Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

DIET PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM JANTUNG DAN


DM

DOSEN PENGAMPUH :
Dr.Noordiah

Disusun oleh :
1. Surya adha (
2. Pitriza welandari(F0H022020)
3. Gina Hasmalika (F0H022022)
4. Syahrani Nurfadhila(F0H022027)

UNIVERSITAS BENGKULU
PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt yang telah memberikan Rahmat serta
Hidayat-nya,sehingga makalah “Diet pada pasien dengan gangguan jantung
dan DM”dapat kami susun.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
matakuliah komunikasi.selain itu juga diharapkan bisa memberikan wawasan
kepada rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi khususnya mahasiswa/mahasiswi D3
keperawatan dalam kesempatan ini kami selaku penyusun mengucapkan
terimakasih kepada sema pihak yang telah banyak membantu memberi
bimbingan,ilmu ,dorongan,serta saran kepada penyusun.

Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun penyajian


makalah ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu,kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Akhirnya semoga maklah ini bermanfaat bagi kita semua,amin

Bengkulu,13 Februari 2023

Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………ii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………i
A. Latar Belakang…………………………………………………………1
B. Rumusan masalah………………………………………………………1
C. Tujuan…………………………………………………………………..1
D. Manfaat…………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………iii
A. Penyakit jantung……………………………………………………….2
A. Pengertian penyakit jantung…………………………………………2
1. Patofisiologi penyakit jantung……………………………………….2
2. Etiologi penyakit jantung…………………………………………….2
3. Faktor-faktor resiko penyakit jantung………………………………..3
4. Tanda dan gejala penyakit jantung………………………………… ..4
5. Penatalaksanaan penyembuhan penyakit jantung…………………….5
6. Diet penyakit jantung…………………………………………………8
7. Asuhan gizi penyakit jantung………………………………………..10
B. Diebetes melitus………………………………………………………..iii
1. Pengertian diabetes melitus…………………………………………12
2. Prinsip diet diabetes melitus………………………………………...13
3. Tujuan dan syarat diet………………………………………………13
4. Pengaturan diet secara umum……………………………………….15
5. Pengaturan makanan pada DM 1 dan 2…………………………….21
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN………………………………………iii
A. Pengkajian………………………………………………………….23
B. Diagnosa keperawatan………………………………………………23
C. Intervensi keperawatan……………………………………………..24
D. Implementasi keperawatan………………………………………….24
E. Evaluasi keperawatan………………………………………………..25
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………….ivs
A. Kesimpulan………………………………………………………..26
B. Saran……………………………………………………………….26
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini penyakit jantung dan diabetes melitus menjadi masalah Kesehatan
yang cukup serius baik di negara maju maupun negara berkembang
termasuk Indonesia.Penyakit jantung dan diabetes merupakan penyakit
multifactor.Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya penyskit
jantung dan diabetes.
Pola penyakit disesbabkan adanya kemajuan dibidang teknologi dan
industri,Perilaku ekonomi,perubahan perilaku dan lingkungan serta
meningkatnya umur harapan hidup.Dampak dari bertambahnya umur
harapan hidup adalah masyarakat lebih serang terkena masalah gizi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penatalaksanaan diet pada penderita penyakit jantung
dan diabetes melitus pada pasien ?

C. Tujuan
1. Untuk meengetahui penatalaksanaan diet pada penyakit jantung dan
diabetes melitus.

D. Manfaat
1. Sebagai bahan informasi bagi institusi khussnya rumah sakit.
2. Bagi penulis dalam menambah dan memperluas pengetahuan dibidang
Kesehatan khususnya gizi klinik.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penyakit Jantung
1. Pengertian penyakit jantung

Serangan jantung merupakan peristiwa akut dan terutama disebabkan oleh


penyumbatan yang mencegah darah mengalir ke jantung atau otak. Alasan paling
umum untuk ini adalah penumpukan timbunan lemak di dinding bagian dalam
pembuluh darah yang memasok jantung atau otak. Stroke juga dapat disebabkan
oleh pendarahan dari pembuluh darah di otak atau dari pembekuan darah.
Penyebab serangan jantung dan stroke biasanya adalah adanya kombinasi faktor-
faktor risiko, seperti penggunaan tembakau, pola makan dan obesitas yang tidak
sehat, aktivitas fisik yang tidak aktif dan penggunaan alkohol, hipertensi, diabetes,
dan hiperlipidemia yang berbahaya. (WHO, 2017)

2. Patofisologi penyakut jantung

Penyakit jantung terjadi sebagai akibat dari salah satu (atau lebih) mekanisme
umum berikut ini :

 Dirupsi kontinuitas sirkulasi (misalnya, raptur pembuluh darah besar)


dengan pendarahan.
 Hantaran kardiak yang abnormal (misalnya, blok jantung total) atau
bentukbentuk aritma lainnya (misalnya fibrasi ventrikuler) sehingga terjadi
kontraksi miokardium yang tidak terkoordinasi
 Obstruksi aliran darah (misalnya, arterosklerosis koroner, trombosis, atau
stenosis katup aorta).
 Regurgitasi aliran darah (misalnya, regurgitasi katub mitral atau aorta)
yang membuat aliran keluar darah pada setiap kontraksi jantung berbalik
kembali (dengan demikian, akan menimbulkan overload [kelebihan
muatan] volume dan penurunan aliran darah ke distal).

2
Penyakit jantung terjadi akibat proses berkelanjutan, di mana jantung secara
berangsur kehilangan kemampuannya untuk melakukan fungsi secara normal.
Pada awal penyakit, jantung mampu mengkompensasi ketidakefisiensian
fungsinya dan mempertahankan sirkulasi darah normal melalui pembesaran
dan peningkatan denyut nadi (Compensated Heart Disease). Dalam keadaan
tidak terkompensasi (Decomposation Cardis), sirkulasi darah yang tidak
normal menyebabkan sesak napas (dyspnea), rasa lelah, dan rasa sakit di
daerah jantung. Berkurangnya aliran

darah dapat menyebabkan kelainan pada fungsi ginjal, hati, otak, serta tekanan
darah, yang berakibat terjadinya resorpsi natrium. Hal ini akhirnya
menimbulkan edema. Penyakit jantung menjadi akut bila disertai infeksi
(Endocarditis atau Carditis), Gagal Jantung, setelah Myocard Infarct, dan
setelah operasi jantung. (Almatsier, 2004).

3. Etiologi Penyakit jantung

Penyakit jantung biasanya disebabkan gangguan pada pembuluh darah arteri


yang melayani kebutuhan darah jantung. Jika pembuluh koroner menyempit,
maka otot jantung tidak memperoleh suplai darah yang cukup. Gejalanya tiba-tiba
muncul perasaan tidak enak di dada secara berulang ulang yang disebut angina
pectoris. Setelah itu terjadi gagal jantung dan tidak sadarkan diri atau bahkan
meninggal. Gangguan pembuluh darah jantung biasanya disebabkan ateroklerosis.
Dinding pembuluh darah yang mengalami ateroklerosis akan menebal dan
mengeras. Akibatnya aliran darah tidak lancar dan mengalami turbulensi. Aliran
darah yang mengalami turbulensi dapat merusak selaput kapsul atheroma dan
memecahkannya sehingga mengundang trombosit yang memacu pembekuan
darah dan terbentuknya trombus. Trombus yang menempel pada dinding
pembuluh darah akan bertambah tebal sehingga menyumbat lumen.

3
Akibatnya otot-otot jantung mengalami ischemia, lalu terjadi nekrosis yang
disebut infark mempengaruhi tingkat serangan penyakit jantung.

4. Faktor-Faktor Resiko Penyakit Jantung


Faktor-faktor risiko dari serangan jantung bisa diklasifikasikan dalam tiga
kelompok :
1. Faktor risiko yang bisa diubah :
 hipertensi,
 diabetes melitus,
 penggunaan tembakau,
 tingkat kolesterol “jahat” yang tinggi dalam darah,
 kurangnya aktifitas fisik,
 obesitas.
2. Faktor risiko yang tidak bisa diubah :
 usia,
 jenis kelamin pria,
 penyakit jantung pada anggota keluarga
3. Faktor yang kurang penting :
 kepribadian tipe “A”,
 “Antioksidan” yang tidak memadai : antioksidan mencegah
oksidasi kolesterol. Oksidasi kolesterol adalah salah satu
faktor yang menyebabkan ateroklerosis.
 Kelebihan Homosistin, suatu asam amino, karena
merupakan faktor risiko ateroklerosis. Asam amino adalah
senyawa kimia yang membentuk bangunan blok protein.

4
5. Tanda dan Gejala Penyakit Jantung
Tanda dan gejala umum serangan jantung sebagai berikut ;
1. Rasa menekan, penuh, melilit, atau sakit di tengah dada yang
berlangsung
2. Rasa sakit yang sedang atau parah di bagian depan, tengah atau kiri
dada, bagian atas abdomen, leher, rahang, tangan atau bahu.
3. Rasa menekan atau sesak atau berat di dada atau rasa terbakar.
4. Sakit yang menyebar ke bahu kiri, tangan kiri, leher, rahang, atau
bagian belakang dada.
5. Rasa tak nyaman di dada dengan sakit kepala ringan, pingsan,
berkeringat, mual, atau kehabisan napas.
6. Resah, gelisah dengan atau tanpa rasa dingin dan berkeringat di kulit.
7. Gangguan pencemaran yang tiba-tiba dan akut, pingsan, atau
kehilangan kesadaran.
8. Mual atau muntah
9. Pucat pada kulit, kuku, bibir, lidah, dan lain-lain.
10. Denyut jantung yang meningkat atau tidak teratur

6. Penatalaksanaan Penyembuhan Penyakit Jantung


A. Penyembuhan Dengan Diet
Penatalaksanaan Diet Jantung Gizi berperan penting dalam kesehatan.
Gizi mempengaruhi proses tumbuh kembang pada anak, memelihara
kesehatan umum, mendukung aktivitas kehidupan sehari-hari, dan
melindungi tubuh terhadap penyakit. Bagi orang sakit, gizi dapat
mempengaruhi proses penyembuhan penyakit, timbulnya komplikasi,
lamanya hari rawat dan mortalitas. Oleh karena itu asupan makanan
dalam jumlah dan jenis zat gizi yang sesuai kebutuhan sangat penting
bagi orang sehat maupun orang yang.

5
sakit. Status gizi merupakan kondisi keseimbangan asupan zat gizi
terhadap kebutuhannya dan dikatakan status gizi baik bila berada
dalam keadaan sesuai. Problem gizi timbul bila terjadi ketidaksesuaian
antara asupan dan kebutuhan tubuh akan zat gizi. PAGT merupakan
proses penanganan problem gizi yang sistematis dan akan memberikan
tingkat keberhasilan yang tinggi. PAGT dilaksanakan di semua
fasilitas pelayanan kesehatan, seperti di rumah sakit (di rawat inap dan
rawat jalan), klinik pelayanan konseling gizi dan dietetik, Puskesmas,
dan di masyarakat.

Tujuan pemberian diet penyakit jantung adalah :


1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung.
2. Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk.
3. Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air.

B. Penyembuhan Secara Medis


 Bed-rest (istirahat di tempat tidur) selama beberapa hari pertama
 Monitor jantung secara teratur dengan mesin ECG;
 Injeksi obat penghilang rasa sakit untuk meredakan sakit di dada
 Aspirin untuk mengurangi risiko pembekuan darah di arteri
koronaria;
 Nitrat intravena untuk melebarkan arteri koronaria;
 Beta-blockers dan angiotensi-converting-enzym inhibitors (ACE
inhibitors) obat ini dipakai untuk mengurangi kemungkinan saat
berada di rumah sakit dan untuk memberi efek menguntungkan
dalam jangka panjang.

6
 Thrombolytic agents: jika pasien sampai di rumah sakit dalam
enam jam sejak serangan jantung, injeksi khusus “thrombolytic
agents” bisa diberikan. Injeksi ini bisa menghilangkah sumbatan
dengan bisa menghilangkan sumbatan dengan memecah bekuan
darah sehingga mengembalikan suplai darah ke otot jantung. Perlu
diingat bahwa
 thrombolytic agents hanya bisa menyelamatkan sel-sel otot yang
sekarat tapi tidak bisa menyelamatkan sel-sel yang sudah mati.
2. Aktifitas fisik
Aktifitas fisik seperti berjalan dan olahraga akan meningkatkan aktifitas
sebagian besar otot tubuh sehingga menambah kecepatan proses kimia
dalam tubuh. Sebagai hasilnya, pencernaan membaik dan tidak ada risiko
produksi “toksin” yang berlebihan. Olahraga secara teratur juga membantu
proses pembuangan melalui kulit, paru-paru, usus dan ginjal, serta
mempertahankan normalitas dinding pembuluh darah.
3. Diet
Tujuan diet penyakit jantung secara umum. memberikan makanan
secukupnya (tidak berlebihan) tanpa memberatkan kerja jantung,
menurunkan berat badan bila terlalu gemuk, mencegah atau
menghilangkan penimbunan garam atau air.
4. Tidak merokok
5. Tidak mengkonsumsi alcohol

7
7 . Diet Penyakit Jantung

Penyakit jantung terjadi akibat proses berkelanjutan, dimana jantung secara

berangsur kehilangan kemampuannya untuk melakukan fungsi secara normal.

Pada awal penyakit, jantung mampu mengkompensasi ketidakefisiensian

fungsinya dan mempertahankan sirkulasi darah normal melalui pembesaran dan

peningkatan denyut nadi (Comensated Heart Disease) (Almatsier, 2006)

Dalam keadaan tidak terkompensasi (Decopensatio Cordis) sirkulasi darah

yang tidak normal menyebabkan sesak napas (dyspnea), rasa lelah dan rasa sakit

didaerah jantung. Berkurangnya aliran darah dapat menyebabkan kelainan pada.

fungsi ginjal, hati otak serta tekanan darah, yang berakibat terjadinya resorpisi

natrium. Hal ini akhirnya menimbulkan edema. Penyakit jantung menjadi akut

bial disertai infeksi (Endocarditis atau carditis), gagal jantung, setela Myocard

Infarct, dan setelah operasi jantung.

1. Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit jantung adalah:
a. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja
jantung
b. Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk
c. Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air

8
2. Syarat Diet
Syarat – syarat diet penyakit jantung adalah sebagai berikut:
a. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
normal
b. Protein cukup yaitu 0,8g/kg/BB
c. Lemak sedang yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total, 10%
berasal
d. dari lemak jenuh, dan 10-15% lemak tidak jenuh
e. Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen kalium,
f. kalsium, dan magnesium jika tidak dibutuhkan.
g. Natrium rendah, 2-3 g/hari jika disertai hipertensi atau edema.
h. Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas.
i. Serat cukup untuk menghindari konstipasi.
j. Cairan cukup ± 2liter/hari sesuai dengan kebutuhan.
k. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan
dalam porsi kecil.
l. Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat
diberikan tambahan berupa makanan enteral, parenteral, atau
suplemen gizi.
3. Jenis Diet dan Indikasi pemberian
a. Diet Jantung I
Diet jantung I diberikan kepada pasien penyakit jantung akut
seperti Myocard Infarct (MCI) atau decompesasio kordis berat.
Diet
diberikan berupa 1-1,5liter cairan/hari selama 1-2 hari pertama bila
pasien dapat menerimanya. Diet ini sangat rendah energi dan
semua zat gizi, sehingga sebaiknya hanya diberikan selama 1-3
hari.

9
b. Diet Jantung II
Diet jantung II diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak.
Diet diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung I, atau setelah
fase akut dapat diatasi. Jika di sertai hipertensi dan/atau edema,
diberikan sebgai diet jantung II garam Rendah. Diet ini rendah
energi, protein, kalsium, dan tiamin.
c. Diet Jantung III
Diet jantung III diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa.
Diet diberikan sebagai perpindahan dari Diet Jantung II atau
kepada pasien jantung dengan kondisi yang tidak terlalu berat. Jika
di sertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebgai diet jantung
III garam Rendah. Diet ini rendah energi, protein, kalsium, dan
tiamin.
d. Diet Jantung IV
Diet jantung IV diberikan dalam bentuk makanan biasa. Diet ini
diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung III atau kepada
pasien dengan keadaan ringan. Jika di sertai hipertensi dan/atau
edema, diberikan sebgai diet jantung IV garam Rendah. Diet ini
rendah energi, protein, kalsium, dan tiamin.

8.Asuhan gizi penyakit jantung

1. Skrining Gizi
Tahapan pelayanan gizi rawat inap diawali dengan
skrining/penapisan gizi oleh perawat ruangan dan penetapan order
diet awal (preskripsi diet awal) oleh dokter. Skrining gizi bertujuan
untuk mengidentifikasi pasien/klien yang berisiko, tidak berisiko
malnutrisi atau kondisi khusus.

10
2. Rawat Inap Pasien Penyakit Jantung
Pelayanan gizi rawat inap merupakan pelayanan gizi yang dimulai
dari proses pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi meliputi
perencanaan, penyediaan makanan, penyuluhan/edukasi, dan
konseling gizi, serta monitoring dan evaluasi gizi. Tujunnya untuk
memberikan pelayanan gizi kepada pasien rawat inap agar
memperoleh asupan makanan yang sesuai kondisi kesehatannya
dalam upaya mempercepat proses penyembuhan, mempertahankan,
dan meningkatkan status gizi.
3. Pasien Rawat Inap Penyakit Jantung
Malnutrisi Bila hasil skrining gizi menunjukkan pasien berisiko
malnutrisi, maka dilakukan pengkajian/assesmen gizi dan
dilanjutkan dengan langkah-langkah proses asuhan gizi terstandar
oleh Dietisien. Pasien dengan status gizi baik atau tidak berisiko
malnutrisi, dianjurkan dilakukan skrining ulang/skrining lanjut
setelah 1 minggu. Jika hasil skrining ulang/skrining lanjut berisiko
malnutrisi maka dilakukan proses asuhan gizi terstandar. Pasien
sakit kritis atau kasus sulit yang berisiko gangguan gizi berat akan
lebih baik bila ditangani secara tim.
4. Proses Asuhan Gizi Pasien Jantung
Ruang lingkup asuhan gizi meliputi asuhan gizi rawat jalan dan
rawat inap. Pelayanan asuhan gizi, baik kasus umum maupun
kasus-kasus khusus seperti penyakit jantung, membutuhkan
pengetahuan dietetik yang tinggi dan ketrampilan khusus dalam
melakukan asemen gizi, pemberian enteral dan perhitungan
parenteral serta penanganan masalah gizi pada kondisi sakit berat.
Pelaksanaan kegiatan asuhan gizi:

11
1. melakukan proses asuhan gizi terstandar termasuk
intervensi konseling gizi pada pasien jantung.

2. mengikuti ronde tim kesehatan dan memberikan


arahan mengenai intervensi gizi pasien rawat inap
pasien jantung.

3. mengumpulkan, menyusun dan menggunakan


materi dalam memberikan edukasi gizi pada pasien
penyakit jantung dan

4. interpretasi dan menggunakan hasil penelitian


terkini yang berkaitan dengan asuhan gizi pasien
penyakit jantung.
B. Diebetes melitus
1. Pengertian diabetes melitus
Diabetes melitus terjadi jika jumlah insulin yang dihasilkan
pancreas tidak cukup untuk proses metabolisme yang
normal.sel-sel beta pada pulau-pulau Lagherhams pancreas
menghasilkan hormon insulin dan glucagon yang terlibat
dalam pengaturan kadar gula darah.
Dalam keadaan noral,gula darah tidak pernah naik hingga
diatas kurang lebih 10 mmol per liter.
Maka dapat disimpulakan bahwa kekurnagan insulin dapat
menimbulkan gangguan metabolisme hidratang tetapi juga
gangguan metabolisme protein dan lemak.

12
2. Prinsip diet pada penderita diabetes melitus
Prinsio diet bagi penderita DM adalah mengurangi dan
mengatur konsumsi karbohidrat sehingga tidak terjadi
beban bagi mekanisme pengaturan gula darah.Menjadi
diabetes sering segera dikaitkan dengan tidak boleh makan
gula.
Pengaturan makan(diet)merupakan komponen utama
keberhasilan pengelolaan Diebetes melitus,akan tetapi
mempunyai kendala yang sangat besar yaitu kepatuhan
seseorang untuk menjalaninya.Prinsip pengaturan makan
pada penderita diabetes hampir sama dengan anjuran
makan untuk orang sehat masyarakat umum,yaitu makanan
yang beragam gizi dan berimbang atau lebih dikenal
dengan gizi seimbang.

3.Tujuan dan syarat diet

Tujuan utama yang diharapkan dari pengaturan diet ini


adalah untuk membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan
olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik.

 sedangkan tujuan khusus yang di harapkan dari


pengaturan diet pada penderita diabetes mellitus ini
adalah

1. Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati


normal dengan keseimbangan asupan makanan
dengan insulin (endogen atau eksogen) atau obat
hipoglikemik oral dan tingkat aktifitas.

13
2. Mencapai kadar serum lipid yang optimal
3. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai
atau mempertahankan berat badanyang memadai
orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang normal pada anak dan remaja,
untuk meningkatkan kebutuhan metabolik selama
kehamilan dan laktasi penyembuhan dari penyakit
katabolik. Berat badan memadai diartikan sebagai
berat badan yang dianggap dapat dicapai dan
dipertahankan baik jangka pendek maupun jangka
panjang oleh orang dengan diabetes itu
sendirimaupun oleh petugas kesehatan.
4. Menghindari dan menangani komplikasi akut orang
dengan diabetes yangmenggunakan insulin seperti
hipoglikemia, enyakit-penyakit jangka
pendek,masalah yang berhubungan dengan kelainan
jasmani dan komplikasi kronik diabetesseperti :
penyakit ginjal, neuropati automik, hipertensi dan
penyakit jantung
5. .Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan
melalui gizi yang optimal.
 Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka diet yang diberikan
harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Jumlah energi diberikan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan umur,
jenis kelamin,tinggi badan, aktivitas fisik, proses pertumbuhan, dan
kelainan metabolik.
14
2. Jumlah karbohidrat disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk
menggunakannya,yaitu berkisar 60- 70% dari total konsumsi.
Makanan/minuman yang mengandung gula dibatasi, dan digunakan
jenis karbohidrat kompleks/makanan yang berserat.
3. Protein berkisar 12 – 20%, dan digunakan protein yang bernilai
biologi tinggi (nilai cernanya tinggi).
4. Lemak berkisar antara 20 – 25%, dan lemak jenuh serta kolestrol tidak
dikonsumsi.
5. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan kebutuhannya

 Makanan-makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita


Diabetes Mellitus adalah:
1.Sumber Karbohidrat kompleks Seperti beras/nasi, kentang, singkong,
terigu, tapioka, gula, hunkue, makaroni, mie,bihun, roti, dan biskuit
.2.Protein HewaniAyam tanpa kulit, daging tanpa lemak, ikan, dan telur
maksimal 2x/minggu.
3.SayuranSemua sayuran dianjurkan terutama yang berserat tinggi atau
berwarna hijau sepertibayam, kangkung, daun singkong, dll.
4.BuahSemua buah dianjurkan terutama yang berserat tinggi menurut
jumlah yang sudah ditentukan
4. Pengaturan diet pada diabetes secara umum

Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar
sepanjang hari. Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10 kg) sudah
terbukti dapat meningkatkan kontrol diabetes, walaupun berat badan idaman tidak
dicapai. Penurunan berat badan dapat diusahakan dicapai dengan baik dengan
penurunan asupan energi yang moderatdan peningkatan pengeluaran energi.
Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500kkal lebih rendah dari asupan
rata-rata sehari.Komposisi makanan yang dianjurkan meliputi:

15
1.Karbohidrat

 Rekomendasi ADA tahun 1994 lebih memfokuskan pada jumlah


total karbohidratdaripada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa
lebih liberal. Buah dan susu sudah terbuktimempunyai respon
glikemik yang lebih rendah dari pada sebagian besar tepung-
tepungan.Walaupun berbagai tepung-tepungan mempunyai respon
glikemik yang berbeda, prioritas hendaknya lebih pada jumlah total
karbohidrat yang dikonsumsi dari pada sumber karbohidrat
 Anjuran konsumsi karbohidrat untuk diabetes di indonesia:
a) 45-65% total asupan energi.
b) Pembatasan karbohidrat tidak dianjurkan < 130 g/hari
c) Makanan harus mengandung lebih banyak karbohidrat terutama
berserat tinggi.
d) Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% sehari ( 3-4 sdm)
e) Makan 3 kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat
dalam sehari
 Penggunaan pemanis alternatif pada diabetesi, aman digunakan asal tidak
melebihi batasaman (Accepted Dialy Intake)

a. Fruktosa < 50 gr/hr, jika berlebih menyebabkan diare

b.Sorbitol < 30 gr, jika berlebih menyebabkan kembung, diare

c Manitol < 20 gr/hrd

d.Aspartam 0 mg/ kg BB?hre

e.Sakarin 1 gr/hrf.

f.Acesulfame K 15 mg/kg BB/hrg.

g.Siklamat 11 mg/kg BB/hr

16
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari
perencanaan makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada
individu.dengan diabetestipe 1 dan 2. Sukrosa dari makanan harus diperhitungkan
sebagai pengganti karbohidrat makanan lain dan tidak hanya dengan
menambahkannya pada perencanaan makan. Dalam melakukan subtitusi ini
kandungan zat gizi dari makanan-makanan manis yang pekat dan kandugan zat
gizi lain dari makanan yang mengandung sukrosa harus di pertimbangkan,seperti
lemak yang sering ada bersama sukrosa dalam makanan.

Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil daripada sukrosa dan


kebanyakankarbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat
memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun
pengaruhnya dalam jumlah besar (20%energi) potensial merugikan pada
kolesterol dan LDL. Penderita disiplemia hendaknya menghindari mengkonsumsi
fruktosa dalam jumlah besar, namun tidak ada alasan untuk menghindari makanan
seperti buah-buahan dan sayuran yang mengandung fruktosa alamimaupun
konsumsi sejumlah sedang makanan yang mengandung pemanis fruktosa.

Sorbitol, manitol, dan xylitol adalah gula alkohol biasa mengandung 7 kalori/gram
menghasilkan respon glikemik lebih rendah daripada sukrosa dan karbohidrat
lain.Penggunaan pemanis tersebut secara berlebihan dapat mempunyai pengaruh
laksatif. Sakarin,aspartame adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima
sebagai pemanis pada semua penderita DM.

2) Serat

Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan


untuk orang yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat
makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah
kira-kira 25 gr/1000 kalori/ hari dengan mengutamakan serat larut air.

17
3) Protein

Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006


kebutuhan protein untuk diabetisi 15%-20% energi. Perlu penurunan asupan
protein menjadi 0,8 g/kg beratbadan perhari atau 10% dari kebutuhan energi
dengan timbulnya nefropati pada orang dewasadan 65% hendaknya bernilai
biologic tinggi.Sumber protein yang baik adalah ikan, seafood, daging tanpa
lemak, ayam tanpa kulit,produk susu rendah lemak, kacang-kacangan dan tahu-
tempe.

4) Total lemak

Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25% energi. lemak jenuh <
7%kebutuhan energi dan lemak tidak jenuh ganda <10 300="" asupan="" dari=""
dibatasi=""energi="" hendaknya="" jenuh="" kebutuhan="" kolesterol=""
lebih="" lemak=""makanan="" mg="" perhari.="" sedangkan="" selebihnya=""
span="" tidak="" tunggal.="">Apabila peningkatan LDL merupakan masalah
utama, dapat diikuti anjuran diet disiplin diet dislipidemia. Tujuan utama
pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesteroladalah untuk menurunkan
risiko penyakit kardiovaskular.

5) Garam

Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa
yaitu tidak lebih dari 3000 mgr atau sama dengan 6-7 g (1 sdt) garam dapur,
sedangkan bagi yangmenderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400
mgr natrium perhari atau sama dengan 6 gr/hari garam dapur. Sumber natrium
antara lain adalah garam dapur, vetsin dan soda.

6) Alkohol

18
Anjuran penggunaan alkohol untuk orang dengan diabetes sama dengan
masyaraka tumum. Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah tidak terpengaruh
oleh penggunaan alkohol dalam jumlah sedang apabila diabetes terkendali dengan
baik. Alkohol dapat meningkatkan resiko hipoglikemia pada mereka yang

menggunakan insulin atau sulfonylurea. Karena itu sebaiknya hanya


diminum pada saat makan. Bagi orang dengan diabetes yang mempunyai masalah
kesehatan lain seperti pancreatitis, dislipidemia, atau neuropati mungkin perlu
anjuran untuk mengurangi atau menghindari alkohol. Asupan kaloridari alkohol
diperhitungkan sebagai bagian dari asupan kalori total dan sebagai penukar lemak
(1 minuman alcohol sama dengan 2 penukar lemak)

7) Kebutuhan kalori

Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan


ideal.Komposisi energy adalah 45-65% dari karbohidrat, 10-20% dari protein dan
20-25% darilemak. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang
dibutuhkan orang dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan
kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan
dikurangi bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas,
kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan.Perhitungan berat badan
ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi:

 BBI =90%(TB dalam cm-100x1kg)


 Bagi pria dengan TB di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 rumus
modifikasi menjadi: BBI = (TB dalam cm – 100) x 1 kg
 BB Normal : bila BB ideal ± 10%
 Kurus : < BBI - 10%
 Gemuk : > BBI + 10%
 Faktor-faktor penentu kebutuhan energi yaitu:

19
a. Jenis kelamin
 Kebutuhan kalori wanita sebesar 25 kkal/kg BB ideal dan pria 30 kkal/kg
BB idealb.

b.Umur

 Pasien usia > 40 tahun, kebutuhan kalori


 40-59 tahun dikurangi 5% dari energi basal
 60-69 tahun dikurangi 10 % dari energi basal
 > 70 tahun dikurangi 20% dari energi basal

Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi daripada orang
dewasa,dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kal/kg BB.

Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya pada anak-
anak lebih dari pada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap tahunnya.

.c. Aktifitas fisik atau pekerjaan Kebutuhan kalori ditambah sesuai dengan
intensitas aktifitas fisikPenambahan kalori dari aktifitas fisik:

1) Keadaan istirahat : ditambah 10% dari kebutuhan basal2)


2) Keadaan aktifitas ringan: ditambahkan 20% dari kebutuhan basal3)
3) Keadaan aktifitas sedang: ditambahkan 30% dari kebutuhan basal4)
4) Keadaan aktifitas berat dan sangat berat: ditambahkan 40 & 50% dari
kebutuhan basal
 Jenis aktifitas dikelompokkan sebagai berikut :
 Keadaan istirahat : berbaring di tempat tidur
 Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu
rumah tangga dan lain-lain
 Sedang : pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer yang
sedang tidak perang, .
 Berat : petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit.
 Sangat berat : tukang becak, tukang gali, pandai besi.
20
d. Berat badan

 Bila gemuk: dikurangi 20-30% tergantung dari tingkat kegemukan.


 Bila kurus: ditambah 20-30% tergantung dari tingkat kekurusan untuk
menambahberat badan.
 Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yang diberikan paling
sedikit1000-1200 kalori perhari untuk wanita dan 1200-1600 kalori perhari
untuk pria.
Pembagian makanan sejumlah kalori terhitung dibagi dalam 3 porsi
besar makan pagi(20%), siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi
makanan ringan (10 -15 % ). Untuk meningkatkan kepatuhan pasien,
sejauh mungkin perubahan dilakukan secara bertahap dan harus
disesuaikan dengan kebiasaan makan

E. Pengaturan makanan pada DM TIPE I

Waktu pemberian makanan untuk penderita yang medapat insulin jenis


intermediate atau long acting harus disesuaikan dengan waktu saat insulin bekerja.
Bila makanan terlambat diberikan, maka saat insulin bekerja, tidak ada makanan
atau makanan kurang dari seharusnya, sehingga terjadi hipoglikemia (kadar gula
darah kurang darinormal).Gejala-gejala hipoglikemia antara lain gemetar,
berkeringat, lelah, lapar, gampangtersinggung, bingung, detak jantung cepat
sekali, pandangan kabur, nyeri kepala, tubuh kebas, atau kesemutan di sekitar
mulut dan bibir, bahkan bisa kejang-kejang atau pingsan.Sebaliknya bila makanan
terlalu banyak, tidak sesuai dengan jumlah insulin yang diberikan,maka akan
terjadi hiperglikemia (kadar gula darah lebih dari normal). Seringkali,
menumakan yang tepat dan waktu makan yang teratur dapat mencegah problem-
problem tersebut.

21
5. Pengaturan makanan pada DM tipe II
Pada penderita DM tipe II, pengaturan makanan merupakan hal
yang sangat penting. Bilahasil pengaturan makanan tidak sesuai dengan
yang diharapkan, diperlukan obat-obathipoglikemia OAD (oral anti-
diabetic) atau insulin.
Mayoritas penderita DM tipe II mengalami obesitas, oleh karena
itu tujuan utama daripengaturan makanan adalah menurunkan berat badan
ke berat badan ideal. Untuk itupenderita diberi diet rendah kalori atau
rendah energi. Dengan diet rendah kalori, pada umumnya keadaaan
hiperglikemia dapat diperbaiki. Pada beberapa penderita, pengurangan
jumlah total energi waktu puasa dapat menormalkan kadar glukosa.
Penderita DM tipe II yang kurus tidak memerlukan pembatasan
jumlah energi yang ketat. Akan tetapi, semua penderita diabetes tipe II
harus mengurangi lemak dan kolesterolserta meningkatkan rasio asam
lemak tak jenuh dengan asam lemak jenuh

22
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 februari 2023 dengan keluhan utama yang
dirasakan klien nyeri dada,selain nyeri dada pasien mengeluh perutnya mual.
Keluhan nyeri dada sebelah kiri dirasakan setelah beraktivitas berat sejak 10 hari
yang lalu. Selain itu dada terasa seperti tertindih, terasa berat, berdebar, badan
terasa lemas, sesak. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik tekanan darah 130/100
mmHg. Nadi 82 x/menit. Pernafasan 19 x/menit. Hasil lab kolesterol total 215
mg/dL, trigliserida 299 mg/dL, GDA 257 mg/dL. Hasil gambaran EKG tidak
normal menunjukkan paroksimal atrial takikardi. Tanda dan gejala penyakit
jantung coroner yaitu timbulnya rasa nyeri di dada (Angina Pectoris), sesak nafas
(Dispnea), keanehan pada irama denyut jantung, pusing, rasa lelah
berkepanjangan, sakit perut, mual dan muntah (Hermawati, 2014), sakit dada
tersebut biasanya timbul pada waktu melakukan aktivitas yang berat dan segera
hilang saat aktivitas dihentikan (Kasron, 2012). Pada pemeriksaan penunjang nilai
laboratorium tidak normal, teori mengatakan bahwa kolesterol total yang
meningkat di atas 200 mg/dL merupakan petunjuk peningkatan resiko penyakit
jantung koroner (Muttaqin, 2009). Dari hasil pengkajian dan pemeriksaan fisik
pada klien dan dibandingkan dengan teori hasilnya sesuai.

23
2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan utama klienyaitu nyeri akut


berhubungan dengan iskemia otot jantung, hal ini disebabkan oleh aliran oksigen
ke jantung menurun dan mengakibatkan jantung kekurangan oksigen. Pada
analisa juga didapatkan diagnosa keperawatan ketidakseimbangan nutrisi lebih
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pola makan banyak/tidak seimbang,
karena disebabkan oleh pola makan klien yang tidak teratur dan klien sering
mengkonsumsi makanan tinggi lemak, tinggi gula. Hal ini membuktikan bahwa
terdapat kesesuaian antara diagnosa yang muncul pada teori dan di lapangan.

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi Intervensi atau rencana tindakan yang dilakukan pada klien yaitu
pertama kendalikan koping faktor lingkungan, intervensi yang kedua anjurkan
teknik distraksi dan relaksasi nafas dalam, intervensi yang ketiga observasi tanda-
tanda vital, intervensi keempat kolaborasi dengan TIM gizi, kelima anjurkan
memberitahu bila terjadi nyeri, intervensi keenam kaji komprehensif nyeri
menggunakan PQRST, intervensi ketujuh kolaborasi pemberian terapi, intervensi
kedelapan. Pada tujuan intervensi setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24
jam nyeri dapat berkurang/hilang. Keriteria hasil pada partisipan yaitu tingkat
nyeri pasien berkurang/hilang, tanda-tanda vital dalam batas normal, hasil
laboratorium normal, pola makan teratur. Penyusunan intervensi pada kasus ini
tidak sepenuhnya sesuai dengan teori, namun disesuaikan dengan kebutuhan dan
keadaan pasien.

4. Implementasi Keperawatan

Tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu pertama mengendalikan faktor


koping lingkungan. Implementasi yang kedua menganjurkan teknik distraksi dan
relaksasi nafas dalam atau sesuai dengan keadaan pasien agar pasien merasa
nyaman. Implementasi yang ketiga mengobservasi tanda-tanda vital TD : 130/100
mmHg, N : 82 x/menit, S : 36 C.

24
RR : 19 x/menit. Implementasi keempat yaitu kolaborasi dengan TIM gizi tentang
diitdm dan jantung, bubur, lauk pauk, sayur, pasien habis 1 porsi makan. Kelima
menganjurkan memberitahu bila terjadi nyeri, pasien memberitahu jika dada
masih terasa nyeri. Keenam mengkaji komprehensif nyeri menggunakan PQRST,
Pengkajian nyeri : P : Nyeri dada setelah beraktivitas berat, Q : Nyeri seperti
tertusuk, cenut-cenut, berdebar, R : Nyeri dada sebelah kiri, S : Nyeri ringan skala
3, T : Nyeri timbul sejak ±10 hari yang lalu dengan sekali nyeri berdurasi 3 menit,
nyeri hilang timbul. Dari hasil implementasi 3 hari perawatan, pada hari pertama
dilakukan implementasi pada partisipan sesuai dengan intervensi atau rencana
tindakan, namun pada hari kedua implementasi dimodivikasi dengan pemberian
HE. Implentasi HE yang diberikan yaitu mengenai masalah diit makan pada
penderita penyakit jantung dan DM, karena pola makan pada klien tersebut tidak
teratur.

5. Evaluasi

Pada evaluasi hari ke 2 masalah ketidaseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan


tubuh teratasi dengan kriteria klien nampak mengerti tentang cara mengontrol
pola makan. Hasil evaluasi di dapatkan pada hari ke 3 dengan tindakan
keperawatan nyeri akut berhubungan dengan iskemia otot jantung teratasi
sebagian, dengan kriteria hasil pada tujuan keperawatan wajah pasien tampak
rileks, skala nyeri menurun atau hilang (Wilkinson, 2007). Rencana selanjutnya
yaitu mengkaji ulang nyeri klien, observasi tanda- tanda vital, ajarkan teknik
distraksi dan relaksasi nafas dalam, kolaborasi pemberian terapi sesua advis
dokter. Nyeri yang dialami klien berkurang ditandai dengan batasan normal
pernafasan.

25
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemberian edukasi kepada pasien dengan membaakan materi
tentang tujuan.pemberian diet jantung, prinsip dan syarat diet
jantung, makanan yang boleh dan dibatasi untuk dikonsumsi Terapi
diet yang dilakukan adalah pemberian diet jantung IV
Penderita DM dianjurkan untuk mengkonsumsi serat dalam
jumlah yang cukup. Serat dalam jumlah cukup akan menurunkan
kecepatan absorpsi karbohidrat serta menurunkan kadar lipid
dalam serum, sehingga dapat menekan kenaikan kadar gula darah
setelah makan.Selain itu juga dapat menekan kenaikan kadar
kolesterol yang di ekskresikan ke dalam usus dari empedu.

3.2 Saran
Bagi perawat haruslah penting menjaga kebutuhan gizi pasien dan
harus memperhatikan diet apa saja yang harus di berikan kepada
pasien Jagalah kesehatan anda sejak dini sebelum tumbul gejala
penyakit yang kita takuti. Mulailah memilah-milah makanan yang
baik untuk kesehatan kita dan hindari stress yang dapat
memperparah penyakit yang diderita.Bukan hanya perawat saja
yang perlu menjaga kesehatan, tetapi kita mnasyarakat luas
juga perlu memperhatikan kesehatan, dengan pola hidup sehat dan
olah raga yang teratur serta.

26
DAFTAR PUSTAKA

Adib,M.2009. Cara Mudah Memahami Dan Menghindari Hipertensi


Jantung Dan Stroke. Yogyakarta
Almatsier, Sunita.2006. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Gani, S. 2016. Gambaran Asupan lemak, Asupan Kolesterol dan
Kebiasaan Makan
Hamzah,D.F. 2017. Penatalaksanaan Diet Jantung dan Status Gizi Pasien
Penderita.
Anonim Pentingnya diet bagi penderita Diabetes melitus.https:/4-
healthifood.blogspot.com/2008/03/pentingnya-pengaturan-diet-bagi.html.

Anda mungkin juga menyukai