TERAPEUTIK
OLEH :
AGNES TRI RAHAYU (19301086)
ALDI FADRIANTO` (19301087)
AZZRA CHAIRUNNISA (19301090)
RAHMI ELMITIA (19301107)
MUSNAINI (19301109)
MUTIARA AINI AFNA (19301110)
Dosen pengampu:
INGGRID WEDDY FIFA, M.Pd
Puji dan Syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat
dan Karunia-nya sehingga penyusun dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar,
serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penyusun akan membahas mengenai “Self
Awareness : Kesadaran Interpersonal dalam Hubungan Intraperseonal”.Makalah ini telah
dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini.Oleh karena itu penyusun meminta pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun.Kritik konstruktif dari pembaca sangat diharapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Kelompok 4
1. KESADARAN DIRI
Jendela Johari
a. Open area: informasi yang Anda ketahui tentang diri Anda dan orang lain juga tahu. Ini
adalah hal yang jelas, mis. ras, nama, tinggi badan, berat badan, dll. Itu adalah hal-hal
yang Anda katakan kepada orang lain ketika Anda memperkenalkan diri kepada kelas.
Ini juga perasaan yang telah Anda bagikan selama "Pikiran untuk Hari, "gaya belajar,
proses komunikasi, dan kepribadian pelajaran.
Diri yang terbuka diperlukan dalam komunikasi sehingga ada perasaan saling mengerti
dan memahami satu sama lain. Daerah terbuka masing-masing individu akan berbeda
besarnya tergantung dengan siapa lawan kita berkomunikasi. Ada orang yang membuat
kita merasa nyaman dan mendukung kita terhadap mereka, kita membuka diri kita lebar-
lebar. Terhadap orang yang lain kita lebih suka menutup sebagian besar diri kita.
Komunikasi bergantung pada sejauh mana kita membuka diri kepada kita sendiri. Jika
kita tidak membiarkan orang lain mengenal kita, maka komunikasi menjadi sangat sukar.
Kita dapat berkomunikasi secara bermakna hanya bila kita saling mengenal dan juga
mengenal diri sendiri. Perubahan pada daerah terbuka akan mengakibatkan perubahan
pada kuadran yang lain. Bayangkanlah sebuah jendela yang besarnya tetap. Jika salah
satu kotak menjadi lebih kecil, kotak lain akan menjadi lebih besar. Begitu juga, jika
salah satu kotak menjadi lebih besar, kotak lain pasti menjadi lebih kecil.
b. Hidden Area: Area tersembunyi berisi semua informasi yang tidak kami inginkan orang
lain untuk mengetahui tentang kami. Itu adalah lemari perasaan, ketidakamanan, dan
tidak terlalu bagus pengalaman. Itu adalah informasi pribadi. Diri yang tersembunyi,
artinya segala hal yang kita ketahui tentang diri kita namun tidak terlihat bagi orang lain.
Semua hal yang diketahui tentang diri sendiri atau tentang orang lain tetapi disimpan
hanya untuk dirinya sendiri. Ini adalah daerah tempat manusia menghasilkan segala
sesuatu tentang dirinya sendiri dan tentang orang lain. Pada kuadran ini dapat
menghasilkan pribadi terlalu terbuka (overdisclosers) dan pribadi yang terlalu tertutup
(underdisclosers). pribadi yang terlalu terbuka menceritakan segalanya. Mereka tidak
menyimpan rahasia tentang diri sendiri dan tentang orang lain. Mereka dapat
menceritakan kepada orang lain tentang kehidupan keluarga nya, masalah seksual,
masalah perkawinan, keadaan keuangan, tujuan, kesuksesan dan kegagalan, dan segala
hal mengenai dirinya.
Kelemahannya orang yang terlalu terbuka ini adalah tidak bisa melihat orang yang
tepat untuk mengungkapkan perasaan, pikiran atau perilaku nya sehingga dapat menjadi
masalah bagi dirinya. Selanjutnya individu yang terlalu terbuka ini juga tidak bisa
membedakan berbagai informasi yang boleh mereka ungkapkan dan informasi yang
seharusnya mereka rahasiakan. Sedangkan, individu yang terlalu tertutup tidak mau
mengatakan apa-apa. Mereka cenderung berbicara tentang orang lain tetapi tidak tentang
dirinya sendiri. Hal ini dapat terjadi karena ada perasaan takut ditolak atau tidak mau
mempercayai orang lain. Kebanyakan diri kita berada di antara kedua ekstrim ini. Kita
merahasiakan hal-hal tertentu dan kita membuka hal-hal yang lain; kita terbuka kepada
orang-orang tertentu dan kita tidak terbuka kepada orang yang lain. Pada dasarnya, kita
adalah orangorang terbuka yang selektif.
c. Blind Spot: Diri yang buta yang berarti seluruh hal mengenai diri kita yang orang lain
ketahui namun cenderung kita abaikan. Mulai dari kebiasaan sepele sampai hal penting.
Ini dapat berupa kebiasaan-kebiasaan kecil mengatakan “tahu kan” atau memegang
hidung bila sedang marah atau hal-hal lain yang lebih berarti seperti sikap defensif, atau
pengalaman terpendam. Sebagian orang mempunyai daerah buta yang luas dan tidak
menyadari berbagai kekeliruan yang dibuatnya. Umumnya banyak orang bersedia
mendengar tentang diri mereka, tetapi baru saja komentar negatif muncul, mereka
bersikap membela diri. Komunikasi menuntut keterbukaan pihak-pihak yang terlibat.
Bila ada daerah buta, maka komunikasi menjadi sulit. Tetapi, daerah seperti ini akan
selalu ada pada diri kita masing-masing. Walaupun kita mungkin dapat mengecilkan
daerah ini, namun menghilangkannya sama sekali tidaklah mungkin.
Titik buta adalah informasi yang orang lain tahu tentang Anda, tetapi Anda tidak tahu
tahu tentang dirimu sendiri. Contoh lucu adalah murid perempuan yang suaminya
Katanya dia mendengkur. Dia tidak mengira dia melakukannya, tetapi dia tahu dia
melakukannya. Ada juga hal-hal positif seperti menjadi pendengar atau pembicara yang
baik. Kita mungkin merasa bahwa kita bukan pendengar atau pembicara yang baik, tetapi
teman-teman kita mungkin merasa berbeda.
d. Unknown Area: Area tak dikenal berisi informasi yang tidak Anda ketahui dan yang
lainnya tidak tahu. Itu bisa berupa kemampuan dan potensi yang belum Anda temukan
tentang dirimu sendiri. Diri yang tidak dikenal, artinya dirinya maupun orang lain tidak
mengetahui kebenaran yang ada mengenai dirinya. Ini adalah informasi yang tenggelam
di alam bawah sadar atau sesuatu yang lupa dari perhatian. Manusia memperoleh
gambaran mengenai daerah gelap ini dari sejumlah sumber. Adakalanya daerah ini
terungkap melalui perubahan temporer akibat minum obat, melalui kondisi eksperimen
khusus seperti hipnotis atau deprivasi sensori, atau melalui berbagai tes proyektif atau
mimpi. Eksplorasi daerah ini melalui interaksi yang terbuka, jujur dan empati dengan
rasa percaya dengan orang lain, orangtua, sahabat, konselor, anak-anak, kekasih
merupakan cara efektif untuk mendapatkan gambaran. Contohnya bisa jadi Anda
mungkin hebat tenaga penjual atau perwakilan layanan pelanggan, tetapi untuk saat ini
Anda tidak tahu apakah Anda memiliki kemampuan itu atau tidak.
Prinsip berfungsinya ke-4 kuadran :
c) Pembelajaran interpersonal dapat diartikan bahwa perubahan yang terjadi pada satu
tempat kuadran akan mempengaruhi kuadran ditempat yang lain.
Menurut para ahli ada beberapa bentuk self awarnes sebagai berikut:
1. Self awareness subjektif adalah kemampuan dirinya untuk membedakan dirinya dari
lingkungan fisik dan sosialnya. Yaitu bagaimana ia harus bersikap yang membuat
orang bisa menilai dirinya berbeda dengan yang lainnya.
2. Self awarenes subjektif adalah kapasitas seseorang untuk menjadi objek
perhatiannya sendiri, kesadaran akan keadaan pikirannya dan mengetahui bahwa
bahwa ia tahu dan mengingat bahwa ia ingat. Maksudnya ialah dimana pribadi sadar
akan tugas dan tanggung jawabnya.
3. Self awareness simbolik adalah kemampuan seseorang untuk membentuk sebuah
konsep abstrak dari diri melalui bahasa kemampuan seseorang untuk berkomunikasi,
menjalin hubungan, menentukan tujuan mengevaluasi hasil dan membangun sikap
yang berhubungan dengan diri dan membelanya terhadap komunikasi yang
mengancam.
Metode yang digunakan johari yaitu dengan mengekspresikan diri secara langsung dan
melakukan komunikasi secara teraupetik. Sehingga dengan metode ini maka bisa mengetahui
bentuk kepercayaan diri seseorang.
Konsep diri seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Dari berbagai
faktor yang mempengaruhi konsep diri seseorang, maka peneliti mengambil kesimpulan
bahwasanya faktor-faktor utama yang mempengaruhi konsep diri pada mahasiswa adalah
1. Faktor internal
c) Episode dalam kehidupan (pengalaman mahasiswa yang berpengaruh besar dalam hidup,
seperti masa sekolah).
j) Jenis kelamin.
k) Religiusitas.
l) Usia.
m) Tingkat stres.
2. Faktor Eksternal
a) Orangtua dan keluarga (hubungan dengan orangtua, termasuk tempat tinggal individu).
e) Status sosial (misalnya status pendidikan orangtua, pendapatan orangtua dan lain-lain).
Dalam penelitian ini, hal yang difokuskan untuk meningkatkan konsep diri mahasiswa
muslim adalah melalui faktor religiusitas dari faktor internal, dan peran pendidik dari faktor
eksternal.
Shavelson, Hubner, dan Stanton (1976) membagi konsep diri menjadi beberapa bagian, yakni
general-esteem, konsep diri akademis dan konsep diri non akademis.
Konsep diri secara umum dibagi ke dalam 4 jenis konsep diri, yakni :
1) Konsep diri akademis (Academic self concept), yang terdiri dari konsep diri mengenai
kemampuan berbahasa inggris, sejarah, matematika dan ilmu pengetahuan alam.
2) Konsep diri Sosial (social self-concept), yang terdiri dari konsep diri teman sebaya (peers)
dan konsep diri terhadap orang berpengaruh (significant others).
4) Konsep diri fisik (physical self-concept), yang terdiri dari konsep diri
Teknik self-exploration (eksplorasi diri) adalah penjelajahan masalah klien mengatasi low
self-esteem. Maksudnya mengeksplorasi hubungan, kebiasaan, pola berpikir, perasaan,
perilaku, pilihan, dan pengalaman yang mungkin menjadi sumber low self esteem. Teknik ini
menyangkut eksplorasi diri, dapat dilakukan melalui proses reframing thought, emotional dan
behaviour, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, serta mengembangkan kesadaran diri
dan penerimaan diri (Center for Healing & Change, 2012: 1). Dalam konteks penjelajahan
masalah klien mengatasi low self-esteem proses eksplorasi yang dipergunakan adalah
reframing thought of low self-esteem, reframing emotional of low self-esteem, reframing
behaviourof low self-esteem dan reframing of healthy self-esteem. Tujuannya adalah
meningkatkan kesadaran diri klien. Sasarannya adalah klien mencapai keyakinan diri
seimbang. Steven (2012: 9) eksplorasi diri berhubungan dengan suara hati untuk mengontrol
pikiran positif atau negatif, perasaan, tindakan, atau peristiwa
Eksplorasi perasaan itu perawat dapat berperan efektif dan terapeutik, ia harus
menganalisa dirinya melalui eksplorasi perasaan. Seluruh perilaku dan pesan yang
disampaikan perawat (verbal dan non verbal) hendaknya bertujuan terapeutik untuk klien.
Dengan mengenal dan menerima diri sendiri, perawat akan mampu mengenal dan menerima
keunikan klien. Analisa hubungan intim yang terapeutik antara perawat-klien perlu dilakukan
untuk evaluasi perkembangan hubungan dan menentukan teknik dan keterampilan yang tepat
dalam setiap tahap untuk mengatasi masalah klien dengan prinsip here and now.
Epicentral Development Group. (2011) The Johari Window - Peaking Behind the Drapes
Flurentin, Elia. 2012. Latihan Kesadaran Diri (self awareness) dan kaitannya
dengan penumbuhan karakter.