Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PENYAKIT KRONIS

PENYAKIT JANTUNG

Oleh :
Kelompok 5
Azzrah Chairunnisa
Dilla Aulia Amanah F.
Marisha Adella Firsta
Nurul Musthafa
Silvia Lisa Algina
Qotrunnada Salsabila
Tri Witdiawati
Yolla Andriani

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Asuhan
Keperawatan Anak Penyakit Kronis : Penyakit Jantung tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen Ns.
Dini Maulinda, M.Kep pada Keperawatan Anak II. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Asuhan Keperawatan Anak Penyakit
Kronis : Penyakit Jantung bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Ns. Dini Maulinda, M.Kep
pada Keperawatan Anak II yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis
tekuni. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini.
Penulis menyadari, makalah yang di tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru , 17 Oktober 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Rumusan masalah…………………………………………………………….
C. Tujuan.................................................................................................................
BAB II TINJAUN PUSTAKA.....................................................................................
A. Defenisi...............................................................................................................
B. Etiologi................................................................................................................
C. Tanda dan gejala.................................................................................................
D. Patofisiologi........................................................................................................
E. Pemeriksaan penunjang......................................................................................
F. Penatalaksanaan medis........................................................................................
G. Komplikasi..........................................................................................................
H. Askep pada anak penyakit kronis: jantung (pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi dan evaluasi).................................................................................
I. WOC dan MCP...................................................................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................................
A. Simpulan.............................................................................................................
B. Saran...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung bawaan (PJB) menupakan penyakit dengan kelainan pada
struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir yang terjadi
akibat adanya gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase
awal perkembangan janin. Ada 2 golongan besar PJB, yaitu non sianotik (tidak
biru) dan sianotik (biru) yang masing-masing memberikan gejala dan memerlukan
penatalaksanaan yang berbeda.
Angka kejadian PJB dilaporkan sekitar 8-10 bayi dari 1000 kelahiran hidup
dan 30 % diantaranya telah memberikan gejala pada minggu-minggu pertama
kehidupan. Bila tidak terdeteksi secara dini dan tidak ditangani dengan baik, 50%
kematiannya akan terjadi pada bulan pertama kehidupan. Menurut American
Heart Association, sekitar 35.000 bayi lahir tiap tahunnya dengan beberapa jenis
defek jantung bawaan. PJB bertanggung jawab terhadap lebih banyak kematian
pada kehidupan tahun pertama bayi dari pada defek congenital lain. Sedangkan di
Amerika Utara dan Eropa, PJB terjadi pada 0.8% populasi, membuat PJB menjadi
kateri yang paling banyak dalam malformasi struktur kongenital.
Di negara maju hampir semua jenis PJB telah dideteksi dalam masa bayi
bahkan pada usia kurang dari 1 bulan, sedangkan di negara berkembang banyak
yang baru terdeteksi setelah anak lebih besar, sehingga pada beberapa jenis PJB
yang berat mungkin telah meninggal sebelum terdeteksi. Pada beberapa jenis PJB
tertentu sangat diperlukan pengenalan dan diagnosis dini agar segera dapat
diberikan pengobatan serta tindakan bedah yang diperlukan. Untuk memperbaiki
pelayanan di Indonesia, selain pengadaan dana dan pusat pelayanan kardiologi
anak yang adekuat, diperlukan juga kemampuan deteksi dini PJB dan
pengetahuan saat rujukan yang optimal oleh para dokter umum yang pertama kali
berhadapan dengan pasien.
Mengurangi insiden terjadinya PJB dapat dilakukan oleh semua pihak,
keluarga, terutama ibu dan tenaga kesehatan. Peran perawat akan sangat
dinantikan dalam upaya pencegahan, health education tentang pentingnya
kesehatan pada ibu hamil menjadi faktor utama untuk menghindari terjadinya
penyakit ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka makalah ini membahas tentang Askep
Anak Penyakit Kronis: Jantung
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang Askep Anak Penyakit Kronis: Jantung
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang akan di bahas yaitu:
1. Untuk mengetahui konsep dasar medis jantung pada anak
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan jantung pada anak
3. Untuk mengetahui WOC dan MCP sesuai khasus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah abnormalitas struktur makroskopis
jantung atau pembuluh darah besar intratoraks yang mempunyai fungsi pasti atau
potensial yang berarti. Kelainan ini merupakan kelainan kongenital yang paling
sering terjadi pada bayi baru lahir. Prevalensi penyakit jantung bawaan yang
diterima secara internasional adalah 0.8%, walaupun terdapat banyak variasi data
yang terkumpul, secara umum, prevalensi penyakit jantung bawaan masih
diperdebatkan. (Moons,2015).
Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah
sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yangtelah
ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutamaditemukan pada
bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakan akanmeninggal waktu bayi.
Apabila penyakit jantung bawaan ditemukan padaorang dewasa, hal ini
menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melaluiseleksi alam, atau telah
mengalami tindakan operasi dini pada usia muda.(Rahwamati. 2015).
1. Jenis Penyakit Jantung Bawaan
Adapun jenis penyakit jantung bawaan terdiri dari 2 tipe yaitu : (Kasron.
2012):
a. Penyakit Jantung Bawaan Non Sianotik
PJB non sianotik adalah kelainan struktur dan fungsi jantung yang
dibawa lahir yang tidak ditandai dengan sianosis; misalnya lubang di sekat
jantung sehingga terjadi pirau dari kirike kanan, kelainan salah satu katup
jantung dan penyempitan alur keluarventrikel atau pembuluh darah besar
tanpa adanya lubang di sekat jantung.Masing-masing mempunyai
spektrum presentasi klinis yang bervariasidari ringan sampai berat
tergantung pada jenis dan beratnya kelainan serta tahanan vaskuler paru.
Yang akan dibicarakan disini hanya 2 kelompok besar PJB non sianotik;
yaitu:
a) PJB non sianotik dengar, lesi atau lubangdi jantung sehingga
terdapat aliran pirau dari kiri ke kanan,misalnya ventricular septal
defect (VSD),atrial septal defect(ASD) dan patentductus arteriosus
(PDA).
b) PJB non sianotik dengan lesi obstruktif di jantung bagian kiri atau
kanan tanpa aliran pirau melalui sekat di jantung , misalnya aortic
stenosis(AS),coarctatio aorta (CoA) dan pulmonary stenosis(PS).
b. Penyakit Jantung Bawaan Sianotik
Pada PJB sianotik di dapatkan kelainan struktur dan fungsi jantung
sedemikian rupa sehingga sebagian atau seluruh darah balik vena sistemik
yang mengandung darah rendah oksigen kembali beredar ke sirkulasi
sistemik. Terdapat aliran pirau dari kanan ke kiri atau terdapat
percampuran darah balik vena sistemik dan vena pulmonalis. Sianosis
pada mukosa bibir dan mulut serta kuku jari tangan dan kaki adalah
penampilan utama pada golongan PJB ini dan akan terlihat bila reduce
haemoglobin yang beredar dalam darah lebih dari 5 gram %. Bila dilihat
dari penampilan klinisnya, secara garis besar terdapat 2 golongan PJB
sianotik, yaitu:
1) dengan gejala aliran darah ke paru yang berkurang,misalnya
Tetralogi of Fallot (TF) dan Pulmonal Atresia (PA) denganVSD.
2) dengan gejala aliran darah ke paru yang bertambah. Misalnya
Transposition of the Great Arteries (TGA) dan Common Mixing.
B. Etiologi
Penyebab PJB belum pasti, meskipun beberapa faktor dianggap berpotensi
sebagai penyebab. Faktor-faktor yang berpotensi antara lain : infeksi virus pada
ibu hamil ( misalnya campak jerman atau rubella ), obat-obatan atau jamu
jamuan,alcohol. faktor keturunan atau kelainan genetic dapat juga menjadi
penyebab meskipun jarang, dan belum banyak diketahui.misalnya Sindroma
Down(Mongolism) yang sering disertai dengan berbagai macam kelainan,dimana
salah satunya PJB (Wajan J. 2015 ).
Menurut (Rilantono, 2016). Etiologi penyakit jantung bawaan bisa
ditimbulkan beberapa faktor, salah satunya disebabkan oleh genetic dan maternal
dimana saat ini sebagai faktor yang paling berperan. Selain itu infeksi virus,
paparan radisasi,alcohol dan obat-obatan yang diminum pada ibu hamil juga
diduga sebagai penyebab penyakit jantung bawaan.
C. Tanda Dan Gejala
Aspiani (2015) menyebutkan bahwa tanda dan gejala PJB yaitu anak
mengalami sianosis, dyspnea jika melakukan aktivitas fisik, hipertrofi dan
pembesaran jantung, tekanan nadi besar, takikardi, retraksi dada, dan hipoksemia.
Selain tanda dan gejala tersebut, terdapat beberapa tanda dan gejala pertumbuhan
dan perkembangan seperti keterlambatan berbicara, berjalan, mengalami kesulitan
makan, meningkatnya resistensi vascular paru, adanya tanda gejala jantung
kongestik seperti gagal jantung, mur-mur persisten, dan ujung jari hiperemik.
D. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto thoraks :
Melihat atau evaluasi adanya atrium dan ventrikel kirimembesar secara
signifikan (kardiomegali), gambaran vaskuler paru meningkat.
b. Echokardiografi :
Rasio atrium kiri tehadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1 pada bayi cukup bulan
atau lebih dari 1,0 pada bayi prat erm (disebabkanoleh peningkatan volume
atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri kekanan).
c. Pemeriksaan laboratorium :
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobindan hematokrit (Ht) akibat
saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnyahemoglobin dipertahankan 16-
18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %.
d. Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan parsial karbon dioksida
(PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.
e. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna : digunakan untuk mengevaluasialiran
darah dan arahnya.
f. Elektrokardiografi (EKG) : bervariasi sesuai tingkat keparahan,
adanyahipertropi ventrikel kiri, kateterisasi jantung yang menunjukan
striktura.
g. Ka teterisasi jantung : hanya dilakukan untuk mengevaluasi lebih jauh
hasilECHO atau Doppler yang meragukan atau bila ada kecurigaan
defektambahan lainnya.
h. Diagnosa ditegakkan dengan cartography & Cardiac iso enzim(CK,CKMB)
meningkat.
E. Pemeriksaan Medis

F. Penatalaksanaan
a. Penyakit Jantung Bawaan non Sianotik dengan vaskularisasi paru .
a) Ventricular Septal Defect (VSD). Pasien dengan VSD besar perlu ditolong
dengan obat-obatan untuk mengatasi gagal jantung. Biasanya diberikan
digoksin dan diuretic,misalnya lasix. Bila obat dapat memperbaiki
keadaan, yang dilihat dengan membaiknya pernafasan dan bertambahnya
berat badan, rnakaoperasi dapat ditunda sampai usia 2-3 tahun. Tindakan
bedah sangatmenolong karena tanpa tindakan tersebut harapan hidup
berkurang.
b) Atrial Septal Defect (ASD) Kelainan tersebut dapat ditutup dengan dijahit
atau dipasang suatu graft pembedahan jantung terbuka, dengan prognosis
baik.
c) Patent Ductus Arteriosus (PDA) Karena neonatus tidak toleransi terhadap
pembedahan,kelainan biasanya diobati dengan aspirin atau idomethacin
yang menyebabkankontraksi otot lunak pada duktus arteriosus. Ketika
anak berusia 1-5tahun, cukup kuat untuk dilakukan operasi.
b. Penyakit Jantung Bawaan Sianotik dengan vaskularisasi paru normal.
a) Stenosis Aorta (SA)
Stenosis dihilangkan dengan insisi pada katup yang dilakukan padasaat
anak mampu dilakukan pembedahan toraks.
b) Stenosis Pulmonal (SP)
Stenosis dikoreksi dengan pembedahan pada katup yang dilakukan pada
saat anak berusia 2-3 tahun.
c) Koarktasio Aorta Kelainan dapat dikoreksi dengan Balloon
Angioplasty,pengangkatan bagian aorta yang berkontriksi atau anastomi
bagianakhir , atau dengan cara memasukkan suatu graf.
c. Penyakit Jantung Bawaan Sianotik dengan vaskularisasi paru berkurang.
a) Tetralogi Of Fallot (TOF)
b) Pembedahan paliatif dilakukan pada usia awal anakanak, untukmernenuhi
peningkatan kebutuhan oksigen dalam masa pertumbuhan.Pembedahan
berikutnya pada masa usia sekolah, bertujuan untukkoreksi secara
permanent. Dua pendekatan paliatif adalah dengan caraBlalock-Tausing,
dilakukan pada ananostomi ujung ke sisi subciavikula kanan atau arteri
karotis menuju arteri pulmonalis kanan.Secara Waterson dikerjakan pada
sisi ke sisi anastonosis dari aortaassenden, menuju arteri pulmonalis
kanan, tindakan ini meningkatakandarah yang teroksigenasi dan
membebaskan gejala-gejala penyakit jantung sianosis.
G. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit jantung bawaan antara lain :
a. Sindrom Eisenmenger.
Komplikasi ini terjadi pada PJB non-sianotik yang menyebabkan aliran
darah ke paru yang meningkat. Akibatnya lama kelamaan pembuluh
kapiler di paru akan bereaksi dengan meningkatkan resistensinya sehingga
tekanan di arteri pulmonal dan di ventrikel kanan meningkat. Jika tekanan
di ventrikel kanan melebihi tekanan di ventrikel kiri maka terjadi pirau
terbalik dari kanan ke kiri sehingga anak mulai sianosis. Tindakan bedah
sebaiknya dilakukan sebelum timbul komplikasi ini.
b. Serangan sianotik.
Komplikasi ini terjadi pada PJB sianotik. Pada saat serangan anak menjadi
lebih biru dari kondisi sebelumnya, tampak sesak bahkan dapat timbul
kejang. Kalau tidak cepat ditanggulangi dapat menimbulkan kematian.
c. Abses otak.
Abses otak biasanya terjadi pada PJB sianotik. Biasanya abses otak terjadi
pada anak yang berusia di atas 2 tahun. Kelainan ini diakibatkan adanya
hipoksia dan melambatnya aliran darah di otak. Anak biasanya datang
dengan kejang dan terdapat defisit neurologis.
H. Askep Pada Anak Penyakit Kronis: Jantung (Pengkajian, Diagnosa,
Intervensi, Implementasi Dan Evaluasi)
I. WOC Dan MCP
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah abnormalitas struktur makroskopis
jantung atau pembuluh darah besar intratoraks yang mempunyai fungsi pasti atau
potensial yang berarti. Kelainan ini merupakan kelainan kongenital yang paling
sering terjadi pada bayi baru lahir. Prevalensi penyakit jantung bawaan yang
diterima secara internasional adalah 0.8%, walaupun terdapat banyak variasi data
yang terkumpul, secara umum, prevalensi penyakit jantung bawaan masih
diperdebatkan.

B. Saran
Penulis berharap pembaca dapat memahami materi yang telah disampaikan
dan penulis berharap untuk penulis selanjutnya dapat membahas tentang askep
Hisprung.
DAFTAR PUSTAKA
Idawati. 2019. Manajemen Asuhan Keperawatan Kegawat Daruratan Pada
An “R” Dengan Diagnosa Medis Penyakit Jantung Bawaan (Pjb) Di Ruangan
Instalasi Gawat DaruratRsup. Dr. Wahidin Sudirohusodo. Makassar.
(https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://stikespanakkukang.ac.id/assets/uploads/alumni/
8175899384fc04fcf21ddc2fa8dc6fdb.pdf&ved=2ahUKEwjlzaDb2dHzAhVLuksFHV
jvDasQFnoECAYQAQ&usg=AOvVaw2p_lYAlTP301j8YGyavSpV , Diakses pada
17 Oktober 2021).

Anda mungkin juga menyukai