan gangguan rasa
nyaman.
3. Nyeri dan ansietas dapat teratasi.
4. Tidak terjadi komplikasi.
5. Memahami cara perawatan di rumah.

B. SARAN
Sebagai seorang mahasiswa keperawatan sebaiknya nantinya dalam
memberikan asuhan keperawatan juga harus memberikan pedidikan kesehatan,
serta dapat menganjurkan pasien untuk bergaya hidup sehat seperti makan
makanan yang bergizi dan teratur. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilyn.E 1989.Nursing care and Plans.Philadelphia: F.A Davis


Company.

Sherwood Laurale.1996. Human Physiology. Jakarta:EGC

http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/03/kanker-ca.kolorektal..html

http://cattycha.wordpress.com/2009/03/12/asuhan-keperawatan-kanker-ca.kolorektal/

http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/KankerUsus011106.htm, diakses 13
desember 2009).

Anda mungkin juga menyukai