PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak dicanangkannya Indonesia Sehat oleh Pemerintah Indonesia sebagaimana
tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 574/Menkes/SK/2000, dimana
visi tersebut diharapkan bahwa pada tahun 2015 bangsa Indonesia hidup dalam
lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat serta memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, sehingga memiliki derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya (Harisman dan Dina Dwi Nuryani, 2012).
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajad kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan
negara Indonesia yang ditandai penduduknya dalam lingkungan dengan perilaku yang
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang optimal
diseluruh wilayah Indonesia (Depkes. RI, 1999 dalam Betty Yuliana Wahyu Wijayanti,
2012).
Posyandu
dihayati sehingga kurang menarik, atau juga mungkin karena jarang dikunjungi petugas.
Sedangkan posyandu merupakan institusi strategis, karena melalui posyandu berbagai
permasalahan kesehatan seperti gizi dan KB dapat diketahui sejak dini, termasuk jika
ada anak balita yang mengalami gangguan tumbuh kembang (Betty Yuliana Wahyu
Wijayanti, 2012).
Menurut Basyir, dkk (2008) bahwa faktor ekstrinsik merupakan faktor
pendukung dalam meningkatkan keaktifan kader posyandu. Faktor ekstrinsik
dalamkegiatan posyandu yang berupa fasilitas posyandu dan sarana pendukung dapat
meningkatkan keaktifan kader dalam melaksanakan kegiatan posyandu. Pemberdayaan
kader melalui pelatihan, penyegaran, dan cerdas cermat, serta pengadaan alat masak dan
kebutuhan operasional, supaya kader posyandu dapat meningkatkan kinerja dan fungsi
sehingga mampu mengemban tugasnya untuk meningkatkan gizi keluarga. Insentif yang
diberikan kepada kader, adanya kemudahan bagi kader dalam pegobatan di puskesmas
dan pengurusan KTP (Kartu Tanda Penduduk) juga memberikan motivasi tersendiri bagi
keaktifan kader posyandu.
Motivasi pada kader tersebut dibentuk oleh sikap kader terhadap kegiatan
Posyandu. Sikap kader dipengaruhi oleh tingkat karakteristik kader di antaranya adalah
pendidikan, usia kader, kondisi pekerjaan, status pernikahan dan pengalaman yang
dimiliki kader (Azwar, 2002). Motivasi seseorang menurut Robin (2003), dipengaruhi
oleh banyak hal di antaranya adalah tingkat pendidikan dan usia seseorang, semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi motivasinya untuk
melaksanakan pekerjaannya. Sedangkan usia seseorang membawa dampak pada
pengalaman yang dimilikinya, semakin banyak pengalaman yang dimiliki maka
semakin tinggi motivasi yang dimilikinya (Sudarsono, 2010).
Setiap kader Posyandu memiliki sikap dan motivasi yang berbeda dalam
pelaksanaan Posyandu. Kondisi ini berdampak pada kualitas pelayanan Posyandu.
Menurut Widiastuti (2006), motivasi kader dalam melaksanakan pelayanan Posyandu
hanya pada keinginan untuk mengisi waktu luang,sebagian lagi memiliki motivasi yang
cukup idealis misalnya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam
lingkungannya.Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga
pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif
2
merupakan tujuan khusus dari revitalisasi posyandu yang salah satunya yaitu
meningkatkan pengelolaan dalam pelayanan posyandu. Tujuan dari revitalisasi
posyandu tersebut yaitu meningkatkan kemampuan/pengetahuan dan keterampilan
teknis serta dedikasi kader di posyandu, memperluas sistem posyandu dengan
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan di hari buka dan kunjungan rumah,
menciptakan iklim kondusif untuk pelayanan dengan pemenuhan sarana dan prasarana
kerja posyandu, meningkatkan peran serta masyarakat dan kemitraan dala
penyelenggaraan dan pembiayaan kegiatan posyandu dan
memperkuat dukungan
pembinaan dan pendampingan teknis dari tenaga profesional dan tokoh masyarakat,
termasuk unsur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
mencapai
1,38,
atau
terdapat
1-4
posyandu
setiap
B. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui Gambaran keaktifan kader posyandu
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran keaktifan kader posyandu.
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui keaktifan kader posyandu
2) Untuk mengetahui pengetahuan kader Posyandu
3) Untuk mengetahui keterampilan kader posyandu
4) Mengetahui pelatihan kader Posyandu
5) Untuk mengetahui motivasi (dukungan keluarga, insentif ) menjadi kader
posyandu
BAB II
KERANGKA PIKIR DAN KONSEP
A. Landasan teoritis
1. Keaktifan kader posyandu
Keaktifan menurut kamus umum bahasa Indonesia, aktif adalah giat,
rajin dalam berusaha atau bekerja. Keaktifan adalah kegiatan atau kesibukan
seseorang. Tingkat keaktifan yang dimaksud disini adalah tingkat kegiatan kader
atau kesibukan (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1996), dengan demikian kader
Posyandu yang aktif adalah kader yang giat, rajin dalam berusaha atau
bekerjaadapun keaktifan kader Posyandu merupakan kegiatan atau kesibukan
kader di kelompok Posyandu (Depkes RI, 2002).
Keaktifan kader
meningkatkan
keterampilan karesna dengan selalu hadir dalam kegiatan, kader akan mendapat
tambahan keterampilan dari pembinaan petugas maupun dengan belajar dari
teman sekerjanya.
Kategori keaktifan kader Posyandu
a. Aktif, apabila kader hadir 8 kali dalam setahun.
Posyandu,
yaitu
bulanberikutnya.
Kegiatan diskusi kelompok bersama ibu-ibu.
Kegiatan kunjungan rumah, sekaligus memberikan tindak lanjut
dan mengajak ibu-ibu datang ke Posyandu pada kegiatan bulan
berikutnya.
sepenuhnya, kemudian dari respon sikap ini akan terbentuk perilaku. Proses
perilaku baru dalam diri seseorang meliputi awerness (kesadaran) di mana
orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap
stimulus (objek),
interest
nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, trial
(mencoba) melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh
stimulus dan
adoption
Posyandu
dalam
sesudah melihat
sesudah
(menyaksikan,
mengalami
atau
diajar)
pengetahuan
adalah
kemampuan
seseorang
dalam
selama
Selama
face
implementasi
suatu
program
kemampuan
teknik
(technical
skill),
dan
kemampuan
dengan
bidangnya.
Keterampilan
manusia
adalah
praktek
diperlukan
vang,
kondisi
tertentu
atau
tindakan.
memungkinkan
Masih
terjadinya
Pengetahuan.
Pada dasarnya keterampilan kader tidak terlepas dari peran kader
dibidang kesehatan, dimana sesuai dengan buku pegangan kader serf PSM
Not-nor 2 Departemen Kesehatan RI Tahun 1987 disebutkan bahwa
kader berperan dalam kegiatan :
a. Di Pos Pelayanan Terpadu KB - Kesehatan (Posyandu). Kader
diharapkan
mempunyai
melaksanakan
kegiatan
penimbangan
Balita,
keterampilan
yang
meliputi
pencatatan
kemampuan
pendaftaran,
hasil
penimbangan,
Di
samping
diharapkan
mempunyai
keterampilan
dan
kemampuan
pelatihan
ulang
kader
dan
pengalaman
kader
selama
11
(1997)Pelatihan
adalah
setiap
usaha
untuk
Oleh sebab itu, tujuan khusus program ini ialah agar tercapainya
pemberdayaan tokoh-tokoh masyarakat dan kader Posyandu sehingga
kegiatan rutin Posyandu dapat terselenggara dengan baik dan gizi anak serta
kesehatan ibu dapat ditingkatkan. Dalam pelatihan tidak semua peserta atau
kader yang ada dalam satu desa diikutsertakan dalam pelatihan, sehingga
menyebabkan terjadi penurunan partisipasi kader.
4. Motivasi ( dukungan keluarga, insentif )
Motivasi
adalahd
dorongan
dalam
diri
seseorang
yang
13
tujuan
yang
ingin
dilakukan.Misalnya
di
kader
capai
dari
Posyandu
suatu
mendapat
perilaku
insentif
yang
atas
untuk
memotivasi
orang
tersebut
melaksanakan
masing sehingga
Manfaat
keluargaakan
keterlibatan
meningkatkan
kesehatan/
1. Pelayanan
kesehatan dasar
2. Pendidikan
3. Pelatihan
4. Umur
Keaktifan Kader
Posyandu
15
1. Motifasi
2. Pelatihan
3. Komunikasi
4. pengawasan
Kerangka Konsep
Pengetahuan
Keterampilan
Keaktifan Kader
Posyandu
Pelatihan
Motivasi
(insentif,dukungan
keluarga)
6. Definisi Operasional
16
Variabel
Keaktifan
Definisi
Aktif adalah giat, rajin
dalam berusaha dan bekerja
Metode
pengumpulan
Wawancara
Indikator
Skala ukur
Daftar hadir
interval
KMS
Imunisasi
Pemberian
vitamin A
Pernyataan responden
tentang pengetahuan
Pengetahuan
posyandu meliputi
Pemberia
tablet FE
Kuesioner
ASI ekskulusif
MP-ASI
Diare
Tugas kader 5
Interfal
meja
Keterampilan adalah hasil
Keterampilan
Ploting KMS
Keterampilan
dalam
Kuesioner
melakukan
mempelajari keterampilan
Interfal
penimbangan
kader yang
perna di ikuti
Wawancara
dalam 1 tahun
menggunakan
kusesioner
terakhir
jawabnya
Motifasi
Pelatihan
Interfal
Jenis pelatihan
yang di ikuti
Obserfasi
waktu
Dorongan diri
Interfal
menyebabkan orang
tersebut melakukan
kegiata-kegiatan tertentu
guna mencapai suatu
tujuan.
Insentif yang
perna di
berikan
Wawancara
Jenis insentif
Sumber
insentif
Frekuensi
Interfal
pemberian
insentif
mendapat imbalan
Alasan di
berikan
insentif
Wawancara
Bentuk
dukungan
Interfal
keluarga
melaksanakan kegiatan
7. Hipotesis pengumpulan data
1. Ada hubungan pengetahuan kader dengan keaktifan kader posyandu.
2. Ada hubungan keterampilan kader dengan keaktifan kader posyandu.
3. Ada hubungan pelatihan kader dengan keaktifan kader posyandu.
4. Ada hubungan motifasi (dukungan keluarga,insentif) dengan keaktifan kader
posyandu
8. Variabel pengumpulan data
18
keluarga,insentif)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
Penelitian yang kami lakukan menggunakan survey cross sectional.
B. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kelurahan Besulutu
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2016
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader posyandu yang bersedia
menjadi responden penelitian di Kel. Besulutu kabupaten konawe.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah semua kader posyandu di Kel. Besulutu
kabupaten konawe.
D. Jenis dan cara pengumpulan data
19
20
BAB IV
21
A. HASIL
1. Gambaran Umum Lokasi PKL
a. Letak Geografi
Secara geografis Kelurahan Besulutu merupakan salah satu
Kelurahan yang berada di Kecamatan Besulutu Kabupaten Konawe
Provinsi Sulawesi Tenggara. Kelurahan Besulutu memiliki tiga dusun
yaitu dusun I, dusun II dan dusun III.
b. Mata pencaharian
Mata pencaharian pokok penduduk Kelurahan Besulutu
pada umumnya sebagai petani. Mata pencaharian lain yaitu sebagai
pegawai negeri sipil (PNS) , petani , peternak , pengusaha kecil dan
menengah, dan karyawan perusahaan swasta.
c. Kependudukan
Kelurahan Besulutu dipimpin oleh seorang Lurah serta setiap
lingkungan dipimpin oleh Kepala dusun. Dalam keorganisasian
Kelurahan Besulutu terdapat sekretaris lurah, kepala kepengurusan
pemerintahan, kepala kepengurusan umum, kepala kepengurusan
pembangunan, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dan Tim
penggerak PKK.
Kependudukan di Kelurahan Besulutu
22
Jumlah
1 unit
Balai kelurahan
1 unit
Masjid
1 unit
Sumber: Data Sekunder Kelurahan Besulutu 2016
2. Gambaran Umum Kader
a. Pendidikan kader
2 orang Kader di Kelurahan Besulutu memiliki latar belakang
pendidikan terakhir SMA dan sisanya memiliki latar belakang
pendidikan terakhir SMP
b. Pengetahuan Kader
Tabel 3
Pengetahuan kader
Tingkat pengetahuan
n
%
Cukup (> 60)
3
100
Tabel 3 menunjukan bahwa sampel 100% (n=3) berada pada kategori
pengetahuan cukup.
c. Pekerjaan
Tabel 4
Pekerjaan Utama
Pekerjaan utama
IRT
PNS
Total
n
2
1
3
%
66,7
33,3
100
23
(IRT), 33,3% (n=1) berada dalam kategori pekerjaan utama kader yaitu
PNS.
d. Keterampilan Kader
Tabel 5
Keterampilan Kader
Keterampilan kader
Kurang terampil
Total
n
3
3
%
100
100
n
3
3
%
100
100
Motifasi Alasan
Tabel 7
Motifasi Alasan
motifasi alasan
Mengapdi
Mengabdi dan diperintah
Total
n
2
1
3
%
66,7
33,3
100
Motifasi insentif
motifasi insentif
Menerima
n
3
%
100
h. Motifasi Dukungan
Tabel 9
Motifasi dukungan
Motifasi Dukungan
Didukung
Total
n
3
3
%
100
100
n
3
%
100
dalam
sesudah melihat
25
yang baik diharapkan akan dapat memberikan layanan yang baik dan
bermutu pada saat
mengerti
sesudah
(menyaksikan,
mengalami
atau
diajar)
adalah upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil
untuk memotiviasi orang tersebut melaksanakan kegiatan. Dukungan dapat
timbul berbagai macam pihak seperti teman sejawat, maupun dukungn
dari pemberian kebijakan. Tetapi dukungan keluarga merupakan dukungan
yang paling terdekat dan diharpkan memberikan motivasi yang kuat bagi
kerja seorang kader.
4. Insentif
Menurut Notoatmodjo (2005), merupakan
merupakan salah satu
stimulus
bahwa insentif
untuk
26
karyawan disuatu
organisasi kerja.
BAB V
ANALISIS MASALAH
A. Identifikasi Masalah
- Seluruh (100%) kader di Kelurahan Besulutu tidak pernah mengikuti
-
B. Prioritas Masalah
Tabel 11
Penentuan Prioritas Masalah Kader Kesehatan di Desa Mumundowu
No
.
2
3
4
Masalah
Pelatihan
Keterampilan
Domisili
Importancy
P
S
5
5
4
4
5
2
RI
3
5
2
Jumlah
4
4
1
3
4
1
900
1280
20
*Keterangan :
P
S
RI
T
R
=
=
=
=
Besarnya masalah
Akibat yang ditimbulkan oleh masalah
Kenaikan besarnya masalah
Kelayakan teknologi makin layak teknologi untuk mengatasi
masalah maka makin diprioritaskan
= Sumber daya yang tersedia termasuk tenaga, dana, dan sarana.
semakin tersedia sumber daya semakin di prioritaskan.
27
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan prioritas masalah di atas dapat dirumusankan masalah yang
akan dilakukan intervensi adalah keterampilan kader kesehatan di Kelurahan
Besulutu Kecamatan Besulutu . Seluruh kader di Kelurahan Besulutu tidak
terampil dalam melakukan penimbangan dan pencatatan pada KMS.
D. Penyebab Masalah
Penyebab rendahnya keterampilan di Kelurahan Besulutu digambarkan dengan
kerangka pohon masalah sebagai berikut:
Keterampilan
kader
Kurang
pengetahuan
Kurang pelatihan
kader
Kurang informasi
media
Gambar 2. Bagan Pohon masalah Keterampilan Kader
1. Tujuan masalah
Rendahnya
keterampilan
kader
di
Kelurahan
Besulutu
Kurang pelatihan
kader
Kurang informasi
media
BAB VI
RENCANA KERJA PROGRAM INTERVENSI GIZI
28
Penyebab masalah
Kurang pengetahuan
Kurang pelatihan
Kurang Media
Informasi
Efektifitas
M
I
Pengetahuan
Penyuluhan kader
Pelatihan kader
Perekrutan kader dan pelatihan
tentang pencatatan KMS secara 5
lintas sektoral.
Media Informasi
Membuat media informasi (leaflet)
4
yang berisi materi teknik dalam
pencatatan KMS
Efisiensi
C
Jumla
h
15
20
16
29
Pelatihan Kader
30
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Kader di Kelurahan Besulutu memiliki latar belakang pendidikan terakhir adalah
SMA ada 2 orang sedangkan 1orang pendidikan SMP.
2. Kader di Kelurahan Besulutu memiliki pekerjaan sebagai PNS ada 1 orang,
selain itu memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga.
3. Semua kader di Kelurahan Besulutu memiliki pengetahuan baik.
4. Semua kader di Kelurahan Besulutu aktif dalam hal kehadiran di Posyandu
5. Semua Kader di Kelurahan Besulutu tidak terampil dalam mengisi KMS
B. Saran
Berdasarkan pengumpulan data yang telah kami lakukan pada Kelurahan
Besulutu kecamatan Besulutu kami menyarankan untuk lebih memperhatikan
mengenai cara-cara/langkah-langkah mengisi KMS.
31
DAFTAR PUSTAKA
Harisman, dan Nuryani. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keaktifan Kader Posyandu Di Desa Mulang Maya Kecamatan
Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utara Tahun 2012.
Skripsi.
.......... Profil Kesehatan Profinsi Sulawesi Tenggara, 2012.
Sudarsona. 2010. Hubungan Sikap Dan Motivasi Dengan Kinerja Kader
Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Talun Kabupaten Blitar.
Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
2010
Yulisma. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan
Kader Posyandu Dalam pelayanan Kesehatan Di Kemukiman
Tiro
Kecamatan
Tiro
Puhpelem
Kecamatan
Puhpelem
Kabupaten
32