Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

GAGAL JANTUNG

Dosen Pengampuh : Ns. Rolly Rondonuwu, S.Kep,.M.Kes, Sp, KMB

Disusun oleh :
Grandfina A.A Longkeng ( 2214201066 )

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO


FAKULTAS KEPERAWATAN
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Keperawatan dewasa
kardiovaskular respiratori & hematologi

Saya berharap dalam penulisan makalah ini dapat membantu sebagian mahasiswa dan
mahasiswi kesehatan yang membaca boleh dengan mudah mendapat informasi tentang
penyakit gagal jantung
Saya berharap makalah ini sudah tersusun secara benar, tentu kami juga menyadari bahwa
masih ada kesalahan dalam penulisan maupun penjelasan, maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran agar dapat menyempurnakan makalah ini kedepannya.
Tidak lupa juga saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah
membantu saya dalam proses pengerjaan makalah ini.

Manado, Januari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

A. Definisi Gagal jantung .......................................................................................... 3

B. Etiologi Gagal jantung .......................................................................................... 4

C. Macam Macam Gagal jantung .............................................................................. 5

D. Patogenesis Gagal jantung .................................................................................... 5

E. Diagnosis Gagal jantung ....................................................................................... 7

F. Penanganan .......................................................................................................... 8

G. Pengobatan Gagal jantung..................................................................................... 9

H. Diet pada Gagal jantung ........................................................................................ 12

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 15

A. Kesimpulan........................................................................................................... 15

B. Saran .................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 17

iii
iv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gagal jantung merupakan kelainan multisitem dimana terjadi gangguan pada
jantung, otot skelet dan fungsi ginjal, stimulasi sistem saraf simpatis serta perubahan
neurohormonal yang kompleks.
Kematian akibat penyakit kardiovaskuler khususnya gagal jantung adalah 27 %.
Sekitar 3 - 20 per 1000 orang mengalami gagal jantung, angka kejadian gagal jantung
meningkat seiring pertambahan usia (100 per 1000 orang pada usia di atas 60 tahun.
Dari hasil penelitian Framingham pada tahun 2000 menunjukkan angka kematian dalam
5 tahun terakhir sebesar 62% pada pria dan 42% wanita, berdasarkan data dari di
Amerika terdapat 3 juta penderita gagal jantung dan setiap tahunnya bertambah dengan
400.000 orang, sedangkan untuk di Indonesia angka kejadian gagal jantung menyebab
kematian nomor satu, padahal sebelumnya menduduki peringkat ketiga. Gagal jantung
dapat disebabkan oleh beberapa factor yang dapat dihindari dan yang tidak dapat
dihindari.
Faktor - faktor penyebab gagal jantung diantaranya adalah kebiasaan merokok,
diabetes, hipertensi, kolestrol, kelebihan berat badan hingga stress. Ada tiga faktor
lainnya yang tidak bisa dihindari oleh manusia yakni faktor keturunan dan latar belakang
keluarga, faktor usia dan jenis kelamin yang banyak ditemui pada kasus kegagalan
jantung. Selain hipertensi, penyebab gagal jantung adalah kelainan otot jantung,
ateriosklerosis dan peradangan pada miokardium.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gagal jantung?
2. Bagaimana Etiologi gagal jantung?
3. Apa saja macam-macam gagal jantung?
4. Bagaimana patogenesis gagal jantung?
5. Bagaimana diagnosis gagal jantung?
6. Bagaimana penanganan gagal jantung?
7. Bagaimana pengobatan gagal jantung?
8. Bagaimana diet pada gagal jantung?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi gagal jantung
2. Untuk mengetahui etiologi gagal jantung
3. Untuk mengetahui macam-macam gagal jantung
4. Untuk mengetahui patogenesis gagal jantung
5. Untuk mengetahui diagnosis gagal jantung
6. Untuk mengetahui penanganan gagal jantung
7. Untuk mengetahui pengobatan gagal jantung
8. Untuk mengetahui diet pada gagal jantung

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Gagal Jantung

Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat


dada. Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah
atas (atrium yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel)
yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah,
maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada
jalan keluar. Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh
tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida).
Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang
kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paru-
paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang
karbondioksida. Jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen
dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.3

Gagal jantung merupakan suatu keadaan dimana jantung tidak dapat


lagi memompa darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
tubuh, walaupun darah balik masih dalam keadaan normal. Dengan kata lain,
gagal jantung merupakan suatu ketidakmampuan jantung untuk

3
memompakan darah dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi
kebutuhan metabolik tubuh (forward failure) atau kemampuan tersebut
hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi (backward
failure) atau keduanya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gagal jantung adalah
kontraktilitas miokard, denyut jantung (irama dan kecepatan/ menit) beban
awal dan beban akhir.

B. Etiologi Gagal Jantung


Menurut beberapa penelitian penyakit jantung disebabkan oleh
beberapa hal yaitu:
• usia,
• jenis kelamin,
• konsumsi garam berlebihan,
• keturunan,
• hiperaktivitas system syaraf simpatis,
• stress,
• obesitas,
• olahraga tidak teratur,
• merokok,
• konsumsi alcohol dan kopi berlebihan,
• hipertensi,
• ischaemic heart disease,
• konsumsi alkohol,
• Hypothyroidsm,
• penyakit jantung kongenital (defek septum, atrial septal defek,
ventrical septal defek),
• Kardiomiopati (dilatasi, hipertropik, restriktif), dan
• infeksi juga dapat memicu timbulnya gagal jantung.
C. Macam Macam Gagal Jantung
1. Gagal Jantung Akut
Gagal jantung akut didefinisikan sebagai serangan cepat dari
gejala-gejala atau tanda-tanda akibat fungsi jantung yang abnormal.
Dapat terjadi dengan atau tanpa adanya sakit jantung sebelumnya.
4
Disfungsi jantung bisa berupa disfungsi sistolik atau disfungsi
diastolik . Diagnosis gagal jantung akut ditegakkan berdasarkan gejala
dan penilaian klinis, didukung oleh pemeriksaan penunjang seperti
EKG, foto thoraks, biomarker dan ekokardiografi Doppler. Pasien
segera diklasifikasikan apakah disfungsi sistolik atau disfungsi
diastolik.

2. Gagal Jantung Kronik


Gagal jantung adalah suatu kondisi patofisiologi, dimana
terdapat kegagalan jantung memompa darah yang sesuai dengan
kebutuhan jaringan. Gagal jantung kronis juga didefinisikan sebagai
sindroma klinik yang komplek yang disertai keluhan gagal jantung
berupa sesak, fatique baik dalam keadaan istirahat maupun
beraktifitas.

D. Patogenesis Gagal Jantung


Pada gagal jantung terjadi suatu kelainan multisistem dimana terjadi
gangguan pada jantung, otot skelet dan fungsi ginjal, stimulasi sistem saraf
simpatis serta perubahan neurohormonal yang kompleks. Pada disfungsi
sistolik terjadi gangguan pada ventrikel kiri yang menyebabkan terjadinya
penurunan cardiac output. Hal ini menyebabkan aktivasi mekanisme
kompensasi neurohormonal, sistem Renin – Angiotensin – Aldosteron
(system RAA) serta kadar vasopresin dan natriuretic peptide yang bertujuan
untuk memperbaiki lingkungan jantung sehingga aktivitas jantung dapat
terjaga.
Aktivasi sistem simpatis melalui tekanan pada baroreseptor menjaga
cardiac output dengan meningkatkan denyut jantung, meningkatkan
kontraktilitas serta vasokons-triksi perifer (peningkatan katekolamin).
Apabila hal ini timbul berkelanjutan dapat menyeababkan gangguan pada
fungsi jantung. Aktivasi simpatis yang berlebihan dapat menyebabkan
terjadinya apoptosis miosit, hipertofi dan nekrosis miokard fokal.
Stimulasi sistem RAA menyebabkan penigkatan konsentrasi renin,
angiotensin II plasma dan aldosteron. Angiotensin II merupakan
5
vasokonstriktor renal yang poten (arteriol eferen) dan sirkulasi sistemik yang
merangsang pelepasan noradrenalin dari pusat saraf simpatis, menghambat
tonus vagal dan merangsang pelepasan aldosteron. Aldosteron akan
menyebabkan retensi natrium dan air serta meningkatkan sekresi kalium.
Angiotensin II juga memiliki efek pada miosit serta berperan pada disfungsi
endotel pada gagal jantung
Terdapat tiga bentuk natriuretic peptide yang berstruktur hampir sama
yang memiliki efek yang luas terhadap jantung, ginjal dan susunan saraf
pusat. Atrial Natriuretic Peptide (ANP) dihasilkan di atrium sebagai respon
terhadap peregangan menyebabkan natriuresis dan vasodilatsi. Pada manusia
Brain Natriuretic Peptide (BNO) juga dihasilkan di jantung, khususnya pada
ventrikel, kerjanya mirip dengan ANP. C-type natriuretic peptide terbatas
pada endotel pembuluh darah dan susunan saraf pusat, efek terhadap
natriuresis dan vasodilatasi minimal. Atrial dan brain natriuretic peptide
meningkat sebagai respon terhadap ekspansi volume dan kelebihan tekanan
dan bekerja antagonis terhadap angiotensin II pada tonus vaskuler, sekresi
aldosteron dan reabsorbsi natrium di tubulus renal. Karena peningkatan
natriuretic peptide pada gagal jantung, maka banyak penelitian yang
menunjukkan perannya sebagai marker diagnostik dan prognosis, bahkan
telah digunakan sebagai terapi pada penderita gagal jantung. Vasopressin
merupakan hormon antidiuretik yang meningkat kadarnya pada gagal
jantung kronik yang berat. Kadar yang tinggi juga didpatkan pada pemberian
diuretik yang akan menyebabkan hiponatremia
Endotelin disekresikan oleh sel endotel pembuluh darah dan
merupakan peptide vasokonstriktor yang poten menyebabkan efek
vasokonstriksi pada pembuluh darah ginjal, yang bertanggung jawab atas
retensi natrium. Konsentrasi endotelin-1 plasma akan semakin meningkat
sesuai dengan derajat gagal jantung.
Disfungsi diastolik merupakan akibat gangguan relaksasi miokard,
dengan kekakuan dinding ventrikel dan berkurangnya compliance ventrikel
kiri menyebabkan gangguan pada pengisian ventrikel saat diastolik.
Penyebab tersering adalah penyakit jantung koroner, hipertensi dengan
hipertrofi ventrikel kiri dan kardiomiopati hipertrofik, selain penyebab lain
6
seperti infiltrasi pada penyakit jantung amiloid. Walaupun masih
kontroversial, dikatakan 30 – 40 % penderita gagal jantung memiliki
kontraksi ventrikel yang masih normal. Pada penderita gagal jantung sering
ditemukan disfungsi sistolik dan diastolic yang timbul bersamaan meski
dapat timbul sendiri.

E. Diagnosis Gagal Jantung


Diagnosis gagal jantung dapat dilakukan dengan dengan pemeriksaan
fisik dan penunjang. Gejala yang didapatkan pada pasien dengan gagal
jantung antara lain sesak nafas, Edema paru, peningkatan JVP ,
hepatomegali , edema tungkai. 6
Pada pemeriksaan foto toraks seringkali menunjukkan kardiomegali
(rasio kardiotorasik (CTR) > 50%), terutama bila gagal jantung sudah
kronis. Kardiomegali dapat disebabkan oleh dilatasi ventrikel kiri atau
kanan, LVH, atau kadang oleh efusi perikard. Derajat kardiomegali tidak
berhubungan dengan fungsi ventrikel kiri.
Elektrokardiografi memperlihatkan beberapa abnormalitas pada
sebaigian besar pasien (80-90%), termasuk gelombang Q, perubahan ST-T,
hipertropi LV, gangguan konduksi, aritmia.
Ekokardiografi harus dilakukan pada semua pasien dengan dugaan
klinis gagal jantung. Dimensi ruang jantung, fungsi ventrikel (sistolik dan
diastolik), dan abnormalitas gerakan dinding dapat dinilai dan penyakit
katub jantung dapat disinggirkan.
Tes darah dirkomendasikan untuk menyinggirkan anemia dan menilai
fungsi ginjal sebelum terapi di mulai. Disfungsi tiroid dapat menyebabkan
gagal jantung sehingga pemeriksaan fungsi tiroid harus selalu dilakukan.
Pencitraan radionuklida menyediakan metode lain untuk menilai
fungsi ventrikel dan sangat berguna ketika citra yang memadai dari
ekokardiografi sulit diperoleh. Pemindahan perfusi dapat membantu dalam
menilai fungsional penyakit jantung koroner.

7
F. Penanganan pada gagal jantung
Tujuan umum penanganan gagal jantung adalah: meniadakan tanda
klinik seperti batuk dan dispne, memperbaiki kinerja jantung sebagai pompa,
menurunkan beban kerja jantung, dan mengontrol kelebihan garam dan air.
Obat yang digunakan untuk penanganan gagal jantung bervariasi tergantung
pada etiologi, keparahan gagal jantung, spesies penderita, dan faktor lainnya.

Untuk mencapai tujuan dalam penanganan gagal jantung dapat


dilakukan dengan cara:
• Membatasi aktivitas fisik. Latihan/aktivitas akan meningkatkan
beban jantung dan juga meningkatkan kebutuhan jaringan
terhadap oksigen. Pada pasien yang fungsi jantungnya
mengalami tekanan, latihan dapat menimbulkan kongesti.
Karena itu maka kerja jantung harus diturunkan dengan istirahat
atau membatasi aktivitas..
• Membatasi masukan garam. Pada pasien yang mengalami CHF,
aktivitas renin-angiotensi-aldosteron mengalami peningkatan.
Hal tersebut akan merangsang ginjal untuk menahan natrium
dan air sehingga ekskresi natrium dan air akan berkurang. Bila
ditambah pakan yang mengandung natrium tinggi maka retensi
air dan peningkatan volume darah akan semakin parah, dan
pada gilirannya akan menimbulkan kongesti dan edema.
• Menghilangkan penyebab atau faktor pemicu gagal jantung.
Menghilangkan penyebab gagal jantung merupakan tindakan
paling baik. Malformasi kongenital seperti patent ductus
arteriosus dapat diperbaiki dengan cara operasi dengan tingkat
keberhasilan yang tinggi. Ballon valvuloplasti telah berhasil
digunakan untuk menangani stenosis katup pulmonik. CHF yang
disebabkan oleh penyakit perikardium dapat ditangani sementara
atau permanen dengan perikardiosentesis atau perikardektomi.
Tetapi sayangnya hal tersebut sering tidak mungkin dilakukan
dengan berbagai alasan.

8
• Menurunkan preload. Karena adanya retensi garam dan air oleh
ginjal pada pasien CHF, maka preload jantung pada umumnya
tinggi. Hal tersebut akan mengakibatkan kongesti pada sistem
sirkulasi. Oleh karena itu, penurunan preload akan menurunkan
kongesti dan edema pulmoner, yang akan memperbaiki
pertukaran gas pada paru-paru pada kasus CHF jantung kiri,
dan menurunkan kongesti vena sistemik dan asites pada CHF
jantung kanan. Preload ditentukan oleh volume cairan
intravaskular dan tonus vena sistemik.

G. Pengobatan Gagal Jantung


Pengobatan dilakukan agar penderita merasa lebih nyaman dalam
melakukan berbagai aktivitas fisik, dan bisa memperbaiki kualitas hidup
serta meningkatkan harapan hidupnya. Pendekatannya dilakukan melalui 3
segi, yaitu mengobati penyakit penyebab gagal jantung, menghilangkan
faktorfaktor yang bisa memperburuk gagal jantung dan mengobati gagal
jantung. Tujuan pengobatan gagal jantung adalah untuk mengurangi gejala-
gejala gagal jantung sehingga memperbaiki kualitas hidup penderita. Cara
dan golongan obat yang dapat diberikan antara lain mengurangi
penumpukan cairan (dengan pemberian diuretik), menurunkan resistensi
perifer (pemberian vasodilator), memperkuat daya kontraksi miokard
(pemberian inotropik).
• Diuretik digunakan pada semua keadaan dimana dikehendaki
peningkatan pengeluaran air, khususnya pada hipertensi dan
gagal jantung. Diuterik yang sering digunakan golongan
diuterik loop dan thiazide. Diuretik Loop (bumetamid, furosemid)
meningkatkan ekskresi natrium dan cairan ginjal dengan tempat kerja
pada ansa henle asenden, namun efeknya bila diberikan secara oral
dapat menghilangkan pada gagal jantung berat karena absorbs usus.
Diuretik ini menyebabkan hiperurisemia. Diuretik Thiazide
(bendroflumetiazid, klorotiazid, hidroklorotiazid, mefrusid,
metolazon). Menghambat reabsorbsi garam di tubulus distal dan
membantu reabsorbsi kalsium. Diuretik ini kurang efektif

9
dibandingkan dengan diuretic loop dan sangat tidak efektif bila laju
filtrasi glomerulus turun dibawah 30%. Penggunaan kombinasi
diuretic loop dengan diuretic thiazude bersifat sinergis. Tiazide
memiliki efek vasodilatasi langsung pada arterior perifer dan dapat
menyebabkan intoleransi karbohidrat.
• Digoksin, pada tahun 1785, William Withering dari
Birmingham menemukan penggunaan ekstrak foxglove
(Digitalis purpurea). Glikosida seperti digoksin meningkatkan
kontraksi miokard yang menghasilkan inotropisme positif yaitu
memeperkuat kontraksi jantung, hingga volume pukulan,
volume menit dan dieresis diperbesar serta jantung yang
membesar menjadi mengecil. Digoksin tidak meneyebabkan
perubahan curah jantung pada subjek normal karena curah
jantung ditentukan tidak hanya oleh kontraktilitas namun juga
oleh beban dan denyut jantung. Pada gagal jantung, digoksin
dapat memperbaiki kontraktilitas dan menghilangkan
mekanisme kompensasi sekunder yang dapat menyebabkan
gejala.
• Vasodilator dapat menurunkan afterload jantung dan tegangan
dinding ventrikel, yang merupakan determinan utama
kebutuhan oksigen moikard, menurunkan konsumsi oksigen
miokard dan meningkatkan curah jantung. Vasodilator dapat
bekerja pada system vena (nitrat) atau arteri (hidralazin) atau
memiliki efek campuran vasodilator dan dilator arteri
(penghambat ACE, antagonis reseptor angiotensin, prazosin dan
nitroprusida).

• Vasodilator menurukan prelod pada pasien yang memakan


diuterik dosis tinggi, dapat menurunkan curah jantung dan
menyebabkan hipotensi postural. Namun pada gagal jantung
kronis, penurunan tekanan pengisian yang menguntungkan
biasanya mengimbangi penurunan curah jantung dan tekanan

10
darah. Pada gagal jantung sedang atau berat, vasodilator arteri
juga dapat menurunkan tekanan darah.
• Beta Blocker (carvedilol, bisoprolol, metoprolol). Penyekat
beta adrenoreseptor biasanya dihindari pada gagal jantung
karena kerja inotropik negatifnya. Namun, stimulasi simpatik
jangka panjang yang terjadi pada gagal jantung menyebabkan
regulasi turun pada reseptor beta jantung. Dengan memblok
paling tidak beberapa aktivitas simpatik, penyekat beta dapat
meningkatkan densitas reseptor beta dan menghasilkan
sensitivitas jantung yang lebih tinggi terhadap simulasi
inotropik katekolamin dalam sirkulasi. Juga mengurangi aritmia
dan iskemi miokard. Penggunaan terbaru dari metoprolol dan
bisoprolol adalah sebagai obat tambahan dari diuretic dan ACE-
blokers pada dekompensasi tak berat. Obat- obatan tersebut
dapat mencegah memburuknya kondisi serta memeperbaiki
gejala dan keadaan fungsional. Efek ini bertentangan dengan
khasiat inotrop negatifnya, sehingga perlu dipergunakan dengan
hati-hati.
• Antikoagolan adalah zat-zat yang dapat mencegah pembekuan
darah dengan jalan menghambat pembentukan fibrin. Antagonis
vitamin K ini digunakan pada keadaan dimana terdapat
kecenderungan darah untuk memebeku yang meningkat,
misalnya pada trombosis. Pada trobosis koroner (infark),
sebagian obat jantung menjadi mati karena penyaluran darah
kebagian ini terhalang oleh tromus disalah satu cabangnya.
Obatobatan ini sangat penting untuk meningkatkan harapan
hidup penderita.
• Antiaritmia dapat mencegah atau meniadakan gangguan
tersebut dengan jalan menormalisasi frekuensi dan ritme
pukulan jantung.

Kerjanya berdasarkan penurunan frekuensi jantung. Pada umumnya


obat-obatn ini sedikit banyak juga mengurangi daya kontraksinya.

11
Perlu pula diperhatikan bahwa obat-obatan ini juga dapat
memeperparah atau justru menimbulkan aritmia. Obat antiaritmia
memepertahankan irama sinus pada gagal jantung memberikan
keuntungan simtomatik, dan amiodaron merupakan obat yang
paling efektif dalam mencegah AF dan memperbaiki kesempatan
keberhasilan kardioversi bila AF tetap ada.

H. Diet Pada Pasien Gagal Jantung


Di Indonesia menurut data dari Indonesian Society of Hypertension
asupan garam harian mencapai 15 gr hingga dua kali liat yang
direkomendasikan WHO yaitu 5 sampai 6 gr per hari. Ada tiga tahap diet
rendah garam yakni terdiri dari diet ringan (konsumsi garam 3,75-7,5 gram
per hari), menengah (1,25-3,75 gram per hari) dan berat (kurang dari 1,25
gram per hari).
• Diet Rendah Garam
Yang dimaksud disini adalah diet tanpa penggunaan garam
dapur baik dalam proses pengolahan makanan maupun saat makanan
tersebut akan dikonsumsi. Selain itu, konsumsi makanan dengan
kandungan Natrium yang tinggi juga dikurangi. Bahan makanan yang
diolah dengan menggunakan garam seperti kecap, margarin, mentega,
keju, terasi, petis,dan sebagainya tidak boleh dikonsumsi. Demikian
juga dengan bahan maknan awetan yang menggunakan garam seperti
ikan asin, sardines, corned beef, sosis dan sebagainya. Konsumsi
bahan makanan yang kandungan natriumnya tinggi baik bahan
makanan hewani maupun nabati harus dibatasi jumlahnya karena
kandungan natrium didalamnya cukup tinggi.

• Diet rendah nutrium


Dalam diet rendah garam, kandungan Natrium dalam makanan
masih dalam jumlah tinggi, yaitu sekitar 2500mg. Pada diet rendah
natrium, kandungan Na adalah antara 600 mg hinga 1200 mg. Akan
tetapi dengan hanya mengunakan bahan makanan tertentu dalam diet,
kandungan Na dalam makanan dapat ditekan sampai batas minimal.9,10
12
Diet rendah natrium hanya diberikan kepada penderita yang
dirawat di rumah sakit. Salah satu diet rendah natrium yang paling
sering digunakan adalah disebut diet kempner. Diet terdiri atas beras
dan buah-buahan kandungan natrium sebanyak 200 mg, protein nabati
20 gram, dan hidrat arang 460 gram sehari. Jumlah cairan yang
diberikan antara 700 ml sampai 1000 ml sehari. Penderita diberi
makanan yang terdiri atas 200 – 300 gr beras sehari yang dimasak
sebagai nasi. Nasi tidak boleh dimasak dengan garam. Jumlah kalori
yang didapat dari nasi adalah antara 700 – 100 kalori. Tambahan kalori
diperoleh dengan menambahkan gula atau buah-buahan segar. Semua
buah-buahan dapat diberikan kecuali advokad, kurma, dan buah-
buahan yang sudah diawetkan/ buah-buahan kaleng. Sari tomat dan
sari sayuran tidak boleh diberikan.
Diet rendah garam atau rendah natrium tidak hanya diberikan
kepada penderita penyakit jantung, tetapi juga diberikan kepada
penderita penyakit ginjal, penyakit sirosis hati, dan keracunan
kehamilan. Penderita bukan saja harus membatasi makanan yang
mengandung natrium tinggi dan pantang garam, tetapi juga obat-
obatan ataupun bahan lainnya yang kadar natriumnya tinggi seperti
Nasiklamat (gula tiruan), bumbu masak (monosodium glutamat), dan
sebagainya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menjalani diet
rendah garam, antara lain:
1. Apabila fungsi ginjal tidak sempurna, penderita akan
mengalami defisiensi natrium karena kemampuan ginjal
menyerap kembali Na menurun.
2. Defisiensi Na juga dapat terjadi jika penderita diberi
obat diuretik.
3. Sindrom kurang garam dapat timbul pada penderita,
yaitu tubuh menjadi lemah, nafsu makan hilang, mual,
dan muntah. Selain itu tekanan darah akan turun, denyut
nadi menjadi cepat. Keadaan ini disebut juga
“intoksikasi air.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Gagal jantung merupakan suatu keadaan dimana jantung tidak dapat lagi
memompa darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh,
walaupun darah balik masih dalam keadaan normal. Dengan kata lain, gagal

14
jantung merupakan suatu ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah
dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh
(forward failure) atau kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan
pengisian jantung yang tinggi (backward failure) atau keduanya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gagal jantung adalah
kontraktilitas miokard, denyut jantung (irama dan kecepatan/ menit) beban awal
dan beban akhir.
Gagal jantung akut didefinisikan sebagai serangan cepat dari gejala-gejala
atau tanda-tanda akibat fungsi jantung yang abnormal. Dapat terjadi dengan atau
tanpa adanya sakit jantung sebelumnya. Gagal jantung kronis didefinisikan
sebagai sindroma klinik yang komplek yang disertai keluhan gagal jantung berupa
sesak, fatique baik dalam keadaan istirahat maupun beraktifitas.
Pada gagal jantung terjadi suatu kelainan multisistem dimana terjadi
gangguan pada jantung (disfungsi sistolik dan diastolik). Pada disfungsi sistolik
terjadi gangguan pada ventrikel kiri yang menyebabkan terjadinya penurunan
cardiac output. Disfungsi diastolik merupakan akibat gangguan relaksasi miokard,
dengan kekakuan dinding ventrikel dan berkurangnya compliance ventrikel kiri
menyebabkan gangguan pada pengisian ventrikel saat diastolik. Penyebab
tersering adalah penyakit jantung koroner, hipertensi dengan hipertrofi ventrikel
kiri dan kardiomiopati hipertrofik,
Diagnosis Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Penanganan yang diberikan dapat berupa penanganan farmakologis
dan non farmakologis.

B. Saran
Gagal Jantung telah menjadi penyakit yang umum bagi banyak orang saat ini apalagi bagi
mereka yang tinggal di perkotaan. Akibat terburuk dari gagal jantung adalah kematian. Jika anda
memiliki gagal jantung anda dapat mengendalikan penyakit ini dengan cara Pemberian obat-
obatan, seperti obat inotropik (digitals obat inotropik intravera), obat vasodilator (arteriolar
dilator hidralazin), venodilator (nitrat, nitrogliserin), mised dilator (prazosin, kaptopril,
nitroprusid). diretik serta obatobatan distrimia, Tindakan pembedahan, hal ini biasanya dilakukan
untuk mengatasi penyakit jantung bawaan (paliatif, korektif) dan penyakit jantung didapat

15
(valvuloplasti penggantian katup). Saran yang dapat kami berikan yaitu bagi penderita gagal
jantung agar melakukan pemeriksaan selalu guna mengetahui sejauh mana kondisi dan seberapa
parah penyakitnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Craig R, Mindell J. Survei Kesehatan untuk Inggris, 2006. Volume 1,


Penyakit kardiovaskular dan faktor risiko pada orang dewasa. Tersedia di
http://www.ic.nhs.uk/pubs/hse06cvdandriskfactors
2. Wang J, Nagueh SF. Current perspectives on cardiac function in patients with
diastolic heart failure.
3. Panggabean. M. Buku Ilmu Penyakit Dalam: Gagal Jantung. Volume 2.
Jakarta: 2009
4. Aru W.Sudoyo,dkk. (2006) Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta: Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
5. Maeder MT, Kaye DM. Heart failure with normal left ventricular ejection
fraction. J Am Coll Cardiol

17

Anda mungkin juga menyukai