Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KONSELING GIZI
(Diet Penyakit Jantung Koroner)

Disusun Oleh :
Kelompok 8
Clara Ambarwati
Evanaftalya S. Wonda
Jelita D. Lakiu
Sri Puspita Dewi

Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado


Prodi Sarjana Terapan Gizi & Dietetika
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat
limpahan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang sederhana ini.
Makalah ini berjudul “Penyakit Jantung Koroner” Kami berharap melalui makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca dan dosen mata kuliah konseling
gizi.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada pembaca atas kerja
samanya.

Manado, 07 April 2020


DAFTAR ISI

Cover..................................................................................................................................i
Kata Pengantar................................................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................4
A. Jantung...................................................................................................................4
B. Penyakit Jantung Koroner.....................................................................................4
C. Gejala Penyakit Jantung Koroner..........................................................................5
D. Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner..............................................................6
E. Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit jantung Korener...............................7
BAB 3 KONSELING GIZI PJK..................................................................................10
A. Langkah-Langkah Konseling..............................................................................10
BAB 4 PENUTUP..........................................................................................................19
A. Kesimpulan..........................................................................................................19
B. Saran....................................................................................................................19
Daftar Pustaka...............................................................................................................20
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian terbesar
di banyak negara. Semua orang mempunyai kemungkinan mendapatkan
penyakit ini. Nyeri dada yang akibat penyakit ini dirasakan oleh jutaan
penduduk dunia.
Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang menyerang
pembuluh darah yang mengalirkan darah ke jantung (arteri koronaria).
Timbunan lemak, kolesterol dan jaringan ikat pada dinding pembuluh
darah secara perlahan-lahan pada akhirnya akan mengakibatkan
menyempitnya pembuluh darah. Pada waktu pembuluh darah menyempit,
jantung harus bekerja lebih keras dan ini menyebabkan nyeri dada. Kalau
pembuluh darah tersumbat sama sekali, pemasokan darah ke jantung akan
terhenti. Inilah yang disebut serangan jantung.
Terdapat banyak sekali faktor yang menyebabkan terjadinya
jantung koroner seperti : kadar kolesterol yang tinggi dalam darah, tekanan
darah tinggi, merokok, diabetes mellitus, kegemukan, bahkan keturunan.
Berdasarkan penelitian yang telah banyak dilakukan, sebagian besar
penyakit jantung koroner disebabkan oleh tingginya kadar kolesterol
dalam darah terutama kadar LDL (Low Density Lipoprotein).
Pengaturan gizi sangat berperan dalam menekan beberapa faktor
risiko primer maupun sekunder dan dapat memberikan sumbangan dalam
pencegahan dan pengobatan penyakit jantung koroner.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan hiperemesis gravidarum ?
b. Apa penyebab hiperemesis gravidarum ?
c. Apa saja gejala dari hiperemesis gravidarum ?
d. Apa saja tujuan diet dari hiperemesis gravidarum ?
e. Apa saja syarat diet dari hiperemesis gravidarum ?
f. Apa saja makanan yang dianjurkan ?
g. Apa saja makanan yang tidak dianjurkan ?

C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui gejala penyakit
jantung koroner, bahaya penyakit jantung koroner (PJK), faktor risiko
penyakit jantung koroner, serta untuk mengetahui bagaimana cara
diagnosis, pencegahan, dan penanggulangannya.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Jantung
Jantung adalah salah satu organ vital manusia. Terdiri dari
kumpulan otot jantung (cardiovaskuler muscle), berbentuk kerucut, dan
memiliki berat kira-kira 300 gram atau sebesar kepalan tangan. Jantung
terletak di rongga dada, di antara kedua paru-paru dan posisinya agak
miring ke arah kiri (Pearce 2002).

B. Penyakit Jantung Koroner


Menurut dr. Lukman Hakim Makmun, SpPD-KKV, K-Ger, SpJP
dalam majalah DokterKita (2006), penyakit jantung koroner adalah
penyakit yang disebabkan penyempitan pembuluh darah (arteri koroner)
yang terdapat di jantung. Pembuluh darah koroner tersebut bertanggung
jawab untuk memberi makanan pada jantung.
Menurut WHO yang diacu dalam Knight (1995), penyakit jantung
koroner adalah ketidaksanggupan jantung, akut atau kronis, yang timbul
karena kekurangan suplai darah pada myokardium sehubungan dengan
proses penyakit pada sistem nadi koroner.
Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang menyerang
pembuluh darah yang mengalirkan darah ke jantung (arteri koronaria).
Timbunan lemak, kolesterol dan jaringan ikat pada dinding pembuluh
darah secara perlahan-lahan pada akhirnya akan mengakibatkan
menyempitnya pembuluh. Pada waktu pembuluh darah menyempit,
jantung harus bekerja lebih keras dan ini menyebabkan nyeri dada. Kalau
pembuluh darah tersumbat sama sekali, pemasokan darah ke jantung akan
terhenti (Widjaja 2007).
Penyakit jantung koroner adalah suatu keadaan akibat terjadinya
penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner.
Penyempitan atau penyumbatan ini dapat menghentikan aliran darah ke
otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri (Krisnatuti dan
Yenrina 1999).

C. Gejala Penyakit Jantung Koroner


Penyakit jantung koroner sering ditandai rasa nyeri atau sesak di
dada. Rasa nyeri terasa pada dada bagian tengah, lalu menyebar ke leher,
dagu dan lengan. Rasa nyeri muncul karena jantung kekurangan darah dan
suplai oksigen. Gejala lain yang menyertai penyakit jantung koroner akibat
penyempitan pembuluh nadi jantung adalah rasa tercekik (angina
pektoris). Kondisi seperti ini timbul secara tak terduga dan hanya timbul
jika jantung dipaksa bekerja keras, misal fisik dipaksa bekerja keras atau
mengalami tekanan emosional (Krisnatuti dan Yenrina 1999).
Menurut dr. Lukman Hakim Makmun, SpPD-KKV, K-Ger, SpJP
dalam majalah Dokterkita (2006), gejala yang paling sering muncul adalah
nyeri dada terutama saat beraktivitas dan menghilang saat penderita
beristirahat. Selain nyeri dada gejala lain yang dapat muncul diantaranya :
nafas pendek, detak jantung tidak beraturan (palpitasi), atau mungkin
denyut jantung bertambah cepat, dan penderita menjadi gelisah. Apabila
penyakit ini bertambah parah hingga mengakibatkan serangan jantung,
penderita akan mengalami gejala berupa nyeri dada hebat, secara spesifik
hal ini terjadi karena otot tidak mendapatkan cukup darah (suatu keadaan
yang disebut ischemia), maka oksigen yang tidak memadai dan hasil
metabolisme yang berlebihan menyebabkan kram atau kejang selain itu
juga akan terjadi Angina yang merupakan perasaan sesak di dada atau
perasaan dada diremas-remas. Jenis dan beratnya nyeri atau ketidak
nyamanan ini bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang yang
mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak merasakan nyeri sama
sekali (suatu keadaan yang disebut silent ischemia). Gejala lain yang
dialami oleh penderita seperti kelemahan/kelelahan (terjadi karena jantung
tidak efektif memompa sehingga aliran darah ke otot selama melakukan
aktivitas akan berkurang), pusing, berkeringat banyak bahkan muntah, dan
yang lebih parah terjadi kolaps atau pingsan.
D. Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner
Krisnatuti dan Yenrina (1999) mengatakan bahwa faktor risiko
diartikan sebagai karakteristik yang berkaitan dengan kejadian suatu
penyakit di atas rata-rata. Faktor risiko mempunyai pengaruh sangat kuat
dan lemah. Faktor risiko penyakit jantung berkaitan dengan diet.
Bagaimanapun pengaturan gizi sangat berperan dalam menekan beberapa
faktor risiko primer maupun sekunder dan dapat memberikan sumbangan
dalam pencegahan dan pengobatan penyakit jantung koroner. Faktor risiko
terbentuknya penyakit jantung koroner dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini :
Tabel 1. Peringatan Faktor Resiko Terbentuknya Penyakit Jantung
Korener
Faktor Primer Faktor Sekunder
1. Merokok (1 pak atau lebih 1. Peningkatan trigliserida plasma
dalam sehari) 2. Obesitas
2. Hipertensi (diastolik > 90 3. Diabetes Mellitus
mmHg; sistolik > 150 4. Stress kronis
mmHg) 5. Pik KB
3. Peningkatan kolesterol 6. Vasektomi
plasma (> 240-250 mg/dl) 7. Kurang aktivitas primer
8. Keturunan (genetik, umur, jenis
kelamin)
E. Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit jantung Korener
Setelah mengetahui bahaya yang ditimbulkan oleh penyakit
jantung koroner, maka dapat dilakukan tindakan pencegahan guna
meminimalkan resiko terjangkitnya penyakit jantung koroner. Pencegahan
yang dapat dilakukan diantaranya dengan cara mengkonsumsi makanan
yang sehat bagi jantung (rendah kandungan kolesterol) dan memperbanyak
konsumsi serat pada buah dan sayur. Meningkatkan konsumsi serat
merupakan satu-satunya cara untuk meningkatkan sekresi garam atau asam
empedu yang berakibat pada penurunan kadar kolesterol (melalui
pembentukan micelle).Selain itu jenis makanan tertentu yang banyak
mengandung asam lemak omega-3 dapat membantu menyehatkan jantung
(minyak kanola, minyak zaitun, dan minyak kacang).
Pencegahan dapat juga dilakukan dengan meningkatkan atau
memperbanyak aktivitas fisik seperti olahraga teratur selama 2-3 kali
seminggu dengan durasi 30 menit hingga 60 menit setiap kali olahraga.
Olahraga dapat membantu kesehatan jantung dengan meningkatkan curah
darah ke jantung dan menguatkan kontraksi otot jantung sehingga aliran
darah semakin kuat. Apabila telah diketahui bahwa kandungan kolesterol
dalam darah tinggi, pengobatan secara teratur untuk menurunkan kadar
kolesterol darah juga dapat menurunkan resiko terjangkit penyakit jantung
koroner.
Bagi penderita jantung koroner, maka ada beberapa jenis
penanggulangan yang dapat dilakukan. Pertama adalah mengubah gaya
hidup menjadi lebih sehat. Dengan demikian diharapkan terjadi perbaikan
pada kondisi pembuluh darahnya. Jika diperlukan, akan diberikan obat
untuk mengatasi penyakitnya. Terapi obat-obatan yang diberikan pada
penderita PJK adalah upaya stabilisasi plak dengan dosis tinggi HMG-co
A reductase inhibitors atau yang lebih dikenal dengan nama statin. Efek
antiperadangan obat penurun kolesterol ini diyakini memiliki kemampuan
memperkuat lapisan pelindung plak dan bahkan dapat mereduksi
penyempitan (Yahya 2003). Pada PJK lanjut, dan bahkan mengancam
nyawa, metode lain adalah dengan secepat mungkin membuka sumbatan
yang diakibatkan oleh timbunan kolesterol pada pembuluh darah. Atau
membuat aliran darah menjadi lancar degan segera. Untuk itu dilakukan
tindakan PTCA (Percutaneous Transvenous Coronary Angioplasty) atau
dikenal juga dengan tindakan kateterisasi. Kateterisasi merupakan
pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui struktur serta fungsi
jantung, termasuk ruang jantung, katup jantung, otot jantung, serta
pembuluh darah jantung termasuk pembuluh darah koroner, terutama
untuk mendeteksi adanya pembuluh darah jantung yang tersumbat.
Prinsip kerja kateterisasi adalah kateter yang halus yang di
ujungnya ada balon yang dapat melebarkan pembuluh darah dimasukkan
ke dalam pembuluh darah kemudian ujung kateter diletakkan di tempat
yang mengalami penyempitan. Dari luar kateter diinjeksi supaya balon
mengembang. Dengan demikian, diharapkan pembuluh darah yang sempit
dapat melebar sehingga aliran darah normal kembali. Prosedur tersebut
dilakukan oleh Dokter Spesialis dengan menggunakan alat Angiografi.
Dengan pemberian zat kontras melalui kateter, dokter dapat mengetahui
secara tepat letak, luas, serta berat atau derajat penyempitan pembuluh
darah koroner. Hasil akan direkam secara jelas di dalam film atau CD
(Compact Disc). Dengan semakin canggihnya peralatan Angiografi dan
berkembangnya teknik-teknik baru, pada umumnya tindakan kateterisasi
secara praktis dianggap tidak ada resiko. Menurut data statistik dari ribuan
pasien yang telah menjalankan kateterisasi di RS Medistra menunjukkan
bahwa angka keberhasilannya amat tinggi, setingkat dengan yang
dilakukan di Amerika Serikat. Berikut disertakan gambar sebelum dan
sesudah dilakukan teknik kateterisasi.
Selain cara kateterisasi, cara lain adalah dengan melakukan bedah
jantung, atau yang dikenal juga dengan cara CABG (Coronary Artery
Bypass Graft), operasi bypass. Dengan cara ini, pembuluh darah yang
sudah tersumbat diganti dengan pembuluh darah dari tempat lain yang
masih bagus.
Di samping itu semua, pengaturan diet merupakan salah satu upaya
strategis untuk memperkecil risiko penyakit jantung koroner. Menurut
Herman (1992), prinsip diet yang dapat dianjurkan sebagai berikut :
1. Masukan energi seimbang, artinya harus sesuai dengan
kebutuhan.
2. Energi yang berasal dari lemak tidak lebih dari 30%
3. Proporsi lemak tak jenuh ganda, lemak jenuh, dan lemak tak
jenuh tunggal adalah 1:1:1.
4. Batasi konsumsi alkohol dan kopi.
BAB 3
KONSELING GIZI PJK

A. Langkah-Langkah Konseling
1. Tahap Pelibatan (Involving)
Pada tahap ini, gunakan keterampilan komunikasi, sambut klien
dengan baik dan ramah, berdiri serta berikan salam kepada klien.
Persilahkan klien untuk duduk dan merasa nyaman. Disini konselor
memperkenalkan nama dan memberikan waktu klien untuk menceritakan
identitas. Selain itu, konselor harus menunjukan kepercayaan diri di depan
klien dan menjelaskan tujuan dari konseling gizi yang akan diberikan.
Adapun data klien yang didapat sebagai berikut :
Nama Klien : I Made Jagra
Jenis Kelamin : Laki - laki
Umur : 59 Tahun
Alamat : Br.Telanga Tegal Kabupaten Bandung
Pekerjaan : Pedagang
Penyakit : Penyakit Jantung Koroner
2. Tahap Penjelasan / Menggali Permasalah (Exploring)
Pada tahap ini, konselor akan mengumpukan data, verifikasi, dan
interpretasi data yang sistematis dalam upaya mengidentifikasi masalah
gizi dan penyebabnya. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mendapatkan
informasi atau data yang lengkap dan sesuai dalam upaya mengidentifikasi
masalah gizi yang terkait dengan masalah asupan energi dan zat gizi atau
faktor lain yang dapat menimbulkan masalah gizi. Informasi yang dapat
dikaji berupa data antropometri, data biokimia, data klinis dan fisik data
riwayat makan serta data riwayat personal. Adapun data-data yang
dimaksud perinciannya sebagai berikut :
 Data Antropometri
Berat Badan (BB) : 80 kg
Tinggi Badan (TB) : 170 cm
IMT : 28,57
BBI : 63 kg
 Data Biokimia
Tanggal Pemeriksaan : 13 Agustus 2015
Jam Pemeriksaan : 12.07 AM
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Kimia Klinik

NILAI
PARAMETRIK HASIL SATUAN REMAKS KETERANGAN
RUJUKAN
SGOT 33,14 U/L Tinggi 11,00 – 33,00

SGPT 55,92 U/L Tinggi 11,00 – 50,00


Bun 13,97 mg/Dl 10,00 – 23,00
Creatinin 0,872 mg/dL 0,50 – 1,20
Cholesterol 202,50 mg/dL Tinggi Normal < 200 Batas tinggi
200-239
Tinggi >= 240
HDL direk 42,33 mg/dL 40,00 – 60,00
LDL 134,00 mg/dL Optimal < 100 Mendekati
optimal 100-129
Batas tinggi
130-159
Tinggi 160-189
Sangat tinggi >=
190
Triglyserida 130,80 mg/dL Normal < 50 Limit tinggi
150-199
Tinggi 200-499
Sangat tinggi >=
500
CKMB 17,89 U/L 7,00 – 25,00
LDH 323,10 U/L 240,00 –
480,00
Glukosa darah 104,10 mg/dL Rendah 80,00 – 140,00
sewaktu
Natrium 134,40 mmol/L 136,00 –
145,00
Kalium 3,729 mmol/L 3,50 – 5,10
Sumber: Hasil Pemeriksaan Medik Penunjang Instalasi Laboratorium Klik
Rumah Sakit Sanglah.
 Kebutuhan Zat Gizi
- Menghitung kebutuhan energi dengan rumus Du Bois :
BMR = BBI x Jam x 1,0
= 63,0 x 24 x 1,0 = 1512,0 Kkal
Koreksi Tidur = BBI x 0,1 x 8
= 63,0 x 0,1 x 8 = 50,4 Kkal -
= 1461,6 Kkal
Aktivitas Fisik = 50% x 1461,6 = 730,8 Kkal +
= 2192,4 Kkal
SDA = 10 % x 2192,4 = 219,24 Kkal +
= 2411,64 Kkal
Dari hasil peerhitungan di atas, kebutuhan energi klien sehari adalah
2411,64 Kkal.

- Kebutuhan standar untuk protein:


Anjuran asupan protein di Indonesia adalah 15% -20% dari total
energi. Jadi dalam sehari, kebutuhan asupan protein klien adalah
sebagai berikut :
Protein = 15% x total energi sehari
= 15% x 2411,64 Kkal
= 361,74 Kkal
4
= 90.44 gram
- Kebutuhan standar untuk lemak :
Anjuranasupanlemak di Indonesia adalah 20% -25% dari
totalenergi.Asupan lemak dianjurkan < 10% energi dari lemak jenuh
dan tidak lebih 10% energi dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan
selebihnya yaitu 60% – 70% total energi dari lemak tidak jenuh
tunggal dan karbohidrat.Jadi dalam sehari, kebutuhan asupan lemak
klien adalah sebagai berikut :
Lemak = 20% x total energi sehari
= 20% x 2411,64 Kkal
= 482,33Kkal
9
= 53,59gram
- Kebutuhan standar untuk karbohidrat :
Berdasarkan anjuran di atas konselor menggunakan anjuran konsumsi
65% total energi agar pertambahan persentase protein, lemak, dan
karbohidrat menjadi 100%. Dalam sehari kebutuhan asupan
karbohidrat klien adalah sebagai berikut :
Karbohidrat = 65 % x total energi sehari
= 65 % x 2411,64 Kkal
= 1567,56 Kkal
4
= 391,89 gram
- Kebutuhan untuk tiap kali makan :
Tabel 2. Kebutuhan Zat Gizi Makro per Hari
Waktu Energi (Kkal) Protein (gram) Lemak (gram) Karbohidrat (gram)
Pagi (25%) 602,91 22,61 13,39 97,97
Siang (25%) 602,91 22,61 13,39 97,97
Malam (20%) 482,32 18,08 10,71 78,37
Selingan (15%) 361,74 13,56 8,03 58,78
Jumlah 2049,88 76,86 45,52 333,09

 Recall 24 Jam
Tabel 3. Hasil Recall 24 Jam
Banyaknya
No Waktu Makan Nama Makanan Bahan Makanan
URT gram
1 Pagi (Pukul - Bubur - beras giling 1 prg 200
6.00 – 7.30)

2 Selingan Pagi
- pisang rebus - pisang kepok 2 bh 200
(Pukul 11.00)
3 Siang (Pukul - Bubur - Beras giling 1 prg 200
13.30)
4 Selingan Siang
- Pisang rebus - Pisang kepok 1 bh 100
(Pukul 16.00)
5 Malam (Pukul - Bubur - Beras giling 1 prg 100
18.00) - Sayur urab - Daun singkong -
30
- Sawi -
- Kacang panjang - 20
- Pepes ayam - Daging ayam 40
20
40

Dari hasil recall 24 jam yang dilakukan, konselor menganalisis kandungan


zat gizi total dari bahan makanan yang sudah didata. Setelah dianalisis,
dapat disimpulkan bahwa dalam sehari, asupan klien belum memenuhi
kebutuhan yang dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 4. Asupan Zat Gizi Sebelum Konseling
Energi Protein Lemak Karbohidrat
(Kkal) (gram) (gram) (gram)
Recall 24 Jam 2252,9 47,92 14,52 480,52
Kebutuhan 2049,88 76,86 45,52 333,09
% Asupan 1,100 0,623 0,318 1,442

 Data Klinis dan Fisik


Keluhan : Nyeri dada, mendadak tidak berdebar dan mual.
Pengamatan Fisik : Dilihat dari IMT, klien mengalami kegemukan.

 Riwayat Personal
Klien tidak memiliki riwayat penyakit jantung koroner dari orang
tua atau keluarga terdekat. Dapat disimpulkan bahwa klien menderita
penyakit jantung koroner setelah dilakukan cek laboratorium lebih lanjut.
Selain itu, gejala – gejala yang timbul muncul setelah bertambahnya usia
klien yaitu pada saat klien berumur 55 tahun.

3. Tahap Pemacahan Masalah (Resolving)


Pada tahap ini, konselor harus mampu memberikan solusi sesuai
dengan masalah yang dihadapi dengan memberikan penjelasan berupa
alternatif-alternatif pemecahannya, yakni anjuran perencanaan diet dan
olahraga.
Dalam perencanaan diet untuk penyakit jantung koroner, hal yang
perlu diperhatikan adalah pengaturandietnyabisaberupa diet
rendahgaramdan diet rendahkolestrollemakterbatas, yang
bertujuanuntukmemberikanmakanansecukupnyatanpamemberatkankerjaja
ntung,menurunkanberatbadanbilaterlalugemuk,
sertamencegahataumenghilangkanpenimbunangaramatau air. Makanan-
makanan seperti brokoli, kacang merah, bayam, alpukat, beras merah,
tomat, sayuran hijau, ikan tuna mengandung asam folat, vitamin B6, beta
karoten dan omega 3 yang dapat membantu pemulihan jantung koroner
dan mencegah semakin kronisnya penyakit tersebut. Namun karena
keadaan rumah klien tinggal jarang memasak sehingga konselor
menyarankan agar pasien memasak sendiri bahan makanan yang dianggap
mudah seperti merebus bayam, dan lebih banyak mengonsumsi buah-
buahan selain untuk menurunkan berat badan pasien yang sudah
mendekati obesitas dan tidak mengonsumsi makanan yang tinggi
kolesterol sehingga dapat memicu parahnya penyakit tersebut. Selain itu
konselor juga menyarankan pada seiap makan agar memenuhi kecukupan
pola gizi seimbang .
Berikut adalah menu sehari untuk klien sesuai dengan penyakit
jantung koroner yang diderita :

Tabel 5. Rincian Menu Sehari untuk Klien


Total Zat Gizi Makro
Waktu Menu Energi Protein (gram) Lemak Karbohidrat
(Kkal) Hewani Nabati (gram) (gram)
Pagi - Nasi putih
- Omelet putih telur
(07.00)
- Bolognaise tempe 623,7 5,94 18,42 12,77 103,77
- Sup sayur pohon
- Buah segar
Selinga - Puding buah
n Pagi 159 2,05 1,6 2,5 32,55
(10.00)
Siang - Nasi merah
- Rolade ayam
(13.00)
- Tahu rebus 660,5 7,28 13,02 22,99 93,64
- Sup wortel
- Semangka
Selinga - Ubi rebus
n Siang 270,4 9,12 2,05 9,045 36,64
(16.00)
Malam - Mixed nasi putih merah
- Pepes kakap
(19.00)
- Tempe bumbu bali 654,7 11,23 19,98 8,52 115,32
- Sate buah
- Sayur bening
Total 2368,3 90,69 56,135 381,92

Pada perencanaan menu, konselor mengatur bahan makanan yang


beragam dan sesuai dengan aturan dietetik untuk penderita peyakit jantung
koroner. Dengan mengatur keberagaman, total kebutuhan sehari klien
dapat terpenuhi. Selain itu, menambahkan selingan makanan pada pagi dan
siang hari juga dapat membantu kecukupan zat gizi klien yang sebelumnya
tidak terpenuhi karena klien tidak mengonsumsi selingan makanan dalam
seharinya (dapat dilihat dari hasil recall 24 jam).
Selain perencanaan diet, klien diharuskan untuk melakukan aktivitas
mengingat berat badan klien yang jauh dari berat badan ideal. Maka dari
itu, klien dapat melakukan aktivitas dengan berolahraga teratur tetapi tidak
terlalu berat. Hal ini sudah terlaksana dengan baik oleh klien dikarenakan
pekerjaan yang dilakukan setiap harinya.

4. Tahap Kesimpulan (Concluding)


Pada tahap ini, konselor menyampaikan hasil konseling,
menyimpulkan, dan menekankan hal penting yang perlu dilakukan oleh
klien kedepannya. Pada kasus ini, klien menderita penyakit jantung
koroner yang dilihat dari hasil pemeriksaan laboratorium. Perencanaan
diet yang dapat dilakukan antara lain memperbanyak konsumsi makanan
dengan indeks rendah lemak dan membatasi konsumsi makanan
karbohidrat kompl. Porsi makanan sehari diatur sesuai berat badan dan
tinggi badan klien. Selain perencanaan diet, klien harus melakukan
aktivitas fisik setiap harinya untuk menjaga tubuh tetap ideal dan bugar

BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
 Gejala penyakit jantung koroner
Gejala penyakit jantung koroner antara lain : nyeri dada,
nafas pendek, detak jantung tidak beraturan (palpitasi), atau
mungkin denyut jantung bertambah cepat, dan penderita menjadi
gelisah. Apabila penyakit ini bertambah parah hingga
mengakibatkan serangan jantung, penderita akan mengalami gejala
berupa nyeri dada hebat, kelemahan/kelelahan, pusing, berkeringat
banyak bahkan muntah , dan yang lebih parah terjadi kolaps atau
pingsan
 Faktor resiko terjadinya penyakit jantung korener
Faktor risiko diartikan sebagai karakteristik yang berkaitan
dengan kejadian suatu penyakit di atas rata-rata. Faktor risiko
penyakit jantung berkaitan dengan diet. Faktor resiko ini dibagi
atas tiga bagian yaitu, faktor risiko primer, faktor risiko sekunder
dan hubungan kejadian dengan konsumsi makan tertentu.
 Pencegahan dan Penanggulangan
Beberapa cara pencegahan yang dapat dilakukan adalah
dengan memperbanyak konsumsi serat, olahraga teratur,
pengobatan secara teratur untuk menurunkan kadar kolesterol
darah. Dan bagi yang sudah mengalami penyakit jantung koroner,
cara penanggulangannya adalah dengan mengubah gaya hidup
menjadi lebih sehat, pemberian obat, kateterisasi, dan bedah
jantung serta pengaturan diet sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Konseling Gizi-Badan PPSDM Kesehatan” bppsdmkkemkes.go.id> di akses pada


07 april 2020 pukul 20.00
Ni Nyoman, 2019. Penyakit Jantung Koreoner Konseling Giiz, Diakses pada 7
April 2020. https://www.scribd.com/document/405005391/PJK-KONSULTASI-GIZI-
docx.
Konseling gizi https://www.academia.edu di akses pada 07 April 2020 pukul
20.00
Konsultasi Gizi https://id.scrib.com di akses pada 07 April 2020 pukul 20.00
PJK" awalbros.com di akses 07 April 2020
Jantung https://www.sehat.com di akses 07 April 2020
“Kemenkes" P2ptm.kemenkes.go.id di akses pada 07 April 2020

Anda mungkin juga menyukai