Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM GIZI KULINER

(PUDING ROTI PADAT ENERGI MODISCO)

LAPORAN PRAKTIKUM
(MODISCO III)

Dosen Pengampu :
Inayatul Ilahiyah, S.Gz

Penyusun :
Ajeng Lailatul Maghfiroh
201701001
Sarjana Gizi

PROGRAM STUDI GIZI


STIKES DELIMA PERSADA GRESIK
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas limpahan nikmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Puding Padat Energi Modisco”.
Makalah ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas yang diberikan yaitu mata kuliah
gizi kuliner.
Kami menyadari sepenuhnya, dalam penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan,
disana sini banyak sekali kekurangan dan kelemahan. Ini tidak lain karena keterbatasan kami
dalam mencari sumber-sumber yang dapat dijadikan referensi dan juga keterbasan pengetahuan
yang kami miliki. Oleh karena itu kepada semua pihak kiranya dapat memberikan kritik dan saran
demi perbaikan penulisan makalah ini.
Selanjutnya saya sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen pengasuh, yang telah membantu dalam penulisan makalah ini, mudah-mudahan amal baik
yang diberikan akan mendapat imbalan dari yang Maha Kuasa, amiin. Kami sangat berharap
makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Oleh karena itu, sangat diharapkan saran dan kritik demi
perbaikan penulisan makalah ini.
Gresik, 14 Februari 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 JUDUL PRAKTIKUM


Judul praktikum gizi kuliner yang dilakukan kali ini adalah puding roti padat energi
modisco III.

1.2 WAKTU PELAKSANAAN


Waktu pelaksanaan praktikum gizi kuliner ini adalah pada hari sabtu yang
bertepatan pada tanggal 16 februari 2019.

1.3 LATAR BELAKANG


Setelah terjadinya krisis moneter yang berkepanjangan pada awal tahun 2000 an,
angka gizi buruk di Indonesia semakin meningkat. Meskipun pihak pemerintah telah
berusaha mengurangi angka gizi buruk ini dengan usaha antara lain membagikan susu dan
bubur gratis untuk anak gizi buruk, tetapi hal ini masih belum juga mengatasi masalah gizi
buruk yang terjadi di masyarakat Indonesia.
Kendalanya antara lain karena selera makan anak yang kurang jadi meskipun sudah
mendapatkan makanan dan orang tua sudah bersusah payah menyiapkan makanan dengan
baik tetapi sang anak menolak untuk makan. Masalah ini sering dikeluhkan oleh terutama
ibu-ibu di Indonesia. Penyebab anak tidak mau makan antara lain karena kurangnya
pengetahuan ibu dalam membuat variasi makanan, anak tidak dibiasakan makan teratur,
anak terbiasa jajan, banyak konsumsi MSG dan lain-lain.
Salah satu trik yang bisa digunakan untuk menanggulangi gizi buruk adalah dengan
pemberian modisco bagi balita gizi buruk. Sebelumnya kita bahas dulu mengenai
MODISCO. MODISCO adalah MODIFIED DRIED SKIMED MILK and COCONUT
OIL. Modisco yang banyak di gunakan di Indonesia merupakan modifikasi dari Modisco
yang di gunakan di Uganda. Modifikasi dilakukan dengan pertimbangan ketersediaan
bahan lokal, selera, daya cerna, kebutuhan kalori serta tingkat KEP sendiri.

1.4 TUJUAN
Tujuan dari praktikum gizi kuliner pembuatan modisco ini adalah untuk memahami
dan mengetahui cara membuat makanan padat gizi dalam porsi kecil untuk balita seperti
MODISCO agar dapat memabntu dalam proses penyembuhan dan pemulihan balita atau
pasien penderita KEP.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Kekurangan Energi Protein


Berdasarkan kondisi berat ringannya kekurangan energi yang terjadi
diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu KEP ringan sedang dan berat. Sedangkan
secara klinis terbagi menjadi tiga kategori, yaitu kwashiorkor, marasmus dan marasmik
kwashiorkor. Kwashiorkor merupakan penyakit yang disebabkan kekurangan protein dan
kalori, ditemukan pada anak berusia 6 bulan sampai 6 tahun. Pertumbuhan selama 6 tahun
pada anak sangat cepat, sehingga anak-anak tersebut lebih banyak memerlukan kalori dan
proteindan bila kekurangan dapat menimbulkan terjadinya kwashiorkor. Gejala utamanya
adalah pertumbuhan terhambat, badan bengkak, tangan, kaki serta wajah lesu dan cengeng,
rambut tidak sehat, perut buncit serta kaki kurus bengkak.
Marasmus adalah gejala kelaparan yang hebat sehingga badan menjadi sangat kurus
dan tinggal kulit membalut tulang. Penyebabnya karena makanan yang dikonsumsi tidak
memenuhu kecukupan kalori, dan memaksa tubuh untuk melakukan metabolisme terus
menerus menggunakan cadangan energi. Marasmus sering terjadi pada anak pada tahun
pertama kehidupannya. Gejal utamanya adalah kurus, kecil, wajah seperti orang tua, kepala
membesar dan tidak sesuai umur, anak apatis dan cengeng, mudah terkena penyakit infeksi,
diare dan dehidrasi.
Marasmik kwashiorkor merupakan gbungan dari kwashiorkor dan marasmus, yang
disebabkan karena kekurangan protein dan kalori yang sangat parah yang mengakibatkan
terjadi oedema atau bengkak, menurunnya kadar albumin, kulit mengering dan kusam serta
otot menjadi lemah. Apapun bentuk kekurangan energi protein yang terjadi, biasanya akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun mental sehingga
anak mengalami penurunan kecerdasan yang sifatnya permanen.

2.2 Makanan Padat Gizi


Usaha-usaha prevntif terhadap terjadiny masalah kekurangan gizi pada anak telah
dilakukan, seperti adanya pemberian makanan tambahan pada balita saat adanya posyandu
(Pos Pelayanan Terpadu) yang dilaksanakan setiap bulan bahkan setiap minggu saat
posyandu paripurna, penyuluhan gizi pada ibu balita, namun hal ini belum cukup. Perlu
penanganan yang lebih intensif sehingga KEP dapat dicegah maupun diobati. Salah satunya
adalah dengan pemberian makanan padat gizi.
Makanan padat gizi merupakan formula makanan yang mengandung zat gizi yang
tinggi namun dalam jumlah atau porsi yang kecil. Syarat yang harus dipenuhi untuk
membuat makanan padat gizi adalah makanan yang mengandung protein berhayati tinggi,
tinggi kalori, cukup vitamin, mineral dan cairan, kedua makanan harus mudah diserap dan
mudah dicerna, ketiga porsiny akecil dan kandungan protein 3-5 gr protein/BB serta 160-
175 kalori/kg BB.
Adapun makanan padat gizi yang telah terbukti dpat mengatasi masalah
kekurangan gizi adalah MODISCO yang merupakan singkatan dari modified dried skimed
milk and coconut oil. Formula ini terdiri dari campuran susu, gula dan minyak dengan
takaran tertentu sehingga menjadi padat gizi dalam porsi kecil. Pada kondisi anak yang
semakin baik, formula ini bisa dipadukan dengan bahan lain sehingga terbentuk atau
tercipta makanan modifikasi lain yang apabila dikonsumsi oleh anak dapat meningkatlan
berat badan dengan cepat.
Disamping itu, modifikasi dari formula modisko ini tidak hanya bisa diberikan
kepada anak gizi kurang tetapi juga dapat diberikan kepada penderita penyakit infeksi
kronis, orang yang berolahraga berat, orang lanjut usia dan juga pada remaja atau orang
dewasa yang ingin meningkatkan berat badan.

2.3 Cara Membuat MODISCO


Komposisi makanan padat gizi sesuai jenis formula yaitu makanan modifikasi
padat gizi, mengandung tinggi energi dan protein, formula ini dikembangkan berdasarkan
kemampuan anak dan kondisi anak kekurangan gizi sehingga tercipta formula modisco
dengan standar nilai gizi yang berbeda, ada 3 macam formula MODISCO dengan
kandungan gizi yang berbeda, yaitu MODISCO 1, MODISCO 2, dan MODISCO 3.
Adapun cara membuat formula modisco yaitu sebagai berikut, ada 2 cara
pembuatan formula MODISCO. Yang pertama dengan cara mencampurkan semua bahan
dengan air matang secukupnya, kemudian diblender, tambahkan air sesuai volume yang
ditentukan kemudian di tim selama 15 menit. Untuk memudahkan sebaiknya dibuat
sebanyak 1000 c, sehingga takaran diatas dikalikan 10. Cara yang kedua yaitu dengan cara
mencampurkan tepung susu dengan gula tambahkan air secukupnya, tuangi minyak atau
margarin cair sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai tercampur, kemudian tambahkan
air sesuai volume yang ditentukan, tim selama 15 menit.
Formula MODISCO dapat diberikan sebagai minuman atau makanan utama atau
selingan setelah dimodifikasi dengan bahan makanan lain seperti penambahan maizena,
tepung beras, buah-buahan, tempe dan lain-lain.

2.4 Metode Pemberian Makanan Pada Anak Kekurangan Gizi


Pemberian makanan merupakan bagian kritis dalam manajemen gizi buruk atau
kekurangan gizi. Pemberian makan harus dimulai secara hati-hati, dengan frekuensi yang
sering, dan jumlah sedikit (porsi kecil tapi sering). Jika pemberian makanan dimulai terlalu
agresif atau makanan mengandung terlalu banyak protein atau sodium, akan mengganggu
system tubuh dan dapat menyebabkan kematian.
Untuk anak yang tidak mengalami hipotermia, dehidrasi atau septic shock, harus
segera diberikan formula makanan. Dan bagi anak di bawah dua tahun dan masih
mendapatkan ASI agar tetap diberikan. Ada 3 tahap fase yang dalam pemberian makanan
pada anak kekurangan gizi, yaitu yang pertama fase stabilisasi yang merupakan fase awal
untuk menstabilkan anak, pada kondisi ini anak dalam kondisi kritis, biasanya mengalami
infeksi parah. Hipotermia, dehidrasi dan hipoglikemi. Pemberian makanan harus hati-hati
dan bertahap, sedikit demi sedikit. Sampai bisa menerima makanan sesuai kebutuhan.
Biasanya diberikan formula awal. Fase kedua yaitu fase transisi yang ditandai dengan tidak
adanya gejala hipotermia, hipoglikogen, pemberian makanan dapat ditingkatkan dengan
pemberian formula yang lebih baik. Fase transisi merupakan fase pemulihan sehingga anak
bisa menerima makanan sesuai umurnya. Fase ketiga yaitu fase rehabilitasi yang
merupakan fase tumbuh kejar dengan memberikan makanan padat gizi. Pada fase ini anak
telah memiliki nafsu makan yang cukup baik, sehingga dapt diberikan makanan yang sesuai
dengan umurnya. Untuk mempercepat pertumbuhan dapat diberikan makanan formula gizi,
yang dimodifikasi dengan penambahan bahan makanan yag lain untuk meningkatkan nilai
gizinya. Misalnya modifikasi tempe, modifikasi sari buah ataupun modifikasi bahan lain.
Makanan padat gizi merupakan formula makanan yang sangat baik diberikan
kepada anak kekurangan gizi. Hal ini dikarenakan formula ini mengandung gizi yang tinggi
dengan volume yang kecil sehingga mudah diberikan kepada anak, sehingga dapat
mempercepat peningkatan berat badan.
BAB IIl
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat:
1. Panci (1)
2. Baskom (1)
3. Piring saji (1)
4. Pisau (1)
5. Sendok (1)
6. Garpu (1)
7. Pengukus (1)
8. Pengaduk (1)

3.2 Bahan – Bahan


Porsi : 5 buah
Bahan puding roti :
1. Roti tawar ½ bungkus
2. Margarin atau minyak 3 gr
3. Gula pasir 16 gr
4. Telur ½ butir
5. Vanili secukupnya
Bahan MODISCO III :
1. Susu dancow putih 25 gr
2. Gula pasir 25 gr
3. Minyak 25 gr
4. Air 500 ml
5. 1 butir telur

3.3 Prosedur Pengolahan


1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Susu putih bubuk diencerkan dalam air sampai dengan 500 cc.
3. Roti tawar disobek-sobek.
4. Margarin atau minyak dipanaskan.
5. Masukkan susu dancow putih, gula pasir, minyak atau margarin cair, kemudian diaduk
hingga tercampur.
6. Tambahkan vanili dan roti yang telah disobek, aduk hingga tercampur.
7. Masukkan telur dan diaduk sampai rata.
8. Tuang ke dalam cetakan puding.
9. Letakkan dalam pengukus selama 15 menit.
10. Hidangkan puding roti MODISCO.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil
Gambar Referensi :

5.2 Pembahasan
Dari praktikum gizi kuliner modisco di atas dapat dikketahui bahwa puding roti modisco
adalah makan padat gizi dalam jumlah atau porsi kecil yang dapat membantu proses
penyembuhan anak kurang gizi atau gizi buruk.
Lampiran

Resep
Porsi : 5 buah
Bahan puding roti :
1. Roti tawar ½ bungkus
2. Margarin atau minyak 3 gr
3. Gula pasir 16 gr
4. Telur ½ butir
5. Vanili secukupnya
Bahan MODISCO III :
1. Susu dancow putih 25 gr
2. Gula pasir 25 gr
3. Minyak 25 gr
4. Air 500 ml
5. 1 butir telur

Cara Membuat Puding MODISCO III :


1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Susu putih bubuk diencerkan dalam air sampai dengan 500 cc.
3. Roti tawar disobek-sobek.
4. Margarin atau minyak dipanaskan.
5. Masukkan susu dancow putih, gula pasir, minyak atau margarin cair, kemudian diaduk
hingga tercampur.
6. Tambahkan vanili dan roti yang telah disobek, aduk hingga tercampur.
7. Masukkan telur dan diaduk sampai rata.
8. Tuang ke dalam cetakan puding.
9. Letakkan dalam pengukus selama 15 menit.
10. Hidangkan puding roti MODISCO.

Anda mungkin juga menyukai