Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK KEBUTUHAN

KHUSUS
KORBAN TRAFFICKING

Kelompok 5

Leli Nurafriani (19301017)


M. Bakri (19301018)
Mutik Ainurrahmi (1931024)
Sindi Anggraini (19301036)
Pengertian Perdagangan (Trafficking)

Trafficking adalah konsep dinamis dengan wujud yang berubah dari


waktu ke waktu, sesuai perkembangan ekonomi, sosial dan politik.
Sampai saat ini tidak ada definisi traffickin yang disepakati secara
internasional, sehingga banyak perdebatan dan respon tentang definisi
yang dianggap paling tepat tentangfenomena kompleks yang disebut
trafficking ini. Perdagangan manusia berhubungan dengan menjajakan
diri(memperdagangkan), tawar-menawar, membuat kesepakatan,
melakukan transaksi dan hubungan seksual (Taiwan Medicare, 2012).
Penyebab Terjadinya Trafficking

Terjadinya Trafficking baik itu berupa kasus kekerasan maupun


eksploitasiterhadap anak-anak dan perempuan disebabkan oleh
beberapa factor

 Faktor Ekonomi
 Faktor Pendidikan
 Faktor Pendidikan
 Pengaruh sosial budaya
 Korupsi dan lemahnya penegakan hukum
Bentuk- Bentuk Trafficking

Ada beberapa bentuk trafficking manusia yang terjadi pada


perempuan dan anak-anak:

 Kerja Paksa Seks dan Eksploitasi seks, baik di luar negeri maupun di
wilayah Indonesia
 Pembantu Rumah Tangga (PRT), baik di luar ataupun di wilayah
Indonesia
 Bentuk Lain dari Kerja Migran, baik di luar ataupun di wilayah
Indonesia
 Penari, Penghibur dan Pertukaran Budaya terutama di luar negeri
 Pengantin Pesanan, terutama di luar negeri
 Beberapa Bentuk Buruh/Pekerja Anak, terutama di Indonesia
 Trafficking/penjualan Bayi, baik di luar negeri ataupun di Indonesia
Sasaran yang rentan Menjadi Korban Perdagangan
(Trafficking)

Ada beberapa bentuk trafficking manusia yang terjadi pada


perempuan dan anak-anak:

 Kerja Paksa Seks dan Eksploitasi seks, baik di luar negeri


maupun di wilayah Indonesia
 Pembantu Rumah Tangga (PRT), baik di luar ataupun di
wilayah Indonesia
 Bentuk Lain dari Kerja Migran, baik di luar ataupun di
wilayah Indonesia
 Penari, Penghibur dan Pertukaran Budaya terutama di luar
negeri
 Perempuan dan anak yang berada di wilayah perbatasan
anatar negara
 Perempuan dan anak yang keluarganya terjerat hutang
 Perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga, korban
pemerkosaan
Undang- Undang Tentang Trafficking

Berikut ini beberapa peraturan perundang-undangan :

 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), Pasal 285, 287-298; Pasal


506
 UU RI No. 7 tahun 1984 (ratifikasi konvensi Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi terhadap Perempuan/CEDAW; pasal 2,6,9,11,12,14,15,16)
 UU RI No. 20 tahun 1999 (ratifikasi konvensi ILO No. 138 tentang Usia
Minimum yang Diperbolehkan Bekerja)
 UU RI No. 1/2000 (ratifikasi konvensi ILO No. 182 tentang Bentuk-Bentuk
Pekerjaan Terburuk untuk Anak)
 UU RI no. 29/1999 (ratifikasi konvensi untuk Mengeliminasi Diskriminasi
Rasial)
 Keppres No 36/1990 ( ratifikasi konvensi Hak Anak)
Pencegahan dan Penanggulangan Trafficking

Upaya Masyarakat dalam pencegahan trafficking yakni dengan meminta dukungan


ILO, dan Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) yang melakukan Program
Prevention of Child Trafficking for Labor and Sexual Exploitation. Tujuan dari program
ini adalah :
 Memperbaiki kualitas pendidikan dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah
Menegah Atas untuk memperluas angka partisipasi anak laki-laki dan anak
perempuan,
 Mendukung keberlanjutan pendidikan dasar untuk anak perempuan setelah lulus
sekolah Dasar.
 Menyediakan pelatihan keterampilan dasar untuk memfasilitasi kenaikan
penghasilan,
 Menyediakan pelatihan kewirausahaan dan akses ke kredit keuangan untuk
memfasilitasi usaha sendiri
 Merubah sikap dan pola pikir keluarga dan masyarakat terhadap trafficking anak.
 
Asuhan Keperawatan Pada Klien Korban Pedagangan (Trafficking )
(Pengkajian, DIangnosa, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi)
 
Pengkajian
 Identitas pasien
 Riwayat kesehatan pasien
 Riwayat kesehatan keluarga
 Keluhan utama
 Pemeriksaan fisik

Diagnosa keperawatan
 Ansietas
 Harga diri rendah
 Risiko trauma
Intervensi
No Diagnosa Tujuan / kriteria hasil Intervensi

1 Ansietas Setelah dilakukan perawatan 24 jam, ansietas pasien 1.      Terapi relaksasi


dapat teratasi dengan tujuan dan kriteria evaluasi :

2.      Peningkatan koping
1.    Pasien mampu mengatasi ansietasnya.

3.      Pengurangan kecemasan
 

2 Harga diri rendah Setelah dilakukan perawatan 24 jam harga diri rendah 1.      Peningkatan citra tubuh
pasien dapat teratasi dengan tujuan dan kriteria evaluasi :

2.      Peningkatan harga diri


1.      Pasien dapat menyesuaikan diri dengan perubahan
hidup.

3 Risiko trauma Setelah dilakukan perawatan selama 24 jam, risiko trauma 1.      Manajemen lingkungan
dapat teratasi dengan tujuan dan kriteria hasil :

2.      Manajemen penekanan
1.      Pasien mampu menghindari cedera fisik

 
•Implementasi

No Diagnosa Implementasi Evaluasi


1 Ansietas 1.      Ciptakan lingkungan yang tenang S : pasien mengeluh cemas

2.      Minta klien untuk rilseks dan merasakan sensasi yang terjadi O :pasien tampak takut

3.      Bantu pasien untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang kontruktif A :msasalah belum teratasai

4.      Berada di sisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi ketakutan P :intervensi dilanjutkan

5.      Bantu klien untuk mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

2 Harga diri rendah 1.      Bantu pasien menentukan keterlanjutan dari perubahan-perubahan aktual dari tubuh S :pasien mengeluh susah tidur

2.      Monitor pernyataan pasien mengenai harga diri O :pasien tampak lemas dan lesu

3.      Tentukan kepercayaan diri pasien dalam hal penilaian diri A :masalah belum teratasi

4.      Bantu pasien untuk menemukan penerimaan diri P :intervensi dilanjutkan

3 Risiko trauma 1.      Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien S :pasien ingin melukai diri

2.      Singkirkan benda-benda berbahaya dari lingkungan O :pasien tampak bingung

3.      Ciptakan kenyaman lingkungan yang mendukung A :masalah belum teratasi

P :intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai