Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG GIZI

DI SUSUN OLEH:

1. MELANI TRIFANI
2. NABILA AUREN NANDA
3. NADIA PATONAH
4. RANI AMELIA
5. RESA JAMIATUL GINA
6. RIKA ASNELIA
7. SANTI ASMARA INDAH
8. SEKAR PRATIWI
9. SELA ANGGRAINI
10. SINDY CLAUDIA
11. SONIA IRA PUTRI
12. TASSA PUTRI ZAHARA
13. VEGI VIRGINIA AYU NINGSI
14. YOLANDA FRANSISKA
15. YULISTIA HARIANI

POLTEKKES KEMENKES RI PALEMBANG


KAMPUS MUARA ENIM
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

            Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan


berkat rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu. Adapun judul dari makalah ini adalah
“PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG GIZI” Makalah ini menyajikan
materi yang mudah dipahami dan dimengerti oleh peserta didik atau
pembaca. Makalah ini juga menjadi bahan ajar bagi guru dan peserta didik
dan untuk menggali ilmu secara mandiri, mencari untuk menemukan
aspirasi, motivasi dan dapat berkarya sehingga bermamfaat bagi kita semua.
            Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga
penyajian makalah selanjutnya dapat kami tingkatkan. Semoga makalah ini
dapat membantu mengantarkan peserta didik untuk mencapai sukses dalam
pendidikan, kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

                                                                                                          PENULIS
           
DAFTAR ISI
Daftar Isi........................................................................................................

Kata Pengantar

BAB I Pembahasan

1. Penyusunan menu berbagai kelompok umur


2. Syarat menyusun makanan

3. Mengolah bahan makanan/menu

4. Menyimpan bahan makanan

BAB II Penutup

Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA
PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG GIZI
MELIPUTI
1. PENYUSUNAN MENU BERBAGAI KELOMPOK UMUR

Makanan merupakan faktor penting yang dibutuhkan seseorang agar dapat


hidup sehat dan bugar. Kandungan berbagai unsur dalam makanan berfungsi
untuk membangun tubuh, mensuplai energi dan berbagai zat gizi sehingga tubuh
dapat menjalankan berbagai aktivitas. Konsumsi makanan harus beragam
karena tidak ada satu jenis makanan pun yang
mengandung komposisi gizi lengkap.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan menu agar dapat
diterima oleh setiap individu dan dapat memenuhi kecukupan akan zat gizi
adalah sebagai berikut :
1. Umur
Sebagaimana diketahui bahwa faktor umur sangat menentukan apakah menu
yang disusun sesuai dengan kebutuhan individu. Setiap individu yang berada
dalam kelompok umur yang berbeda, maka menu untuk mereka juga akan
berbeda. Sebagai contoh, menu bagi remaja tidak dapat disamakan begitu saja
dengan menu bagi orang dewasa. Perbedaan kelompok umur selain
mempengaruhi jumlah atau porsi makanan, juga akan mempengaruhi citarasa
maupun teknik pengolahan dan penyajian makanan tersebut. Selain itu umur
yang berbeda akan mempengaruhi kesukaan mereka pada beberapa jenis
makanan.
2. Pekerjaan
Pekerjaan setiap individu akan terbagi menurut ringan atau beratnya aktifitas
yang dilakukan. Jenis atau tingkat aktifitas individu terbagi atas pekerjaan ringan,
sedang dan berat. Perbedaan aktifitas yang terkait dengan pekerjaan rutin
mereka akan membedakan jumlah energi yang dibutuhkan. Jika jumlah energi
berbeda, maka pilhan terhadap bahan makanan yang akan digunakan
dalam menyusun menu tentu akan berbeda pula. Hal ini disebabkan kandungan
kalori setiap bahan makanan berbeda.
Seorang yang memiliki tingkat aktifitas ringan akan membutuhkan energi yang
lebih sedikit dibandingkan dengan seseorang dengan aktifitas berat. Menu bagi
mereka yang memiliki aktifitas berat akan dipilih bahan makanan
penghasil energi yang lebih tinggi, karena mereka membutuhkan sumber energi
yang lebih banyak.
3. Kesukaan
Faktor yang juga harus diperhatikan dalam menyusun menu adalah kesukaan
seseorang terhadap makanan tertentu. Pilihlah bahan makanan yang disukai
oleh seseorang jika akan menyusun menu bagi mereka. Jangan memaksakan
untuk menggunakan bahan makanan yang tidak lazim mereka konsumsi,
walaupun bahan makanan tersebut mengandung gizi yang tinggi. Perlu diingat
bahwa, keragaman bahan makanan dalam menyusun menu akan membantu
memenuhi akan kebutuhan zat gizi. Jika kita tidak dapat menyajikan zat gizi dari
salah satu jenis bahan makanan, maka kita dapat mencari alternatif bahan
makanan lain yang sebagai penggantinya yang memiliki nilai gizi setara.
4. Ketersediaan
Kemudahan dalam menyediakan bahan makanan dalam menyusun sebuah
menu perlu diperhatikan. Pilihlah bahan makan yang mudah untuk diperoleh.
Selain pertimbangan harga yang relatif murah jika bahan tersebut
mudah diperoleh, kesegaran bahan makanan tersebut juga akan lebih terjamin.
Bahan makanan yang banyak dijumpai, maka biasanya kesegaran bahan
makanan tersebut relatif baik. Ketersediaan bahan makan tersebut biasanya
terkantung pada musim. Oleh karena itu sebaiknya memilih bahan makanan
tertentu terkait dengan musim. Seperti buahbuahan, biasanya ketersediaan di
pasar tergantung pada musim. Kita akan dapat memilih buah dalam keadaan
segar dan harga yang murah jika buah tersebut berada pada musim panennya.
5. Agama/ religi
Perbedaan agama harus menjadi perhatian dalam menyusun menu. Sajikanlah
menu sesuai dengan agama dan keyakinan seseorang. Walaupun bahan makan
tertentu mengandung zat gizi yang tinggi, namun jika tidak sesuai dengan ajaran
agama tertentu, maka makanan tersebut tidak layak untuk dijadikan bahan
makanan dalam susunan menu.
6. Rasa, Warna dan Bentuk
Kombinasi dan variasi rasa dalam susunan menu perlu diperhatikan. Jangan ada
rasa yang monoton dalam susunan menu. Sebagai contoh, dalam suatu susunan
menu terdiri dari rasa pedas yang dominan pada setiap makanan yang disajikan.
Kombinasi rasa yang baik akan membuat menu yang disajikan lebih mudah
diterima oleh setiap orang. Selain itu adanya kombinasi dari warna dalam
susunan menu juga harus dipertimbangkan. Jangan muncul warna yang
dominan pada suatu susunan menu. Pilihlah variasi makanan dengan warna
yang menarik. Warna juga akan mempengaruhi seseorang dalam
mengkonsumsi suatu hidangan. Namun perlu diingat penggunaan bahan
tambahan (zat warna) dalam makanan harus benar-benar diperhatikan. Sebaik
mungkin warna yang divariasikan berasal dari bahan makanan itu sendiri.
Selain rasa dan warna, bentuk dari suatu hidangan juga harus diperhatikan.
Tampilan yang menarik akan menimbulkan selera makan. Terutama pada anak-
anak, mereka penuh imajinasi. Makanan dengan bentuk yang menarik akan
membantu kita mengatasi kesulitan makan yang sering terjadi pada anak-anak.
7. Teknik Pengolahan
Dalam menyusun suatu menu teknik mengolah menu tersebut perlu
dipertimbangkan. Beberapa hal terkait dengan teknik pengolahan. Teknik
pengolahan akan menentukan efisiensi waktu dalam menyajikan makanan.
Pilihlah teknik pengolahan yang relatif mudah dan praktis, namun
tetap mempertimbangkan citarasa dan nilai estetika dari makanan. Jangan
menggunakan teknik pengolahan yang sama-sama rumit untuk makanan dalam
susunan menu. Selain itu teknik pengolahah di sini juga terkait dengan bahan
yang digunakan. Jangan sampai semua menu yang diolah menggunakan teknik
yang sama, seperti hampir semua menu diolah dengan cara digoreng, atau
direbus dan sebagainya. Gunakan teknik pengolahan yang bervariasi, sehingga
citarasa makanan tidak menjad dominan dan penggunaan bahan yang berulang
dapat dihindari. Jika kita dapat mempertimbangkan dengan baik
unsurunsur tersebut, makan kita akan lebih mudah menyusun menu. Dengan
memperhatikan unsur tersebut, menu yang disusun akan dapat diterima oleh
setiap individu. Berikut ini akan dijelaskan bagaimana penyusunan menu bagi
berbagai kelompok umur.

A. Penyusunan menu untuk ibu hamil dan menyusui

Penyusunan menu untuk ibu hamil dan menyusui tetap berpedoman kepada


menu seimbang. Berbagai variasi pengunaan bahan makanan dalam menu
menjadikan susunan menu yang baik. Keanekaragaman tersebut dapat sangat
membantu terpenuhinya kebutuhan gizi selama masa kehamilan dan menyusui.
Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi
dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.
Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk tumbuh kembang
janin, penambahan ukuran organ kandungan, perubahan komposisi dan
metabolisme tubuh sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat
hamil dapat menyebabkan pertumbuhan janin yang tidak sempurna (Zulhaida,
2003) Kebutuhan energi pada trimester III meningkat secara maksimal.
Kemudian sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat
sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama trimester I diperlukan untuk
pembentukan jaringan otak pada janin, dan permulaan pembentukan
organ janin.
Energi tambahan selama trimester II diperlukan untk pemekaran jaringan bagi
ibu seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara serta
cadangan lemak.
Selama trimester III energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan
plasenta. Untuk pemenuhan kebutuhan energi tesebut, WHO menganjurkan
tambahan energi sebesar 150 Kkal /hari pada trimester I, 350 Kkal/hari pada
tirmestr II dan III.
Di Indonesia, berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998
ditentukan angka penambahan kebutuhan gizi ibu hamil sebanyak 285 Kkal/hari
selama kehamilan. Angka ini tidak termasuk penambahan akibat kegiatan fisik
dan pertumbuhan. Patokan ini berlaku bagi mereka yang tidak merubah kegiatan
fisik selama kehamilan. Kebutuhan ibu hamil akan protein juga meningkat
bahkan mencapai 68% dari kondisi normal (sebelum hamil). Untuk Indonesia,
dianjurkan penambahan protein sebanyak 12 gr / hari, selama kehamilan.
Dengan demikian asupan protein dapat mencapai 75-100 gr sumber protein/hari.
Bahan pangan yang dijadikan sumber protein sebaiknya 2/3 bagian berasal
dari hewani dan 1/3 bagian nabati. Hal ini disebabkan nilai biologi pangan nabati
lebih rendah dari hewani (WNGP, 1998) Peningkatan volume darah selama
kehamilan otomatis membutuhkan peningkatan konsumsi Fe atau zat besi.
Jumlah Fe pada bayi baru lahir kira-kira 300 mg dan jumlah yang diperlukan ibu
untuk mencegah anemia adalah 500 mg.
Berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1998 penambahan
zat gizi (Fe) selama kehamilan ratarata 20 mg/hari dari kondisi normal 26 mg/hari
(sebulan kehamilan).

B. Penyusunan menu untuk bayi

Menu makanan untuk bayi baru dapat disusun setelah bayi berusia 12 bulan
hingga 24 bulan. Hal ini disebabkan karena , bayi hingga usia 6 bulan hanya
mengkonsumsi ASI. Sedangkan usia 6 – 9 bulan konsumsi bayi sudah mulai
divariasikan dengan makanan lembek. Dan setelah berumur 12 bulan bayi baru
dapat mengkonsumsi menu yang sama dengan makanan keluarga, namun
dengan porsi setengah dari porsi orang dewasa. Persyaratan makanan untuk
bayi dapat dilihat pada Bab sebelumnya. Sekarang mari kita lihat susunan menu
untuk bayi usia 12 hingga 24 bulan. Menu yang disusun untuk bayi
harus mengandung 800 sampai 1000 Kkal per hari dan mengandung 15 – 20
gram protein.
Menu untuk bayi sebaiknya diberikan dengan porsi kecil namun frekuensi yang
tinggi. Jangan paksakan bayi untuk menghabiskan makanan yang kita sajikan,
karena hal ini dapat menimbulkan trauma pada bayi. Trauma ini dapat
menyebabkan bayi tidak ada nafsu makan atau kehilangan rasa nyaman
untuk menikmati makanannya. Oleh karena itu porsi yang diberikan harus dicoba
sedikit demi sedikit.

C. Penyusunan menu untuk anak balita

Menyusun menu untuk balita ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, agar
menu tersusun dengan baik sesuai dengan persyaratan makanan bagi balita.
Penyusunan menu balita berdasarkan kepada persyaratan pengaturan
makanan bagi balita telah dijelaskan secara rinci pada Bab sebelumnya. Selain
itu juga mengacu kepada kecukupan gizi bagi balita yaitu 1250 – 1750 kaoril per
hari dan 23-32 gram protein, variasi penggunaan bahan makanan, dan
pengenalan berbagia rasa dari makanan dan bahan makanan itu sendiri.
Penyusunan menu yang baik bagi balita akan membantu ibu dalam memulai
pendidikan gizi bagi anak. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang seimbang
sangat menentukan pola dan kebiasaan makan ketika umur mereka beranjak
remaja. Bahkan jika menu seimbang sudah diterapkan sejak dini akan
membantu membentuk pola makan hingga dewasa.
Jika berbagai persyaratan dalam pengaturan makanan sudah dijelaskan
sebelumnya, maka sekarang kita dapat melihat contoh dari menu untuk balita
yang disusun berdasarkan pola
makana sehat dan gizi seimbang.
Balita penuh dengan imajinasi. Untuk itu imajinasi mereka dcapat kita gunakan
untuk meningkatkan nafsu makan balita yang sering mengalami gangguan.
Bentuk dari makanan yang disajikan turut mempengaruhi selera makan pada
balita. Selain itu variasi dalam warna juga menggugah selera mereka
untuk mencicipi hidangan yang disajikan. Namun perlu diingat porsi untuk balita
masih kecil, begitu juga denan potongan makanan yang disajikan. Selain itu
makanan yang menyulitkan mereka saat makan sebaiknya dihindari, seperti ikan
yang bertulang halus dan banyak. Sebaiknya menggunakan ikan yang
sudah difillet dan sebagainya. Pada tabel berikut ini dapat kita lihat contoh
susunan menu untuk balita perhari dengan berbagai kombinasinya.

D. Penyusunan menu untuk anak sekolah dan remaja

Anak sekolah dan remaja sudah mulai sering mengkonsumsi makanan di luar


rumah. Kebiasaan mengkonsumsi makanan jajanan jika berlanju terus dapat
merubah pola makan ke arah yang tidak baik. Mereka sudah mulai memilih
makanan jajanan sesuai dengan tren yang berkembang saat itu. Namun jika
menu keluarga dapat memikat hati mereka, kebiasaan jajan akan dapat di
tekan frekuensinya. Menu bagi anak sekolah dan remaja , harus lebih variatif.
Makanan jajanan yang mereka konsumsi lebih sering pada makanan asing dan
kecendrungan memilih makanan jajanan yang tradisional sudah mulai
ditinggalkan. Untuk itu tidak ada salahnya jika menu yang disusun untuk mereka
kita selingi dengan menu makanan jajanan yang sedang diminati oleh kelompok
umur tersebut. Namun tentu saja menu-menu tersebut diperkaya dengan berbgai
bahan makanan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh mereka akan zat gizi.
Menu untuk anak sekolah dan remaja harus memenuhi kecukupoan kalori dan
protein sebanyak 2000-2500 Kkal per hari serta mengandung 45 – 64 gram
protein.

E. Penyusunan menu untuk orang dewasa

Makanan untuk orang dewasa relatif mudah dalam penyusunannya. Hal ini


disebabkan karena kondisi pada orang dewasa sudah diannggap stabil dan
jarang mengalami gangguan, kecuali orang dewasa yang dalam masa
penyembuhan atau mengikuti terapi kesehatan. Menu untuk orang dewasa dapat
disusun dengan menyacu kepada kebutuhan mereka akan zat gizi guna
berakltifitas sehari-hari. Menu yang disusun harus mengacu kepada kecukupan
kalori dan protein sebanyak 2500-2800 Kkal per hari serta mengandung 48 – 55
gram kalori per hari. Persyaratan tentang bagaimana mengatur makanan
untuk orang dewasa sudah dijelaskan pada Bab sebelumnya. Sekarang kita
tetap berpedoman kepada angka kecukupan gizi bagi orang dewasa,
keseimbanagn menu serta kondisi fisiologis yang dianggap normal.

F. Penyusunan Menu Lansia

Penyusunan menu pada lansia harus tetap berpedoman pada Pedoman umum


gizi seimbang. Menu yang disusun harus memperahatikan persyaratan
tertentu yang telah kita bahas pada Bab sebelumnya. Beberapa penyakit yang
diderita sebagian lansia harus menjadi pertimbangan dalam menyusun menu
mereka. Beberapa bahan makanan yang dianjurkan dan bahan makanan
yang harus dihindari menjadi pertimbangan bagi kita dalam memilih bahan
makanan sebagai bahan utama menu mereka.
Penyususnan menu pada lansia lebih komplek dan membutuhkan perhatian
khusus. Hal ini disebabkan karena pada masa lansia bebrapa penyakit dapat
terjadi pada lansia, dan bahkan sering muncul sebagai komplikasi. Diantara
beberapa penyakit yang sering muncul adalah remati, konstipasi (susah buang
air besar), hipertensi dan beberapa penyakit degeneratif lainnya.
Susunan menu bagi lansia memang harus kita perhatikan khusus, sama halnya
dengan menu bagi bayi dan balita. Menu untuk mereka harus lebih banyak
mengandung cairan dengan porsi yang lebh sedikit. Bagi lansia porsi makanan
mereka lebih sedikit dibandingkan dengan orang dewasa. Namun
frekuensi makan mereka dapat diberikan lebih sering. Cairan dibutuhkan bagi
lansia untuk mengurangi terjadinya dehidrasi akibat penurunan jumlah sel dalam
tubuh. Sebagaimana diketahui sel mengandung cairan intra dan ekstraseluler.
Semakin bertambah usia manula , maka jumlah sel dalam tubuh berkurang
dan menyusut, hal inilah yang menyebabkan terjadi penurunan jumlah cairan
dalam tubuh. Jik terjadi kekurangan cairan,salah satu akibat yang paling cepat
dialami lansia adalah terjadinya konstipasi atau sulit buang air besar.
Kesimpulan
Yang harus dperhatikan dalam menyusun menu agar dapat diterima oleh setiap
individu dan dapat memenuhi kecukpan gizi adalah umur pekerjaan, kesukaan,
ketersediaan, agama/religi, (rasa, warna dan bentuk ), dan teknik pengolahan .
Penyusunan menu untuk ibu hamil, anak ,balita, anak sekolah dan remaja, orang
dewasa, dan lansia tetap berpedoman pada menu seimbang.
SYARAT MENYUSUN MENU

1. Nilai gizi Makanan


2. Biaya yang tersedia
3. Mudah diselenggarakan
4. Diterima anggota Keluarga

MENYUSUN MENU
 Menu yang bergizi lengkap dan seimbang harus mengandung:
1. Bahan makanan sumber tenaga : nasi, roti, kentang
2. Bahan makanan sumber zat pembangunan:Protein hewani: telur, ikan,
daging, susu, keju,Protein nabati : tempe, tahu.
3. Bahan makanan sumber zat pengatur :Sayuran : bayam, buncis, wotel,
tomat,Buah : pisang, pepaya, jeruk, apel
4. Untuk membuat menu yang bergizi lengkap dan seimbang perlu disusun
dari ketiga golongan bahan makanan di atas, dan dapat ditambahkan
jenis makanan yang dapat memperkaya rasa menu misalnya; minyak,
mentega, gula.
5. Banyaknya kalori yang harus dikomsumsi dan jumlah kalorinya
disesuaikan dengan umur (Sulistyoningsih, 2010)
6. Buat suatu pola dan susunan menu untuk suatu jangka waktu yang
diinginkan (misal 3 hari, 5 hari, 10 hari)
7. Mula-mula cantumkan makanan pokok dalam daftar menu tersebut, Buat
variasi untuk penganekaragaman.
8. Cantumkan lauk pauk, dipilih dari protein yang berasal dari hewani dan
dari tumbuh-tumbuhan (Nabati ). Buat bervariasi setiap hari.
9. Cantumkan Sayuran, usahakan setiap hari menggunakan sayuran yang
berwarna hijau.
10. Kemudian cantumkan buah. Penggunaan sayuran dan buah yang sedang
musim akan sangat membantu masalah biaya.
11. Terakhir cantumkan makanan selingan, usahakan menggunakan
beranekaragam bahanmakanan. Misalnya pecel, bubur kacang hijau,
kolak ubi dan sebagainya

2. MEMILIH BAHAN MAKANAN

Sebagai ibu rumah tangga berbelanja bahan makanan merupakan kegiatan


rutin harian. Untuk mendapatkan bahan makanan yang berkualitas tentunya kita
harus jeli memilih.

Saat berbelanja bahan makanan kadang-kadang kurangnya pengetahuan kita


tentang bahan-bahan makanan yang berkualitas membuat kita tertipu membeli
bahan-bahan yang tidak berkualitas biasanya tergiur oleh harga yang murah
atau kemasan yang menarik, bisa juga oleh warna yang menyolok.

Berikut Tips Cerdik Memilih Bahan Makanan Berkualitas

 Beras

Beras yang baik adalah beras yang selaput airnya masih melekat beras tumbuk
atau beras yang digiling namun tidak sampai bersih) sehingga kandungan
vitamin B di dalamnya tidak hilang. Pilih beras yang masih baru yaitu baunya
harum, tidak berkutu, dan butir-butirnya tidak melekat dengan yang lain. Jika
beras sudah lama, baunya akan terasa apek.

 Tepung-tepungan
Tepung yang baik adalah yang kering, tidak mengumpal, tidak berkutu, dan tidak
berbau apek. Tepung yang dijual dalam kemasan plastik, lebih terjamin
kebersihannya dibandingkan dengan yang dijual tanpa kemasan. Jangan lupa
periksa tanggal masa berlakunya (kadaluarsa).

 Kacang-Kacangan Kering

Kacang-kacangan kering yang baik tidak berulat, tidak berjamur, butir-butirnya


tidak melekat satu dengan yang lain, dan baunya tidak langu. Contoh kacang-
kacangan kering adalah kacang hijau, Kacang kedelai, kacang tanah, dan
kacang merah.

  Tahu dan Tempe

Tahu dan tempe yang baik bentuknya utuh, tidak hancur, tidak berubah warna,
tidak berlendir, dan tidak berbau busuk atau asam.

 Sayuran

Sayuran segar warnanya cerah, tidak layu, tidak pucat, dan tidak keriput.

 Buah-buahan

Buah yang baik kematangannya sedang, baunya harum, kenyal dagingnya, dan
rasanya tidak asam atau sepat.

 Daging Sapi

Pilih daging yang berwarna merah, tidak kebiruan, lumak, dan seratnya halus.

 Ayam

Ayam yang Dagingnya segar berwarna putih, tidak kebiruan, dan kenyal.

 
 Ikan

Ikan segar insangnya berwarna merah. Jika permukaan kulitnya ditekan akan
terasa kenyal dan tidak berbekas. Sedangkan, pada ikan yang busuk terdapat
bekas lekukan jika permukaannya ditekan. Selain itu, baunya pun tidak sedap.

 Hati

Hati yang segar berwarna merah segar, tidak berurat, dan kondisinya masih
utuh/tidak hancur.

 Telur

Telur yang baik kuning telurnya masih utuh dan baunya tidak busuk

3. MENGOLAH BAHAN MAKANAN /MENU

Salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan pencernaan adalah makanan


yang dikonsumsi. Selain faktor kecukupan gizi yang mengacu pada konsep pola
makan seimbang, empat sehat lima sempurna, perhatikan pula kebersihan
makanan yang dikonsumsi. Jika mengonsumsi makanan yang kurang higienis,
sistem pencernaan dapat terganggu. Alhasil, konstipasi dan demam tifoid atau
tifus pun dapat menyerang.

Perlu juga diwaspadai, maraknya bahan makanan mentah yang mengandung zat
kimia, terutama sayur dan buah yang ditanam melibatkan pestisida. Hal ini
membuat Anda harus selektif dalam memilih bahan makanan. Belilah kebutuhan
bahan mentah tanpa pestisida di tempat terpercaya. Jangan lupa untuk memilih
daging dan ikan yang paling segar untuk menghindari proses pembusukan yang
mengandung bakteri membahayakan.

Tak hanya selektif dalam memilih bahan makanan, Anda juga perlu
memperhatikan metode yang tepat dalam mengolah makanan dengan cara
sehat. Dengan begitu, Anda dapat meminimalisasi peluang berkembangnya
kuman dan bakteri yang ada di dalam makanan menyebar ke seluruh tubuh.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan hal berikut.

* Pemisahan makanan. Anda dapat mulai memisahkan bahan makanan mentah


yang berupa daging dari bahan makanan lain. Bahan makanan mentah
umumnya masih mengandung mikroorganisme berbahaya yang dapat
mencemari bahan makanan lain. Oleh karena itu, simpanlah bahan-bahan
makanan di dalam wadah tertutup rapat. Hal ini berguna untuk menghindari
proses kontaminasi.

* Cuci bersih. Jangan lupa untuk mencuci bersih sayuran dan buah-buahan
yang akan diolah. Untuk menghilangkan bau amis pada bahan mentah, Anda
dapat mencucinya dengan air mengalir dan memberinya sari jeruk nipis. Jika
ingin mengolah daging, rebuslah dulu dengan air mendidih untuk menghilangkan
bakteri dan membuat daging lebih lunak.

* Suhu masak. Ketika mempersiapkan makanan yang mengandung kuah,


pastikan kuah dimasak hingga mendidih mencapai suhu 70 derajat Celcius. Hal
ini karena mikroorganisme pada suhu tersebut dapat mati dalam waktu 30 detik.
Anda sebaiknya tidak meninggalkan makanan yang telah dimasak pada
temperatur kamar lebih dari dua jam. Jika ingin dihidangkan kembali, usahakan
makanan telah dipanaskan hingga matang. (GPW)

MENGOLAH MAKANAN RAMAH LINGKUNGAN

Makanan Sehat

Manusia membutuhkan makanan supaya tetap hidup. Hanya saja, saat ini
mendapatkan makanan sehat ternyata terhitung sulit. Dari banyakan tayangan di
televisi, bisa kita cerna bahwa banyak makanan olahan yang telah diberi bahan
pengawet. Bahan makanan yang adapun tidak terlepas dari kontaminasi polutan
ataupun insektisida.

Karenanya penting untuk mengetahui cara pengolahan bahan makanan yang


sehat sehingga tubuh kita mengkonsumsi makanan yang terjamin kesehatannya.

Masak Secukupnya
Masak makanan secukupnya untuk dimakan hari itu juga. Hal inii dapat
mengoptimalkan penggunaan bahan bakar dan meminimalisir jumlah sampah.

 Kurangi Produk Hewani


Sektor peternakan adalah penghasil polutan gas rumah kaca yang terbesar. Gas
rumah kaca (misalnya CO2 dan Metan) adalah penyebab pemanasan global.
Yaitu suatu fenomena peningkatan suhu bumi yang membawa berbagai dampak
turunan yang sangat serius.

Sektor peternakan juga merupakan pengguna air yang sangat besar. Maka
dengan mengurangi Produk hewani kita berperan dalam pelestarian bumi ini.
Bahkan saat ini telah berkembang diet Vegetarian, yaitu pola makan dengan
tidak menyantap makanan dari sumber hewani seperti daging, susu, telur, dan
produk turunanya.

Selain ramah lingkungan, mengurangi produk hewani juga terbukti sangat baik
untuk mencegah berbagai penyakit misalnya jantung koroner dan kanker dengan
catatan diimbangi asupan protein nabati yang cukup misalnya kacang-kacangan,
tahu, tempe, jamur, dll.

Perbanyak Makanan Mentah


Dengan memperbanyak makanan mentah (lalapan mentah dan buah-buahan)
selain dapat menghemat energi/bahan bakar juga terbukti sangat sehat untuk
tubuh.
Bahkan saat ini sedang trend di kalangan selebritas dunia diet raw food. Pelaku
diet ini hanya menyantap makanan mentah yaitu buah-buahan, sayuran dan biji-
bijian. Diet ini diyakini sangat ramah lingkungan karena selain tidak memakan
hewani, juga makanan mentah tidak memerlukan energi untuk pemasakan.

Kurangi Gorengan
Minyak goreng sebagian besar diproduksi dari minyak sawit. Sementara,
perkebunan sawit semakin mengancam keberlanjutan hutan hujan tropis kita
terutama di sumatera dan kalimantan. Semakin banyak kita mengkonsumsi
minyak goreng, makin terancam hutan hujan tropis yang menjadi paru-paru
dunia

Utamakan Makanan Lokal


Bahan makanan impor (misalnya buah impor) melalui perjalanan yang sangat
panjang untuk sampai ketangan kita. Itu berarti makanan impor juga
membutuhkan energi/BBM yang sangat besar. Waktu tempuh yang cukup lama
juga membuat produk impor misal buah, memerlukan pengawetan. Maka
digunakanlah sejumlah besar pestisida/fungisida. Pilih produk lokal, selain murah
juga lebih aman dari pestisida, sehat dan lebih ramah lingkungan.

MENYIMPAN BAHAN MAKANAN

1. Pisahkan makanan yang harus dimasak dulu sebelum dimakan dari bahan
makanan yang bisa langsung dimakan (misalnya, ayam, daging, dan ikan
dengan buah-buahan serta bahan makanan lainnya).

2. Segera simpan makanan mentah dan makanan sisa ke dalam kulkas minimal
dalam waktu 2 jam, untuk mencegah tumbuhnya bakteri.

3. Bagi-bagilah sisa makanan yang ingin Anda simpan dalam beberapa porsi
kecil agar cepat dingin di dalam kulkas.

4. Sebisa mungkin, jangan biarkan kulkas terlalu penuh. Udara yang sejuk harus
tetap bersirkulasi dengan baik agar makanan tetap dingin.
5. Bungkuslah ikan di kertas aluminium atau wadah tertutup sebelum disimpan di
lemari es. Anda bisa menyimpannya hingga 2 hari agar terjaga kualitasnya.

6. Anda bisa menyimpan ayam hingga 2 hari, dan daging segar selama 3 hari di
dalam kulkas.

7. Jika Anda tidak langsung mengolah daging, ikan atau ayam, Anda bisa
menyimpannya di lemari pembeku agar kualitasnya tetap terjaga.

8. Ragam Ukuran Wadah, Sesuaikan Dengan Kebutuhan


Tak semua wadah yang Anda miliki harus berukuran sama! Variasinya sangat
tergantung dengan kebutuhan Anda sekeluarga . Bila keluarga Anda lebih
banyak mengonsumsi nasi berarti Anda memerlukan wadah kedap udara
berukuran besar untuk menyimpan beras. Sementara, bila sesekali keluarga
Anda menyukai pasta, Anda bisa menyimpan pasta di dalam wadah yang
berukuran sedang. Perhatikan variasi ukuran agar Anda juga mudah menyusun
beragam wadah baik di dalam lemari penyimpanan maupun di dalam lemari es.

9. Ciptakan ‘Zona’
Awali dari membuat pengelompokkan berdasarkan sifat/jenis bahan makanan.
Bisa diawali dengan memilih satu wadah penyimpanan berukuran sedang dan
transparan serta berilah label ‘bumbu-bumbu kering’. Letakkanlah beragam
kemasan kecil bumbu-bumbu kering Anda di wadah tersebut. Lanjutkan dengan
bahan-bahan yang lain, misalnya, kacang-kacangan, dll. Pengelompokkan
berdasarkan jenis/sifat dasar bahan jelas akan sangat membantu Anda mencari
dan menemukan bahan atau bumbu yang Anda butuhkan, kapan saja.

10. Simpan Dalam Wadah yang Tepat


Cermatlah memilih wadah penyimpanan bahan makanan agar tahan lama dan
terjaga kualitasnya. Wadah-wadah dari Tupperware adalah pilihan yang tepat.
Tupperware memiliki koleksi khusus untuk penyimpanan bahan makanan untuk
lemari es serta pendingin. Tak hanya itu Tupperware pun memiliki wadah bagi
aneka keperluan bahan dapur. Bahan makanan dam aneka bumbu terjaga
kualitasnya dan awet.

11. Beberapa Bahan Yang Disimpan Terpisah


Jangan pernah meletakkan tomat berdekat dengan ketimun, karena gas yang
dikandung oleh tomat bisa membuat ketimun cepat menjadi layu. Efek yang
sama juga bisa terjadi bila apel diletakkan berdekatan dengan buahbuahan lain.
Karena itu, jauhkan apel dari buah-buahan jenis lain atau sayur-sayuran.

12. Trik Menyimpan Telur dan Daging


Tata dan letakkan dalam posisi ujung yang paling runcing menghadap ke bawah.
Cara ini akan menjaga kesegaran telur lebih lama. Simpan daging merah atau
daging ayam mentah di dalam wadah bertutup, letakkan di deretan rak yang
paling bawah di dalam lemari es Anda. Bila Anda berencana untuk menyimpan
daging segar di dalam freezer, pastikan Anda melakukannya sebelum tanggal
kadaluarsa.

13. Penting! Kebersihan Lemari Penyimpanan dan Lemari Es


Pastikan Anda selalu menjaga kebersihan lemari penyimpanan dan lemari es
dengan membersihkannya secara teratur dan serta senantiasa kering. Akhir
kata, bahan makanan pokok yang telah dibeli adalah investasi penting bagi
sebuah rumah tangga. Karena makanan adalah salah satu pangkal kesehatan.
Sehingga, memahami metode penyimpanan bahan makanan secara tepat akan
membantu setiap orang dalam memaksimalkan investasi kesehatan baginya dan
keluarga.

MENGOLAH MAKANAN RAMAH LINGKUNGAN

Makanan Sehat

Manusia membutuhkan makanan supaya tetap hidup. Hanya saja, saat ini
mendapatkan makanan sehat ternyata terhitung sulit. Dari banyakan tayangan di
televisi, bisa kita cerna bahwa banyak makanan olahan yang telah diberi bahan
pengawet. Bahan makanan yang adapun tidak terlepas dari kontaminasi polutan
ataupun insektisida.

Karenanya penting untuk mengetahui cara pengolahan bahan makanan yang


sehat sehingga tubuh kita mengkonsumsi makanan yang terjamin kesehatannya.

Masak Secukupnya
Masak makanan secukupnya untuk dimakan hari itu juga. Hal inii dapat
mengoptimalkan penggunaan bahan bakar dan meminimalisir jumlah sampah.

 Kurangi Produk Hewani


Sektor peternakan adalah penghasil polutan gas rumah kaca yang terbesar. Gas
rumah kaca (misalnya CO2 dan Metan) adalah penyebab pemanasan global.
Yaitu suatu fenomena peningkatan suhu bumi yang membawa berbagai dampak
turunan yang sangat serius.

Sektor peternakan juga merupakan pengguna air yang sangat besar. Maka
dengan mengurangi Produk hewani kita berperan dalam pelestarian bumi ini.
Bahkan saat ini telah berkembang diet Vegetarian, yaitu pola makan dengan
tidak menyantap makanan dari sumber hewani seperti daging, susu, telur, dan
produk turunanya.

Selain ramah lingkungan, mengurangi produk hewani juga terbukti sangat baik
untuk mencegah berbagai penyakit misalnya jantung koroner dan kanker dengan
catatan diimbangi asupan protein nabati yang cukup misalnya kacang-kacangan,
tahu, tempe, jamur, dll.

Perbanyak Makanan Mentah


Dengan memperbanyak makanan mentah (lalapan mentah dan buah-buahan)
selain dapat menghemat energi/bahan bakar juga terbukti sangat sehat untuk
tubuh.
Bahkan saat ini sedang trend di kalangan selebritas dunia diet raw food. Pelaku
diet ini hanya menyantap makanan mentah yaitu buah-buahan, sayuran dan biji-
bijian. Diet ini diyakini sangat ramah lingkungan karena selain tidak memakan
hewani, juga makanan mentah tidak memerlukan energi untuk pemasakan.

Kurangi Gorengan
Minyak goreng sebagian besar diproduksi dari minyak sawit. Sementara,
perkebunan sawit semakin mengancam keberlanjutan hutan hujan tropis kita
terutama di sumatera dan kalimantan. Semakin banyak kita mengkonsumsi
minyak goreng, makin terancam hutan hujan tropis yang menjadi paru-paru
dunia

Utamakan Makanan Lokal


Bahan makanan impor (misalnya buah impor) melalui perjalanan yang sangat
panjang untuk sampai ketangan kita. Itu berarti makanan impor juga
membutuhkan energi/BBM yang sangat besar. Waktu tempuh yang cukup lama
juga membuat produk impor misal buah, memerlukan pengawetan. Maka
digunakanlah sejumlah besar pestisida/fungisida. Pilih produk lokal, selain murah
juga lebih aman dari pestisida, sehat dan lebih ramah lingkungan.

MENYIMPAN BAHAN MAKANAN

1. Pisahkan makanan yang harus dimasak dulu sebelum dimakan dari bahan
makanan yang bisa langsung dimakan (misalnya, ayam, daging, dan ikan
dengan buah-buahan serta bahan makanan lainnya).

2. Segera simpan makanan mentah dan makanan sisa ke dalam kulkas minimal
dalam waktu 2 jam, untuk mencegah tumbuhnya bakteri.

3. Bagi-bagilah sisa makanan yang ingin Anda simpan dalam beberapa porsi
kecil agar cepat dingin di dalam kulkas.

4. Sebisa mungkin, jangan biarkan kulkas terlalu penuh. Udara yang sejuk harus
tetap bersirkulasi dengan baik agar makanan tetap dingin.
5. Bungkuslah ikan di kertas aluminium atau wadah tertutup sebelum disimpan di
lemari es. Anda bisa menyimpannya hingga 2 hari agar terjaga kualitasnya.

6. Anda bisa menyimpan ayam hingga 2 hari, dan daging segar selama 3 hari di
dalam kulkas.

7. Jika Anda tidak langsung mengolah daging, ikan atau ayam, Anda bisa
menyimpannya di lemari pembeku agar kualitasnya tetap terjaga.

8. Ragam Ukuran Wadah, Sesuaikan Dengan Kebutuhan


Tak semua wadah yang Anda miliki harus berukuran sama! Variasinya sangat
tergantung dengan kebutuhan Anda sekeluarga . Bila keluarga Anda lebih
banyak mengonsumsi nasi berarti Anda memerlukan wadah kedap udara
berukuran besar untuk menyimpan beras. Sementara, bila sesekali keluarga
Anda menyukai pasta, Anda bisa menyimpan pasta di dalam wadah yang
berukuran sedang. Perhatikan variasi ukuran agar Anda juga mudah menyusun
beragam wadah baik di dalam lemari penyimpanan maupun di dalam lemari es.

9. Ciptakan ‘Zona’
Awali dari membuat pengelompokkan berdasarkan sifat/jenis bahan makanan.
Bisa diawali dengan memilih satu wadah penyimpanan berukuran sedang dan
transparan serta berilah label ‘bumbu-bumbu kering’. Letakkanlah beragam
kemasan kecil bumbu-bumbu kering Anda di wadah tersebut. Lanjutkan dengan
bahan-bahan yang lain, misalnya, kacang-kacangan, dll. Pengelompokkan
berdasarkan jenis/sifat dasar bahan jelas akan sangat membantu Anda mencari
dan menemukan bahan atau bumbu yang Anda butuhkan, kapan saja.

10. Simpan Dalam Wadah yang Tepat


Cermatlah memilih wadah penyimpanan bahan makanan agar tahan lama dan
terjaga kualitasnya. Wadah-wadah dari Tupperware adalah pilihan yang tepat.
Tupperware memiliki koleksi khusus untuk penyimpanan bahan makanan untuk
lemari es serta pendingin. Tak hanya itu Tupperware pun memiliki wadah bagi
aneka keperluan bahan dapur. Bahan makanan dam aneka bumbu terjaga
kualitasnya dan awet.

11. Beberapa Bahan Yang Disimpan Terpisah


Jangan pernah meletakkan tomat berdekat dengan ketimun, karena gas yang
dikandung oleh tomat bisa membuat ketimun cepat menjadi layu. Efek yang
sama juga bisa terjadi bila apel diletakkan berdekatan dengan buahbuahan lain.
Karena itu, jauhkan apel dari buah-buahan jenis lain atau sayur-sayuran.

12. Trik Menyimpan Telur dan Daging


Tata dan letakkan dalam posisi ujung yang paling runcing menghadap ke bawah.
Cara ini akan menjaga kesegaran telur lebih lama. Simpan daging merah atau
daging ayam mentah di dalam wadah bertutup, letakkan di deretan rak yang
paling bawah di dalam lemari es Anda. Bila Anda berencana untuk menyimpan
daging segar di dalam freezer, pastikan Anda melakukannya sebelum tanggal
kadaluarsa.

13. Penting! Kebersihan Lemari Penyimpanan dan Lemari Es


Pastikan Anda selalu menjaga kebersihan lemari penyimpanan dan lemari es
dengan membersihkannya secara teratur dan serta senantiasa kering. Akhir
kata, bahan makanan pokok yang telah dibeli adalah investasi penting bagi
sebuah rumah tangga. Karena makanan adalah salah satu pangkal kesehatan.
Sehingga, memahami metode penyimpanan bahan makanan secara tepat akan
membantu setiap orang dalam memaksimalkan investasi kesehatan baginya dan
keluarga.

4. MENYAJIKAN MAKANAN

a. Kombinasi Warna
Misalnya anda memasak sayur bayam, anda bisa menambahkan jagung manis
yang berwarna kuning. potongan sosis berwarna merah dan jamur kancing
berwarna putih, akan lebih terlihat menarik dilihat. selain itu juga bisa menambah
asupan gizi untuk keluarga.
b. Menggunakan Garnis
Garnis yang digunakan, harus bersifat segar. misalnya buah atau sayuran segar,
seperti tomat atau seledri. jika garnis yang digunakan terlihat tidak menarik,
maka penyajian makanan akan terlihat biasa, jadi anak-anak juga akan enggan
untuk mencicipi masakan yang sebenarnya sarat akan nilai gizi.
c. Menggunakan Tempat Berbeda
selain masakan yang sarat gizi, tempat yang digunakan juga akan berpengaruh
terhadap selera makan anak. jika anak melihat tampilan makanan yang unik,
maka anak akan tertarik untuk makan, sehingga orang tua tidak perlu repot untuk
membujuk agar anak mau makan. jadi anak juga tidak akan kekurangan gizi
yang harus didapatkan

KESIMPULAN
Makanan merupakan faktor penting yang dibutuhkan seseorang agar dapat
hidup sehat dan bugar. Kandungan berbagai unsur dalam makanan berfungsi
untuk membangun tubuh, mensuplai energi dan berbagai zat gizi sehingga tubuh
dapat menjalankan berbagai aktivitas. Konsumsi makanan harus beragam
karena tidak ada satu jenis makanan pun yang
mengandung komposisi gizi lengkap.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan menu agar dapat
diterima oleh setiap individu dan dapat memenuhi kecukupan akan zat gizi, yang
sesuai dengan Umur, Pekerjaan, Kesukaan, kesediaan, agama/religi.

Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat di pertaggung jawabkan. Maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pendidikan kesehatan
tentang gizi.
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPMK/article/view/4478
https://www.google.com/search?
q=PENDIDIKAN+KESEHATAN+TENTANG+GIZI&rlz=1C1CHBF_idID739ID741&o
q=PENDIDIKAN+KESEHATAN+TENTANG+GIZI&aqs=chrome..69i57j0l5.17114j0j7
&sourceid=chrome&ie=UTF-8

Anda mungkin juga menyukai