Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH EPIDEMIOLOGI GIZI

“KONSEP TIMBULNYA PENYAKIT/MASALAH GIZI”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1. ANITA KUMALA DESI


2. DELVIA RAHMA SARI
3. HESTI AISYAH PUTRI
4. MEISY ANANDA SAPUTRI
5. RIZKA NATALIA
6. VIONA SEPTI YUNITA

DOSEN PENGAMPU :

AHMAD RIZAL, SKM., MM

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

JURUSAN GIZI

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep Timbulnya
Penyakit/Masalah Gizi” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak Ahmad Rizal, SKM., MM. pada mata kuliah epeidemiologi gizi. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang apa itu Konsep Timbulnya
Penyakit/Masalah Gizi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Rizal, SKM., MM. selaku
dosen di mata kuliah epidemiologi gizi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bengkulu, 26 Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 1

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 3

2.1 Model Segitiga....................................................................................... 3

2.2 Model Jaring-Jaring...............................................................................

2.3 Model Sebab akibat................................................................................

2.4 Model Roda............................................................................................

2.5 Model Multiple Regresi.........................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................

3.1 Kesimpulan............................................................................................

3.2 Saran.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Makanan yang
diberikan sehari-hari harus mengandung zat gizi sesuai kebutuhan, sehingga menunjang
pertumbuhan yang optimal dan dapat mencegah penyakit- penyakit defisiensi, mencegah
keracunan, dan juga membantu mencegah timbulnya penyakit-penyakit yang dapat
mengganggu kelangsungan hidup anak.

Masalah gizi pada hakekatnya adalah masalah kesehatan masyarakat. Masalah gizi di
Indonesia pada umumnya masih di dominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP),
masalah anemia besi, masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), masalah
kurang Vitamin A (KVA) dan masalah obesitas. Prevalensi nasional status gizi anak usia
sekolah berdasarkan Riskesdas 2010 ditinjau dari indikator indeks massa tubuh menurut
umur, status gizi kurang 12,2%. Sementara dilihat dari jenis kelamin, anak laki-laki usia
sekolah kurus adalah 13,2% sedangkan anak perempuan 11,2%.

Masalah gizi sebenarnya tidak lepas juga dari konsep dasar timbulnya penyakit, yaitu
karena tidak seimbangnya berbagai faktor, baik dari sumber penyakit (agent), pejamu (host)
dan lingkungan (environment). Faktor dari sumber agent dapat dibagi dalam delapan faktor,
salah satunya faktor biologis dan parasit. Kekurangan gizi pada balita ini meliputi kurang
energi dan protein serta kekurangan zat gizi seperti vitamin A, zat besi, iodium dan zinc.
Seperti halnya AKI, angka kematian balita di Indonesia juga tertinggi di Assosiation of South
East Asian Nation.

1.2 Rumusan Masalah

Apa konsep timbulnya penyakit/ masalah gizi dari berbagai model :

1. Segitiga
2. Jaring-jaring
3. Sebab akibat
4. Model roda
5. Multiple regresi

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui konsep timbulnya penyakit/masalah gizi dari berbagai model,


mulai dari model segitiga, jaring-jaring, sabab akibat, model roda, dan multiple regresi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Model Segitiga

Segitiga epidemiologi atau yang umumnya dikenal dengan istilah trias epidemiologi
merupakan konsep dasar yang memberikan gambaran penjelasan mengenai hubungan 3
faktor utama yang berkontribusi dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya, 3
faktor utama tersebut terdiri dari host (tuan rumah/pejamu), agent (faktor penyebab), dan
environment (lingkungan).

Hubungan antara host, agent, dan environment ini merupakan suatu kesatuan yang
dinamis yang berada dalam keseimbangan (disequilbrium) pada seseorang yang sehat.

Model segitiga epidemiologi menggambarkan relasi 3 komponen penyakit yaitu


pejamu (host), penyebab (agent), dan lingkungan (environment) perubahan pada suatu
komponen  akan mengakibatkan perubahan keseimbangan yang pada gilirannya akan
mempengaruhi kejadian penyakit

Menurut model segitiga epidemiologi ini, apabila terjadi gangguan terhadap


keseimbangan hubungan segitiga inila yang akan menimbulkan status sakit. Hubungan
keseimbangan antara 3 faktor utama tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Sehat

Pada model ini dikatakan sebagai et equilibrium yaitu seimbang antara host, agent,
dan environment), tidak ada faktor yang saling menarik keuntungan dari interaksi pada model
ini. Sehingga individu dapat dikatakan dalam kondisi sehat.

Host peka terhadap penyakit

Interaksi kedua ini terjadi apabila host memberatkan keseimbangan sehingga batang
pengungkit miring ke arah host. Pada model ini host lebih peka terhadap penyakit.

Agent mendapat kemudahan menimbulkan penyakit


Pada interaksi ketiga ini dapat dikatakan bahwa agent mendapat kemudahan untuk
menimbulkan penyakit pada host. Pada model ini agent memberatkan keseimbangan
sehingga batang pengungkit miring ke arah agent.

Pergeseran kualitas lingkungan, sehingga agent mendapat kemudahan menimbulkan


penyakit

Pada interaksi keempat ini, terjadi pergeseran kualitas lingkungan, sehingga


memudahkan agent memasuki tubuh host dan menimbulkan penyakit. Dalam interaksi ini
agent akan memberatkan keseimbangan, penyebab keseimbangan karena bergersernya titik
tumpu.
Pergeseran kualitas lingkungan, sehingga host peka terhadap penyakit

Interaksi kelima adalah adanya pergeseran kualitas lingkungan, sehingga host


memberatkan keseimbangan (host sangat peka terhadap agent), penyebab ketidak
seimbangan disebabkan bergesernya titik tumpu.

Unsur Penyebab Sakit (Agent)


Unsur penyebab penyakit dapat dibedakan menjadi 2 bagian utama:

1. Penyebab/ kausal primer: Agent penyebab langsung terjadinya penyakit

 Biologis: virus, bakteri, jamur, cacing, insekta


 Nutrisi: protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan air
 Kimiawi: obat, racun, zat pengawet, zat warna
 Fisika: panas, iris, tikam
 Psikis: stress, depresi

2. Penyebab/ kausal skunder:Agent penyebab tidak langsung terjadinya penyakit, namun


ikut memperparah sakit

 Merupakan unsur pembantu/penambah parah dalam proses kejadian penyakit dan


ikut dalam proses kejadian sebab akibat terjadinya penyakit.
 Misal penyakit TB penyebab primer M. tuberkulosa, penyebab skundernya,
kurang gizi, sanitasi jelek, kepadatan penduduk

Unsur Penjamu (Host)


Unsur penjamu (host) terutama manusia dapat dibagi dalam dua kelompok sifat
utama:

1. Sifat biologis

 Umur, jenis kelamin, ras dan keturunan


 Bentuk anatomis tubuh
 Fungsi fisiologis tubuh
 Imunitas tubuh
 Kemampuan interaksi antara host dan agent secara biologis
 Status gizi dan status kesehatan

2. Sifat sosial

 Kelompok etnik, adat, kebiasaan, agama, hubungan keluarga, hubungan sosial


 Kebiasaan hidup, pola hidup

Unsur Lingkungan
Environment dibedakan 3 macam:

1. Lingkungan Biologi

 Segala flora dan fauna yang ada disekitar kita, sangat berpengaruh dan memegang
peranan penting dalam interaksi antara host dan agent
 Pengaruh lingkungan biologi dapat mendukung Host atau agent maupun merusak

2. Lingkungan Fisika

 Udara, keadaan cuaca, geografis dan geologis


 Air, baik sebagai sumber kehidupan, pencemar
 Unsur kimia, radiasi, yang mencemari udara, air, tanah

3. Lingkungan Sosial

 Sistem hukum, administrasi, politik, ekonomi


 Organisasi masyarakat
 Sistem pelayanan kesehatan, kebiasaan hidup
 Kepadatatan penduduk, kepadatan rumah tangga

Interaksi Host, Agent dan Environment

 Antara ketiga komponen (host, agent dan environment) terdapat keseimbangan yang
disebut keseimbangan ekologi.
 Mengingat kompleknya interaksi antara hospes, penyebab dan lingkungan tadi, maka
tidak ada satupun jenis penyakit yang hanya disebabkan oleh satu faktor saja, selalu
ada beberapa faktor yang saling berinteraksi dan akhirnya menimbulkan penyakit
(mulitiple causation of disease).

2.2 Model Jaring-Jaring

2.3 Model Sebab Akibat

2.4 Model Roda


Model ini menggambarkan hubungan manusia dan lingkungannya sebagai roda. Roda
tersebut terdiri atas manusia dengan substansi genetik pada bagian intinya dan komponen
lingkungan biologi, sosial, fisik mengelilingi pejamu. Ukuran komponem roda bersifat relatif,
tergantung problem spesifik penyakit yang bersangkutan. Contoh pada penyakit herediter
tentunya proporsi inti genetik relatif besar, sedang penyakit campak status imunitas pejamu
dan biologik lebih penting daripada faktor genetik. Peranan lingkungan sosial lebih besar dari
yang lainnya dalam hal stres mental, sebaliknya pada penyakit malaria peran lingkungan
biologis lebih besar.

Seperti halnya dengan model jaring-jaring sebab akibat, model roda memerlukan
identifikasi dari berbagai faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit dengan tidak begitu
menekankan pentingnya agen. Di sini dipentingkan hubungan antara manusia dengan
lingkungan hidupnya. Besarnya peranan dari masing-masing lingkungan bergantung pada
penyakit yang bersangkutan.

Teori ini merupakan pendekatan lain untuk menjelaskan hubungan antara manusia
dan lingkungan. Roda terdiri daripada satu pusat (pejamu atau manusia) yang memiliki
susunan genetik sebagai intinya. Disekitar pejamu terdapat lingkungan yang dibagi secara
skematis ke dalam 3 sektor yaitu lingkungan biologi, sosial dan fisik.

Besarnya komponen-kompenen dari roda tergantung kepada masalah penyakit


tertentu yang menjadi perhatian kita. Untuk penyakit-peyakit bawaan (herediter) inti genetik
relatif lebih besar. Untuk kondisi tertentu seperti campak, inti genetik relatif kurang penting
oleh karena keadaan kekebalan dan sektor biologi lingkungan yang paling berperanan. Pada
model roda, mendorong pemisahan perincian faktor pejamu dan lingkungan, yaitu suatu
perbedaan yang berguna untuk analisa epidemiologi.

2.5 Model Multiple Regresi


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Konsep kejadian


penyakit adalah konsep yang kompleks dan multi interpretasi, banyak faktor yang
mempengaruhi kondisi sakit dan menimbulkan penyakit . Setiap individu, keluarga,
masyarakat maupun profesi kesehatan mengartikan penyakit secara berbeda tergantung
paradigmanya.Kemampuan kognitif akan membentuk cara berpikir seseorang untuk
memahami faktor-faktor yang berkaitan penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang
kesehatan dan penyakit yang dimilikinya untuk menjaga kesehatan sendiri.Faktor emosional
juga mempengaruhi keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksankannya. Mengingat
bahwa penyakit tidak muncul dengan sendirinya tetapi muncul karena disebabkan oleh
gangguan terhadap sistem tubuh manusia.

3.2 Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://gustinerz.com/konsep-penyebab-proses-terjadinya-penyakit-melalui-segitiga-
epidemiologi/

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/03/konsep-dasar-timbulnya-penyakit.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai