Anda di halaman 1dari 17

KEPERAWATAN ANAK

Dosen : Jenne Rottin, S.Kep. Ns

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT


JANTUNG BAWAAN ( PJB ) PADA ANAK

Dibuat Oleh :
1. Anjelia Widya Santi ( 61447120003 )
2. Yohana Emylianti Tawaru ( 61447120061 )
3. Nadia Claudia Welerubun ( 31440120031 )
4. Susana Iba
5. Klara Warijo
Tingkat 2B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SORONG
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MANOKWARI
2022

1
Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ MAKALAH ASUHAN
KEPERAWATAN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN ( PJB ) PADA ANAK ”. Makalah ini kami
buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak . Tidak lupa
kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Manokwari, 16 Maret 2022

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR ............................................................................................................2
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN .............................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. KONSEP TEORI PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
1. PENGERTIAN .....................................................................................................5
2. ANATOMI FISIOLOGI .....................................................................................6
3. PENYEBAB (ETIOLOGI) .................................................................................7
4. PATOFISIOLOGI ..............................................................................................7
5. MANIFESTASI KLINIS ....................................................................................8
6. KOMPLIKASI ....................................................................................................8
7. PENATALKSANAAN ......................................................................................11
a) PENATALKSANAAN MEDIS
b) PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
8. PATWAY ...........................................................................................................13
B. KONSEP TEORI ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT JANTUNG
BAWAAN ................................................................................................................13
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN .......................................................................................................16
B. SARAN ....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Jantung Bawaanmerupakan jenis penyakit yang cukup banyak diderita.
Menurut hasil penelitian, 10 dari 1000 bayi yang dilahirkan kemungkinan memiliki penyakit
jantung bawaan. Adapun jenis kelainan pada penyakit jantung bawaan sangat bervariasi,
ada yang hanya menyebabkan gangguan ringan pada fungsi jantung tetapi ada juga kelainan
yang cukup fatal hingga mengganggu fungsi kerja jantung dalam mendistribusikan darah ke
seluruh tubuh.
Pada umumnya kelainan Jantung bawaan dapat dideteksi sejak lahir, namun tak
jarang gejalanya baru muncul setelah bayi berumur beberapa minggu atau beberapa
bulan.Gejala umum dari penyakit jantung bawaan adalah sesak nafas dan bibir terlihat
kebiru-biruan.
Dengan adanya masalah-masalah diatas,kelompok berusaha mengkaji jauh lebih
dalam mengenai penyakit ini, guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bermunculan
tentang penyakit ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian penyakit jantung bawaan?
2. Bagaimana anatomi fisiologi penyakit jantung bawaan?
3. Apa etiologi dari penyakit jantung bawaan?
4. Bagaimana patofisiologis penyakit jantung bawaan?
5. Bagaimana manifestasi klinis penyakit jantung bawaan?
6. Bagaimana penatalaksanaan medis maupun keperawatan penyakit ini?
7. Apa saja yang menjadi komplikasi dari penyakit jantung bawaan ini?
8. Bagaimana konsep teori asuhan keperawatan penyakit jantung bawaan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit jantung bawaan
2. Untuk mengetahui anatomi fisiologi penyakit jantung bawaan
3. Untuk mengetahui etiologi/penyebab penyakit jantung bawaan
4. Untuk mengetahui patofisiologis dari penyakit jantung bawaan
5. Untuk mengetahui menifestasi klinis penyakit jantung bawaan
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan medisnya
7. Dapat mengetahui komplikasi dari penyakit jantung bawaan
8. Untuk mengetahui konsep teori asuhan keperawatan penyakit jantung bawaan

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP TEORI PENYAKIT JANTUNG BAWAAN


1. Pengertian
Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah malformasi
struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit
jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila
tidak dioperasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung
bawaan ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut
mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia
muda.
Kelaianan yang termasuk dalam penyakit Jantung bawaan banyak sekali jenis
nya, mencakup gangguan pada bilik dan atau serambi jantung serta gangguan pada
pembuluh darah jantung.Apapun jenis kelaian pada penyakit jantung bawaan,
semuanya mengakibatkan ketidaklancaran sirkulasi darah, karena Jantung sebagai
salah satu organ vital dalam tubuh memiliki tugas memompa dan mengalirkan darah
keseluruh bagian tubuh.
Beberapa kelainan pada jantung yang paling banyak diderita yang termasuk
dalam kategori penyakit jantung bawaan adalah kelainan pada katup balik, kelainan
pada katup serambi dan kebocoran pada pembuluh darah balik paru-paru, berikut
pembahasannya :
a. Kelainan katup balik.
Dinding yang memisahkan bilik kanan dan kiri pada jantung tidak selalu
tertutup rapat, kadangkala pada dinding pemisah itu terdapat suatu lubang atau
celah, hingga menyebabkan tekanan aliran darah yang menuju paru-paru
meningkat, hal ini lah yang disebut kelainan jantung bawaan pada katup
balik.Gejala kelainan ini tidak spesifik, karena tergantung dari besar kecilnya
celah yang terdapat pada katup pemisah bilik tersebut.Semakin besar celah pada
katup pemisah, semakin terlihat gelaja penyakit jantung bawaan yang diderita.
Sesak nafas, bibir kebiruan, tidak berselera makan, banyak mengeluarkan
keringat dan ada kalanya mengalami infeksi paru-paru yang sering kambuh

b. Kelainan katup serambi


Seperti hal nya serambi kanan, serambi kiri jantung juga dipisahkan
oleh katup. Dan pada katup ini pun sering terdapat celah yang
mengakibatkan aliran darah ke serambi kanan menuju ke serambi kiri jantung
menjadi tidak nomal.Kelainan pada katup serambi pada umumnya lebih
banyak diderita oleh wanita, namun belum dapat dipastikan apakah hal ini
terjadi karena faktor genetik yang terkait pada kromosom gender.

c. Kebocoran pada pembuluh arteri paru-paru


Sejak lahir, pembuluh darah dari paru-paru ke aorta yang ada saat
bayi dalam kandungan akan menutup dengan sendirinya sesuai dengan
perkembangan tumbuh kembang anak, namun sayang nya tidak semua bayi
demikian. Ada anak-anak yang pembuluh arteri paru-parunya tidak menutup

5
walaupun makin beranjak dewasa.celah tersebut akan mengalirkan darah di
antara pembuluh arteri paru-paru dan aorta.

2. Anatomi dan fisiologi Jantung


Jantung terdiri dari 4 ruangan. Atrium kiri dan kanan dibagian atas. Ventrikel kiri
dan kanan terletak dibagian bawah. Ventrikel kiri merupakan ruang yang terbesar. Katup
jantung dapat membuka dan menutup sedemikian rupa sehingga darah hanya dapat
mengalir dalam satu arah. 4 katup tersebut yaitu : Katup tricuspid, katup pulmonal,
katup mitral dan katup aorta.

Aliran darah dalam jantung dimana darah dari tubuh masuk keatrium kanan.
Darah dalam tubuh mengandung kadar Oksigen rendah dan harus menambah oksigen
sebelum kembali ke dalam tubuh. Darah dari atrium kanan masuk ke ventrikel kanan
melalui katup tricuspid. Darah kemudian dipompa oleh ventrikel kanan ke paru-paru
melewati katup pulmonal kemudian diteruskan oleh arteri pulmonal ke paru-paru untuk
mengambil oksigen. Darah yang sudah bersih yang kaya oksigen mengalir ke atrium kiri
melalui vena pulmonalis. Dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel kiri melewati katup
mitral. Ventrikel kiri kemudian memompa darah keseluruh tubuh melalui katup aorta
dan diteruskan oleh pembuluh aorta keseluruh tubuh. Dari tubuh kemudian darah yang
dari tubuh dengan kadar oksigen yang rendah karena telah diambil oleh sel-sel tubuh
kembali ke atrium kanan dan begitu seterusnya.

6
3. Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara
pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan
angka kejadian penyakit jantung bawaan:
a. Faktor Prenatal :
 Ibu menderita penyakit infeksi.
 Ibu alkoholisme.
 Umur ibu lebih dari 40 tahun.
 Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.
 Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.
b. Faktor Genetik :
 Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
 Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
 Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
 Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

4. Patofisiologi
Perubahan sistem sirkulasi pada saat lahir terjadi saat tangisan pertama. Ketika
itulah terjadi proses masuknya oksigen yang pertama kali ke dalam paru. Peristiwa ini
membuka alveoli, pengembangan paru serta penurunan tahanan ekstravaskuler paru
dan peningkatan tahanan oksigen sehingga terjadi vasodilatasi disertai penurunan
tahanan dan penipisan dinding arteri pulmonalis. Hal ini mengakibatkan penurunan
tekanan ventrikel kanan serta peningkatan saturasi oksigen sistemik. Perubahan
selanjutnya, terjadi peningkatan aliran darah ke paru secara progresif, sehingga
mengakibatkan peningkatan tekanan di atrium kiri sampai melebihi tekanan atrium
kanan. Kondisi ini mengakibatkan penutupanforamen ovale juga peningkatan tekanan
ventrikel kiri disertai peningkatan tekanan serta penebalan sistem arteri sistemik.
Peningkatan tekanan oksigen sistemik dan perubahan sintesis serta metabolisme bahan
vasoaktif prostaglandin mengakibatkan kontraksi awal dan penutupan fungsional dari
duktus arteriosus yang mengakibatkan berlanjutnya penurunan tahanan arteri
pulmonalis. Pada neonatus aterm normal, konstriksi awal dari duktus arteriosus terjadi
pada 10-15 jam pertama kehidupan, lalu terjadi penutupan duktus arteriosus secara
fungsional setelah 72 jam postnatal. Kemudian disusul proses trombosis, proliferasi
intimal dan fibrosis setelah 3-4 minggu postnatal yang akhirnya terjadi penutupan secara
anatomis. Pada neonatus prematur, mekanisme penutupan duktus arteriosus ini terjadi
lebih lambat, bahkan bisa sampai usia 4-12 bulan.

Pemotongan tali pusat mengakibatkan peningkatan tahanan vaskuler sistemik,


terhentinya aliran darah dan penurunan tekanan darah di vena cava inferior serta
penutupan duktus venosus, sehingga tekanan di atrium kanan juga menurun sampai di
bawah tekanan atrium kiri. Hal ini mengakibatkan penutupan foramen ovale, dengan
demikian ventrikel kanan hanya mengalirkan darahnya ke arteri pulmonalis. Peristiwa ini
disusul penebalan dinding ventrikel kiri oleh karena menerima beban tekanan lebih
besar untuk menghadapi tekanan arteri sistemik. Sebaliknya ventrikel kanan mengalami
penipisan akibat penurunan beban tekanan untuk menghadapi tekanan arteri
pulmonalis yang mengalami penurunan ke angka normal.

7
Penutupan duktus venosus, duktus arteriosus, dan foramen ovale diawali
penutupan secara fungsional kemudian disusul adanya proses proliferasi endotel dan
jaringan fibrous yang mengakibatkan penutupan secara anatomis (permanen). Tetap
terbukanya duktus venosus pada waktu lahir mengakibatkan masking effect terhadap
total anomalous pulmonary venous connection di bawah diafragma. Tetap terbukanya
foramen ovale pada waktu lahir mengakibatkan masking effect terhadap kelainan
obstruksi jantung kanan. Tetap terbukanya duktus arteriosus pada waktu lahir
mengakibatkan masking effect terhadap semua PJB dengan ductus dependent sistemic
dan ductus dependent pulmonary circulation.

5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-
masalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas).
Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4-6 jam sesudah lahir. Bayi
dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat
menunjukkan tanda tanda gagal jantung kongestif (CHF)
 Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung
 Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata
terdengar di tepi sternum kiri atas)
 Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-
loncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mm Hg)
 Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik .
 Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal. Infeksi saluran
nafas berulang, mudah lelah .

6. Komplikasi
Merangkum NHS, anak-anak maupun orang dewasa dengan penyakit jantung
bawaan cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan masalah lebih
lanjut. Berikut ini adalah beragam komplikasi penyakit jantung bawaan yang perlu
diwaspadai:
a. Masalah perkembangan
Banyak anak dengan penyakit jantung bawaan yang lebih serius mengalami
keterlambatan dalam perkembangannya. Misalnya, anak-anak mungkin
membutuhkan waktu lebih lama untuk mulai berjalan atau berbicara. Mereka
mungkin juga memiliki masalah seumur hidup dengan koordinasi fisik.
Tak hanya itu, beberapa anak dengan penyakit jantung bawaan dilaporkan
mengalami kesulitan belajar. Ini diperkirakan disebabkan oleh suplai oksigen yang
buruk selama awal kehidupan, yang mempengaruhi perkembangan otak mereka.
Kesulitan belajar dapat meliputi:
 Gangguan memori
 Masalah mengekspresikan diri mereka menggunakan bahasa
 Masalah memahami bahasa orang lain
 Rentang perhatian yang rendah dan kesulitan berkonsentrasi
 Kemampuan perencanaan yang buruk
 Kontrol impuls yang buruk, seperti bertindak gegabah tanpa memikirkan
konsekuensi yang mungkin terjadi

8
Berbagai kondisi di atas dikhawatirkan dapat menyebabkan masalah dengan
interaksi sosial dan perilaku anak di kemudian hari.

b. Infeksi saluran pernafasan


Risiko terkena infeksi saluran pernapasan lebih tinggi pada orang dengan penyakit
jantung bawaan. Infeksi saluran pernapasan adalah infeksi paru-paru dan saluran
udara, seperti pneumonia.
Gejala infeksi saluran pernapasan dapat meliputi:
 Batuk yang bisa parah dan melibatkan batuk berdahak atau lendir
 Pernapasan cepat
 Sesak dada
Perawatan untuk infeksi saluran pernapasan sendiri tergantung pada penyebabnya.
Sebagian besar disebabkan oleh virus dan tidak memerlukan antibiotik. Infeksi yang
disebabkan oleh bakteri dapat diobati dengan antibiotik.

c. Endokarditis
Orang dengan penyakit jantung bawaan juga memiliki peningkatan risiko terkena
endokarditis. Ini adalah infeksi pada selaput jantung dan katup, atau keduanya. Jika
tidak ditangani, endokarditis dapat menyebabkan kerusakan jantung yang
mengancam jiwa.
Gejala endokarditis di antaranya dapat meliputi:
 Suhu tinggi (demam) 38 derajat Celsius atau lebih
 Badan panas dingin
 Kehilangan selera makan
 Sakit kepala
 Nyeri otot dan sendi
 Keringat malam
 Sesak napas
 Batuk terus-menerus
Endokarditis perlu dirawat di rumah sakit dengan suntikan antibiotik. Kondisi ini
biasanya berkembang ketika infeksi di bagian lain tubuh, seperti pada kulit atau gusi,
menyebar melalui darah dan masuk ke jantung.
Karena penyakit gusi berpotensi menyebabkan endokarditis, sangat penting untuk
menjaga kebersihan mulut dengan baik jika Anda menderita penyakit jantung
bawaan dan melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi. Biasanya Anda juga akan
disarankan untuk menghindari prosedur kosmetik yang melibatkan tindik kulit,
seperti tato atau tindik badan.

d. Hipertensi pulmonal
Beberapa jenis penyakit jantung bawaan dapat menyebabkan tekanan darah di
dalam arteri yang menghubungkan jantung dan paru-paru menjadi jauh lebih tinggi
dari yang seharusnya. Kondisi ini dikenal sebagai hipertensi pulmonal.
Gejala hipertensi pulmonal di antaranya dapat meliputi:
 Sesak napas
 Kelelahan ekstrim
 Pusing
 Merasa lemah

9
 Nyeri dada
 Detak jantung yang cepat
Berbagai obat dapat digunakan untuk mengobati hipertensi paru. Konsultasikan
segera dengan dokter jika Anda mencurigai memiliki penyakit ini.

e. Masalah irama jantung


Anak-anak dan orang dewasa dengan penyakit jantung bawaan berisiko mengalami
berbagai jenis masalah irama jantung. Masalah irima jantung ini mungkin berasal
dari bagian atas jantung (aritmia atrium) atau dari ruang ventrikel yang lebih
mengkhawatirkan (aritmia ventrikel).
Saat istirahat, detak jantung normal adalah antara 60 dan 100 denyut per menit. Jika
megalami masalah irima jantung, jantung mungkin berdetak terlalu lambat maupun
terlalu cepat. Jantung yang berdetak terlalu lambat mungkin memerlukan alat pacu
jantung.
Sedangkan jantung yang berdetak terlalu cepat mungkin memerlukan obat-obatan
atau defibrilator kardioverter implan untuk mengirimkan kejutan listrik ke jantung
untuk menghentikan masalah ritme. Kondisi ini jarang ditemui pada anak-anak.
Ada dua ritme yang sangat cepat yang datang dari atas jantung dan menjadi lebih
umum seiring bertambahnya usia. Ini adalah fibrilasi atrium dan atrial flutter.

f. Kematian jantung mendadak


Meski jarang terjadi, tetap saja ada risiko kecil kematian jantung mendadak pada
orang dengan riwayat penyakit jantung bawaan.
Sulit untuk mengidentifikasi orang yang berisiko mengalami kematian jantung
mendadak, tetapi mereka yang berisiko tinggi mengalami aritmia ventrikel biasanya
dilengkapi dengan defibrilator kardioverter yang dapat ditanamkan.
g. Gagal jantung
Gagal jantung adalah saat jantung tidak dapat memompa cukup darah ke seluruh
tubuh untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Hal ini dapat terjadi segera setelah bayi dengan kelainan jantung bawaan yang parah
lahir atau sebagai komplikasi selanjutnya dari jenis penyakit jantung bawaan yang
diobati atau tidak diobati.
Gejala gagal jantung bisa meliputi:
 Sesak saat Anda aktif atau terkadang beristirahat
 Kelelahan dan kelemahan ekstrim
 Bengkak di perut, tungkai, pergelangan kaki dan kaki
Perawatan untuk gagal jantung dapat mencakup pengobatan dan penggunaan
perangkat implan seperti alat pacu jantung.

h. Gumpalan darah
Memiliki riwayat penyakit jantung bawaan juga dapat meningkatkan risiko
pembentukan gumpalan darah di dalam jantung dan menyebar ke paru-paru atau
otak.
Hal ini dapat menyebabkan emboli paru, di mana suplai darah ke paru-paru
tersumbat atau stroke, di mana suplai darah ke otak tersumbat. Obat dapat
digunakan untuk mencegah, melarutkan, atau menghilangkan gumpalan darah.

10
i. Masalah saat kehamilan
Banyak wanita dengan penyakit jantung bawaan dapat memiliki kehamilan yang
sehat, tetapi kehamilan memberikan tekanan ekstra pada jantung dan dapat
menyebabkan masalah.
Jika Anda menderita penyakit jantung bawaan dan Anda hamil, Anda perlu juga
mencari bantuan dari ahli kesehatan yang berpengalaman dalam merawat wanita
hamil dengan riwayat kondisi tersebut.
Jika Anda memiliki penyakit jantung bawaan dan hamil, dokter spesialis jantung
biasanya akan mengatur ekokardiogram (pemindaian jantung) untuk bayi Anda kira-
kira 20 minggu setelah kehamilan. Ini untuk memeriksa apakah bayi Anda memiliki
tanda penyakit jantung bawaan juga atau tidak. Pemindaian ini merupakan
tambahan dari pemindaian ultrasound antenatal Anda yang biasa.

7. Penatalaksaan
a. Penatalaksaan Medis
1. VSD (Ventrikel Septum Defect)
Medis Pasien dengan VSD perlu ditolong dengan obat-obatan untuk mengatai
gagal jantung seperti digoksin dan diuretic,jika menunjukan perbaikan maka
operasi tidak perlu dilakukan ampai umur 2-3 tahun.Operasi dilakukan jika pada
umur muda pengobatan medis untuk mengatasi gagal jantung tidak berhasil.
2. Paten Duktus Arteriosus (PDA)
Medis Pengobatan definitive untuk PDA kecil adalah pembedahan PDA kecil
dapat dioperasikapan saja. Pada PDA besar dapat diberikan digoksin dan diuretic
untuk mengurangi gagal jantung. Operasi dilakukan pada masa bayi bila gejala
yang terjadi berat.pada bayi premature Antiprostatglandin, misalnya
indometasin, yang PDA harus ditutup diberikan dengan sedini mungkin(<1
minggu).
3. Stenosis Pulmonal
Jika tekanan ventrikel kanan 70 mm Hg, maka terdapat indikasi untuk operasi.
Sekarang makin populer pelebaran penyempitan SP dengan kateter balon, dan
dilaporkan hasilnya baik.
4. Tetralogi Of Fallot (TOF)
Medis Pertolongan untuk pasien TOF hanya dengan dioperasi. Jika TOF dengan
sianosis ringan dapat dilakukan hanya dengan satu tahap pada umur 3-5 tahun.
Pada TOF dengan sianosis berat yang terjadi sebelum umur 6 bulan operasi
dilakukan 2 tahap. Tahap ke-2 pada umur 3-5 tahun. Pasien TOF yang sedang
mendapat serangan anoksia harus ditolong dengan memberikan sikap knee chest
atau menungging dengan kepala dimiringkan sambil diberikan 02 melalui air
minimal 2 L per menit. Diberikan juga suntikan morfin dosis 1mg/kg BB secara
subkutan. Bila perlu koreksi dehidrasi dan asidosis metabolik. Setiap tindakan
yang dapat menimbulkan bakteremia seperti mencabut gigi, sirkumsisi,
kateterisasi urine harus dilindungi dengan antibiotik 1 hari sebelum dan 3 hari
setelahnya untuk mencegah endokarditis bakterialis.
5. Transposition of the Great Arteries (TGA)
Dengan operasi memungkinkan pasien TAB dapat bertahan hidup.

b. Penatalaksaan Keperawatan

11
1. VSD (Ventrikel Septum Defect)
Keperawatan Pada VSD baru dirawat di RS bila sedang mendapatkan infeksi
saluran nafas,karena biasanya sangat dispnea dan sianosis sehingga pasien
terlihat payah, Maslah pasien yang perlu diperhatikan adalah bahaya terjadinya
gagal jantung,resiko terjadi infeksi saluran nafas,kebutuhan nutrisi,gangguanrasa
aman dan nyaman,kurangnya pengetahuan orangtua mengenai penyakit.
2. Paten Duktus Arteriosus (PDA)
Berbagai resiko seperti pada VSD juga terjadi pada PDA,dengan demikian
perawatan bayi dan anak dengan PDA serupa pada VSD
3. Stenosis Pulmonal
Kegiatan anak harus dibatasi sesuai dengan petunjuk dokter dan istirahat harus
diperhatikan. Pada anak yang sudah mengerti hal tersebut perlu pula
diberitahukan secara kontinu pasien harus datang konsultasi ke dokter jantung
anak/dokter yang menangani.
4. Tetralogi Of Fallot (TOF)
Walaupun pasien TOF selalu tampak sianosis (hanya TOF ringan tidak sianosis)
tetapi tidak selalu dirawat di rumah sakit kecuali jika dokter memandang perlu.
Oleh karena itu, orang tua pasien perlu diberikan petunjuk perawatan anaknya.
Masalahnya pasien yang perlu diperhatikan ialah bahaya terjadi anoksia,
kebutuhan nutrisi, risiko terjadi komplikasi, dan kurangnya pengetahuan orang
tua mengenai penyakit.
5. Transposition of the Great Arteries (TGA)
Sama dengan pasien TOF dan penyakit jantung lainnya. Bedanya tidak perlu
tindakan memberikan sikap knee-chest karena sianosis selalu terdapat, maka 02
harus diberikan terus menerus secara rumat. Dalam bangsal tersebut watan
pasien penyakit jantung perawat yang bertugas di ruang tersebut diharapkan
memahami kelainan yang diderita oleh setiap pasien sehingga dapat
menentukan tindakan sewaktu-waktu diperlukan. Selain itu juga mengetahui
bagaimana persiapan pasien untuk suatu tindakan seperti:
 Membuka rekaman EKG, bila perlu dapat membacanya.
 Mengukur tekanan darah secara benar.
 Mempersiapkan pasien untuk keteterisasi jantung atau oprasi.
 Mengambil darah untuk pemeriksaan gas darah arteri.

8. Pathway

12
B. Konsep Teori Asuhan Keperawatan Penyakit Jantung Bawaan
1. Pengkajian
a. Biodata
b. Genogram
c. Keluhan Utama :
Keletihan, nampak lemah, sering mengalami infeksi saluran pernafasan,
sianosis
d. Riwayat Kehamilan :
Riwayat terjadinya infeksi pada ibu selama trimester pertama. Agen
penyebab lain adalah rubella, influenza atau chicken fox. Riwayat prenatal
seperti ibu yang menderita diabetes mellitus dengan ketergantungan pada
insulin. Kepatuhan ibu menjaga kehamilan dengan baik, termasuk menjaga
gizi ibu, dan tidak kecanduan obat-obatan dan alcohol, tidak merokok.
e. Riwayat Persalinan
Proses kelahiran atau secara alami atau adanya factor-faktor yang
memperlama proses persalinan, pengunaan alat seperti vakum untuk
membantu kelahiran atau ibu harus dilakukan SC.

f. Riwayat Kesehatan Keluarga

13
Riwayat keturunan dengan memperhatikan adanya anggota keluarga lain
yang juga mengalami kelainan jantung, untuk mengkaji adanya factor genetic
yang menunjang.

2. Pemeriksaan Fisik
Meliputi inspeksi, palpasi, perkusi & auskultasi
Dari hasil pemeriksaan fisik pada penyakit jantung congenital (CHD) adalah:
 Bayi baru lahir berukuran kecil dan berat badan kurang
 Anak terlihat pucat
 Banyak keringat bercucuran
 Ujung-ujung jari hiperemik
 Diameter dada bertambah
 Sering terlihat penonjolan dada kiri
 Tanda yang menonjol adalah nafas pendek dan retraksi pada jugulum
 Pada anak yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinamik
 Anak sering mengalami kelelahan dan infeksi saluran pernafasan atas
 Neonatus menunjukkan tanda-tanda respiratory distress seperti
mendengkur, dan retraksi.
 Pusing, tanda-tanda ini lebih nampak apabila pemenuhan kebutuhan
terhadap 02 tidak terpenuhi ditandai dengan adanya murmur sistolik
yang terdengar pada batas kiri sternum Adanya kenaikan tekanan darah.
 Tekanan darah lebih tinggi pada lengan daripada kaki. Denyut nadi pada
lengan atas terasa kuat, tetapi lemah pada popliteal dan femoral.

3. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan malformasi jantung
b. Gangguan Pertukaran Pertukaran Gas berhubungan dengan kongestif dengan
ketidakseimbangan antara pulmonal
c. Intoleransi Aktivitas berhubungan pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai
oksigen ke sel
d. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai
oksigen ke sel
e. Resiko Infeksi berhubungan dengan menurunnya status kesehatan

4. Intervensi Keperawatan
a. Penurunan Curah jantung b.d malformasi jantung
NOC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam, maka penurunan
curah jantung dapat diatasi dengan kriteria hasil sebagai berikut :
 Tanda-tanda Vital dalam batas normal
 Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
 Tidak ada penurunan kesadaran
 AGD dalam batas normal

NIC :
1) Monitor status pernafasan klien

14
Rasional : Memantau status pulmonal klien secara teratur
2) Monitor TD, nadi, RR, suhu
Rasional : Memantau tanda-tanda vital klien secara teratur
3) Monitor adanya dyspneu, takipneu, dan fatique
Rasional : Memantau aktivitas respirasi dan kardiovaskuler klien
4) Atur periode istirahat dan aktivitas untuk menghindari kelelahan yang
berarti
Rasional : Klien tidak dapat beraktivitas seperti orang normal, karena
adanya kelainan jantung
5) Kelola pemberian obat anti aritmia,inotropik, nitrogliserin dan
vasodilator untuk mempertahankan kontraktilitas jantung
Rasional : Obat-obat tersebut dapat mempertahankan kontraktilitas
jantung dan mencegah gagal jantung
b. Gangguan Pertukaran Gas b.d kongestif pulmonal
NOC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam, maka gangguan
pertukaran gas dapat diatasi dengan kriteria hasil sebagai berikut :
 Pola napas klien efektif
 AGD dalam batas normal
 Tidak ada sianosis
NIC :
1) Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis
Rasional : Pucat menunjukan adanya penurunan perfusi sekunder
terhadap ketidakadekuatan curah jantung, vasokonstriksi dan anemi.
2) Observasi penyimpangan dada, selidiki penurunan ekspansi paru atau
ketidaksimetrisan gerakan dada
Rasional : Udara atau cairan pada area pleural mencegah akspansi
lengkap (biasanya satu sisi) dan memerlukan pengkajian lanjut status
ventilasi
3) Minimalkan menangis atau aktifitas pada anak
Rasional : Menangis akan menyebabkan pernafasan anak akan meningkat
4) Monitor TTV, AGD, dan Status Mental
Rasional : Memantau status kesehatan fisik dan menntal klien
5) Kolaborasi pemberian O2 untuk menstabilkan saturasi O2 klien
Rasional : Pada anak dengan kelainan jantung, kebutuhan 02 nya harus
paten
c. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan pemakaian
oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel
NOC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam,maka intoleransi
aktivitas dapat diatasi dengan kriteria hasil sebagai berikut :
 Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan
darah, nadi dan RR
 Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
 Keseimbangan aktivitas dan istirahat
NIC :
1) Mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat

15
Rasional : mempertahankan toleransi klien terhadap aktivitas
2) Ijinkan anak untuk sering beristirahat, dan hindarkan gangguan pada saat
tidur
Rasional : Istirahat yang cukup dapat meringankan kerja jantung
3) Anjurkan untuk melakukan permainan dan aktivitas ringan
Rasional : Mencegah kelelahan yang berarti pada anak
4) Bantu anak untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan usia, kondisi dan
kemampuan anak.
Rasional : Membantu anak dalam menentukan aktivitas sesuai dengan
kondisinya
5) Hindarkan suhu lingkungan yang terlalu panas atau terlalu dingin
Rasional : Meringankan kerja jantung, menyesuaikan lingkungan

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kami uraiakan yaitu sebagai berikut :
1. Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan
malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak
lahir.
2. Gejala umum dari penyakit jantung bawaan adalah sesak nafas dan bibir terlihat
kebiru-biruan.
B. Saran
Dengan adanya makalah yang berjudul "penyakit jantung bawaan" ini, kelompok
mengharapkan dapat menambah wawasan pembaca khususnya bagi para perawat
pemula yang sedang kiat-kiatnya dalam menambah wawasan untuk menuju perawat
yang ahli, professional dan berwawasan luas dalam menangani masalah-masalah
kesehatan yang ada di masyarakat.

16
DAFTAR PUSTAKA

 http://penyakitjantungbawaan.Betz,Sowden.co.id.
 http://infopenyakitjantungbawaan.2000.Suriadi,RitaYuliani.co.id
 Watson Roger. 2002. Anatomi Fisiologi untuk Perawat Edisi 10.Jakarta : EGC
 Nelson, 2000, Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.
 https://health.kompas.com/read/2020/11/30/190300568/9-komplikasi-penyakit-
jantung-bawaan-yang-perlu-diwaspadai?page=all#page2
 https://www.scribd.com/document/431743246/Anatomi-Dan-Fisiologi-Pjb

17

Anda mungkin juga menyukai